Anda di halaman 1dari 6

Anggota Kelompok Ajie Amiseno 125020304111007 DaFeed Sutarto 1250203041110

BAB III Ekonomi dan Keadilan Keadilan dan Ekonomi berasal dari sumber yang sama yaitu kelangkaan. Kelangkaan menimbulkan studi ekonomi dalam dimana ekonomi adalah studi tentang bagimana manusia menggunakan sumber daya yang langka atau terebatas untuk memenuhi kebutuhannya. Kelangkaan juga menyebabkan masalah keadilan karena semua orang menginginkan barang yang jumlahnya terbatas. 3.1 Pembagian Keadilan Hakikat Keadilan adalah memberikan kepada setiap orang atas sesuatu yang menjadi haknya. Tiga ciri khas keadilan adalah: 1. Keadilan selalu tertuju bagi orang lain. Dimana keadilan hanya bisa timbul dalam konteks hubungan antar manusia. 2. Keadilan harus ditegakkan. Dalam konteks ini keadilan berkaitan dengan hak orang lain dimana hal yang selalu harus atau wajib kita berikan sehingga kita mempunyai kewajiban. 3. Keadilan menuntut persamaan. Dimana atas dasar keadilan kita harus memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi hak-nya. 3.2 Pembagian Keadilan 3.2.1 Pembagian Klasik Pembagian ini ditemukan oleh kalangan thomisme dimana tiga macam keadilan sebagai berikut: a. Keadilan umum, dimana para anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada masyarakat apa yang menjadi haknya. b. Keadilan distributif, dimana Negara harus membagi dengan cara yang sama kepada para anggota masyarakat. c. Keadilan Komutatif, dimana setiap orang harus memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. 3.2.2 Pembagian Pengarang Modern Pembagian keadilan menurut pengarang modern melanjutkan dari pemikiran Aristoteles yang merupakan salah satu pencetus keadilan berdasarkan pembagian klasik. Dalam pembagian ini keadilan dibagi menjadi: a. Keadilan distributif, dimana pengertiannya sama dengan pembagian klasik dan konsep benefit and burden dikenal b. Keadilan retributive, dimana hukuman atau denda yang diberikan kepada pihak yang bersalah harus adil. c. Keadilan kompensatoris, dimana pihak yang bersalah mempunyai kewajiban moral untuk memberikan kompensasi kepada pihak yang dirugikan.

3.2.3 Keadilan Individual dan Keadilan Sosial Pembagian ini merupakan pembagian tersendiri yang tidak tumpang-tindih dengan pembagian sebelumnya. Dalam konteks ini pelaksanaan keadilan individu tergantung pada kemauan atau keputusan satu orang sedangkan pelaksanaan keadilan sisial tergantung dari struktur masyarakat diberbagai bidang. 3.3 Keadilan distributif pada khususnya. Jenis keadilan yang paling sulit dilaksanakan adalah keadilan distributif. Dalam teori etika modern ada dua prinsip keadilan distributif yaitu: a. Formal, dalam prinsip ini setiap kasus yang sama harus diperlakukan secara sama. b. Material, dimana prinsip material melengkapi prinsip formal dimana menurut Beauchamp dan Bowie terdiri dari enam prinsip yaitu: 1) Kepada setiap orang bagian yang sama 2) Kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan individualnya 3) Kepada setiap orang sesuai dengan hak-nya 4) Kepada setiap orang seesuai dengan usaha individunya 5) Kepada setiap orang seesuai deengan kontribusinya 6) Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya Dari prinsip terseebut dibentuk teori-teori keadilan distributive: 1) Egalitarianisme, bahwa semua orang mendapatkan bagian yang sama. 2) Sosialistis, dimana keadilan distributive milih kebutuhan sebagai dasarnya. 3) Liberalis, dimana pembagian berdasarkan usaha-usaha bebas individu yang bersangkutan. 3.4 John Rawls Menurut John Rawls yang harus dibagi rata adalah nilai-nilai sosial yang primer yaitu hal-hal yang sangat dibutuhkan untuk bisa hidup pantas sebagai manusia dan masyarakat. Nilai-Nilai sosial tersebut antara lain: a. Kebebasan dasar b. Kebebasan bergerak c. Kuasa dan keuntungan d. Peeendapatan dan milik e. Dasar-dasar sosial dari harga diri. 3.5 Robert Nozick Menurut Robert Nozick bahwa kita memiliki sesuatu dengan adil jika kepemilikan tersebut berasal dari keputusan bebas yang berlandaskan hak dimana ada tiga kemungkinan yaitu: a. Prinsip original acquisition, dimana kita memperoleh sesuatu untuk pertama kali misalnya memproduksi b. Prinsip transfer dimana kita memperoleh sesuatu karena pemberian orang lain

