Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas90 mmHg
(Smeltzer, 2003). Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus
dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur
hidup (Amirudin, 2007). Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
didefinisikan sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer,dimana tidak
ditentukan penyebab medisnya (Yogiantoro, 2006).
Sampai saat ini Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia,
baik di Negara maju maupun Negara Negara berkembang, termasuk
Indonesia. Riset Kesehatan Daasar (Riskesdas) tahun 2007 mendapatkan
prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia
cukup tinggi mencapai 31,7% dengan penduduk yang mengetahui dirinya
menderita hipertensi hanya 7,2% dan yang minum obat antihipertensi hanya
0,4%. Sedangkan Menurut Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-VII),
hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia. Menurut laporan Badan
Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi merupakan penyebab nomor 1
kematian di dunia. Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.

1
2

Menurut profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011, data
jumlah hipertensi yang diperoleh dari dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah
terdapat 634.860 jiwa penderita hipertensi. Dari hasil survey tentang penyakit
terbanyak di puskesmas di Provinsi Jawa Tengah, penyakit hipertensi
menduduki peringkat ke 3 setelah diare dan influensa (Dinkes Provinsi Jawa
Tengah, 2011).
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pederita hipertensi antara
lain, sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan
hipertensif pada retina, cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan
susuna saraf pusat, nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal
dan filtrasi glomerulus edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler (Elizabeth, 2009). Sedangkan gejala yang
dialami penderita hipertensi bersifat menahun, berat dan tidak bisa diobati
misalnya sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah,
pandangan kabur. Terkadang penderita darah tinggi berat mengalami
penurunan kesadaran, bahkan koma karena pembengkakan otak (Adib, 2011).
Pola makan yang kurang baik terlalu banyak makan makanan yang
diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi,
misalnya monosodium glutamate (MSG), dapat menaikan tekanan darah
karena mengandung natrium dalam jumlah berlebih. Sehingga natrium yang
berlebihan akan menggumpal di dinding pembuluh darah dan mengikisnya
3

lalu terkelupas. Kotoran tersebut akan menyumbat pembuluh darah yang akan
memicu timbulnya hipertensi (Tim Redaksi VitaHealth, 2004).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten kendal, hipertensi
menjadi urutan ke 7 dari 10 besar penyakit di kabupaten Kendal pada tahun
2012. Kasus hipertensi yang terjadi pada tahun 2012 di kabupaten Kendal
sebanyak 10.607 kasus (Dinkes kendal, 2012). Data penyakit hipertensi pada
tahun 2012 di kabupaten Kendal menurut Dinas Kesehatan Kendal terbesar
terdapat di Puskesmas Kendal 01 yaitu sebesar 833 kasus, kedua Puskesmas
Cepiring sebesar 809 kasus, ketiga Puskesmas Pegandon sebesar 801 kasus,
keempat Puskesmas Rowosari 02 sebesar 724 kasus, kelima Puskesmas Boja
01 sebesar 710 kasus, keenam Puskesmas Kaliwungu sebesar 651 kasus,
ketujuh Puskesmas Limbangan sebesar 587 kasus, kedelapan Puskesmas
Sukorejo sebesar 583 kasus, kesembilan Puskesmas Brangsong 02 sebesar
552 kasus, dan yang terakhir Puskesmas Patebon 02 sebesar 474 kasus
(Dinkes Kendal, 2012). Berdasarkan data Puskesmas Brangsong 02 tahun
2012, penderita penyakit hipertensi sebesar 552 kasus dengan kasus
terbanyak terjadi pada usia 45-65 tahun.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Brangsong 02
Kendal, diketahui bahwa penderita hipertensi tahun 2012 sebanyak 552
orang.Dari hasil wawancara sementara yang dilakukan pada 10 orang
penderita hipertensi di Puskesmas Brangsong 02 diketahui bahwa 7 orang
penderita tidak mengetahui secara pasti permasalahan yang dialami penderita
tentang hipertensi yang dideritanya termasuk dalam hal cara perawatan
4

