BAB I PENDAHULUAN
Nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita Rasa nyeri tersebut bisa diringankan, atau dihilangkan dengan menggunakan obat penghilang nyeri, atau yang lebih dikenal pada kalangan tenaga kesehatan dengan nama Nonsteroidal AntiInflammatory Drugs (NSAIDs)
Lebih dari 30 juta tablet dan 70 juta resep dipreskripsikan per tahunnya di Amerika serikat.
Namun, penggunaan NSAIDs dapat menginduksi morbiditas yaitu mulai dari efek samping ringan seperti mual dan dispepsia (prevalensi sekitar 50-60%) sehingga ke komplikasi yang lebih serius seperti penyakit tukak peptik (3-4%) yang menyebabkan perdarahan atau perforasi pada 1.5% pengguna NSAIDs per tahun.
Diperkirakan sekitar 20.000 pasien meninggal setiap tahun disebabkan komplikasi pada sistem gastrointestinal oleh pemakaian NSAIDs.
Resiko mengidap tukak peptik meningkat dengan meningkatnya dosis dan frekuensi penggunaan NSAIDs, penggunaan lebih dari 1 obat NSAIDs, lama masa penggunaan obat, umur 60 tahun ke atas, perokok dan pengguna alkohol.
Di Amerika Serikat, prevalensi tukak peptik mencecah angka 350.000 per tahun.
Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara 6-15% terutama pada usia 20-50 tahun.
Distribusinya pada pria lebih tinggi dengan 10-15% serta pada wanita mencapai 4-15%. Tukak peptik merupakan lesi yang hilang timbul dan paling sering di diagnosis pada orang dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini mungkin sudah muncul sejak usia muda.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka diperlukan suatu penelitian untuk menjawab permasalahan yaitu apakah ada hubungan penggunaan Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) dengan kejadian tukak peptik?
TUJUAN PENILITIAN
Tujuan Umum Untuk mengevaluasi penderita tukak peptik dan non tukak peptik yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Provinsi NTB tentang riwayat penggunaan obat-obatan Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs). Tujuan Khusus Untuk Mengetahui seberapa besar kejadian tukak peptik yang disebabkan oleh penggunaan Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs). Untuk mengetahui jenis obat yang digunakan, kekerapan dan lama penggunaan yang mempengaruhi kejadian tukak peptik.
TUKAK PEPTIK
didefinisikan sebagai kerusakan integritas mukosa lambung dan/atau duodenum yang menyebabkan terjadinya inflamasi lokal. Disebut tukak apabila robekan mukosa berdiameter 5 mm kedalaman sampai submukosa dan muskularis mukosa Tukak peptik merupakan penyakit di saluran pencernaan bagian atas yang disebabkan oleh asam dan pepsin. Spektrum penyakit tukak peptik adalah luas meliputi kerusakan mukosa, eritema, erosi mukosa dan ulkus
10
11
Duodenum terdiri atas empat lapisan konsentris yaitu mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa.
Pada lapisan submukosa terdapat kelenjar Brunner yang mensekresikan mukus. Fungsi mukus tersebut berfungsi melindungi mukosa terhadap efek yang berpotensi merusak dari sekresi gaster yang asam.
12
13
Penggunaan NSAID akan menghambat kerja dari enzim siklooksigenase (COX) pada asam arakidonat sehingga menekan produksi prostaglandin yang akan menyebabkan :
pertahanan mukosa
14
NSAID
Definisi Obat antiinflamasi non steroid, atau yang dikenal dengan NSAIDs (Non Steroidal Anti- inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. Mekanisme kerja NSAIDs didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim COX ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Prostaglandin berperan dalam proses inflamasi
15
16
KERANGKA TEORI
17
18
HIPOTESIS
Ho: Tidak Terdapat hubungan antara penggunaan NSAIDs dengan kejadian tukak peptik. H1: Terdapat hubungan antara penggunaan NSAIDs dengan kejadian tukak peptik.
