Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gangren merupakan kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh mengalami nekrosis atau mati. Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami luka, infeksi, atau masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi darah. Penyebab utama gangren adalah berkurangnya suplai darah ke jaringan yang terjangkit gangren, sehingga mengakibatkan kematian sel. Diabetes dan merokok jangka panjang turut menambah risiko gangren. Diabetes lebih lanjut menimbulkan risiko gangren karena gangren berkembang sebagai komplikasi dari luka terbuka atau sakit. Penderita diabetes Selain memiliki kerusakan saraf kecil tangan dan terutama kaki dan jari-jari kaki yang disebut neuropati perifer. Hal ini membuat mereka kurang sensitif terhadap kecil cedera yang dapat meninggalkan luka terbuka rentan terhadap infeksi. Karena gula darah tinggi infeksi ini menolak untuk menyembuhkan dan dapat menyebabkan gangrene. Ada berbagai jenis gangren dengan gejala-gejala yang berbeda pula, seperti gangren kering, gangren basah, gangren gas, gangren dalam, dan necrotising fasciitis. Gangren dapat ditangani dengan cara penyiangan (jika parah diamputasi) terhadap bagian tubuh yang terjangkit, antibiotik, bedah vaskuler, terapi belatung, atau terapi oksigen hiperbarik.

1.2

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu ganggren dan apa penyebabnya ? 2. Bagaimana ganggren pada luka diabetic? 3. Apa definisi dan penyebab ganggren diabetic? 4. Bagaimana tanda dan gejala ganggren diabetic? 5. Faktor resiko apa saja yang terjadi pada ganggren diabetic? 6. Apa saja jenis-jenis ganggren ? 7. Bagaimana cara penanganan ganggren diabetic?

1.3

METODE PENULISAN

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan melakukan studi kepustakaan yaitu penelitian yang diperoleh dengan membaca buku buku yang terkait dengan ganggren. Selain itu pengumpulan data juga di lakukan dengan cara mencari informasi mengenai ganggren melalui media elektronik yaitu Internet.

1.4

TUJUAN PENULISAN

Tujuan umum: Untuk memenuhi tugas yang di berikan Untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai materi tentang ganggren diabetic

Tujuan khusus: Untuk menuntun mahasiswa dalam melaksanakan praktek keperawatan pada pasien dengan ganggren diabetic

1.5 MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan dalam makalah ganggren diabetic yaitu: Dapat menjadi pedoman ataupun masukan dalam pengembangan ilmu kesehatan. Dapat menjadi acuan dan sebagai perbandingan dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus ganggren diabetic. Dapat mengetahui cara menerapkan dalam menangani masalah pada pasien dengan ganggren diabetic.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan makalah ganggren diabetik yaitu Bab 1 pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan,manfaat penulisan dan sistematika penulisan. Bab II isi pembahasan mengenai ganggren diabetic. Bab III Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

DEFINISI GANGGREN Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang sering sebagai akibat

kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak.Jadi nekrosis isemik bagian distal anggota tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai. Nekrosis adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia, metabolik, trauma.Kematian sel atau jaringan pada mikroorganisme hidup disebut nekrosis, tidak terikat pada penyebabnya. Merupakan proses patologis setelah terjadi cedera sel dan sering mengenai suatu jaringan yang padat.

2.2

PENYEBAB GANGGREN Disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga

suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999). pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).

