Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Adapun latar belakang turunnya ayat 122 dalam Surat At-Taubah adalah terdapat beberapa pendapat, diantaranya : 1. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dari Ikrimah, berkata : ketika diturunkan ayat (jika kamu semua tidak pergi (ke madan perang), maka Allah akan menyiksamu dengan siksa yang pedih, pada waktu itu orang-orang telah meninggalkannya di pelosok dan mengajarkan kepada kaum mereka, kemudian orangorang munafik berkata : orang-orang telah berada di pelosok, maka hancurlah penduduk pelosok alu turunlah ayat : 2. Diriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Amir, berkata : karena saking semangatnya orang-orang mukmin untuk berjihad, maka ketika diutus oleh Rasulullah saw. untuk berjihad, mereka semua keluar (pergi berjihad) dan meninggalkan Rasulullah saw. di Madinah sendirian, lalu turunlah ayat ini. 3. Menurut Thanthawi Jauhari, ayat ini menerangkan sebagian hukum-hukum jihad. Hal ini karena menentang orang-orang munafik yang menjelek-jelekkannya. Rasulullah mengutus pasukan, maka semua orang berangkat untuk berperang dan tidak ada satupun orang yang tinggal bersama Rasulullah, lalu turunlah ayat ini. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa hukum berjihad ? 2. Bagaimana sebaiknya berjihad dalam suatu kelompok ? 3. Apa hukum menuntut ilmu yang sesuai dengan surat At-Taubah ayat 122 ?

1.3. Tujuan 1. Mengetahui hukum berjihad sesuai dengan kandungan surat At-Taubah ayat 122 2. Mengetahui bagaimana berjihad dalam suatu kelompok 3. Mengetahui hukum menuntut ilmu sesuai dengan kandungan surat At-Taubah ayat 122

BAB II MATERI ISI 2.1. Ayat dan Terjemah

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya 2.2.Kosa kata

: terkejut karena sesuatu [1] : sekumpulan manusia[2] : menazarkan sesuatu[3] : waspada[4]

2.3.Tafsir Ayat Dalam ayat ini dibahas enam masalah, yaitu : Pertama, firman Allah SWT sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu maksudnya adalah perintah jihad bukanlah fardhu ain, melainkan fardhu kifayah, karena jika setiap orang pergi berjihad, maka tidak akan ada lagi generasi muda.[5] Kedua, ayat ini adalah asal perintah untuk menuntut ilmu, karena makna ayat tersebut adalah, tidaklah patut semua mukmin keluar untuk berjihad, sedangkan Nabi Muhammad SAW berada di Madinah tidak ikut berperang. Maksudnya adalah tidak dituntut semuanya berjihad sedangkan sisa dari setiap kelompok tinggal bersama Nabi dan mendalami ilmu agama.[6] Ketiga, secara bahasa, kata artinya kelompok orang Dalam bahasan ini maksud kata adalah sekelompok orang, dilihat dari dua segi, yaitu logika dan bahasa. Keempat, firman Allah SWT, dhamir (kata ganti) pada kalimat tersebut untuk mereka yang menetap bersama Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini seperti yang dikemukakan oleh Qatadah dan Mujahid. Sedangkan Al-Hasan mengatakan bahwa dhamir dari dua kaliamat tersebut untuk mereka yang berjihad.

Menurut Al-Qurtubi, pendapat Mujahid dan Qatadah lebih jelas, yaitu hendaknya mereka yang tidak ikut dalam pasukan dan tinggal bersama Nabi SAW, lebih mendalami ilmu-ilmu agama. [7] Kelima, hukum menuntut ilmu terbagi dua, yaitu : 1) Menurut Al-Qurtuby, dalilnya adalah hadits berikut ini :

sesungguhnya menuntut ilmu adalah sesuatu yang diwajibkan 2) Fardhu kifayah, seperti memperoleh hak-hak, menegakkan (hukum) hudud, dan melerai dua orang yang bertengkar. Hal-hal demikian tidak harus dipelajari olehi setiap individu, karena hanya akan mengurangi hal-hal lain yang lebih penting dalam hidupnya. Oleh karena itu, perlu pembagian dalam menangani hal-hal tersebut sesuai dengan kemampuan yang diberikan Allah SWT kepadanya.[8] Keenam, menuntut ilmu memilki keutamaan dan martabat yang mulia. Sabda Nabi SAW yang menyebutkan bahwa para malaikat akan menaungi penuntut ilmu dengan sayapnya, memiliki dua pengertian, yaitu : 1) Malaikat merahmatinya, sebagaimana Allah wasiatkan kepada anak-anak untuk berbuat baik kepada orang tua mereka, seperti firman Allah,

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh keakungan (Qs Al-Israa [17]: 24) 2) Malaikat membentangkan sayapya, seperti yang disebutkan dalam riwayat, bahwa para mlaikat membentangkan sayapnya. Atau apabila para malaikat melihat orang menuntut ilmu karena mengharap ridha Allah, maka malaikat akan mengembangkan sayapnya untuk melindunginya dari segala kesusahan yang dia hadapi selama menuntut ilmu. Oleh karena itu, dengan naungan para malaikat, maka jarak yang jauh terasa dekat, dan dia tidak akan terkena musibah dalam perjalanan, seperti sakit, kekurangan harta, dan tersesat di jalan. [9] 2.4.Inti Makalah Sebagian dari kaum muslimin harus ada yang bertekun menuntut ilmu pengetahuan dan mendalami ilmu-ilmu agama, agar mereka kemudian dapat menyebarkan ilmu serta menjalankan dakwah lebih baik. Dan setiap pribadi muslim harus diberi tahu tentang ajaran-ajaran dan hukum-hukum agamanya, agar ia dapat menjaga diri dari larangan agama, dan dapat melaksanakan perintah-perintahnya dengan baik.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berjihad bukanlah fardhu ain melainkan fardhu kifayah. Karena sebaiknya ada satu kelompok yang pergi berjihad dan kelompok lainnya mendalami ilmu. Sehingga jika kelompok yang berjihad kembali dari medan laga, maka kelompok yang menuntut ilmu menggambarkan apa yang telah dipelajari dan mengajarkannya. Menuntut ilmu memiliki keutamaan dan martabat yang mulia. Hukum menuntut ilmu ada dua, yaitu :

Fardhu ain seperti shalat, zakat, dan puasa Fardhu kifayah seperti memperoleh hak-hak, melerai dua orang yang bertengkar dan menegakkan hukum.

3.2.Saran Demikianlah makalah yang dapat kami selesaikan. Kami mengetahui bahwa makalah kami belum sempurna, oleh karena itu besar harapan kami agar teman-teman dapat memberikan kritik dan sarannya demi kesempurnaan makalah kami.

Anda mungkin juga menyukai