Anda di halaman 1dari 41

PERJANJIAN / KONTRAK

Emin Adhy Muhaemin Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan pada Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Berdasarkan Keppres No. 80 Tahun 2003

1. PENGERTIAN
Perjanjian adalah suatu ikatan atau hubungan hukum mengenai benda-benda (barang) atau kebendaan (jasa) antara dua pihak atau lebih, dimana para pihak tersebut saling berjanji atau dianggap saling berjanji untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

2. UNSUR-UNSUR PERJANJIAN/KONTRAK
a. Adanya para pihak yaitu pihak pengguna barang/jasa dan pihak penyedia barang/jasa;

b. Adanya kesepakatan dari para pihak;


c. Obyek perjanjian yaitu barang/jasa;

Lanjutan 3. Jenis

3. JENIS PERJANJIAN PENGADAAN BARANG/JASA :


a. Berdasarkan bentuk imbalan : 1) Lump sum; 2) Harga satuan; 3) Gabungan lump sum dan harga satuan; 4) Terima jadi (Turn Key). 5) Prosentase.

b. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan : 1) Tahun tunggal; 2) Tahun jamak. c. Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa : 1) Kontrak pengadaan tunggal; 2) Kontrak pengadaan bersama.

BAGIAN KESEBELAS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA JENIS KONTRAK


PASAL 30 (2) KONTRAK LUMP SUM: > Penyelesaian seluruh pekerjaan > Batas waktu tertentu, > Harga pasti dan tetap, > Semua resiko ditanggung Penyedia Barang/Jasa.

Definisi lain Kontrak Harga Pasti (Fixed Lump Sum Price Contract): suatu kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang. Penjelasan Pasal 21 ayat (1) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis : Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga kontrak/harga pekerjaan

Lanjutan Kontrak Lump Sum

Pengertian harga pasti dalam kontrak lump sum adalah harga tidak berubah selama berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah kecuali karena perubahan lingkup pekerjaan atau kondisi pelaksanaan dan perintah tambahan dari pengguna barang/jasa.
Untuk menghitung pekerjaan tambah/kurang didasarkan pada volume yang tercantum dalam kontrak dan bukan volume yang sebenarnya (hasil pengukuran ulang Contoh Kasus pada Kontrak Lump Sum :

1. Volume pekerjaan beton yang tercantum dalam kontrak = 1.000 m3. Hasil pengukuran ulang volumenya 989 m3. Kemudian diperintahkan pengurangan volume sebesar 100 m3. Pengguna wajib membayar 1000-100=900 m3, dan bukan 989-100=889 m3 x harga satuannya.
2. Setelah pekerjaan selesai 100%, atas permintaan Auditor dilakukan pengukuran ulang seluruh volume pekerjaan dan ternyata volume beberapa pekerjaan lebih kecil dari kontrak dan setelah selisih volume ini dikalikan harga satuannya diperoleh nilai + Rp.200 juta dari nilai kontrak Rp. 4 miliar dan pihak Auditor memerintahkan jumlah tersebut dikembalikan kepada negara.

BAGIAN KESEBELAS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA JENIS KONTRAK


PASAL 30 (3) KONTRAK HARGA SATUAN: > Penyelesaian seluruh pekerjaan, > Batas waktu tertentu, > Harga satuan pasti dan tetap, > Spesifikasi teknis tertentu, > Volume pekerjaan perkiraan sementara, pembayaran didasarkan hasil pengukuran pekerjaan yang dilaksanakan.

Penjelasan Pasal 21 ayat (2) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis : Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan tidak boleh diubaj. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan harga satuan. Semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak/harga pekerjaan. Harga satuan juga menganut prinsip lump sum

Lanjutan Kontrak Lump Sum

Persoalan dalam Penerapan Kontrak Harga Satuan :


a. Menuntut pemantauan ketat dan verifikasi terhadap jumlah satuan sesungguhnya dan dampaknya pada kecukupan/ketersediaan anggaran

b. Banyaknya pekerjaan pengukuran ulang yang harus dilakukan bersama antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menetapkan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan.
c. Adanya opname hasil pekerjaan secara bersama-sama menimbulkan peluang kolusi antara petugas pengguna jasa dan petugas penyedia jasa

BAGIAN KESEBELAS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA JENIS KONTRAK


PASAL 30 (4) KONTRAK GABUNGAN LS & HS: GABUNGAN LS & HS DALAM SATU PEKERJAAN.

(5) KONTRAK TERIMA JADI (TURN KEY): > Penyelesaian seluruh pekerjaan, > Dalam batas waktu tertentu, > Jumlah harga pasti dan tetap, > Seluruh bangunan/konstruksi, peralatan, jaringan utama/penunjang berfungsi baik sesuai kriteria kinerja yang ditetapkan.
Berdasarkan sistem kontrak FIDIC, kontrak terima jadi : Penyedia jasa memiliki tugas membuat suatu perencanaan proyek yang lengkap dan sekaligus melaksanakan pekerjaan konstruksi dalam satu kontrak Apabila dilakukan oleh penyedia jasa yang berbeda, hubungan kontraktual konsultan perencana tidak mengikatkan diri dengan pengguna jasa tetapi dengan penyedia jasa (kontraktor)

Lanjutan Kontrak Turn Key

Pengguna jasa tidak lagi menempatkan pengawas di lapangan, tetapi cukup menunjuk wakil (owners representative) Berita Acara Prestasi Pekerjaan per bulan atau sertifikat pembayaran tidak diperlukan, karena pembayaran dilakukan sekaligus setelah seluruh pekerjaan selesai; Penyedia jasa menuntut adanya jaminan pembayaran (payment guarantie) dari pengguna jasa minimal senilai harga kontrak yang berlaku selama masa pelaksanaan. Jaminan pembayaran ini bukanlah instrumen pembayaran tetapi alat pengaman bagi penyedia manakala pengguna jasa cidera janji. Bonafiditas penyedia jasa sangat diperlukan, karena keberhasilan proyek langsung bergantung pada stabilitas keuangan, pengawasan, dan efektivitas operasional perusahaan tersebut. Begitu sesuatu terbukti tidak memuaskan, sulit untuk mencabut kontrak proyek tanpa biaya besar, jadual, dan dampak teknis

BAGIAN KESEBELAS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA JENIS KONTRAK


PASAL 30 (6) KONTRAK PERSENTASE: > Jasa konsultansi konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, > Imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan. (7) KONTRAK TAHUN TUNGGAL: > Mengikat dana 1 tahun anggaran. (8) KONTRAK TAHUN JAMAK: > Mengikat dana > 1 Tahun anggaran, > Memerlukan persetujuan Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/ Walikota. (9) KONTRAK PENGADAAN TUNGGAL: > Kontrak antara satu unit kerja/proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu. (10) KONTRAK PENGADAAN BERSAMA: > Kontrak antara beberapa unit kerja/proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu, > Sesuai kegiatan dan pendanaan bersama, > Dituangkan dalam MOU.

4.

PENYUSUNAN KONTRAK
a. Bentuk Kontrak Pengadaan Barang/Jasa : 1) Kuitansi pembayaran yang dibubuhi materai untuk pengadaan sampai dengan Rp. 5 juta 2) Surat Perintah Kerja (SPK) untuk kontrak dengan nilai pengadaan > 5 s.d 50 juta 3) Kontrak pengadaan barang/jasa.

Lanjutan 5. Penyusunan

b. Sistimatika Kontrak Pengadaan Barang/Jasa :

1) Inti Kontrak
a) Komparisi (Pembukaan). i. Judul/nama kontrak Menjelaskan judul kontrak Menjelaskan jenis pekerjaan (B/JP/JK/JL) ii. Nomor kontrak Menjelaskan nomor kontrak Bila berupa perubahan kontrak, nomor kontrak harus berurutan sesuai berapa kali perubahan iii. Tanggal kontrak Menjelaskan hari, tanggal, bulan, dan tahun kontrak ditandatangani Tanggal penandatanganan kontrak tidak boleh mendahului tanggal surat penunjukan (SPPBJ)

Lanjutan 5. Penyusunan

iv. Kalimat pembuka Menjelaskan bahwa para pihak pada hari, tanggal, bulan, dan tahun membuat dan menandatangani kontrak v. Para pihak dalam kontrak Menjelaskan identitas para pihak yang menandatangani kontrak, meliputi : nama, jabatan, alamat, dan kedudukan para pihak Para pihak dalam kontrak : Pihak pertama : pengguna barang/jasa Pihak kedua : penyedia barang/jasa Menjelaskan para pihak bertindak untuk dan atas nama siapa dan dasarnya Identitas para pihak harus jelas, terinci, dan benar Bila pihak kedua konsorsium, KSO/JO/JV, harus dijelaskan bentuk kerjasama, anggotanya, dan yang memimpin/mewakili kerjasama.

Lanjutan 5. Penyusunan

b)

Isi. i. Pernyataan bahwa para pihak sepakat mengadakan kontrak mengenai obyek/jenis pekerjaannya ii. Pernyataan bahwa para pihak menyetujui harga kontrak yang ditulis dengan angka dan huruf serta sumber pembiayaannya iii. Pernyataan bahwa ungkapan dalam perjanjian mempunyai arti dan makna seperti yang tercantum dalam kontrak iv. Pernyataan bahwa kontrak meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak v. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan ketentuan yang dipakai dokumen yang urutannya lebih dulu vi. Pernyataan persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing vii. Pernyataan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, kapan dimulai dan berakhir viii. Pernyataan kapan mulai efektifnya kontrak

Lanjutan 5. Penyusunan

c)

Penutup. i. Pernyataan bahwa para pihak menyetujui untuk melaksanakan perjanjian sesuai dengan peraturan di Indonesia ii. Tanda tangan para pihak dibubuhi materai

Lanjutan 5. Penyusunan

2) Syarat Umum Kontrak (SUK):


a) Ketentuan umum : i. Definisi. Uraian/pengertian istilah yang digunakan, dijelaskan dan diberi arti/tafsiran sehingga mudah dipahami dan tidak ditafsirkan/diartikan lain ii. Penerapan. SUK diterapkan secara luas tetapi tidak boleh melanggar ketentuan dalam kontrak iii. Asal barang/jasa. Negara asal barang/jasa (tempat diperoleh=ditambang, tumbuh, atau diproduksi). iv. Pengguanaan dokumen kontrak dan informasi. Penggunaan dokumen kontrak/dokumen lainnya oleh penyedia barang/jasa harus dengan ijin pengguna barang/jasa

Lanjutan 5. Penyusunan

v.

Paten, Hak Cipta dan Merek. Kewajiban penyedia barang/jasa melindungi pengguna barang/jasa dari segala tuntutan/klaim pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta, dan merek vi. Jaminan. - Jaminan uang muka, min. 100% besarnya uang muka yang diberikan; - Jaminan pelaksanaan 5%. Untuk penawaran terlalu rendah, dinaikan menjadi 5% x 80% x HPS; - Jaminan pemeliharaan (5%); - Bentuk dan masa berlaku jaminan vii. Asuransi - Asuransi barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi kerusakan, - Pelaksanaan pekerjaan, termasuk kegagalan bangunan - Pekerja atas segala resiko - Pihak ketiga sebagai akibat kecelakan. vii. Pembayaran. Cara pembayaran disesuaikan dgn ketentuan dalam dokumen anggaran (termin atau sertifikat bulanan).

CARA PEMBAYARAN
1. Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment) Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya prestasi penyedia jasa pada suatu bulan tertentu, tetap harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan cara pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah pembayaran minimum yang harus dicapai untuk setiap bulan diselarasakan dengan prestasi yang harus dicapai sesuai jadual Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya prestasi kerja dengan prestasi bahan dengan cara menimbun bahan di lapangan. Untuk mengatasinya bisa dipersyaratkan bahwa bahan yang ada di lapangan tidak dihitung sebagai prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-betul selesai/terpasang atau bisa juga barang-barang setengah jadi

Lanjutan Cara Pembayaran

2. Cara Pembayaran Termin atau Prestasi (Stage Payment) Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase.
Contoh :
No. 1. Nilai Prestasi Pekerjaan 20% x nilai kontrak Nilai Pembayaran 20% x nilai kontrak

2.
3. 4. 5.