hipertensi yang benar. Selama ini mereka hanya mengetahui bahwa penderita
hipertensi harus mengurangi makanan yang asin-asin.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengetahuan penderita hipertensi tentang perawatan
hipertensi di Puskesmas Brangsong 02 Kendal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah
penelitian bagaimana pengetahuan penderita tentang perawatan hipertensi di
Puskesmas Brangsong 02 Kendal?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan penderita tentang perawatan
hipertensi di Puskesmas Brangsong 02 Kendal.
2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan karakteristik sampel penelitian (jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, pekerjaan).
b. Menggambarkan pengetahuan tentang pengertian hipertensi.
c. Menggambarkan pengetahuan tentang penyebab hipertensi.
d. Menggambarkanpengetahuan tentang tanda dan gejala hipertensi.
e. Menggambarkan pengetahuan cara pencegahan, cara perawatan
hipertensi.
f. Menggambarkan pengetahuan tentang komplikasi dari hipertensi.
5

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PenderitaHipertensi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi
kepada penderita hipertensi tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, cara pencegahan, cara perawatan dan komplikasi dari hipertensi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan wacana ilmiah untuk kepentingan pendidikan khususnya
profesi keperawatan dan sebagai acuan untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
petugas kesehatan sehingga dapat meningkatkan promosi kesehatan
pengetahuan tentang perawatan hipertensi.
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman dalam melaksanakan
penelitian khususnya dalam pengetahuan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, cara pencegahan, cara perawatan dan komplikasi dari hipertensi.






6

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, terjadi setelah
seseorang melakukan pergindraan terhadap suatu objek (Notoadmodjo,
2005). Pengindaraan tersebut terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu
indra penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa, dan peraba.
Sebagian besar seseorang bisa tahu diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan sangatlah penting, karena dapat membentuk tindakan
seseorang (Efendi dan Makhfudli, 2009).
Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja
maupun tidak sengaja. Terjadi setelah orang melakukan kontak atau
pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, dkk, 2007)
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Efendi dan Makhfudli, 2009 pengetahuan mempunyai 6
tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang pernah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan dalam tingkat ini adalah
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
6
7

penarah dipelajari atau rangsangan yang pernah diterima. Oleh
karena itu, tau merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata
yang biasanya bisa mengukur bahwa orang tersebut tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Dalam hal ini
penderita tersebut dapat menjelaskan tentang hipertensi dari
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan cara perawatannya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan
dapat menerangkan atau menjelaskan materi tersebut secara benar.
Seseorang yang sudah paham terhadap objek atau materi tersebut
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang pernah
dipelajari. Paham disini berarti penderita tersebut sudah
menjelaskan secara benar tentang hipertensi, penyebab, tanda dan
gejala serta dapat menjelaskan cara perawatan hipertensi.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
yang nyata. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan rumus, hukum-hukum, metode, prinsip, dan lain
8

sebagainya dalam situasi yang lain.Aplikasi yang dilakukan adalah
sudah bisa melakukan perawatan terhadap hipertensi.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaankata kerja seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Artinya penderita dapat menggambarkan cara perawatan hipertensi
yang benar.
e. Sintesis (synthetic)
Sistesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. dapat diartikan sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusu formulasi baru dari formulasi-
formulasiyang telah ada.Dalam hal ini penderita mampu
menjelaskan dengan bahasa sendiri tentang perawatan hipertensi
secara ringkas setelah diberikan penyuluhan tentang hipertensi.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu kinerja yang
9

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada. Penderita dapat mengevaluasi cara perawatan hipertensi.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Mubarak (2007), ada tujuh faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan dapat di artikan bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat
memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah orang tersebut menerima informasi, dan pada akhirnya
makin banyak juga pengetahuan yang dapat dimilikinya.
Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, maka
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung. Status pekerjaan yang rendah biasanya
sering mempengaruhi tigkat pengetahuan.
c. Umur
Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
psikis dan mental (psikologis). Secara garis besar pertumbuhan
fisik dapat dikategorikan menjadi 4 kategori perubahan, yaitu
10

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru. hal ini terjadi akibat pematangan fungsi
organ.
d. Minat
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
dalam.
e. Pengalaman
Merupakan suatu kejadian yang pernah dialami oleh
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Kecenderungan pengalaman yang baik pada seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan
yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan
Apabila kebudayaan disuatu wilayah yaitu menjaga
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
g. Informasi
Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga
organisasi, media cetak, dan tempat pelayanan kesehatan.
Kemudahan dalam memperoleh informasi dapat membantu
11

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru.
4. Pengukuran tingkat pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket, menyatakan isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden.
a. Pengetahuan baik : 76-100%
b. Pengetahuan cukup : 60-75%
c. Pengetahuan kurang : < 60% (Arikunto, 2006).

B. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan konsistensi diatas 140/90 mmHg. Hipertensi adalah kondisi medis
yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah secara kronis (Adib, 2011).
Jadi tekanan darah tinggi merupakan suatu tingkat tekanan darah disertai
dengan kompplikasi yang nyata.
2. Klasifikasi Hipertensi
a. Berdasarkan penyebab
Menurut Adib (2011) tekanan darah tinggi dibedakan menjadi dua
berdasarkan penyebabnya, yaitu :


12

1) Hipertensi Primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya dan terdapat pada kurang lebih 90% dari seluruh
penderita hipertensi. Hipertensi primer kemungkinan memiliki
banyak penyebab, misalnya perubahan pada jantung dan pembululh
darah kemungkinan bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diakibatkan penyakit
lain. Penyakit yang dimaksud biasanya penyakit ginjal, tumor pada
kelenjar adrenal. Namun, beberapa faktor eksternal semisalnya
kegemukan, malas berolahraga, minum alkohol, atau penggunaan
garam dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang yang memiliki kepekaan sedang menurun.
3. Penyebab Hipertensi
a. Pola makan
Pola makan yang kurang baik terlalu banyak makan makanan
yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah
tinggi, misalnya monosodium glutamate (MSG),dapat menaikan
tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah berlebih.
Sehingga natrium yang berlebihan akan menggumpal di dinding
pembuluh darah dan mengikisnya lalu terkelupas. Kotoran tersebut
akan menyumbat pembuluh darah yang akan memicu timbulnya
hipertensi (Tim Redaksi VitaHealth, 2004).
13


b. Berat badan berlebih atau obesitas
Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak abdominal erat
kaitannya dengan hipertensi.Tingginya peningkatan tekanan darah
tergantung pada besarnya penambahan berat badan. Peningkatan risiko
semakin bertambah parahnya hipertensi terjadi pada penambahan berat
badan tingkat sedang. Tetapi tidak semua obesitas dapat terkena
hipertensi. Tergantung pada masing masing individu. Peningkatan
tekanan darah di atas nilai optimal yaitu > 120 / 80 mmHg
akanmeningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.Penurunan
berat badan efektif untuk menurunkan hipertensi, Penurunan berat
badan sekitar 5 kg dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan.
c. Stress
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui saraf
simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten.
Apabila stres berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian
tekanan darah yang menetap. Pada binatang percobaan dibuktikan
bahwa pajanan terhadap stres menyebabkan binatang tersebut menjadi
hipertensi.
d. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas
menaikan insiden penyakit arterior koroner dan kematian prematur.
14


e. Jenis kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada wanita,
namun pada usia pertengahan dan lebih tua. Insiden pada wanita lebih
meningkat sehingga pada usia 65 tahun insiden pada wanita lebih
tinggi.
f. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya
pada yang berkulit putih, akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada
ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria kulit hitam denagan
diastole 115 atau lebih 3,3 kali lebih tinggi dari pada pria kulit putih
dan 5,6 kali bagi wanita kulit putih.
g. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup
lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat
pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres
agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi.
Obesitas dipandang sebagai faktor resiko utama. Bila berat badannya
turun, tekanan darahnya sering turun menjadi normal. Merokok
dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit
arteri koroner.


15


4. Mekanisme terjadinya hipertensi
Adib (2011) berpendapat, bahwa peningkatan tekanan darah di dalam
arteri bisa terjadi melalui beberapa cara :
a. Jantung memompa lebih kuat, sehingga mengalirkan lebih banyka
cairan setiap detiknya.
b. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
mereka tidak dapat mengembanng pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Karena itu, darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Kondisi inilah yang terjadi pada usia
lanjut, dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang samam, tekanan juga meningkat
pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk
sementara waktu mengerut karena perangsangan saraf atau hormon di
dalam darah.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan
fungsi ginjal, sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh. Akibatnya volume darah dari dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
5. Gejala hipertensi
16

