OLEH
AHZAB SANDI
101214006
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Pada pembelajaran sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa kalor itu berbeda dengan suhu. Dimana pada kehidupan sehari-hari kita terkadang menyamakan bahwa suhu itu tidak lain adalah kalor. Namun, ternyata ketika dianalisis definisinya yaitu suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu didefinisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau lebih yang berada dalam kesetimbangan termal. Suatu benda yang dalam keadaan panas dikatakan memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah. Berbicara mengenai kalor, maka sesungguhnya kita sedang berbicara mengenai energi, karena kalor itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Sebagai energi, kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Kita tentu masih ingat bahwa energi bersifat kekal; energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah bentuk atau berpindah dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Kekekalan Energi.Pada proses mencair (melebur), menguap, dan menyublim, zat membutuhkan sejumlah kalor, yang artinya ada perpindahan kalor dari lingkungan kepada zat dan kalor itu sendiri digunakan untuk merubah wujud dari padat menjadi cair, atau dari cair menjadi
gas, atau dari padat menjadi gas. Pada proses membeku, mengembun, dan mendeposit, zat melepaskan sejumlah kalor, yang artinya ada perpindahan kalor dari zat kepada lingkungan pada saat terjadinya perubahan wujud. B. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimanakah cara kalor berpindah? 3. Apakah yang mempengaruhi dari setiap perpindahan kalor?
BAB II PEMBAHASAN
A. Kalor Berbicaramengenaikalor, makasesungguhnya kita sedang berbicara mengenai energi, karena kalor itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Sebagai energi, kalor dapat berpindah dari satu tempat ketempat lainnya, darisatukeadaankekeadaanlainnya. tentumasihingatbahwaenergibersifatkekal; energitidakdapatdiciptakandantidakdapatdimusnahkan, tetapienergidapatberubahbentukatauberpindahdarisatukeadaankekeadaanlainny a. PernyataaninidikenaldenganHukumKekekalanEnergi. Padaabad disebutkalorik, 18 sampai 19, kalordiyakinisebagaisuatufluida yang lain, yang Kita
yang
bisaberpindahdarisatubendakebenda duabuahbenda
yaitudaripanaskedingin,
suhunyaberbedadisentuhkansatusamalain, makakeduabendaakanmencapaisuhu yang sama. Keadaaninidinamakankesetimbangantermal. Padatahun 1760, Joseph Black yang (fluida) yang Tahun 1798 Thompson
dihasilkan pada meriam. Ia menyimpulkan, kalor bukanlah fluida tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis (misalgesekan). Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 . Percobaan Joule Melanjut idari percobaan Thompson, James Prescot Joule melakukan percobaan menghitung jumlah energy mekanik yang ekivalen dengan kalor sebanyak 1 kalori. Tampakpadagambar 7.18.
Ketikamassa m bergerakturundengankecepatankonstan, kawat yang ditariknyamenyebabkanpengadukberputar. Karenamassabergerakdengankecepatankonstan, berartitidakadaperubahanenergikinetik, tetapiterjadipenurunanenergipotensial. Penurunaninimenghasilkanenergikalorpada diukurberdasarkankenaikansuhu yang air. air, yang
hilangsamadenganenergikalor
Telah
diketahui
bahwapanas
Pada
proses
mencair
(melebur),
menguap,
danmenyublim, yang
zatmembutuhkansejumlahkalor,
suhunyarendah.Fenomenaperpindahankalorinidapatdenganmudahdijumpaidala
mkehidupansehari-hari,
misalnyapadasaatmemasak,
api
yang
mengenaibagiandasarpanciakanmenyebarkeseluruhbagianpermukaanpancidanb ahanmakanan yang ada di dalamnya. Contohlainnyayaitukalor (panas) matahari yang sampaikepermukaanbumi.
Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Zat Ada dua jenis perpindahan kalor yang kita ketahui yaitu: 1. Perpindahan kalor dari lingkungan ke pada zat Pada proses mencair (melebur), menguap, danmenyublim, yang
zatmembutuhkansejumlahkalor, artinyaadaperpindahankalordarilingkungankepadazatdankaloritusendiri
digunakan untukmerubahwujuddaripadatmenjadicair, ataudaricairmenjadi gas, ataudaripadatmenjadigas.Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat tersebut akan naik. 2. Perpindahankalordarizatkepadalingkungan Pada proses membeku, mengembun, danmendeposit, yang
zatmelepaskansejumlahkalor,
Berbicaramengenaiperpindahankalor, makakitamengenalsetidaknyaadatigacaraterjadinyaperpindahankalor, yaitumelaluicarakonduksi, carakonveksi, dancararadiasi. 1. Konduksi Konduksimerupakansalahsatucaraperpindahankalormelaluisuatuperantarazat tanpadisertaiperpindahanbagian-bagiandarizatitu. Biasa juga diartikan
bahwa konduksi itu adalah perpindahan kalor melalui suatu benda akibat adanya interaksi molekular.Misalnya,
Gambar diatas menunjukkan logam pada keadaan kontak termal sebuah reservoir panas T panas (tandon kalor) dan sebuah reservoir dingin T dingin, yang dibalut dengan suatu bahan isolator. Molekul-molekul dipindahkan melalui tumbukan kepada atom-atom pada ujung batang logam
yang bersinggungan. Kemudian energi kalor berpindah ke reservoir dingin, dan berhenti sampai mencapai kesetimbangan termal. Kelajuan kalor berpindah secara konduksi sebanding dengan luas penampang batang atau medianya, selisih suhu antara kedua benda berbanding terbalik dengan panjang batang.Misalkan jika jumlah kalor yang berpindah adalah Q, selang waktu t, luas batang A, dan panjang batang l, maka kelajuan perpindahan kalor Q / t dapat dituliskan sebagai
TabelKonduktivitasTermalZat (W/mK) Bahan Emas Besi Aluminium Tembaga Timah Kayu Kaca Air Udara k 300 80 240 400 35 0.1 0.2 0.9 0,6 0,024
2. Konveksi
Perpindahankalorsecarakonveksiterjadipadazatcairdan
perpindahankalormelalui air yang dipanaskan. Ketika air dipanaskan, maka bagian air yang panasakanberkurangmassajenisnya, sehinggaakannaik ke permukaan. Tempat air panastersebutakandigantikanoleh air dingin yang juga akanmengalamihalserupadengan air panassebelumnya. Proses
Q h.A.T t
Contoh konveksi lain seperti terjadinya angin darat dan angin laut dan ruangan dengan sebuah kipas angin. Pada angin laut terjadi karena udara panas di atas daratan naik karena massa jenisnya berkurang, dan udara dingin dari laut bertiup ke daratan. Demikian sebaliknya. 3. Radiasi Radiasi adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.Misalnya pancaran sinar matahari. Panas dari matahari dapat sampai ke bumi walaupun jarak antara bumi dan matahari sangat jauh dan diantara bumi dan matahari terdapat ruang
hampa.Lajualirankalortiapsatuanwaktudalamradiasidirumuskan :
Dimana
permukaan. Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann. Nilai konstanta Stefan-Boltzmann adalah = 5,67 x 10-8 W/m2K4. Untuk
sembarang benda yang bukan merupakan benda hitam, persamaan diatas dituliskan sebagai e = emisivitasbenda (tanpasatuan) (ebernilai 1 untukbendahitamsempurna, danbernilai 0 untukbendatidakhitam sama sekali) BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. 2. Perpindahan kalor ada 2 yaitu: Perpindahankalordarilingkungankepadazat, artinya zattersebut
membutuhkansejumlahkalor dan digunakan untuk mengubah wujud zat. Perpindahankalordarizatkepadalingkungan, melepaskansejumlahkalor. artinya zattersebut
3. Ada tigacaraterjadinyaperpindahan kalor, yaitu melalui cara konduksi, cara konveksi, dan cara radiasi. Konduksi itu adalah perpindahan kalor melalui suatu benda akibat adanya interaksi molekular. Konveksimerupakanperpindahankalormelaluisuatuzatdisertaiolehperpind ahan partikel-partikelzattersebut. Radiasiadalahperpindahanenergikalordalambentukgelombangelektromag netik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. http://atophysics.wordpress.com. Diakses pada tanggal 6 maret di Makassar Supiyanto. (2002). Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.