20% x nilai kontrak


20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 100% x nilai kontrak

20% x nilai kontrak


20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 15% x nilai kontrak 95% x nilai kontrak

Seringkali prestasi yang diakui penyedia jasa bukan saja prestasi fisik (pekerjaan selesai) tetapi termasuk pula prestasi bahan mentah dan setengah jadi walaupun barangbarang tersebut sudah berada di lapangan (front end loading)

Masa Pemeliharaan & Cara Pembayaran untuk Pekerjaan Pemborongan


a. Masa Pemeliharaan (Psl. 36) Min. 6 bulan untuk pekerjaan permanen (jika umur rencananya > 1 tahun) Min. 3 bulan utk pekerjaan semi permanen (umur rencananya < 1 tahun)

b. Cara pembayaran (Bab II Butir D.2.f) dapat dilakukan : Dibayar 95%, sedangkan Retensi 5% (ditahan selama masa pemeliharaan) Dibayar 100%, tapi penyedia harus menyediakan jaminan pemeliharaan sebesar 5%

Di dunia internasional, Masa Pemeliharaan (Maintenance Period) sekarang diganti dengan istilah Masa Tanggung Jawab atas Cacat (Defect Liability Period) merupakan bentuk tanggung jawab penyedia jasa atas pekerjaan-pekerjaan yang cacat dan kurang sempurna dalam suatu periode tertentu setelah pekerjaan selesai (serah terima pertama pekerjaan) Setelah Masa Tanggung Jawab atas Cacat, hasil pekerjaan diserahkan kepada pengguna jasa dengan kerusakan dan keausan wajar diterima

Lanjutan 5. Penyusunan

viii.

Harga Harga kontrak harus jelas, pasti, dan dirinci dari sumber pembiayaannya.

ix.

Amandemen kontrak. - perubahan lingkup pekerjaan - perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan - perubahan harga kontrak - persetujuan kedua belah pihak

Lanjutan 5. Penyusunan

x.

Hak dan kewajiban para pihak. - hak dan kewajiban pihak pengguna: mengawasi, meminta laporan, membayar, dan memberikan fasilitas - hak dan kewajiban pihak penyedia: menerima pembayaran, berhak meminta fasilitas, melaporkan, melaksanakan pekerjaan, memberikan keterangan, dan menyerahkan hasil pekerjaan xi. Jadwal pelaksanaan pekerjaan. - kapan kontrak mulai berlaku - kapan pekerjaan mulai dilaksanakan - kapan penyerahan hasil pekerjaan xii. Pengawasan. Kewenangan pengguna untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sedang dan sudah dilaksanakan

Lanjutan 5. Penyusunan

xiii. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan/pembayaran. Sanksi keterlambatan, kecuali akibat keadaan kahar Keterlamabatan pekerjaan sanksi berupa denda 1 o/ooo per hari (Pasal 37 ayat (1) Keterlambatan pembayaran sebesar suku bunga (Bank Indonesia) terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar (Lamp. I Bab II Butir D.1.h) xiv. Keadaan kahar. Keadaan diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban tidak dapat dipenuhi. Akibat kerugian dan tindakan untuk mengatasi keadaan kahar merupakan kesepakatan para pihak. xv. Itikad baik. Asas saling percaya xvi. Penyelesaian perselisihan. Musyawarah, mediasi, konsiliasi, arbitrasi, dan pengadilan

PENJELASAN PASAL 38 AYAT (1): Penjelasan Arbitrase sudah benar, namun kurang tegas memberikan ketentuan bahwa keputusan Arbiter pada dasarnya mengikat kedua belah pihak dan bersifat final.

Penjelasan Mediasi mestinya untuk memberikan penjelasan pada pengertian Konsiliasi atau Adjudikasi, dengan tambahan pemahaman bahwa keputusan konsiliator/adjudikator pada dasarnya mengikat, sepanjang kedua belah pihak menerima, namun bila ada yang tidak menerima, maka keputusan konsiliator/adjudikator dan penyelesaian selanjutnya pada umumnya naik ke arbitrase
Penjelasan mengenai Mediasi tidak ada. Mediasi adalah penyelesaian dengan menggunakan mediator guna memberi nasihat kepada kedua belah pihak. Mediator tidak mengambil keputusan, sifatnya hanya memberi saran, tidak mengambil keputusan

Lanjutan 5. Penyusunan

xvii. Bahasa dan hukum. Bahasa Indonesia dan hukum yang berlaku di Indonesia xviii.Perpajakan. Disesuikan dengan peraturan yang berlaku, biasanya menjadi kewajiban penyedia xviii.Korespodensi. Korespondensi dapat berbentuk surat, telex, kawat (fax)

Lanjutan 5. Penyusunan

b) Ketentuan khusus : (1) Ketentuan khusus pengadaan barang : Standar Pengepakan. Pengiriman. Transportasi. Pemeriksaan dan pengujian. Layanan tambahan. (2) Ketentuan khusus pengadaan konsultansi Kewenangan anggota konsultan. Kewajiban penyedia jasa. Personil konsultan dan sub konsultan.

Lanjutan 5. Penyusunan

(3) Ketentuan khusus pemborongan :

pengadaan

jasa

Personil. Penilaian pekerjaan sementara oleh pengguna barang/jasa. Penemuan-penemuan. Kompensasi. Penangguhan. Hari kerja. Pengambilalihan. Pedoman pengoperasian dan perawatan. Penyesuaian biaya

Sub Penyedia Jasa (Sub Kontraktor)


(a) Penyedia jasa pemborongan dengan nilai kontrak > Rp.25 miliar wajib bekerjasa sama dengan sub penyedia jasa (subkontraktor) golongan usaha kecil/lkoperasi kecil, dengan ketentuan : o Bukan pekerjaan utama (major item) o Tetap mengacu pada kontrak awal o Dengan persetujuan pengguna jasa o Tetap bertanggung jawab terhadap kualitas dan hasil seluruh pekerjaan (termasuk yang disubkontrakkan) o Persyaratan bagi subkontraktor sama dengan kontraktor utama (memiliki ijin usaha, Sertifikat Badan Usaha (klasifikasi dan kualifikasi), kepemilikan sertifikat keahliaan bagi tenaga ahli dan ketrampilan bagi tenaga teknis) (b) Permintaan pembayaran yang diajukan oleh kontraktor utama harus melampirkan bukti penyelesaian pembayaran kepada sub kontraktor sesuai dengan perkembangan kemajuan pekerjaannya (Lamp. I Bab II Butir D.1.f.5)) (c) Pelanggaran ketentuan tersebut di atas dapat dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 35 ayat (2) Keppres No 80 Tahun 2003 mengenai ketentuan penghentian dan pemutusan kontrak

Lanjutan 5. Penyusunan

3) Syarat Khusus Kontrak : a. Ketentuan Umum : Definisi. Asal barang/jasa Jaminan. Asuransi. Pembayaran. Harga. Hak dan kewajiban para pihak. Penyelesaian perselisihan.

b. Ketentuan Khusus : Pengadaan barang : menjelaskan layanan tambahan. Pengadaan jasa konsultasi Pengadaan jasa pemborongan

Lanjutan 5. Penyusunan

4) Lampiran-Lampiran : a) Pengadaan pemborongan : Spesifikasi umum Spesifikasi khusus. Data penawaran. Gambar-gambar. Adendum-adendum proses penawaran. Dokumen lainnya.

b) Pengadaan jasa konsultansi : Syarat umum kontrak. Syarat khusus kontrak. KAK. Hasil negosiasi. Gambar-gambar Adendum-adendum proses penawaran. Dokumen lainnya.

5. PENANDATANGANAN KONTRAK
A.
B.

PENANDATANGAN KONTRAK PALING LAMBAT 14 HARI SETELAH PENUNJUKAN JAMINAN PELAKSANAAN SUDAH DISAMPAIKAN KEPADA PENGGUNA SEBELUM PENANDATANGANAN KONTRAK, DENGAN KETENTUAN : 1) NILAI : 5% UNTUK KONTRAK DGN PENAWARAN > 80 % HPS : MINIMAL 5% x 80% x HPS UNTUK KONTRAK DENGAN PENAWARAN < 80 HPS : NILAI KONTRAK < 50 JUTA RUPIAH TANPA JAMINAN : PEKERJAAN KONSULTANSI, TANPA JAMINAN PELAKSANAAN
SEKURANG-KURANGNYA SEJAK TANDA TANGAN KONTRAK SAMPAI DENGAN SETELAH FINAL HAND OVER (FHO)

3) MASA LAKU : 14 HARI

C.

BILA PENYEDIA JASA MENGUNDURKAN DIRI :


1) 2) ALASAN DAPAT DITERIMA - TIDAK DI BLACK LIST ALASAN TIDAK DAPAT DITERIMA - JAMINAN PENAWARAN DISITA - DI BLACK LIST

Lanjutan 5. Penandatangan

D.
E. F.

MEMERIKSA KONSEP KONTRAK (SUBTANSI, REDAKSI, ANGKA DAN HURUF, DAN MEMBUBUHKAN PARAF LEMBAR DEMI LEMBAR)
TIDAK BOLEH MENGUBAH DOKUMEN PENGADAAN SECARA SEPIHAK SEBELUM TANDA TANGAN KONTRAK MENETAPKAN URUTAN HIRARKI DALAM PERJANJIAN KONTRAK 1) SURAT PERJANJIAN/KONTRAK 2) SURAT PENAWARAN & BOQ 3) AMANDEMEN DOKUMEN LELANG 4) KETENTUAN KHUSUS KONTRAK 5) KETENTUAN UMUM KONTRAK 6) SPESIFIKASI KHUSUS 7) SPESIFIKASI UMUM 8) GAMBAR-GAMBAR 9) DOKUMEN LAINNYA (JAMINAN-JAMINAN, SURAT PENUNJUKAN BERDASARKAN URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN) BILA TERJADI PERTENTANGAN YANG BERLAKU BERDASARKAN URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN

Lanjutan 5. Penandatangan

G.

RAPAT PERSIAPAN KONTRAK 1) DILAKUKAN SEBELUM PENANDATANGANAN KONTRAK 2) MENGKONFIRMASIKAN JAMINAN PELAKSANAAN, ASURANSI, ESKALASI, HS TIMPANG,

H.

JUMLAH RANGKAP KONTRAK 1) SEKURANG-KURANGNYA 2 (DUA) ASLI BERMATERAI 2) JUMLAH LAINNYA SESUAI KEBUTUHAN

I.

AHLI HUKUM KONTRAK 1) NILAI > 50 MILYAR RUPIAH DAN PEKERJAAN BERSIFAT KOMPLEKS, DITANDATANGANI SETELAH MEMPEROLEH PENDAPAT AHLI HUKUM KONTRAK 2) DALAM HAL KESULITAN MEMPEROLEH AHLI HUKUM KONTRAK, DAPAT DIGANTI OLEH PEJABAT YANG MENANGANI BIDANG HUKUM DAN BIDANG PENGADAAN

1.

2. 3.

4.

5.

PARAGRAF KEEMPAT HAK DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN KONTRAK PASAL 32 SETELAH PENANDATANGANAN KONTRAK, PENGGUNA & PENYEDIA B/J SEGERA MELAKUKAN PEMERIKSAAN LAPANGAN DAN MEMBUAT BA KEADAAN LAPANGAN/SERAH TERIMA LAPANGAN. PENYEDIA B/J BERHAK MENERIMA UANG MUKA. PENYEDIA B/J DILARANG MENGALIHKAN TANGGUNG JAWAB SELURUH PEK. UTAMA/MENSUBKONTRAKKAN KEPADA PIHAK LAIN. PENYEDIA B/J DILARANG MENGALIHKAN TANGGUNG JAWAB SEBAGIAN PEK. UTAMA, KECUALI DISUBKONTRAKKAN KEPADA PENYEDIA B/J SPESIALIS. PELANGGARAN LARANGAN AYAT (3), DIKENAKAN SANKSI DENDA SESUAI KETENTUAN KONTRAK.

PARAGRAF KELIMA PEMBAYARAN UANG MUKA DAN PRESTASI PEKERJAAN PASAL 33 1. UANG MUKA DAPAT DIBERIKAN: a. UNTUK USAHA KECIL MAX. 30% NILAI KONTRAK; b. UNTUK USAHA NON KECIL MAX. 20% NILAI KONTRAK.

2.

PEMBAYARAN: > ATAS DASAR PRESTASI PEKERJAAN > SISTEM SERTIFIKAT BULANAN/TERMIJN, > MEMPERHITUNGKAN ANGSURAN UANG MUKA DAN PAJAK.