Pada sebagian penderita, tekanan darah tinggi tidak menimbulkan
gejala. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dapat dipercaya memiliki hubungan dengan tekanan darah tinggi.
Menurut Adib (2011) gejala yang dimaksud adalah :
a. Sakit kepala
b. Perdarahan hidung
c. Pusing
d. Wajah kemerahan
e. Kelelahan
Biasanya, gejala-gejala yang dialami penderita hipertensi
bersifat menahun, berat dan tidak bisa diobati. Misalnya :
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak nafas
f. Gelisah
g. Pandangan kabur
Terkadang, penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran, bahkan koma karena pembengkakan otak.
6. Pengobatan hipertensi
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat
lainnya. Menurut Adib (2007) obata-obat antara lain :
17

a. Diuretik
Diuretik merupakan golongan obat hipertensi dengan proses
pengeluaran cairan tubuh melalui urine. Tetapi, penggunaan obat-
obat tersebut menagkibatkan potassium kemungkinan terbuang
dalam cairan urine. Karena itu, pengontrolan konsumsi potassium
harus dilakukan. Jenis obat diuretik ini meliputi tablet
hydrochlorothiazide (HCT) dan lasi (furosemide).
b. Beta blokers
Beta blokers merupakan obat yang biasa dipakai dalam upaya
pengontrolan tekanan darah dengan cara memperlambat kerja
jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah. Dan obat
yang termasuk jenis beta blokers adalah atenol (tenorim), capote
(captropil).
c. Calcium channel blokers
Calcium channel blokers merupakan salah satu obat yang biasa
dipakai dalam pengontrolan darah tinggi melalui proses relaksasi
pembuluh darah dengan cara memperlebar pembuluh darah.
Obatnya meliputi norvasc (amplodipine), dan
angiostensinconvering enzyme (ACE).
7. Komplikasi yang sering terjadi
Penyakit hipertensi akan meningkat dengan adanya penyakit
kronis. Penyakit lain yang dapat meningkatkan derajat hipertensi atau
18

berupa komplikasi hipertensi akan menyebabkan hipertensi lebih sulit
dikendalikan. Berikut ini berbagai komplikasi penyebab hipertensi :
a. Kolesterol tinggi
Kadar kolesterol, sejenis lemak dalam darah yang tinggi akan
meningkatkan pembentukan plak dalam arteri. Akibatnya, arteri
menyempit dan sulit berkembang, perubahan ini dapat meningkatkan
tekanan darah.
b. Apnea pada saat tidur (mendengkur)
Apnea merupakan bentuk berat dari mendengkur yang
mengganggu pernafasan pada saat tidur. Beberapa penelitian
menunjukan adanya hubungan antara pernafasan yang terhenti dan
berkurangnya pasokan oksigen untuk sementara waktu yang menyertai
apnea saat terjadinya hipertensi. Apnea pada saat tidur tidak selalu
terlihat jelas. Namun, jika seseorang tidak dapat tidur nyenyak
sepanjang malam dan selalu mengantuk pada siang harinya sebaiknya
memeriksakan diri ke dokter. Pengobatannya dapat dilakukan dengan
cara memberikan oksigen pada saat tidur. Cara ini terbukti dapat
menurunkan tekanan darah sedikit demi sedikit.
c. Gagal jantung dan ginjal
Kerusakan atau kelemahan otot mungkin disebabkan serangan
jantung karena jantung harus bekerja lebih berat untuk memompa
darah. Hipertensi yang tidak terkendali menuntut jantung yang lemah
bekerja lebih keras dan menyulitkan pengobatan kedua penyakit
19

tersebut. Indikator lain yang menunjukan peningkatan resiko penyakit
jantung dan pembuluh darah adalah terjadinya perubahan aliran darah
dalam retina, penebalan bilik kiri jantung, perubahan kadar kreatinin
(zat kimia yang dikeluarkan oleh ginjal) dalam darah, dan perubahan
jumlah protein dalam urine. Pengobatan hipertensi dapat memulihkan
atau menghambat berkembangnya penyakit gagal jantung dan ginjal
(Yulianti, 2006).

C. Kerangka Teori













Gambar 2.1 Kerangka Teori
Pengetahuan
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Umur
3. Pekerjaan
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
7. Informasi

Hipertensi

1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Penyebab
4. Mekanisme
5. Gejala
6. Pengobatan
7. Komplikasi

20

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:


Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu penelitian
kuantitatif dengan tujuan mendeskripsikan variable-variabel utama subyek
studi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian deskriptif disebut
juga studi prevalensi atau sampling survey (Budiarto, 2003).

