Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR HUKUM DASAR KIMIA

Bila sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan, bahwa besi itu telah berubah menjadi karat besi Jika, kita timbang massa besi sebelum berkarat dengan karat besi yang dihasilkan, ternyata massa karat besi lebih besar. Bayangkan jika kita membakar kertas, hasilnya akan menjadi abu jika kita timbang massanya akan berbeda. Apa yang terjadi? Untuk mengetahui kejadian diatas, kita akan dapatkan jawabannya dengan mempelajari hukum dasar kimia.

A. Hukum Kekekalan Massa

Massa sebelum bereaksi

Massa setelah bereaksi

Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) melakukan beberapa penelitian terhadap terhadap proses pembakaran beberapa zat. Dalam percobaan tersebut diamati proses reaksi antara raksa (merkuri) dengan oksigen untuk membentuk merkuri oksida yang berwarna merah dan diperoleh data sebagai berikut: Logam Merkuri + gas oksigen 530 gram 42,4 gram merkuri oksida 572, 4 gram

Jika merkuri oksida dipanaskan akan menghasilkan logam merkuri dan gas oksigen Merkuri oksida 572,4 gram Contoh 1. logam magnesium seberat 4 gram dibakar dengan gas oksigen akan menghasilkan magnesium oksida padat. Jika massa oksigen yang digunakan 6 gram, berapakah massa magnesium oksida yang dihasilkan? Jawab: Logam magnesium 4 gram + gas oksigen 6 gram magnesium oksida 10 gram logam merkuri 42,4 gram + gas oksigen 530 gram

2. Kawat tembaga dibakar dalam pembakar bunsen sehingga terbentuk tembaga oksida (CuO). 2Cu(s) + O2(g) 2CuO(s) jika berat Cu semula 32 g dan CuO yang terbentuk 40 g, berapa berat O2 yang bereaksi? Jawab Menurut Hukum Kekekalan Massa, dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Oleh karena itu, berat O2 yang bereaksi adalah 40 g 32 g = 8 g 32 g Cu(s) + 8 g O2 (g) 40 g CuO(s) Dari hasil percobaan yang dilakukan Antoine Laurent Lavoisier dan contoh diatas dapat disimpulkan bahwa Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama

B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur hidrogen dan oksigen. Materi mempunyai massa, termasuk hidrogen dan oksigen.

Air

senyawa air

Proust menyatakan bahwa senyawa merupakan gabungan dari dua unsure atau lebih dengan perbandingan berat tertentu dan tetap. bergabungnya unsure-unsur pembentuk senyawa disertai hilangnya sifat unsure-unsur pembentuknya. Sifat senyawa yang dihasilkan berbeda dengan sifat awal dan unsure pembentuknya. Dalam air murni, kita akan selalu memdapat bahwa perbandingan elemen hydrogen dan oksigen adalah 1 g H : 8 g O. oleh karena itu , jika kita mengambil sampel air 18 g maka aka nada elamen hydrogen (H) sebanyak 2 g dan oksigen (O) 16 g. jadi perbandingan tetapnya adalah 1: 8.

Hasil ekspriment proust Massa hydrogen yang direaksikan (gram) 1 2 8 8 9 9 Massa oksigen ang direaksikan (gram) Massa air yang terbenruk (gram) Sisa hydrogen dan oksigen (gram) 1 gr hidrogen 1 9 9 1 gr oksigen 2 16 18 -

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan, Hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi: Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap

Contoh: Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk? Jawab: Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40. Karena perbandingan

hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram. Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak ( 40 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja 36 gram.

Ditulis sebagai Perbandingan Massa Jika awal reaksi Yang bereaksi

H2 1 gram 4 gram 4 gram

+ :

O2 8 gram 40 gram 32 gram

H2 O 9 gram 44 gram 36 gram

C. Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton) Perbandingan unsur karbon (C) dan oksigen (O) pada karbon monoksida dan karbon dioksida berurutan adalah 3:4 dan 3:8. Jika massa C adalah sama, maka perbandingan massa O pada karbon monoksida dan karbon dioksida adalah 4:8 atau 1:2.Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan berbeda-beda. Misalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2. Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa terlihat pada tabel berikut:

Perbandingan nitrogen dan oksigen dalam suatu senyawa. senyawa Massa nitrogen (gram) NO2 NO N2O3 N2O4 28 14 28 28 Massa oksigen (gram) 16 16 48 64 7:4 7:8 7 : 12 7 : 14 perbandingan

Dari table diatas diatas, terlihat bahwa massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka perbandingan oksigen dalam : N2O: NO: N2O3: N2O4 = 4 : 8 : 12 : 14 atau 1 : 2 : 3 : 4 Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum perbandingan berganda yang berbunyi

Bila dua unsure bisa membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah satu unsure tersebut tetap (sama), maka massa unsure yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana

D. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac) Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi dengan gas Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1. Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai macam gas.

Berikut adalah contoh dari percobaan yang dilakukan Massa hidrogen yang direaksikan (gram) 1 2 1 2 Massa oksigen yang direaksikan (gram) 8 8 9 16 Massa air yang terbentuk (gram) 9 9 9 1 gram oksigen 18 Percobaan Gay Lussac Menurut Gay Lussac 2 volume gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air. Sisa hidrogen atau oksigen (gram) 1 gram hidrogen

Rumus Hukum perbandingan volume (Gay Lussac): V1 / N1 = V2 / N2 dimana P dan T tetap Keterangan P = tekanan gas (atm) T = suhu (K) V = volume gas (L) N= banyaknya gas (mol) Semua gas yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada suhu dan tekanan yang sama atau (T.P) sama. data hasil percobaan dengan volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama. Data hasil percobaan adalah sebagai berikut :

No 1.

Volume gas yang bereaksi Hidrogen + oksigen 1L + 0,5 L

Hasil reaksi Uap air 1L Amonia 4L Hidrogen klorida 2L Etana 1L

Perbandingan volume 2:1:2

2.

Nitrogen + hidrogen 2L + 2L

1:3:2

3.

Hidrogen + klor 1L + 1L

1:1:2

4.

Etilena + hidrogen 1L+1L

1:1:1

Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan tersebut sesuai dengan Hukum perbandingan volume atau dikenal dengan Hukum Gay Lussac bahwa.

Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat

Contoh Soal Reaksi N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g). Jika volume nitrogen yang bereaksi 2 liter, berapakah volume hidrogen yang dibutuhkan dan volume amonia yang terbentuk pada kondisi suhu dan tekanan yang sama?

Jawaban : Perbandingan volume N2 : H2 : NH3 = 1 : 3 : 2. Jika volume N2 = 2 liter maka

Volume H2 = (koefisien H2 / koefisien N2) x volume N2 = 3/1 x 2 liter = 6 liter Volume NH3 = (koefisien NH3 / koefisien N2) x volume N2 = 2/1 x 2 liter = 4 liter

Jadi, volume hidrogen yang dibutuhkan adalah 6 L dan volume amonia yang terbentuk adalah 4 L.

E. Hipotesis Avogadro Walau hukum perbandingan volume telah ditemukan oleh gay lussac, namaun beliu tidak dapat menjelaskan mengapa perbandingan volume gasgas dalam suatu reaksi merupakan bilangan bulat sederhana. Kebuntuan ini dijawab oleh teori dari Amadeo Avogadro ( 1881). Beliu mengungkapkan bahwa partikel unsure tidak selalu atom yang berdiri sendiri namun dapat berupa dari beberapa atom yang di sebut molekul unsure

Ilustrasi percobaan Avogadro Ternyata perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi gas-gas tersebut. Hal ini berarti bahwa, jika volume salah satu gas diketahui, maka volume gas yang lain dapat ditentukan dengan cara membandingkan koefisien reaksinya.

Contohnya: 1. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klorin membentuk gas hidrogen klorida. 1Hx(g) + 1Cly(g) setara adalah x = 2 dan y = 2. 2HaClb(g)

Nilai paling sederhana untuk x dan y yang membuat persamaan di atas

Dengan x = , maka nilai a = 1. Dengan y = 2, maka nilai b = 1. Jadi, persamaan di atas menjadi: H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g)

2. Pada reaksi pembentukkan uap air. 2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (g)

Jika volume gas H2 yang diukur pada suhu 25o C dan tekanan 1 atm adalah 10 liter, maka volume gas O2 dan H2O pada tekanan dan suhu yang sama dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : Volume H2 : Volume O2 = Volume O2 = tentukan volume H2O Jawab : Volume H2O = 2/2 x 10 L = 10 Liter Avogadro menjelaskan hukum perbandingan dengan menyatakan hipotsisnya yang di kenal sebagai hipotesis avogadro Pada suhu dan tekanan sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula. Koefisien H2 : Koefisien O2

x volume H2

Volume O2 = x 10 L = 5 Liter

Anda mungkin juga menyukai