2.3

MACAM-MACAM GANGGREN

1. Ganggren circulatoir. Tipe ganggren : a. Ganggren kering. Penyumbatan arteria terjadi secara perlahan-lahan, mula-mula terlihat anemis lambat laun akan terjadi mummifikasi. Akhirnya ekstremitas akan susut, layu, berwarna hitam. Jika permukaan kulit tidak rusak, biasanya tidak akan kena infeksi. Bentuknya khas dan merupakan akibat penutupan arteria yang perlaha-lahan tetapi progresif. b. Ganggren basah. Merupakan akibat penutupan arteri yang mendadak terutama pada anggota bawah dimana aliran darah sebelumnya mencukupi, misalnya terjadi emboli yang akut. Daerah yang terkena berbercak-bercak dan bengkak. Kulit kerapkali menjadi melepuh dan menjadi port d entre, infeksi kerapkali terjadi supra infeksi, bisa terjadi melalui daerah yang baru saja mengalami epidermophyyosis. Sifat khas pada ganggren basah sebagian disebabkan oleh infeksi sehingga terdapat beberapa tingkatan infeksi kemerahan, pembengkakan dan edema yang progresif di atas daerah yang terkena pada jaringan yang nekrotik oleh karena pembentukkan gas oleh mikroorganisme meskipun bukan merupakan faktor utama Ganggren circulatoir pada penderita diabetes, baik berbentuk basah maupun kering dapat mengalami infeksi oleh karena jaringan tersebut rentan. Pada umumnya, proses septik menjadi dominan, sehingga ganggren dan nekrose menjadi lebih luas daripada kegagalan aliran darah itu sendiri. Diabetik ganggren menjadi istilah untuk menandai bahwa infeksi memegang peranan penting dan menonjol.

2. Ganggren traumatik. Adalah destruksi jaringan yang disebabkan oleh kontusi langsung dengan kerusakan pembuluh darah lokal daripada trauma yang mengenai vasa utama ke ekstremitas. Pada beberapa perlukaan komplikasi berupa spasme arteri atau oklusi vena, super infeksi dapat mengakibatkankehilangan ekstremitas, tapi dapat diselamatkan bila infeksi dapat dicegah. Beberapa kasus ganggren traumatik dapat mengalami komplikasi ganggren iskemik karena terkenanya arteri yang besar sehingga diperlukan perbaikan arteri atau amputasi.

3. Ganggren bakterial. Adalah nekrose jaringan akibat bakteri didahului oleh beberapa derajat ganggren iskemik initial yang mengakibatkan terjadinya jaringan nekrotik yang penting bagi bakteri untuk tumbuh dengan cepat. Ada 2 bentuk berlainan dari ganggren bakterial yaitu : a. Infeksi Clostridium Anaerob dan Ganggren. Harus ditekankan penemuan organisme penghasil spora yang anaerob termasuk Clostridium Perfringens pada luka tidak ada. Gambaran klasik infeksi clotridia : b.Diffuse Clostridial Myositis ( gas ganggren ) - Bentuk letal dan fulminan timbul dalam beberapa jam atau hari setelah terjadi luka. Jika debridement tidak memadai dapat timbul dalam hari ke 10 atau ke 13, bisa juga terjadi kerusakan arteriil yang tidak diketahui terutama jika luka dibungkus dengan plester yang ditekan kuat. - Keadaan umum penderita mendadak berubah dan merupakan pertanda akan adanya serangan gas ganggren.

- Penderita pucat. - Kebiru-biruan. - Gelisah. - Merasa sangat nyeri pada anggota yang terkena. - Temperatur naik ( sub normal). - Pada stadium permulaan nadi dan TD tidak mencerminkan beratnya penyakit tetapi kemudian terjadi takikardi dan hipertensi, kolaps, sianosis dan dingin pada ekstremitas. Muka asianotik atau menjadi coklat, pucat karena hemolisa yang hebat. - Perubahan pada ekstremitas yang bersangkutan adalah khas, sangat bengkak, edema, berubah warna, mula-mula berwarna biru atau berbercak kemerahan, pucat seperti kadaver, bau seperti bau kamar mayat. - Sering merembes sedikit discharge, serosanguineus yang cair, krepitasi jaringan meluas keseluruh anggota badan dan merupakan suatu tanda klasik adanya gas dalam jaringan. - Kerusakan otot yang luas dan kerusakan pembuluh darah besar, sifat luka mengenai penyediaan darah yang bersangkutan, toxaemia beratt, pembengkakan yang luas ditungkai dan perkembangan cepat penyakit tersebut. c. Edematus Ganggren Disebabkan oleh clostridium novyi, tidak dihasilkan gas tetapi terjadi odem otot yang masif tanpa kerusakan vaskular primer. Perjalanan penyakit fulminans dan terapi yang efektif yaitu debridement yang awal dan luas.

