Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS


PADA IBU HAMIL DAN BERSALIN DENGAN GONORHOE

Oleh:
NISWATUN NAJA (0121579)
NI WAYAN DEWI PUTRIANI (0121581)

AKADEMI KEBIDANAN
NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala perlindunagn, karunia dan rahmat dari Ida Sang
Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan Kebidanan Patologis pada Ibu
Hamil dan Bersalin dengan Gonorhoe, dalam menyelesaikan makalah ini penulis
banyak sekali mendapatkan bantuan, dukungan moril dari berbagai pihak dan
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Kartika Sari,
S.SiT.M. Keb, ibu Rini Susanti, S.SiT.M.kes, ibu Moneca Dyah L. S.SiT dan ibu
Puji Lestari,S.SiT selaku dosen pengampu mata kuliah ASKEB V (komonitas),
dan kepada kakak- kakak, teman- temen yang sudah memberikan bantuan dan
masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyajikan yang terbaik, dan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebsb itu. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan
yang bersifat membangaun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat di pergunakan
dengan sebaik- baiknya.

Ungaran, 2 Maret 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman judul............................................................................................

Kata pengantar...........................................................................................

ii

Daftar isi....................................................................................................

iii

BAB I Pendahuluan...................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................

B. Tujuan Penulisan.......................................................................

1. Tujuan Umum........................................................................

2. Tujuan khusus........................................................................

C. Manfaat Penulisan.....................................................................

BAB II ISI.................................................................................................

A. Pengertian.................................................................................

B. Patofisiologi..............................................................................

C. Manifestasi Klinis.....................................................................

D. Tanda dan Gejala......................................................................

10

E. Masa Intubasi dan Diagnosis Gonore........................................

11

F. Cara Penularan...........................................................................

11

G. Pencegahan dan Penanggulangan.............................................

11

H. Pengobatan................................................................................

12

BAB III Manajemen Asuhan Kebidanan...................................................

14

I. Pengkajian..................................................................................

14

A. Data Subyaktif......................................................................

14

B. Data Objektif........................................................................

16

II. Interprestasi Data Dasar............................................................

18

III. Mengidentifikasi Diagnosa Pontensial....................................

19

IV. Identifikasi kebutuhan segera..................................................

19

V. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh................................

20

VI. Melaksanakan Perencanaan.....................................................

20

VII. Evaluasi..................................................................................

21

BAB IV. Penutup.......................................................................................

24

A. Kesimpulan............................................................................

24

B. Saran.......................................................................................

25

iii

iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,
rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan bagian
tubuh yang lain.Prevalensi Gonore: The US Centers for Disease Control
memperkirakan bahwa lebih dari 700.000 orang di AS gonorrheal
mendapatkan infeksi baru setiap tahun. Hanya sekitar separuh dari infeksi ini
dilaporkan. Gonore Gejala: Walaupun beberapa kasus mungkin asimtomatik,
ketika gejala muncul, mereka sering ringan dan biasanya muncul dalam waktu
2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari penis, vagina,
atau dubur dan membakar atau gatal saat buang air kecil. Pada wanita, gonore
dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Menurut data dari Komisi Nasional Anak terdapat sekitar 300.000
Pekerja Seks Komersial (PSK) wanita di seluruh indonesia, sekitar 70.000
diantaranya adalah anak dibawah usia 18 tahun. Jumlah PSK wanita yang
banyak selain menimbulkan masalah sosial juga menimbulkan banyak
masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang utama terjadi pada PSK adalah
penyakit menular seksual (PMS), yaitu penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual. PSK wanita dapat menjadi sumber penularan
kepada masyarakat melalui laki-laki konsumennya. PMS yang umum terjadi
di masyarakat adalah Gonorrhea (16-57,7% dari kasus PMS), kemudian Non
Gonococal uretritis (24-54%), Candidiasis (23%), Tricomoniasis, Syphilis,
Condiloma, Genital Herpes.
WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru
PMS (penyakit menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika,
Asia, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Di negara industri prevalensinya
sudah dapat diturunkan, namun di negara berkembang prevalensi gonore
menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan
1

infeksi HIV/AIDS, United States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan


bahwa di daerah yang tinggi prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula
prevalensi HIV/AIDS dan banyak ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi.
Kelompok seksual berperilaku berisiko tinggi antara lain commercial sex
workers (CSWs). Berdasarkan jenis kelaminnya, CSWs digolongkan menjadi
female commercial sexual workers (FCSWs) wanita penjaja seks (WPS) dan
male commercial sexuall workers (MCSWs)3,4,5.
Gonorrhea, jenis PMS klasik yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Neisseria gonorrhoeae, keberadaannya sudah diketahui sejak zaman
Hipocrates, namun sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan yang
belum dapat diatasi secara tuntas. Penyakit ini banyak ditemukan hampir di
semua bagian dunia. Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62
juta kasus baru gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Di Amerika Serikat pada tahun 2004 terdapat 330.132 kasus
penyakit infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae, dengan ratarata 113,5 kasus
per 100.000 penduduk. Di Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah resisten terhadap Ciprofloxacin,
dari 6,6% kasus pada tahun 1993-1994 menjadi 24,4% kasus pada tahun 19971998.Di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988,
angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000 penduduk.Beberapa
penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita
menunjukkan

bahwa

prevalensi

gonorrhea

berkisar

antara

7,4

50%.Keberadaan gonorrhea di masyarakat ibarat gunung es, hanya diketahui


sebagian kecil di permukaan saja namun sesungguhnya lebih banyak kasus
yang tidak terungkap datanya.
Penentuan diagnosis penyakit

Gonorrhea dengan pemeriksaan

mikrobiologis, mencari mikroorganisme penyebab penyakit Gonorrhea yaitu


bakteri Neisseria gonorrhoeae.Keberadaan bakteri diplococcus Gram negative
intraseluler di dalam lendir endoservix menunjukkan telah terjadi infeksi
pathogen, karena bakteri ini bukan anggota flora normal vagina. Infeksi oleh
bakteri ini menimbulkan penyakit Gonorrhea yang terutama menyerang
saluran urogenital pada laki-laki dan perempuan, dapat pula menginfeksi
2

permukaan mukosa lainnya (mukosa konjunctiva mata, mukosa mulut,


mukosa faring, mukosa rektum) dan dapat pula menyebar ke persendian
(meskipun jarang). (http://dormaniperonika.blogspot.com/2012/12/penyakitgonore.html).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan patologis pada ibu
hamil dengan gonorhoe.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data tentang manajemen asuhan
kebidanan patologis pada ibu hamil dengan gonorhoe.
b. Mampu melaksanakan interpretasi data yang meliputi diagnosa
kebidanan dan masalah berdasarkan hasil pengkajian pada manajemen
asuhan kebidanan patologis pada ibu hamil dengan gonorhoe.
c. Mampu mengidentifikasi diagnose potensial pada manajemen asuhan
kebidanan patologis pada ibu hamil dengan gonorhoe.
d. Mampu membuat antisipasi tindakan segera terhadap masalah
berdasarkan diagnose potensial yang sudah diidentifikasi pada
manajemen asuhan kebidanan patologis pada ibu hamil dengan
gonorhoe.
e. Mampu membuat rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh sesuai
kebutuhan pasien pada manajemen asuhan kebidanan patologis pada
ibu hamil dengan gonorhoe.
f. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang dibuat secara
efektif, efisien dan aman pada manajemen asuhan kebidanan patologis
pada ibu hamil dengan gonorhoe.
g. Mampu melakukan evaluasi dari asuhan yang telah dilaksanakan pada
manajemen asuhan kebidanan patologis pada ibu hamil dengan
gonorhoe.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan pemahaman mengenai manajemen asuhan kebidanan
patologis pada ibu hamil dengan gonorhoe.
2. Bagi Institusi

Memberikan pembelajaran tentang manajemen asuhan kebidanan


patologis pada ibu hamil dengan gonorhoe.

Mengevaluasi

sejauh

mana

diterapkannya

manajemen

asuhan

kebidanan patologis pada ibu hamil dengan gonorhoe.


3. Bagi Pembaca
Memberikan wawasan tentang manajemen asuhan kebidanan patologis
pada ibu hamil dengan gonorhoe kepada pembaca pada umumnya dan
calon tenaga medis khususnya.

BAB II
ISI
A. PENGERTIAN
Gonore adalah infeksi menular seksual pada epitel dan umunya
bermanifestasi sebagai cervicitis, uretritis, proctitis, dan conjungtivitis. Bila
tidak diterapi, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi lokal seperti
endometritis, salpingitis, TOA, bartolinitis, peritonitis, dan perihepatitis pada
pasien wanita, periuretritis dan epididimitis pada pasien pria, dan oftalmia
neonatorum pada neonatus. Gonokokemia diseminata merupakan kejadian
yang jarang dan bermanifestasi sebagai lesi kulit, tenosinovitis, arthritis, dan
pada kasus jarang endokarditis atau meningitis.
Penyakit menular seksual juga disebut penyakit venereal merupakan
penyakit yang paling sering ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit
ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih
tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh
dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui
transportasi udara. Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian
tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi
selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan
reproduksi.Penyebab

dari

Gonore

gonorrhoeae.Neisseria gonorrhoeae

adalah

adanya

kuman

Neisseria

adalah kuman gram negatif bentuk

diplokokus yang merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Perantara


dari kuman ini adalah manusia, tempat kuman keluar berasal dari
penis,vagina,anus,mulut,cara penularan dari penyakit ini adalah dengan kontak
seksual secara lansung ,tampat kuman ini masuk berasal dari penis, vagina,
anus, mulut serta orang yang bisa terkena adalah orang-orang yang
berhubungan seks dengan cara yang tidak aman. Kuman ini bersifat fastidious
dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia
juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan
hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual
5

dan masa inkubasi terjadi sekitar 25 hari. Neisseria Gonorrhoeae dapat


menyebabkan infeksi menular seksual yang biasa disebut dengan Gonore.
Rendahnya sistem imun didalam tubuh seseorang akan mempermudah
penyakit ini berkembang didalam tubuh. Dalam keadaan biasa apabila sistem
imun

terdedah

kepada

organisma

asing

ia

bertindak-balas

dengan

menghasilkan antibodi dan rangsangan limfosit spesifik-antigen, yang


membawa kepada pemusnahan mikroorganisma dan peneutralan produkproduk toksik (toksin). Fungsi penting sistem imun ialah untuk mengawasi
sel-sel tubuh supaya tidak menimbulkan keabnormalan. fungsi sistem imun:
Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur,
dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh,Menghilangkan jaringan
atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan,Mengenali dan
menghilangkan sel yang abnormal,Sasaran utama: bakteri patogen & virus
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel
mast).Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain
dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan,penyakit gonorea dapat berkembang dalam tubuh.
Penyakit Gonore ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan
diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria
dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. Gonorrhoeae dan N. Meningitidis yang
bersifat patogen serta N. Catarrhalis dan N. Pharyngis ini sukar dibedakan
kecuali dengan tes fermentasi.Gonore termasuk golongan diplokok berbentuk
biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u bersifat tahan asam. Pada
sediaan langsung dengan pewarnaan Gram bersifatGram negatif, terlihat diluar
dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas. Dan akan cepat mati
dalam keadaaan kering, tidak tahan suhu 39 derejat C, dan juga tidak tahan
pada zat desinfektan.Secara morfologik gonokok ini terdiri atas 4 tipe yaitu,
6

tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang
tidak mempunyai pili dan bersifat non virulen.Pili akan melekat pada mukosa
epitel dan akan menimbulkan reaksi radang. Daerah yang paling mudah
terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang
belum berkembang ( immatur ), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
B. Patofisiologi
Infeksi dimulai dengan adhesi pada sel mukosa ( urethra, vagina,
rectum, tenggorok )kemudian penetrasi ke submukosa dan menyebar baik
secara langsung maupun hematogen.
1. Langsung pada pria menyebabkan prostatitis dan epididymitis, sedangkan
pada wanita langsung menyebar ke kelenjar Bartholin, paraserviks, tuba
falopii, dst.
2. Hematogen
Hanya 1% kasus, kebanyakan dari asymptomatic infection pada wanita.
Inidisebabkan adanya kelainan pertahanan tubuh, misalnya. Defisiensi C69 atau bakteri yang kebal terhadap antibodi dan komplemen, bakteri
dengan protein porin A pada dinding sel kemudian menginaktivasi C3b.
Manifestasi berupa arthritis, lesikulit, dan tenosynovitis.
C. Manifestasi Klinis
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara
2-5 hari, kadang-kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita
telah mengobati diri sendiri, tetapidengan dosis yang tidak cukup atau gejala
sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita. Pada wanita masa
tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumny aasimptomatik.Tempat
masuk kuman pada pria di uretra menimbulkan uretritis. Yang paling sering
adalah uretritis anterior akuta dan dapat menjalar ke proksimal, dan
mengakibatkankomplikasi lokal, asendens serta diseminata. Keluhan subyektif
berupa rasa gatal, panasdibagian distal uretra disekitar orifisium uretra
eksternum, kemudian disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung
uretra yang kadang-kadang disertai darah, dapat puladisertai nyeri pada waktu
7