19
20
JENIS PENELITIAN - deskriptif analitik dengan pendekatan studi casecontrol (kasus-kontrol) LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN - penelitian dilakukan di RSUP NTB , dilaksanakan pada bulan Maret 2013 VARIABEL PENELITIAN - Variabel independen : penggunaan NSAID - variabel dependen : pasien tukak peptik dan non tukak peptik
21
DEFENISI OPERASIONAL
Pasien tukak peptik Pasien yang ada riwayat tukak peptik atau masa kini telah didiagnosa menderita tukak peptik yang didiagnosa oleh dokter Pasien non tukak peptik Pasien yang tidak ada riwayat tukak peptik atau masa kini tidak didiagnosa menderita tukak peptik oleh dokter Penggunaan NSAID Pasien yang mempunyai riwayat penggunaan NSAID termasuk penggunaan aspirin dan jenis NSAID lainnya serta kekerapan dan lama penggunaan
22
23
Kriteria Eksklusi
- Pasien yg berumur kurang dari 25 tahun atau lebih dari 75 tahun - Pasien yg mempunyai riwayat merokok dan menkonsumsi minuman beralkohol - pasien pernah didiagnosa infeksi H.pylori
2+ 11+22 12
1,9 2 0,20
= 18
24
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Rekam Medis 2. Kuesioner
25
ALUR PENELITIAN
26
BAB IV PEMBAHASAN
27
ANALISA UNIVARIAT
28
29
30
31
ANALISA BIVARIAT
32
DISTRIBUSI PENDERITA DAN NON PENDERITA TUKAK PEPTIK BERDASARKAN RIWAYAT PENGGUNAAN NSAID
33
TABEL SILANG PENDERITA DAN NON PENDERITA TUKAK PEPTIK BERDASARKAN RIWAYAT PENGGUNAAN NSAID
Total
18 18 36
= 0,52
34
Uji
Value
Chi- Square
0,643
35
36
Total
1 7 8
17 19 36
= 9,3
37
Uji
Value
Signifikansi (PValue)
0.026
Chi- Square
4,976
38
39
Ya
Tidak Total
9
19 28
1
7 8
10
26 36
= ,
40
Uji
Value
Signifikansi (PValue)
0.274
Chi- Square
1.197
41
DISTRIBUSI PENDERITA DAN NON PENDERITA TUKAK PEPTIK BERDASARKAN RIWAYAT PENGGUNAAN NSAID
42
TABEL SILANG PENDERITA DAN NON PENDERITA TUKAK PEPTIK BERDASARKAN RIWAYAT PENGGUNAAN NSAID Durasi Penggunaan NSAID Singkat Lama Total Penderita tukak peptik Ya 8 10 18 Tidak 3 7 10 11 17 28 Total
= ,
43
Uji
Value
Signifikansi (Ppalue)
Chi- Square
0,562
0.453
44
BAB V PENUTUP
45
KESIMPULAN
1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada riwayat penggunaan NSAID dengan kejadian tukak peptik yang ditunjukkan dengan nilai yaitu p=0.423 > (0.05), artinya penerimaan terhadap H0 dan penolakan terhadap H1 2. Terdapat hubungan yang signifikan pada riwayat penggunaan NSAID dengan keluhan nyeri epigastrium yaitu ditunjukkan dengan nilai p=0.026 < (0.05), artinya penolakan terhadap H0 dan penerimaan terhadap H1. Didapatkan value sebesar 0.348. Nilai 0.348 menunjukkan tanda rendah (low correlation) artinya, terdapat hubungan yang rendah antara penggunaan NSAID dengan kejadian nyeri epigastrium 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada riwayat penggunaan NSAID dengan keluhan mual muntah yang ditunjukkan dengan nilai yaitu p=0.274 > (0.05), artinya penerimaan terhadap H0 dan penolakan terhadap H1 4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada riwayat durasi penggunaan NSAID dengan kejadian tukak peptik yang ditunjukkan dengan nilai yaitu p=0.453 > (0.05), artinya penerimaan terhadap H0 dan penolakan terhadap H1.
46
SARAN
Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi salah satu dasar dalam memberikan edukasi dan informasi ilmiah tentang bahaya efek samping NSAID yang menyebabkan tukak peptik kepada masyarakat sehingga perlahan-lahan, hal tersebut akan dapat mengurangi angka kejadian tukak peptik yang disebabkan penggunaan NSAID. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang melibatkan sampel penelitian yang lebih banyak dan waktu lebih lama serta pertanyaan kuesioner yang lebih terperinci dalam menilai jenis NSAID yang digunakan, frekuensi dan durasi penggunaan NSAID serta penggunaan obat-obatan lain bersamaan pengambilan NSAID. Pencatatan atau penulisan data rekam medis pasien dirumah sakit sebaiknya lebih tercatat dengan lengkap dan jelas, agar memudahkan peneliti lanjutan untuk menggunakan selanjutnya.
47
TERIMAKASIH
48