2.4

GANGGREN DIABETIK
2.4.1 DEFINISI DIABETES MELITUS

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
2. 4.2 PENYEBAB

a.

Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan :kurangnya

produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan. b. Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat

glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjagagula darahdalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhentimerokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontroltekanan darah tinggi, dan melakukanolah ragateratur.

2.4.3

GEJALA-GEJALA DIABETES MELLITUS :

a.

Gejala akut

Pada permulaan : Banyak makan (poifagia)

Banyak minum (polidipsia) Banyak kencing (poliuria)

Penderita menunjukan berat badan terus naik dan tambah gemuk karena jumlah insulin masih mencukupi b. Gejala kurang insulin : Polidipsia dan poliuria Nafsu makan berkurang Kadang timbul rasa mual jika glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : Banyak minum dan kencing BB turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu Mudah lelah Bila tidak diobati penderita akan merasa mual bahkan akan jatuh koma

disebut koma diabetic akibat glukosa terlalu tinggi > 600 mg/dl. c. Gejala kronik

Gejala ini biasa muncul sesudah beberapa bulan atau tahun mengidap DMGejala antara lain : Kesemutan Kulit terasa panas atau seperti di tusuk jarum Rasa tebal di kulit Kram Capai Mudah ngantuk

peka

Mata kabur (sering ganti kaca mata) Gatal disekitar kemaluan terutama wanita Para ibu hamil sering mengalami keguguran dengan berat badan lahir 4 kg Kepekaan genetic Peristiwa lingkungan (benda asing) mengawali proses pada individu yang

Respon radang pancreas yang disebut insulitis. Sel yang menyerbuk

pulau-pulau adalah limfosit T aktif Aktifasi auto imunitas. Perubahan pada permukaan sel-sel beta, sehingga

oleh sistenm imun dikenal seabagai non-self (asing) 90%) DM d. Stadium Stadium luka a) Anatomi kulit Partial Thickness : hilangnya lapisan epidermis hingga lapisan Timbul respon imun. Antibody sitotoksit menyerang sel beta (lebih dari

dermis paling atas. Full Thickness : hilangnya lapisan sub kutan. Stadium I : kulit berwarna merah, belum tampak adanya lapisan epidermis Stadium II : hilangnya lapisan epidermis/lecet sampai batas dermis paling atas. Stadium III : rusaknya lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan sub kutan Stadium IV : rusaknya lapisan sub kutan hingga otot dan tulang b) Warna dasar luka

Red/merah

(pink/merah/merah

tua)

disebut

jaringan

sehat,

granulasi/epiteisasi, vaskulerisasi Yellow/kuning : (kuning muda/kuning kehijauan/kuning tua/kuning

kecoklatan) disebut jaringan mati yang lunak, fibrinolitik, slough, avaskularisasi. Black/hitam : jaringan nekrosis, avaskularisasi

c) 1.

Stadium Wagner untuk luka diabetic Superficial ulcers Stadium O : tidak terdapat lesi. Kulit dalam keadaan baik, tapi

dengan bentuk tulang kaki yang menonjol/charcot arthropathies Stadium I : hilang lapisan kulit hingga dermis dan kadang-kadang

tampak menonjol. 2. goa) Stadium III : penetrasi dalam, osteomyelitis, pyarthrosis, plantar abses atau Deep ulcers Stadium II : lesi terbuka dengan penetrasi ke tulanh atau tendon (dengan

infeksi hingga tendon. 3. Gangren Stadium IV : gangrene sebagian, menyebar hingga sebagian dari jari kaki,

kulit sekitarnya selulitis, gangrene lembab/kering.

2.4.4 GANGGREN DIABETIK

Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagaii jaringan nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999, hal. 13). Ganggren diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang biasa menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999, hal. 687).

2.5

TANDA DAN GEJALA GANGGREN DIABETIK Gejala umum penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan yang

timbul adalah berupa kesemutan atau keram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada waktu istirahat.Akibat dari keluhan ini, apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal tersebut tidak dirasakan.Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung pada telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat (Subjahyo A,1998). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak serta adanya bau yang semakin tajam.

2.6

FAKTOR RESIKO TERJADINYA GANGGREN DIABETIK Berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya gangren diabetik adalah neuropati, iskemia, dan infeksi. (Sutjahyo A, 1998; hal. 3) Iskemia disebabkan karena adanya penurunan aliran darah ke tungkai akibat makroangiopati ( aterosklerosis ) dari pembuluh darah besar di tungkai terutama pembuluh darah di daerah betis. Angka kejadian gangguan pembuluh darah perifer lebih besar pada diabetes millitus dibandingkan dengan yang bukan diabetes millitus. Menurut Ari Sutjahjo (1998; hal. 3) hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Resiko lebih banyak dijumpai pada diabetes mellitus sehingga memperburuk fungsi endotel yang berperan terhadap terjadinya proses atherosklerosis. Kerusakan endotel ini merangsang agregasi platelet dan timbul trombosis, selanjutnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan timbul hipoksia. Ischemia atau gangren pada kaki diabetik dapat terjadi akibat dari atherosklerosis yang disertai trombosis, pembentukan mikro trombin akibat infeksi, kolesterol emboli yang bersal dari plak atheromatous dan obat-obat vasopressor. Gambaran klinik yang tampak adalah penderita mengeluh nyeri tungkai bawah waktu istirahat, kesemutan, cepat lelah, pada perabaan terasa dingin, pulsasi pembuluh darah kurang kuat dan didapatkan ulkus atau gangren.

Adanya neurophaty perifer akan menyebabkan gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilangnya atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga penderita akan mengalami trauma tanpa terasa, yang mengakibatkan terjadinya atropi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang mengakibatkan pula terjadinya ulkus pada kaki. Ulkus yang terjadi pada kaki diabetik umumnya diakibatkan karena trauma ringan, ulkus ini timbul didaerah-daerah yang sering mendapat tekanan atau trauma pada telapak kaki, hal ini paling sering terjadi, didaerah sendi metatarsofalangeal satu dan lima didaerah ibu jari kaki dan didaerah tumit. Mula-mula inti penebalan hiper keratotik dikulit telapak kaki, kemudian penebalan tersebut mengalami trauma disertai dengan

infeksi sekunder. Ulkus terjadi makin lama makin dalam mencapai daerah subkutis dan tampak sebagaii sinus atau kerucut bahkan sampai ketulang.

Infeksi sendiri jarang merupakan faktor tunggal untuk terjadinya gangren. Infeksi lebih sering merupakan komplikasi yang menyertai gangren akibat ischemia dan neuropathy. Ulkus berbentuk bullae, biasanya berdiameter lebih dari satu sentimeter dan terisi masa, sisa-sisa jaringan tanduk, lemak pus dan krusta diatas dasar granulomatous. Ulkus berjalan progresif secara kronik, tidak terasa nyeri tetapi kadang-kadang ada rasa sakit yang berasal dari struktur jaringan yang lebih dalam atau lebih luar dari luka. Bila krusta dan produk-produk ulkus dibersihkan maka tampak ulkus yang dalam seperti kerucut, ulkus ini dapat lebih progresif bila tidak diobati dan dapat terjadi periostitis atau osteomyelitis oleh infeksi sekunder akibatnya timbul osteoporosis, osteolisis dan destruktif tulang.

2.7

PENATALAKSANAAN GANGGREN DIABETES MELLITUS . Penatalaksanaan

Pengobatan dan Perawatan Luka Pengobatan dari gangren diabetik sangat dipengaruhi oleh derajat dan dalamnya

ulkus, apabila dijumpai ulkus yang dalam harus dilakukan pemeriksaan yang seksama untuk menentukan kondisi ulkus dan besar kecilnya debridement yang akan dilakukan. Dari penatalaksanaan perawatan luka diabetik ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain : Mengurangi atau menghilangkan factor penyebab Optimalisasi suanana lingkungan luka dalam kondisi lembab Dukungan kondisi klien atau host (nutrisi, kontrol DM, kontrol faktor penyerta) Meningkatkan edukasi klien dan keluarga

Perawatan luka diabetic : Mencuci luka Mencuci luka merupakan hal pokok untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka serta menghindari kemungkinan terjaadinya infeksi. Proses pencucian luka bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang berlebihan, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolik tubuh pada permukaan luka. Cairan yang terbaik dan teraman untuk mencuci luka adalah yang non toksik pada proses penyembuhan luka (misalnya NaCl 0,9%). Penggunaan hidrogenperoxida, hypoclorite solution dan beberapa cairan debridement lainnya, sebaliknya hanya digunakan pada jaringan nekrosis / slough dan tidak digunakan pada jaringan granulasi. Cairan antiseptik seperti provine iodine sebaiknya hanya digunakan saat luka terinfeksi atau tubuh pada keadaan penurunan imunitas, yang kemudian dilakukan pembilasan kembali dengan saline. (Gitarja, 1999; ).

Debridement Debridement adalah pembuangan jaringan nekrosis atau slough pada luka.

Debridement dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi atau selulitis, karena jaringan nekrosis selalu berhubungan dengan adanya peningkatan jumlah bakteri. Setelah debridement, jumlah bakteri akan menurun dengan sendirinya yang diikuti dengan kemampuan tubuh secara efektif melawan infeksi. Secara alami dalam keadaan lembab tubuh akan membuang sendiri jaringan nekrosis atau slough yang menempel pada luka (peristiwa autolysis). Autolysis adalah peristiwa pecahnya atau rusaknya jaringan nekrotik oleh leukosit dan enzim lyzomatik. Debridement dengan sistem autolysis dengan menggunakan occlusive dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien dengan luka diabetik. Terutama untuk menghindari resiko infeksi.(Gitarja W, 1999). Membuang jaringan nekrosis/slough (support autolysis ), kontrol terhadap infeksi/terhindar dari kontaminasi, nyaman digunakan dan menurunkan rasa sakit saat mengganti balutan dan menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan (cost effektive). Jenis balutan: absorbent dressing, hydroactive gel, hydrocoloid. (Gitarja, 1999; hal. 16).

Selain pengobatan dan perawatan diatas, perlu juga pemeriksaan Hb dan albumin minimal satu minggu sekali, karena adanya anemia dan hipoalbumin akan sangat berpengaruh dalam penyembuhan luka. Diusahakan agar Hb lebih 12 g/dl dan albumin darah dipertahankan lebih 3,5 g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa darah secara ketat, Karena bila didapatkan peningkatan glukosa darah yang sulit dikendalikan, ini merupakan salah satu tanda memburuknya infeksi yang ada sehingga luka sukar sembuh. Untuk mencegah timbulnya gangren diabetik dibutuhkan kerja sama antara dokter, perawat dan penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi dini beserta terapi yang rasional bisa dilaksanakan dengan harapan biaya yang besar, morbiditas penderita gangren dapat ditekan serendah-rendahnya. Upaya untuk pencegahan dapat

dilakukan dengan cara penyuluhan dimana masing masing profesi mempunyai peranan ya ng saling menunjang.

`Dalam memberikan penyuluhan pada penderita ada beberapa petunjuk perawatan kaki diabetik (Sutjahyo A, 1998; hal. 8). Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan dan jangan

bertelanjang kaki bila berjalan Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta memberikan perhatian

khusus pada daerah sela-sela jari kaki Janganlah mengobati sendiri apabila terdapat kalus, tonjolan kaki atau jamur pada

kuku kaki Pemilihan Jenis Pengobatan Terapi Antibiotika Pemberian antibiotika biasanya diberikan peroral yang bersifat menghambat kuman gram positip dan gram negatip.Apabila tidak dijumpai perbaikan pada luka

tersebut, maka terapi antibiotika dapat diberikan perparenteral yang sesuai dengan kepekaan kuman.(Sutjahyo A, 1998; hal. 8). Nutrisi Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam penyembuhan luka. Penderita dengan ganren diabetik biasanya diberikan diet B1 dengan nilai gizi : yaitu 60% kalori karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% kalori protein. (Tjokroprawiro, A, 1998; hal. 26). Pemilihan jenis balutan Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis balutan yang dapat mempertahankan suasana lingkungan luka dalam keadaan lembab, mempercepat proses penyembuhan hingga 50%, absorbsi eksudat / cairan luka yanag keluar

berlebihanair yang digunakan untuk mecuci kaki antara 29,5 sampai 30 derajat Celsius da n diukur dulu dengan thermometer.Janganlah menggunakan alat pemanas atau botol diisi air panas Langkah langkah yang membantu meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah yang harus dil akukan, yaitu : Hindari kebiasaan merokok Hindari bertumpang kaki duduk Lindungi kaki dari kedinginan Hindari merendam kaki dalam air dingin Gunakan kaos kaki atau stoking yang tidak menyebabkan tekanan pada tungkai atau

daerah tertentu. Periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat luka, bullae kemerahan atau tanda-

tanda radang, sehingga dilakukan tindakan awal. Jika kulit kaki kering gunakan pelembab atau cream.

BAB III PENUTUP

3.1

KESIMPULAN Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang ssering sebagai akibat

kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi nekrosis isemik bagian distal anggota tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai. Pada jari kaki, sebagai akibat obstruksi arteri yang grandual atau obstruksi pembuluh darah kecil pada artherosklerosis atau diabetes militus (gangren kering). Pada gangren ini terbentuk batas pemisah antara daerah gangrene dengan jaringan sekitarnya yang masih hidup. Gas gangren merupakan akibat dari infeksi clostridium perfringens. Gejala umum penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan yang timbul adalah berupa kesemutan atau keram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung pada telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat (Subjahyo A,1998). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak serta adanya bau yang semakin tajam.

3.2

SARAN
Adapun yang menjadi saran dari kelompok adalah hendaknya kita sebagai mahasiswa

keperawatan tidak hanya mengetahui secara teoretis tentang ganggren, tetapi diharapkan dapat mempraktekkan teori-teori tentang ganggren dan perawatannya kepada pasien yang membutuhkan. Diharapkan juga sebagai calon perawat, kita dapat memberikan pendidikan

kesehatan mengenai luka ganggren kepada masyarakat sehingga masyarakat mampu memahami apa itu luka ganggren, penyebabnya dan penatalaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku : Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung. Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta. Anonim. (2009). Kumpulan Artikel Keperawatan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan diabetes mellitus (Combustio). B. Internet http://id.wikipedia.org/wiki/ganggren.com Di akses pada : kamis, 27-02/2014 pukul 13.00 wita http://news-medical.net/health/types.com/2013/10/07/92/ Di akses pada : Kamis 27-02/2014 pukul 13.15 wita http://Ikramullahstika 060292. Blogspot.com Di akses pada : Rabu 26-02/2014 pukul 20.00 wita

Anda mungkin juga menyukai