c. Prinsip Rectification of Injustice dimana kita mendapatkan sesuatu yang sebelumnya dicuri dari kita. 3.6 Keadilan Ekonomi Keadilan memegang peranan penting dalam konteks ekonomi dan bisnis karena mnyangkut barang yang diincar banyak orang untuk dimiliki atau dikonsumsi. Keadilan harus berperan pada tahap sosial dan individual. Keadilan ekonomi harus diwujudkan dalam masyarakat tetapi keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleeeh pelaku bisnis secara pribadi. Untuk dapat hidup dengan baik disamping nilai ekonomi maka harus diimbangi dengan nilai moral yang bergantung pada keadilan

BAB IV Liberalisme dan Sosialisme sebagai Perjuangan Moral Dalam bab sebelumnya keadilan muncul salah satunya adalah karena masalah kepeemilikan dimana ada dua pandangan yaitu sosialisme dan liberalism yang memeiliki pandangan yang sangat berbeda dimana dalam konsep kepemilikan. Liberalisme menekankan pada milik pribadi sedangkan sosialisme lebih menekankan pada fungsi sosial. 4.1. Tinjauan Historis 4.1.1. John Locke dan milik pribadi Menurut John Lockeee manusia memiliki hak kodrat yaitu kehidupan, kebebasan, dan kepemilikan terutama ha katas milik karena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga. Menurut John Locke pekerjaan meenimbulkan hak milik pribadi. Menurut Locke karena timbulnya uang atau logam mulia yang tidak mungkin busuk maka pekerjaan harus diukur atas dasar nilai tukar dan hasil keerja karyawan meenjadi sah dari pemilik sarana produksi. 4.1.2. Adam Smith dan pasar bebas Seperti halnya Locke, Adam Smith juga memandang pekerjaan sebagai sumber hak milik. Adam Smith membedakan antara kepentingan diri dan egoisme. Dimana kepentingan diri dipengaruhi antara altruisme dan egoisme. Menurutnya kebutuhan dipenuhi atas dasar kepentingan diri penyedia barang sehingga melahirkan teori pasar bebas. 4.1.3. Marxisme dan kritikanya atas milik pribadi Marxisme memandang kapitalsime suatu sistem yang harus ditolak karena tidak manusiawi karena mengeksploitasi dan memperbudak manusia. Marxisme menegaskan pentingnya penghapusan milik pribadi terutama dalam kepemilikan modal yang dengan sendirinya memiliki sarana produkasi dimana ciri terburuknya adalah pemilik modal mempekerjakan orang lain untuk memperkaya diri sendiri. 4.2. Pertengahan antara Sosialisme dan Liberalisme Berikut ini sejarah perkembangan ideologi Sosialisme dan Liberalisme: 4.2.1. Liberalisme Sebelumnya paham liberalisme menekankan pada peran minimum Negara dalam mengurus ekonomi namun setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1930 maka pandangan ini berubah. 4,2.2. Sosialisme Sosialisme merupakan reaksi dari ketidakseimbangan masyarakat sebagai akibat dari liberalisme. Sosialisme menempatkan hak masyarakat di atas individu. Selanjutnya sosialisme berkembang menjadi sosialisme berikut: a. Sosialisme Komunistis artinya menolak milik pribadi dan menjadi kepemilikan kolektif. Karl Marx sendiri tidak menolak semua bentuk milik pribadi dan membedakan kepemilikan barang konsumsi dan pemilikan sarana produksi. Perkembangan selanjutnya dari sosialisme ini adalah lahirnya Uni Soviet di masa kejayaannya sampai dengan runtuhnya Uni Soviet.

