Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK & PERBEDAAN INDIVIDU

D I S U S U N Oleh : Kelompok I Dewi Sopiani Lion Marinir

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS QUALITY 2014

A. Individu dan Karakteristiknya 1. Pengertian Individu Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi, yaitu antara segi (i) Individu dan social, (ii) Jasmani dan rohani dan dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam sekitar atau lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan. Uraian manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah menepatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupan diakhirat. Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarati orang, perorangan, oknum (Echols : 519). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilkinya dan dapat membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Bukti telah jelas bahwa seorang anak tidak dilahirkan dengan dengan perlengkapan yang sudah sempurna. Dengan sendirinya pola-pola berjalan, berbicara, merasakan, bepikir, atau pembentukan pengalaman harus dipelajari. Barangkali tidak ada minat yang bersifat alami, tetapi dorongan-dorongan potensi tertentu atau impul-impul tertentu membentuk dasar-dasar dari minat apa saja yang dikembangkan anak dilingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. Sejak lahir, bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikopisitis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan kodrat sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian seksama. Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek social.

2. Karakteristik Individu Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan. Kepribadian terbawa pembawaan(heredity) dan lingkungan ; merupakan dua faktor yang tebentuk karena faktor tepisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemempuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin disadari bahwa apa yang dipikirkan dan di kerjakan seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.. B. Perbedaan Individu Dari bahasa bermacam-macam aspek perkembangan individu dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu (i) semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya dan (ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecendrungan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif. Setiap orang, apakah ia berada seorang anak atau seorang dewasa,dan apakah ia berada dalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut dengan perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka perbedaan dalam perbedaan individual menurut Landgren (1980 : 578) menyangkut variasi yang terjadi, baik fariasi pada aspek fisik maupun fsikologis. Seorang guru setiap ajaran tahun baru selalu menghadapi siswa-siwa yang berbeda satu sama lain. Siswa-siswa yang berada dalam sebuah kelas, tidak terdapat seorang pun sama. Mungkin sekali dua orang dilihatnya hampir sama atau mirip, tetapi pada kenyataannya jika diamati benar-benar antara keduanya tentu terdapat perbedaan. Perbedaan yang segera dapat dikenal oleh seorang guru tentang siswanya adalah perbedaan fisiknya, seperti tinggi badan, bentuk badan, warna kulit, warna muka, bentuk muka dan semacamnya. Dari fisiknya seorang guru cepat mengenal siswa satu per satu. 1. Bidang-Bidang Perbedaan Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu, sebelum dilakukan pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah, adalah menghitung umur kronologi. Seorang anak memasuki sekolah dasar pada umur 6 tahun dan ia diperkirakan dapat mengalami kemajuan secara teratur dalam tugas-tugas sekolahnya dilihat dalam kaitannya dengan faktor umur. Selanjutnya ada anggapan bahwa semua anak diharapkan mampu menangkap/mengerti bahan-bahan pelajaran yang mempunyai kesamaan materi dan

penyajiannya bagi semua siswa pada kelas yang sama. Ketidakmampuan yang jelas tampak pada siswa untuk menguasai bahan pelajaran umumnya dijelaskan dengan pengertian faktor-faktor seperti kemalasan atau sifat keras kepala. Penjelasan itu tidak mendasarkan kenyataan bahwa siswa memang berbeda dalam kemampuan mereka untuk menguasai satu atau lebih bahan pelajaran dan mungkin berada da am satu tingkat perkembangan. Telah disadari bahwa perbedaan-perbedaan antara satu dengan yang lainnya dan juga kesamaan-kesamaan di antara mereka merupakan cirri-ciri dari semua pelajaran pada suatu tingkat pelajaran. Sebab-sebab dan pengaruh perbedaan individu ini dan sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan teknik-teknik pendidikan ditetapkan, hendaknya disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut, tampaknya hal ini telah mendapat banyak perhatian dari para ahli jiwa dan petugas sekolah. Umur kronologis sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa dank arena itu memungkinkan ia dapat didik hendaknya dilihat sebagai komponen kejiwaan. Tidak peduli betapa tingginya kemampuan mental atau fisik seorang anak seusia tiga tahun, ia tidak diharapkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan anak usia 14 tahun karena perbedaan tingkat kematangan. Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengatagorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut : 1. Perbedaan fisik : usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak. 2. Perbedaan social termasuk statuuus ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku. 3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap. 4. Perbedaan intelegensi dan perbedaan dasar. 5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.. Dalam kehidupan setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di luar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya. Manusia juga berhubungan dengan Sang Pencipta atau dengan Tuhannya, maka manusia beragama. Manusia hidup berkelompok dan berkeluarga, sesuai degan sifat dan genetic orangtuaya. Adapun bidang-bidang dari perbedaannya, yakni : a. Perbedaan Kognitif b. Perbedaan Individual dalam kecakapan bahasa c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik d. Perbedaan dalam latar belakang e. Perbedaan dalam bakat f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar.

Anda mungkin juga menyukai