C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang akan
diteliti (Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah semua
penderita hipertensi di Puskesmas Brangsong 02 Kendal sebanyak 552
orang.


Pengetahuan penderita tentang perawatan hipertensi
20
21

2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006).
Pengambilan sampel harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai
contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya
(Arikunto, 2006).
3. Kriteria sampel :
a. Kriteria inklusi
1) Tingkat pendidikan minimal lulus SD
2) Menderita hipertensi lebih dari 1 tahun
3) Usia antara 40-60 tahun
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi inklusi karena berbagai subyek (Nursalam, 2003).
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah penderita hipertensi yang
saat penelitian tidak berada di tempat penelitian.
4. Besar sampel
Besar sampel yang digunakan kurang dari 1000 ditentukan dengan
rumus sebagai berikut :
n =
( )
2
1 d N
N
+

Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
22

d = tingkat signifikan (d = 0,05)
Besar sampel dalam penelitian ini adalah
=
( )
2
05 , 0 552 1
552
+

=
( ) 0025 , 0 552 1
552
+

=
38 , 1 1
552
+

= 231,93 = 232
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 232 orang. Setelah
didapatkan sampel dimana pengambilan sampel dengan cara acak
sederhana.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Puskesmas Brangsong 02 Kendal.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Januari
2014, mulai dari pengambilan data sampai penyusunan hasil sesuai jadwal
yang dilampirkan.





23

E. Definisi Operasional, Variable penelitian, dan skala pengukuran
1. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat ukur Hasil Ukur Skala
Pengetahuan
penderita
tentang
perawatan
hipertensi
Segala sesuatu
yang diketahui
oleh masyarakat
tentang
hipertensi.
Meliputi:
- Pengertian
hipertensi
- Penyebab
hipertensi
- Tanda dan
gejala
hipertensi
- Komplikasi
hipertensi
Pengukuran
menggunakan
kuesioner A
dengan skala
Guttman yang
diisi oleh
responden dari
19 item
pertanyaan
jika jawaban
benar skor 1
dan salah
skor 0
Nilai tertinggi
19, Nilai
terendah 0
dengan
kategori:
- Baik : 14-19
- Cukup : 7-13
Kurang: 0-6
Interval


2. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu
pengetahuan penderita tentang perawatan hipertensi.
F. Alat Penelitian dan Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket atau
kuesioner dengan responden peneliti. Kuesioner penelitian ini dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :



24


a. Kuesioner A
Kuesioner ini digunakan untuk mencatat data demografi responden
meliputi umur, agama, pekerjaan dan pendidikan terakhir.
b. Kuesioner B
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
responden tentang perawatann hipertensi, kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga
responden tinggal memilih.
2. Cara Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner kepada responden dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin melakukan penelitian
kepada STIKes Kendal.
b. Dari STIKes Kendal kemudian peneliti ke KesbangLinmas (Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat).
c. Dari KesbangLinmas kemudian peneliti ke BAPEDA untuk
mengajukan permohonan ijin penelitian, setelah mendapat surat dari
BAPEDA, kemudian peneliti ke Puskesmas Brangsong 02 Kendal.
d. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas Brangsong 02
Kendal, peneliti mendatangi ruangan bagian penyakit dalam untuk
meminta informasi jumlah penderita hipertensi.
25

e. Peneliti mendatangi responden pada saat berada di puskesmas,
selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan kepada responden,
kemudian memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian dan
meminta ijin persetujuan untuk menjadi responden.
f. Apabila responden telah menyetujui lembar persetujuan tersebut,
kemudian peneliti memberikan lembar kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya.
g. Responden diarahkan untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk
yang telah diberikan dan mengisi semua pertanyaan pada kuesioner.
h. Setelah kuesioner diisi oleh responden kemudian peneliti
mengumpulkan semua kuesioner dan memeriksa kembali kelengkapan
jawaban yang ada pada kuesioner.
i. Setelah kuesioner yang diberikan kepada semua responden telah
terkumpul maka selanjutnya akan diolah dan dilakukan analisa data
3. Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen penelitian dilakukan untuk menguji apakah instrumen
ini dapat dipertanggung jawabkan atau tidak maka terlebih dahulu harus
diuji validitas dan reliabilitas (Arikunto, 2006).
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan
tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
26

apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat ( Arikunto, 2006 ).
1) Content validity
Dilakukan dengan meminta pendapat dari ahli (judgment expert)
mengenai isi lembar kuesioner yang telah disusun. Item dalam lembar
kuesioner tidak akan diikutkan dalam penelitian jika menggunakan
ICV (indeks of content validity) yang dijabarkan dalam 4 kategori yaitu
jika 1 pertanyaan tidak relevan, angka 2 bila pertanyaan sulit dicari
relevansinya, angka 3 jika pertanyaan relevan tetapi membutuhkan
sedikit revisi, dan angka 4 jika pertanyaan sangat relevan dengan
tujuan penelitian.
2) Construct validity
Dilakukan dengan mengujicobakan kuesioner kepada responden. Uji
coba instrument dilakukan di Puskesmas Pegandon Kendal dengan
responden sebanyak 20 orang. Untuk mengetahui validitas instrumen
dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor masing-masing
variabel skor totalnya. Suatu variable tersebut berkorelasi secara
signifikan dengan skor totalnya. Dalam penelitian ini menggunakan
person product moment,
Dengan rumus :
rxy =
( ) ( ) ( ) ( )
2
2
2
2
) ( ) (




Y Y N X X N
Y X XY N


27

Keterangan :
r = Koefisien korelasi
x = Skor dari setiap item
y = Skor total item
N = jumlah subjek penelitian
rxy = Koefisien relasi antara x dan y
Untuk mengetahui nilai korelasi (r hitung) dibandingkan dengan
r tabel. Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 5%, df = 2
dalam hal ini 20-2 atau df = 18. Jika r hitung > r tabel (r hitung > 0,468)
maka kuesioner dikatakan valid dan jika sebaliknya jika r hitung < atau
sama dengan r tabel, maka kuesioner tersebut adalah tidak valid
(Riwidikdo, 2008).
Uji validitas yang dilakukan pada 20 responden di Puskesmas
Pegandon 01 Kendal didapatkan bahwa dari 20 item pertanyaan pada
kuesioner pengetahuan ada 1 item yaitu pertanyaan no.1 dinyatakan
tidak valid dan harus dibuang dikarenakan memiliki r hitung kurang
dari 0,468 (r<0,468).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten walaupun digunakan berkali-kali (Notoadmodjo, 2005).
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan one shot
28

atau pengukuran sekali saja. Teknik uji reliabilitas menggunakan uuji
statistik Cronbach Alpha (Sugiyono, 2005).
Rumus cronbach alpha adalah sebagai berikut :
2
1
2
1
) 1 ( o
o

=
b
k
k
r
Keterangan :
r = reliabilitas instrument (nilai alpha)
k = banyaknya soal pertanyaan

2
b
o = jumlah varian butir

2
1
o = jumlah varian total
4. Sumber Data
Menurut Udiyono (2007), data berdasarkan sumberny, dibagi menjadi
dataprimer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti,
data yang dikumpulkan merupakan data yang langsung diperoleh dari
responden penelitian (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini data
primer diperoleh secara langsung dari jawaban atas pertanyaan
responden yang dituangkan dalam kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai
catatan atau informasi yang telah ada (Sugiyono, 2005). Dalam
29

penelitian ini data sekunder meliputi jumlah penderita hipertensi yang
didapat dari data Puskesmas Brangsong 02 Kendal.

G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan dalam tahap pengelompokan data perlu
diolah dahulu. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan seluruh data
yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Editing
Peneliti meneliti kembali kuesioner yang telah terkumpul
dengan cara memeriksa kelengkapannya, kesaksian dan konsistensi
dari setiap jawaban pertanyaan. Sehingga apabila kekurangan data
dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Yaitu peneliti mengklasifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut
macamnya. Klasifikasi ini dilakukan dengan jalan menandai masing-
masing jawaban yang ada dengan kode berupa angka, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel sehingga mudah dibaca.
c. Tabulating
Peneliti memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai
kriteria.
30

d. Scoring
Melakukan pemberian skor pada item.

2. Analisa Data
Analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah analisis univariat.
Analisis univariat digunakan untuk analisis deskriptif yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable
penelitian. Pada umumnya yakni untuk menyajikan distribusi frekuensi
(Sugiyono, 2005 ).
Dari data tentang pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat
dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup,dan kurang.
Ketentuan tersebut menggunakan aturan normative yang menggunakan
rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) (Riwidikdo,
2008).

H. Etika Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian perlu mendapat rekomendasi dari
institusi tempet penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan
penelitian dengan memperhatikan etika penelitian menurut Hidayat (2007)
meliputi :



31

1. Informed Concent ( persetujuan menjadi responden )
Persetujuan itu diberikan kepada responden yang akan diteliti dan telah
memenuhi kriteria. Bila subyek menolak maka peneliti tidak bias
memaksa dan tetap menghormati hak-haknya
2. Anonimity ( tanpa nama )
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden tetapi diberikan kode.
3. Confidentiality ( kerahasiaan )
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil
penelitian baik informasi, maupun masalahmasalah lainnya, semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya kelompok data yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

I. Jadwal Penelitian
Terlampir








32

DAFTAR PUSTAKA

Adib. (2007). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung,
dan Stroke. Yogyakarta : Dian Loka
Adib. (2011). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung,
dan Stroke. Yogyakarta : Dian Loka
Amirudin, R. (2007). Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian
Epidemiologi. Makassar: FKM UNHAS.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Budiarto, E (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J (2009). Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia (2007). Jakarta: Balitbangkes-Depkes RI
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. (2012). Data kasus Penyakit Tidak
Menular. Kendal
Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori
Dan Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
H. Riwidikdo. (2008). Statistika Kesehatan.Yogyakarta : Mitra Cendekia Pres

Hidayat, A. (2007). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, wahid iqbal. (2007). Promosi kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu
33

Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoadmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta.

Palmer, Anna. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga
Dinas Kesehatan. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang:
Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Smeltzer, S. (2003). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Jakarta:
EGC
Sugiyono, A. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Udiyono A. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan.Semarang : Universitas
Diponegoro
Tim Vita Health. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia
Yogiantoro M. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV.
Jakarta: FK UI.
Yulianti, S. (2006). 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Depok : PT. Agromedia
Pustaka
http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/berita.php?ID=113




34



















1

JADWAL PENELITIAN


KALENDER PENYUSUNAN SKRIPSI
PSIK STIKES KENDAL TAHUN AJARAN 2013-2014


NO KEGIATAN
SEPTEMBER 2013 OKTOBER 2013 NOVEMBER 2013 DESEMBER 2013
JANUARI 2014 FEBRUARI 2014
2
s/d
7
9
s/d
14
16
s/d
21
23
s/d
28
1
s/d
5
7
s/d
12
14
s/d
19
21
s/d
26
4
s/d
9
11
s/d
16
18
s/d
23
25
s/d
30
2
s/d
7
9
s/d
14
16
s/d
21
23
s/d
28
1 s/d
4
6 s/d
11
13 s/d
18
20 s/d
25
27 s/d
31
3 s/d
8
10 s/d
15
17 s/d
22
24 s/d
28
Riview Metodologi Riset

1 Penyusunan BAB I

2 Penyusunan BAB II

3 Penyusunan BAB III

4 Ujian Proposal

5 Revisi Proposal

6 Penelitian


7 Penyusunan BAB IV


8 Penyusunan BAB V


9 Ujian Skripsi


10 Revisi Skripsi


11 Pengumpulan Naskah dan CD


12 Yudicium



L
a
m
p
i
r
a
n

1

0







LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Laksmana Dony Artha
NIM : SK.110.083
Adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal yang
akan melakukan penelitian tentang Pengetahuan Penderita Tentang
Perawatan Hipertensi Di Puskesmas Brangsong 02 Kendal.
Mohon maaf jika penelitian ini menggangu waktu anda namun anda
sebagai responden akan di jaga kerahasiaan semua informasi yang di
berikan akan di jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila calon responden tidak bersedia menjadi responden dan
terjadi hal-hal yang merugikan anda di persilahkan untuk mengundurkan
diri menjadi responden dan tidak ikut dalam penelitian ini dan responden
berhak menarik jawaban yang di berikan.
Apabila anda menyetujui, maka saya mohon kesediaanya untuk
menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
saya buat.
Atas perhatian dan kesediaan anda menjadi responden saya ucapkan
banyak terima kasih.

Kendal, Desember 2013



Peneliti





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
( STIKES KENDAL)
JL. Laut No. 31 Kendal Telp. ( 0294 ) 381343. Fax : ( 0294 ) 381343 Kendal Jawa Tengah 51311
http;//stikeskendal.ac.id email : info@stikeskendal.ac.id
1






LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Umur :
Jenis kelamin :
Menyatakan tidak keberatan bila saya menjadi responden penelitian
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal yang bernama: Zamsiah
martiasih dengan judul Pengetahuan Penderita Tentang Perawatan Hipertensi
Di Puskesmas Brangsong 02 Kendal
Untuk itu saya bersedia memberikan keterangan mengenai informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian. Saya telah diberi penjelasan bahwa ini
bersifat sukarela yang hanya di pergunakan umtuk kepentingan peneliti.

Kendal, Desember 2013

Responden


( )







SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
( STIKES KENDAL)
JL. Laut No. 31 Kendal Telp. ( 0294 ) 381343. Fax : ( 0294 ) 381343 Kendal Jawa Tengah 51311
http;//stikeskendal.ac.id email : info@stikeskendal.ac.id
2

KUESIONER
PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG PERAWATAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS BRANGSONG 02 KENDAL


A. Identitas Responden
Petunjuk pengisian: isilah dengan memberi tanda () pada kolom yang
disediakan
No.Responden :
Umur : < 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun
Agama : ......................
Pekerjaan : Swasta
Wiraswasta
PNS
Petani
Pendidikan terakhir: Dasar (SD/MI/SMP/SLTP/MTs)
Menengah (SMA/SMK/MA)
Tinggi (PT/Akademi)

B. Kuesioner Pengetahuan Penderita
Petunjuk :
1. Bacalah baik-baik setiap item
2. Beri tanda () pada kolom Benar bila menurut Anda benar.
3. Beri tanda () pada kolom Salah bila menurut Anda salah.



3

SOAL PERTANYAAN
No. Pernyataan B S
1. Stres tidak dapat menyebabkan hipertensi.
2. Kelebihan berat badan tidak dapat menyebabkan
hipertensi.

3. Konsumsi natrium (garam) yang berlebihan dapat
memperparah keadaan hipertensi seseorang.

4. Merokok meningkatkan risiko hipertensi.
5. Alkohol merupakan faktor risiko hipertensi.
6. Sakit kepala, kelelahan, dan penglihatan kabur
merupakan tanda-tanda hipertensi.

7. Stroke merupakan komplikasi dari hipertensi.
8. Gagal ginjal merupakan komplikasi dari hipertensi.
9. Gagal jantung merupakan komplikasi dari hipertensi.
10. Keturunan merupakan faktor genetik timbulnya
hipertensi.

11. Hipertensi banyak diderita oleh anak-anak dan
remaja.

12. Pada hipertensi akan ditemukan peningkatan detak
jantung.

13. Hipertensi stadium I merupakan hipertensi dengan
tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg.

14. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya disebut
hipertensi sekunder.

15. Obesitas merupakan faktor yang mempengaruhi
timbulnya hipertensi primer.

16. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang
diketahui penyebabnya seperti karena penyakit
ginjal.

17. Hipertensi stadium I merupakan hipertensi dengan
4

No. Pernyataan B S
tekanan darah 140-159 mmHg.
18. Kegelisahan menyebabkan peningkatan tekanan
darah sebesar 30 mmHg.

19. Asupan makanan rendah kalsium, kalium dan
magnesium dapat memberikan kontribusi dalam
munculnya hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Harvest
    Harvest
    Dokumen36 halaman
    Harvest
    Kharis Mochammad Nur
    Belum ada peringkat
  • Megananda
    Megananda
    Dokumen2 halaman
    Megananda
    Kharis Mochammad Nur
    Belum ada peringkat
  • Al Lahab
    Al Lahab
    Dokumen1 halaman
    Al Lahab
    Kharis Mochammad Nur
    Belum ada peringkat
  • Mantra
    Mantra
    Dokumen3 halaman
    Mantra
    Kharis Mochammad Nur
    Belum ada peringkat
  • Attunment Reiki
    Attunment Reiki
    Dokumen8 halaman
    Attunment Reiki
    Kharis Mochammad Nur
    Belum ada peringkat