ereksi. Pada pemeriksaan tampak orifisum uretra eksternum kemerahan,


edema, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen. Pada
beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening ingunal
unilateral atau bilateral. Hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan
fisologi alat kelamin pria dan wanita. Pada wanita, baik penyakitnya akut
maupun kronik, gejala subyektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah
didapati kelainan obyektif. Pada umumnya wanita datang berobat kalau sudah
ada komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada waktu pemeriksaan
antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana. Infeksi pada wanita, pada
mulanya hanya mengenai serviksuteri. parauretra, kelenjar Bartholin, rektum,
dan dapat juga naik ke atassampai pada daerah kandung telur.
Untuk mendapatkan informasi yang penting, terutama pada waktu
menanyakan riwayat seksual, perlu hati-hati dan dengan cara tertentu.
Hal yang harus dijaga ialah kerahasiaan.Pertanyaan diajukan dalam bahasa
yang mudah dimengerti oleh pasien.Anamnesis pada pasien dugaan IMS
meliputi :
1. Identitas dan pekerjaan
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Keluhan dari riwayat penyakit saat ini
5. Keadaan umum yang dirasakan
Pengobatan yang telah diberikan, baik topikal maupun sistemik,
dengan penekanan pada antibiotik.
Riwayat seksual : kontak seksual ( baik didalam maupun diluar
pernikahan atau berganti-ganti pasangan atau banyak kontak seksual ), kontak
seksual dengan pasangannya setelah mengalami gejala penyakit, frekuensi dan
jenis kontak seksual ( homo atau heteroseksual ), cara melakukan hubungan
seksual (genito-genital, orogenital, anogenital ), apakah pasangannya juga
mengeluhkan gejalayang smaa.Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan
dengan IMS atau penyakit di daerahgenital lainnya.

Riwayat penyakit berat lainnyaRiwayat keluarga : pada dugaan IMS


yang ditularka lewat ibu kepada bayinyaKeluhan lain yang mungkin berkaitan
dengan komplikasi IMS, pada wanita tentang nyeri perut bawah, dll.
Penyakit gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae yang paling sering diderita oleh orang yang sering
melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan baik, dengan intensitas
tinggi maupun rendah. Gonore (GO) kadang juga disebut kencing nanah
tergolong dalam Infeksi / penyakit menular seksual (IMS) yaitu bisa menular
melalui hubungan seksual (vaginal, anal, oral). Kasus GO paling sering
terlihat pada pria yaitu kencing bernanah dan rasa panas pada saluran kencing
pria sesudah kencing. Pada wanita, kasus ini sebenarnya juga ada tapi tidak
terlihat dan terasa sensasinya seperti yang pria rasakan. Pada pria, jika GO
dibiarkan maka akan menyebar ke seluruh organ tubuh termasuk jantung,
penyebaran ke arah kantung buah zakar akan menyebabkan peradangan
(epididymitis).
Selain bergejala rasa panas terbakar setelah kencing, jika batang penis
diurut dari pangkal ke ujung penis akan keluar cairan putih mirip susu, ada
yang putih ada pula yang agak keruh. Untuk mengetahui bagaimana warnanya
yang sebenarnya maka harus perlu dengan tindakan pemeriksaan kepada
dokter karena semakin lama tidak diobati maka akan menyebabkan bakteri
Neisseria gonorrhea ini akan menyebar ke semua organ tubuh dan menjadi
pintu gerbang masuknya HIV. Hubungan seks anal juga dapat menularkan
bakteri ini karena sedemikian gampangnya bakteri menular. Gonore
disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok Neisseria,
sebagai Neisseria Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok
berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, dan bersifat tahan asam.
Kuman ini juga bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam leukosit,
tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan
suhu di atas 39 derajat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Daerah yang paling
mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang
belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.

D. Tanda dan Gejala


1. Gejala pada wanita
Pada wanita, gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga keliru
dengan infeksi kandung kemih atau infeksi vagina.
Gejala bisa meliputi
a. Sering buang air kecil dan sakit
b. Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
c. Cairan vagina abnormal
d. Pendarahan vagina abnormal selama atau setelah berhubungan seks
atau antara periode haid
e. Alat kelamin terasa gatal
f. Perdarahan haid tidak teratur
g. Perut bagian bawah terasa sakit
h. Perdarahan haid tidak teratur
i. Kelenjar bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (kelenjar
Bartholin)
j. Hubungan seksual terasa menyakitkan
k. Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular
2. Gejala pada pria
Pada pria, gejala biasanya cukup jelas, tetapi beberapa orang mengalami
gejala ringan atau tanpa gejala, dan tanpa disadari dapat menularkan
infeksi gonore untuk pasangan seksnya.
Gejala bisa meliputi:
a. Cairan penis abnormal (terlihat seperti susu pada awalnya, kemudian
kuning, lembut, dan berlebihan, kadang-kadang darah kebiruan)
b. Sering buang air kecil dan sakit
c. Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
d. Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular

10

E. Masa Inkubasi Dan Diagnosa Gonore


Diagnosis

Gonore

ditegakkan

berdasarkan

hasil

pemeriksaan

mikroskopik terhadap nanah dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika


pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan
pembiakan di laboratorium.Gambaran klinik dan perjalanan penyakit pada
perempuan berbeda dari pria.Hal ini disebabkan perbedaan anatomi dan
fisiologis alat kelamin pria
penyakit gonore adalah

dan perempuan.pada laki-laki Masa inkubasi


3-5 hari.sedangkan gonore pada perempuan

kebanyakan asimptomatik sehingga sulit untuk menentukan masa inkubasinya.


F. Cara Penularan
Penularan bakteri Neisseria gonorhoeae pada orang dewasa yang
paling utama adalah melalui kontak seksual. Resiko tertular penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ini meningkat pada orang yang sering berganti-ganti
pasangan seksual, misalnya PSK wanita atau lelaki konsumennya. Sedangkan
penularan melalui kontak langsung dengan mukosa jalan lahir biasa terjadi
pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.
G. Pencegahan dan Penanggulangan
Upaya

mencegah

penularan

dan penyebaran

PMS, termasuk

Gonorrhea, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan


melokalisasi PSK wanita agar mudah dilakukan pembinaan, pemeriksaaan
kesehatan dan pengobatan rutin oleh Dinas Kesehatan ternyata tidak dapat
mencegah meluasnya penularan penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK
wanita menderita penyakit Gonorrhea pada saluran genitalnya. Kegagalan
upaya pemberantasan penyakit ini antara lain disebabkan oleh:
1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa
pengawasan yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
2. Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan
reproduksinya.
3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan
hubungan seksual dengan PSK wanita.
11

4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli


dan menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu
timbulnya resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa
antibiotika (Penicillin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin).
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu
setia dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual,
memakai kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan
yang beresiko tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari
lokalisasi juga harus dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat
diputus. Perlu juga dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap
calon pengantin terhadap keberadaan PMS termasuk gonorrhe.
H. Pengobatan
Pengobatan gonore biasanya dengan suntikan tunggal seftriakson
intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral
(melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore
telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit
dan

mendapatkan

antibiotik

intravena

(melalui

pembuluh

darah,

infuse.).Terapi obat untuk gonorrhea akibat meningkatnya galur PPNG


(Penisilinase Producing N. gonorrhoeae) adalah dengan menggunakan
antibiotika golongan Quinolon, Spektinomisin, Kanamisin, Tiamfenikol dan
Sefalosphorin. Karena cepatnya timbul resistensi terhadap antibiotika yang
lebih tinggi maka pengobatan gonorrhea dengan Penisilin dan derivatnya serta
golongan Quinolon perlu ditinjau efektifitasnya. Cara pencegahan penyakit ini
adalah dengan penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit
ini.Kondom yang dipasangkan harus lah benar-benar masih baru dan tidak
rusak atau kadaluarsa. Hindari juga oral seks jika itu tidak penting sekali
karena bakteri ini juga bisa menular lewat mulut-mulut, mulut-penis/vaginal,
mulut-anal,Menghindari penggunaan antibiotik tanpa resep dokter karena akan
membuat bakteri ini kebal terhadap obat antibiotik tersebut.Pencegahan
terbaik, sebaiknya anda tidak melakukan hubungan seksual dengan orang
tidak jelas riwayat hubungan seksualnya di masa lalu, kalau bisa cuma hanya
12

dengan satu pasangan seks. dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui


mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah
menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan
mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus).Jika
cairan yang terinfeksi sudah sampai mengenai mata, maka bisa menyebabkan
terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Diagnosis penyakit
gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah untuk
menemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik
tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.Gonore
biasanya bisa juga diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler
(melalui otot)

13

BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
I. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk pengumpulan data,
pengelompokan data dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah
dan keadaan klien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua data atau
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data data yang di kumpulkan meliputi :
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama
Nama lengkap agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
penanganan pada ibu dengan gonorhoe.
b. Umur
Mengetahui resiko yang berhubungan dengan umur ibu dan untuk
menentukan penanganan sesuai dengan umur (Marmi, 2011)
c. Pendidikan
Mengetahui

tingkat intelektual ibu sehingga bidan dapat

mamberikan KIE sesuai dengan pendidikan ibu. Mempermudah


bidan dalam memberikan konseling mengenai resiko kehamilan dan
persalinan pada ibu dengan gonorhoe. (Sarwono,2009)
d. Pekerjaan
Untuk mengetahui kemungkinan ibu tertular penyakit gonorhoe di
tempat kerja
e. Alamat
Mempermudah bidan dalam melakukan kunjungan rumah
2. Keluhan utama
Merupakan alasan kenapa ibu berkunjung ke BPS dan apa-apa saja
yang dirasakan ibu.

14

3. Riwayat perkawinan
Kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu kawin,berapa
lama kawin.karena ini akan mempengaruhi kehamilan ibu.
4. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan usia
kehamilan dan tafsiran persalinan, bagaimana siklus haid, berapa lama,
berapa banyaknya, kapan pertama kali haid dan apakah ada merasakan
nyeri saat haid.
a. Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
1) Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu
mersakan mual muntah,dll.
2) Persalinan yang lalu
Meliputi jenis persalinan,di tolong siapa,dimana dan bagaimana
keadaan bayi bayi saat lahir (PB/BB),dan apakah ada penyulit.
3) Nifas yang lalu
Kemungkinan adanya penyulit selam nifas,dan bagaimana
dengan laktasinya.
b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Kemungkinan klien merasakan mula muntah dan perdarahan.
2) Kapan klien merasakan pergerakan pertama kali.
3) Apakan pasien ada melakukan pemeriksaan sebelumnya.
4) Dan apakah pasien sudah mendapat imunisasi TT.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Kemungkinan klien pernah mengalami penyakit jantung,
hipertensi, DM, dll.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Kemungkinan klien mengalami penyakit jantung, hipertensi,
DM, dll.
15

d. Riwayat kesehatan keluarga


Kemungkinan

ada

anggota

keluarga

menderita

penyakit

keturunan,penyakit menular, riwayat kehamilan kembar,dll.


e. Riwayat kontrasepsi
Kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak.
f. Riwayat seksualitas
Apakah klien ada mengalami gangguan dengan aktifitas seksualnya.
g. Riwayat social,ekonomi,dan budaya
Bagaimana hubungan klien dengan suami, keluarga, dan masyarakat.
kemungkinan ekonomi yang kurang mencukupi, dan adanya
kemungkinan kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan klien.
h. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan
dengan baik.
i. Riwayat psikologis
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan
kehamilan ini.misalnya:takut,cemas,atau senang.
B. Data Objektif
Dikumpulkan dari hasil pemeriksaan.
1. Pemeriksaan umum:untuk mengetahui keadaan ibu secara umum.
2. TTV:meliputi pemeriksaan tekanan darah,suhu,nadi,dan pernafasan.
3. Pemeriksaaan fisik
a. Secara inspeksi : pemeriksaan pandang dari kepala sampai kaki
1) Mata : Oedema atau tidak
Konjungtiva : pucat atau tidak
Sclera : ikhterik atau tidak
2) Mulut dan gigi: lidah bersih atau tidak, gigi ada karies atau
tidak
3) Leher : kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak,kelenjar getah
bening ada pembengkakan atau tidak.
4) Payudara : simetris atau tidak,putting susu menonjol atau tidak

16

5) Abdomen : ada luka bekas operasi atau tidak berapa tinggi TFU
dan apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak
6) Vulva : bersih atau tidak,ada varies atau tidak,oedema atau
tidak
7) Vagina : ada pengeluaran dari vagina atau tidak
8) Anus : ada haemoraid atau tidak
9) Ekstremitas : ada kelainan atau tidak
b. Secara Palpasi
1) Leopold I : Untuk menentukan TFU,apa kemungkinan yang
terdapat di fundus,mis:kepala,bokong atau yang lainnya.
2) Leopold II : Untuk menentukan apa yang terdapat pad bagian
kiri dan kanan perut klien,kemungkinan teraba punggung,
anggota gerak, bokong atau kepala.
3) Leopold III : Untuk menentukan apa yang teraba pada bagian
terbawah dari perut ibu,kemungkinan teraba kepala, bokong
atau yang lainnya.
4) Leopold IV : Untuk menentukan sejauh mana kepala masuk ke
rongga panggul ibu dan seberapa masuknya dihititung dengan
perlimaan.
c. Secara Auskultrasi
Kemungkinan terdengar DJJ, berapa frekuensinya, teratur atau
tidak, bagaimana intensitasnya dan dimana punctum maximumnya.
d. Secara Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan
kekurangan vitamin B dan penyakit syaraf.
e. Pemeriksaan tafsiran TBBJ
Kemungkinan BB janin normal atau tidak dengan menggunakan
rumus:
(TFU dalam Cm 13 ) x 155
f. Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan labor)
Darah : Hb, hematongkrit, golongan darah, dan kadar sterol.

17

Urine : untuk pemeriksaan protein urine, glukosa urine dan aseton


urine.
II. Interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau
diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas datadata yang telah di kumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interprestasikan

menjadi masalah atau diagnosa yang spesifik . rumusan

diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat di


defenisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang dialami pasien yang di identifikasi
sesuai dengan hasil pengkajian. Beberapa masalah tidak dapat di selesaikan
seperti diagnosis tetapi sebenarnya membutuhkan penanganan yang di
tuangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Dalam inteprestasi
data ada 3 komponem penting yang terdapat di dalamnya,yaitu:
A. Diagnosa
Ny umur.

GPAH usia kehamilan ..minggu dengan

kejadian gonorhea
Dasar : HPHT,uterus lebih kecil dari usia kehamilan,dan ibu merasakan
nyeri perut bagian bawah.
Masalah : Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah nyeri pada
perut.
Dasar : pergerakan anak yang tidak optimal karena kurangnya cairan
ketuban.
Kebutuhan
Dasar

: berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga.

: keadaan kehamilan ibu yang bermasalah.

Kebutuhan :
1) Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
Dasar : berbaring membuat sirkulasi oksigen ke otak lebih lancar
sehingga ibu tidak mengalami nafas.
2) Hidrasi.
Dasar : kebutuhan cairan yang cendrung meningkat pada ibu hamil.

18

3) Nutrisi.
Dasar : ibu membutuhkan asupan gizi yang cukup .
4) Pemantauan kesejahteraan janin.
Dasar : cairan amnion yang sedikit membuat janin sukar beraktifitas.
III.

Mengidentifikasi Diagnosa Potensial


Pada langkah ini kita lakukan identifikasi masalah atau diagnose
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah di
identifikasi. Langkah ini membutuhkan identifikasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil melakukan pengamatan pada klien,dan
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial
ini benar-benar terjadi. Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah:
1.

Gangguan tumbuh kembang janin.


Dasar : janin tidak dapat melakukan gerakan yang bebas karena cairan
amnion yang kurang.

2.

Terjadi cacat bawaan pada janin


Dasar : karena tekanan pada tubuh janin

3. Tidak efektifnya kontraksi rahim pada saat persalinan


Dasar : akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala
arah.
4.

Terjadinya partus prematurus


Dasar : janin mengalami tekanan dari dinding rahim.

IV.

Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.kemungkinan tindakan
segera pada kasus kehamilan dengan oligohidramnion antara lain :
1. Gawat janin
Tindakan yang dilakukan jika terjadi gawat janin :
a.

Posisi tidur ibu miring kekiri

b.

Pemberian O2 6 liter per menit


19

c.

Pemberian cairan oral maupun parenteral (infuse dextrose


10 % tetesan cepat )

d.

Kolaborasi dengan tim medis untuk rencana asuhan


lanjutan.

V.

Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh


Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik dan
maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan dengan efektif.
Semua keputusan harus bersifat rasional dan valid berdasarkan teori serta
asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2. Beritahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3. Berikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang
biasa dilakukan sebelum hamil
6. Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
7. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8. Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10. Jadwalkan kunjungan ulang
11. kolaborasi dengan dokter kandungan
12. Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.

VI.

Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian oleh klien,atau anggota
tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Bila bidan
berkolaborasi

dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami


20

komplikasi maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien


adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen

yang efisien akan

menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2. Memberitahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang
intensif
3. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga
yang biasa dilakukan sebelum hamil
6. menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
7. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8. Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9. Menganjurkan

ibu

untuk

melakukan

pemeriksaan

USG

atau

amnioscopi
10. Menjadwalkan kunjungan ulang
11. Kolaborasi dengan dokter kandungan
12. Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.
VII.

Evaluasi
Adalah merupakan hal terakhir yang dilakukan dari proses asuhan
kebidanan kehamilan disertai dengan gonorea. Asuhan menajemen
kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu dievaluasi setiap
tindakan yang telah diberikan agar lebih efektif kemungkinan hasil
evaluasi yang ditemukan :
1. Tercapainya seluruh perencanaan tindakan
2. Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan revis
SOAP
A. Data Subjektif
21

1.

Ibu mengatakan nyeri perut yang sangat hebat

2.