b. Sosialisme Demokratis menempatkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan individu namun tidak mengorbankan system pemerintahan demokratis. 4,2.3. Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan Liberalisme adalah pengakuan hak milik pribadi untuk mewujudkan kebebasan pribadi namun memiliki keelemahan dimana liberalisme tidak memperhatikan nasib kaum miskin. Sosialisme memiliki kekuatan dimana mereka memiliki pandangan bahwa adanya fungsi sosial dari kepemilikan individu sedangkan sejarah membuktikan bahwa sistem sosialis memiliki kelemahan dalam membangun masyarakat. 4,2.4. Menuju Perdamaian Pada praktiknya paradox yang dibentuk dari liberalisme dan sosialis adalah sebagai berikut: Sosialisme berhasil akan membentuk welfare state dan bila gagal membentuk sistem ekonomi pasar bebas. Demikian pula sebaliknya. 4.3. Kapitalisme dan Demokratisasi Pada praktiknya demokratisasi ekonomi dapat mengoreksi beberapa kelemahan kapitalisme. 4.4. Etika Pasar Bebas Menurut David Gauthieer bahwa pasar yang sempurna tidak meembutuhkan moralitas dimana kompetisi berjalan seecara seempurna. Namun pada prakteknya pendapat Gaunthier ini tidak pernah memiliki makna praktis karena kompetisi dalam pasar tidak pernah sempurna. Namun sistem pasar bebas merupakan system yang paling unggul sampai saat ini. Dalam konteks pasar bebas etika sangat dibutuhkan dimana persaingan secara fair dibutuhkan.

BAB V Keuntungan Sebagai Tujuan Perusahaan Keuntungan termasuk salah satu dari tujuan bisnis dan merupakan hal yang membedakan dengan karya amal. Profit diperoleh tidak kebetulan namun karena upaya khusus dari orang yang mempergunakan uang. 4.1. Maksimalisasi Keuntungan sebagai cita-cita liberal. Maksimalisasi laba merupakan tema penting dalam ilmu ekonomi. Namun apabila maksimalisasi keuntungan menjadi satu-satunya tujuan maka dengan sendirinya akan timbul keadaan tidak etis, sehingga para ekonom menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan tidak boleh dimengerti secara harfiah namun juga tidak boleh ditafsirkan sebagai pernyataan moral. Pada bab sebelumnya dibahas bahwa liberalism terlalu berlebihan yang erat kaitannya dengan maksimalisasi laba akan menimbulkan ketidak seimbangan, 4.2. Masalah Pekerja Anak Masalah pekerja anak memiliki banyak implikasi etis dan kompleks karena berbaur dengan masalah ekonomi, sosial, dan budaya. Masalah pekerja anak dianggap tidak etis karena merupakan pelanggaran hak kepada anak dan basis bisnis yang tidak fair. Namun setiap kasus pekerja anak harus mempertimbangakan masalah utilitaritis. 4.3. Relativasi Keuntungan Karena kompleksitas keuntungan dan pertimbangan etis maka relativitas keuntungan dilukiskan sebagai berikut: a. Keuntungan merupakan tolok ukur untuk menilai kesehatan perusahaan b. Keuntungan adalah pertanda penghargaan produk c. Keuntungan adalah cambuk peningkatan usaha d. Keuntungan adalah syarat kelangsungan perusahaan e. Keuntungan mengimbangi risiko 4.4. Manfaat bagi stakeholder Cara lain untuk untuk mendekati tujuan adalah manfaat bagi pemegang kepentingan. Karena banyaknya pemegang kepentingan maka seharusnya perusahaan tidak hanya menitik beratkan pada kepentingan salah satu pemegang kepentingan misalnya pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai