Anda di halaman 1dari 2

TUGAS METYODELOGI BERORIENTASI OBJEK

NAMA KELAS NPM : SETIAWAN PAMBUDI : TEK K31/11 :

1. Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad dan Edward Yourdon [1990]. Metode Coad & Yourdan Diperkenalkan oleh Peter Coad dan Edward Yourdan pada tahun 1990. Disebut juga dengan nama Object Oriented Analysis (OOA), dan dipandang sebagai salah satu teknik yang mudah untuk dipelajari. Notasi model relatif sederhana karena didasarkan pada struktur fisik dunia nyata, dan petunjuk untuk melakukan analisis cukup jelas. Tahap atau skema pelaksanaan: - Identifikasi kelas dan objek - Identifikasi struktur Struktur "generalization-specification Struktur whole-part atau a-part-of Identifikasi subjek Definisikan atribut - Atribut implisi objek - Koneksi instan (instance connection) Definisikan layanan - Layanan implisit objek - Layanan yang berasosiasi dengan atribut - Layanan yang berasosiasi dengan message-connection 2. Object Oriented Software Engineering (OOSE) dan IvarJacobson [1992] Metode Jacobson Diperkenalkan oleh Ivar Jacobson dengan nama Object Oriented Software Engineering (OOSE) pada tahun 1992. Merupakan versi yang juga sederhana dari metode berorientasi objek. Sudut pandang atau fokus analisis ditekankan pada use case, yaitu deskripsi atau skenario yang menggambarkan bagaimana pemakai berinteraksi dengan produk atau sistem yang akan dikembangkan. Tahap atau skema pelaksanaan: - Identifikasi pemakai sistem dan semua tanggung jawabnya - Buat model kebutuhan Definisikan aktor dan tanggung jawabnya Identifikasi use-case untuk setiap aktor Inisialisasi gambaran sistem objek dan hubungannya - Buat model analisis Identifakasi antarmuka objek Buat gambaran struktural dari antarmuka objek Representasikan perilaku objek Isolasi sub-sistem dan buat masing-masing modelnya

SETIAWAN PAMBUDI

TEK K31/11

POLITEKNIK DARMAPATRIA KEBUMEN

3. Sritrop dan Steve Cook dan John Daniels [1994]. Perancangan Terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD) Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata. Perancangan ini bertujuan untuk membuat model SOLUSI terhadap PROBLEM yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur. Ada empat kegiatan perancangan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Perancangan arsitektural; kita merancang struktur modul P/L dengam mengacu pada model analisis yang sesuai (DFD). Langkahnya adalah: mengidentifikasi jenis aliran (transform flow atau transaction flow), menemukan batas-batas aliran (incoming flow dan outgoing flow), kemudian memetakannya menjadi striktur hirarki modul. Selanjutnya, kita alokasikan fungsi-fungsi yang harus ada pada modul-modul yang tepat. 2. Perancangan data; kita merancang struktur data yang dibutuhkan, serta merancang skema basisdata dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD). 3. Perancangan antarmuka; kita merancang antarmuka P/L dengan pengguna, antarmuka dengan sistem lain, dan antarmuka antar-modul. 4. Perancangan prosedural; kita merancang detil dari setiap fungsi pada modul. Notasi yang digunakan bisa berupa flow chart, algoritma, dan lain-lain Pastikan bahwa model perancangan yang dibuat sudah mengakomodasi kebutuhan non fungsional. Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan metode perancangan terstruktur : Kelebihan

Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer. Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan. SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry. SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan. SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.

Kekurangan

SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional. Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses. Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru). Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi. Pada SAAD sulit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem. SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.

SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).

SETIAWAN PAMBUDI

TEK K31/11

POLITEKNIK DARMAPATRIA KEBUMEN

Anda mungkin juga menyukai