Ia mengatakan bertambahnya cairan yang keluar dari vagina

3.

Ibu Merasakan sakit yang luar biasa saat buang air kecil

4.

Ibu mengatakan air kencingnya berwarna kuning kehijauan

5.

Ibu mengatakan gatal pada vulva dan cairan vagina sangat kental

6.

Ibu mengatakan keluar bercak setelah berhubungan

7.

Ibu merasakan bengkak pada vulva

8.

Ibu mengatakan mata terasa sangat gatal

9.

Ibu mengatakan demam tidak teratur

10. Ibu mengatakan siklus haidnya menjadi pendek


11. Ibu mengatakan perdarahan pada saat haid menjadi memanjang
12. Ibu terasa nyeri sekali bila berjalan dan sukar duduk.
B. Data Objektif
Pemeriksaan fisik

Inspeksi:
1. Konjungtivitis dan serviks tampak merah dengan erosi dan discar
mukopurulen. Discar akan lebih banyak bila terjadi servisitis
akut.
2. Vulva dan kelenjar di tenggorokan (karena oral seks) tampak
membengkak.
3. Terdapat abses pada mukosa atau kulit

Palpasi
Terdapat nyeri tekan perut bagian bawah
Pemeriksaan penunjang
1. Sediaan langsung
Discar diambil dari serviks, uretha, muara kelenjar Barholini, dan
rektum. Dengan pewarnaan Gram, ditemukan diplokokus (biji
kopi) Gram (-) intra dan ekstraseluler. Merupakan gold standar.
2. Kultur
Media yang digunakan:
22

a.

Media transport : media stuart dan media transgrow

b.

Media pertumbuhan : agar coklat Mc leods, Thayer Martin


1) Tes definitif
Tes oksidasi : semua memberikan reaksi positif
Tes fermentasi : hanya meragikan glukosa
2) Thomson (menampung urin pagi dalam 2 gelas), untuk
mengetahui sampai dimana penyebaran infeksi.

Pada sarana kesehatan diluar RS (puskesmas, praktek pribadi)


pemeriksaan gram saja sudah cukup memadai.

C. Asessment
Ibu hamil G..P..A..H Usia Kehamilan .. Janin hidup, tunggal, intrauterin
puka/ puki, keadaan jalan lahir normal Ibu mengalami gonorea Ku bayi
baik
D. Perencanaan
1.

Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2.

Anjurkan ibu minum obat golongan sefalosporin (Seftriakson 250


mg IM sebagai dosis tunggal). Jika ibu alergi terhadap penisilin
atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya diberikan
Spektinomisin 2 gr IM sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil
juga dapat diberikan Amoksisilin 2 gr atau 3 gr oral dengan
tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang
diberikan saat isolasi N. gonorrhoea yang sensitive terhadap
penisilin. Amoksisilin direkomendasikan unutk pengobatan jika
disertai infeksi C. trachomatis.

3.

Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva

4.

Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual

23

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kencing nanah atau gonorhea adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam
uretra,

leher

rahim,

rektum,tenggorokan,

dan

bagian

putih

mata

(konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh


lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul
nyeri pinggul dan gangguan
Gejala pertama GO umumnya timbul setelah 2 10 hari setelah
terpapar oleh bakteri GO. Tetapi pada beberapa kasus, infeksi telah terjadi
berbulan-bulan baru timbul gejala. Pada pria, gejala pertama dapat berupa
rasa tidak nyaman pada uretra, yaitu saluran yang mengalirkan air kencing
dari kandung kencing ke luar tubuh. Setelah itu timbul rasa nyeri dan keluar
nanah. Jika infeksi bertambah parah, nyeri akan bertambah hebat dan nanah
semakin banyak. Pada wanita, gejala biasanya bersifat ringan dan seringkali
seorang wanita tidak menyadari bahwa ia telah terinfeksi GO. Infeksi
biasanya mengenai mulut rahim, juga uretra. Jika bergejala, GO dapat
menyebabkan rasa nyeri saat kencing, kencing lebih sering dan tidak bisa
ditahan, juga keluar nanah dari vagina dan uretra.
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson
intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral
(melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika
gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di
rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah
atau infus).

24

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa di harapkan mampu melakukan manajemen asuahan kebidanan
patologi pada ibu hamil dengan gonorhoe
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di harapkan makalah ini di jadikan pedoman untuk
memberikan asuhan kebidanan.
3. Bagi Intitusi Pendidikan
Makalah ini di harapkan dapat menjadi acuan dalam proses pemberian
asuhan kebidanan

25

Anda mungkin juga menyukai