6. PELAKSANAAN KONTRAK
A. PALING LAMBAT 14 HARI SEJAK TANDA TANGAN KONTRAK HARUS DITERBITKAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

B.

MOBILISASI PALING LAMBAT DILAKUKAN DALAM WAKTU 30 HARI LINGKUP KEGIATAN MOBILISASI : 1) JASA PEMBORONGAN : - MENDATANGKAN PERALATAN - MEMPERSIAPKAN FAILITAS KERJA - MENDATANGKAN PERSONIL 2) PEKERJAAN KONSULTANSI - MENDATANGKAN TENAGA AHLI - MENYIAPKAN PERALATAN PENDUKUNG 3) PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA TIDAK DIPERLUKAN MOBILISASI

LANJUTAN 6. PELAKSANAAN KONTRAK

C.

PEMERIKSAAN BERSAMA, DAPAT DIBENTUK PANITIA PENELITI PELAKSANA KONTRAK

D.

PEMBAYARAN UANG MUKA 1) Adanya permohonan dari penyedia barang/jasa 2) Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP) 3) Penyedia menyediakan jaminan uang muka minimal sama dengan uang muka yang diterima 4) Pengembalian uang muka dilakukan secara berangsurangsur dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 100% PEMBAYARAN PRESTASI

E.

Lanjutan 6. Pelaksanaan

F.

PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN - MENAMBAH/MENGURANGI VOLUME - MENAMBAH/MENGURANGI JENIS PEKERJAAN - MENGUBAH SPESIFIKASI TEKNIS SESUAI KEBUTUHAN LAPANGAN - MELAKSANAKAN PEKERJAAN TAMBAH YANG BELUM T ERCANTUM DALAM KONTRAK AWAL - PEKERJAAN TAMBAH TIDAK BOLEH LEBIH DARI 10% HARGA KONTRAK AWAL
PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan PENGGUNA BARANG/JASA dengan pertimbangan : Adanya pekerjaan tambah Perubahan disain Keterlambatan yang disebabkan pihak pengguna barang/jasa Keadaan diluar kendali penyedia barang/jasa Keadaan kahar (force majeur)

G.

Lanjutan 6. Pelaksanaan

H.

DENDA DAN GANTI RUGI


Denda keterlambatan karena kelalaian penyedia barang/jasa sekurang-kurangnya 1 o/oo (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak, dan besarnya denda tidak dibatasi dan pengguna berhak untuk memutuskan kontrak apabila denda keterlambatan sudah melampaui nilai jaminan pelaksanaan [Psl 35 (4) dan Psl
37(1)]

Dapat diberikan kompensasi atas keterlambatan pembayaran karena kelalaian pengguna barang/jasa dikenakan denda sebesar suku bunga (Bank Indonesia) terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar (Lamp. I Bab II
Butir D.1.h)

I.

PENYESUAIAN HARGA (Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tentang Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak Kegiatan Pemerintah Tahun Anggaran 2005 dan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 11/SE/M/2005 tentang Pedoman Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak

Lanjutan 6. Pelaksanaan

J.

KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR) : KERUSAHAN, BENCANA ALAM, PEPERANGAN, PEMOGOKAN, KEBAKARAN, KEBIJAKAN PEMERINTAH
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK 1) Pekerjaan selesai 2) Keadaan kahar, penyedia barang/jasa wajib dibayar sesuai dengan prestasi pekerjaan 3) Penyedia barang/jasa cidera janji. Sanksi ditentukan dalam kontrak. 4) Terbukti adanya KKN dalam proses pemilihan penyedia maupun dalam pelaksanaan pekerjaan, maka : Bagi penyedia barang/jasa : jaminan pelaksanaan dicairkan, sisa uang muka harus dilunasi, dan dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun Bagi pengguna/panitia/pejabat pengadaan,dikenakan sanksi sesuai PP N0. 30/1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri

K.

SELESAI dan terima kasih


Emin Adhy Muhaemin, S.Si, MT Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik BAPPENAS, Jl. Taman Suropati No 2 (Gedung B Lantai 6) Jakarta Pusat 10310 Telepon : 021- 31934247 ; Fax : 021- 3101924 Hp : 0816 1 4567 26 Email: ea_muhaemin@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai