Anda di halaman 1dari 36

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

BAB XIX KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah mengamanatkan agar kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh dituangkan dalam program-program terpadu untuk menunjang upaya-upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, taraf hidup, kesejahteraan dan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan lainnya. eningkatkan kesejahteraan penduduk secara menyeluruh merupakan tujuan pembangunan. !alam hal ini GBHN "#$$ mengemukakan bah%a kebijaksanaan kependudukan diarahkan pada pengembangan penduduk sebagai sumber daya manusia agar menjadi kekuatan pembangunan bangsa yang efektif dan bermutu dalam rangka me%ujudkan mutu kehidupan masyarakat yang senantiasa meningkat. !alam kaitan ini perlu terus ditingkatkan upaya pengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk, di samping pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah dan penciptaan lapangan kerja. engingat keadaan penduduk &ndonesia yang besar jumlahnya dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi, maka sejak 'epelita & telah dirintis usaha-usaha untuk mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk terutama melalui pengendalian tingkat kelahiran. !i samping itu telah XIX/3

diusahakan penurunan tingkat kematian, persebaran penduduk yang lebih serasi dan merata serta peningkatan kualitas manusia dan masyarakat. (saha-usaha pembangunan di bidang kependudukan selama empat 'epelita yang lain telah memberikan hasil-hasil yang menggembirakan. Namun demikian dalam 'epelita ) berbagai masalah kependudukan masih perlu ditanggulangi agar hasil pembangunan makin dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. asalah-masalah ini meliputi penyediaan berbagai kebutuhan pokok bagi jumlah penduduk yang terus bertambah seperti penyediaan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lapangan kerja serta masalah pembangunan yang diakibatkan oleh persebaran penduduk antar daerah yang kurang optimal baik antara desa dan kota maupun antara berbagai pulau di &ndonesia. B. KEPENDUDUKAN 1. Kebijaksanaan dan Langkah !angkah *embangunan di bidang kependudukan yang telah dirintis sejak 'epelita & dimaksudkan untuk mengatasi masalah tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan persebaran penduduk yang kurang merata. +umlah penduduk yang besar mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan. +umlah penduduk yang besar tersebut apabila mampu berperan sebagai tenaga kerja yang berkualitas akan merupakan modal pembangunan yang besar dan akan sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. ,ehubungan dengan itu, pembangunan di bidang kependudukan di samping diarahkan pada upaya pencapaian sasaran-sasaran yang langsung ditujukan pada penurunan laju pertumbuhan penduduk, juga dititikberatkan pada upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai pelaku dan sasaran pembangunan bangsa dan negara. (paya-upaya peningkatan kualitas penduduk antara lain meliputi upaya peningkatan gi-i dan kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan kemasyarakatan, dan peningkatan pendidikan masyarakat. *embangunan di bidang kependudukan lebih diarahkan pada upaya pengembangan sumber daya manusia agar penduduk makin menjadi kekuatan yang efektif dan produktif bagi pembangunan. !alam upaya ini diusahakan ditingkatkan keterpaduan dan koordinasi upaya pengendalian

XIX/"

kelahiran dengan berbagai kegiatan pembangunan lainnya, khususnya upaya pembangunan di bidang kesehatan, transmigrasi, pengendalian urbanisasi, pendidikan, pembangunan daerah dan penciptaan lapangan kerja. (saha penurunan tingkat pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui pengendalian tingkat kelahiran dan penurunan tingkat kematian, terutama kematian bayi dan anak. (paya pengendalian kelahiran dilaksanakan melalui program keluarga berencana (.B). ,ebagaimana telah diketahui oleh masyarakat luas .B bertujuan mengatur kelahiran anak dan meningkatkan kesejahteraan ibu. ,elanjutnya upaya penurunan tingkat kematian dilaksanakan dengan memperluas dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan dan gi-i masyarakat. !ari pengalaman selama hampir lima 'epelita ini nyata sekali bah%a dalam melaksanakan upaya pembangunan kependudukan peran serta masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan. !alam memperbaiki persebaran penduduk yang kurang merata dilaksanakan kebijaksanaan perpindahan penduduk dari daerah yang mempunyai kepadatan yang tinggi ke %ilayah yang kurang padat. .ebijaksanaan ini juga diarahkan pada perluasan lapangan kerja bagi penduduk yang dipindahkan dan pemanfaatan sumber daya alam yang lebih optimal di %ilayah-%ilayah pemukiman yang baru. (paya lain yang ditempuh dalam rangka memperbaiki persebaran penduduk adalah pembangunan kota-kota kecil dengan tujuan mengurangi dorongan penduduk untuk pindah ke kota besar. *eningkatan kualitas penduduk baik fisik maupun non fisik terus ditingkatkan melalui berbagai usaha, seperti peningkatan gi-i, pendidikan, perluasan kesempatan berusaha, dan sebagainya. *eningkatan kualitas penduduk yang dicapai dengan cara demikian diharapkan akan menunjang upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan dan menghilangkan sumber-sumber kemiskinan serta menyumbang kepada keberlanjutan pembangunan. !alam rangka memadukan berbagai dimensi masalah kependudukan serta mengatasinya ke dalam usaha pembangunan secara menyeluruh amat dibutuhkan informasi statistik kependudukan yang terpercaya. !alam hubungan ini terus dikembangkan berbagai upaya meningkatkan mutu dan liputan statistik kependudukan termasuk statistik yang dihasilkan dari pelaksanaan registrasi penduduk. XIX/#

$. Pe!aksanaan Kegia%an Pe&bang'nan a. Pe(%'&b'han Pend'd'k) Ke!ahi(an) dan Ke&a%ian +umlah penduduk &ndonesia selama ini terus bertambah. ,ejak tahun "#/$ penduduk &ndonesia bertambah dari ""0,1 juta orang menjadi "23,0 juta orang pada tahun "#$1 dan "3#,# juta orang pada tahun "##1. 4aju pertumbuhan penduduk dalam kurun %aktu "#3"-"#$1 adalah 5,657 per tahun sedangkan selama kurun %aktu "#$1-"##1 menurun menjadi ",#37 per tahun. *ada akhir *+*8 & jumlah penduduk diperkirakan akan berjumlah "#5," juta orang. !engan demikian jumlah penduduk selama *+*8 & telah bertambah sebanyak 33," juta orang atau /3,1 7 dari jumlah penduduk tahun "#/$. 4aju pertumbuhan penduduk tersebut diperkirakan akan terus menurun sehingga dalam kurun %aktu "##1-"##2 pertumbuhan penduduk diperkirakan menjadi ",/07 per tahun. +elaslah bah%a usaha-usaha pembangunan di bidang kependudukan selama *+*8 & telah berhasil menurunkan laju pertumbuhan penduduk secara berkelanjutan. Berdasarkan proyeksi sebelum ,ensus *enduduk "##1, jumlah penduduk pada tahun "#$3 diperkirakan sebanyak "35,1 juta dan pada tahun "##5 sebanyak "$#,0 juta orang. Hal ini berarti selama lima tahun diperkirakan terdapat pertambahan penduduk sebanyak "3,/ juta orang. Namun proyeksi berdasarkan data sensus tahun "##1, jumlah penduduk pada tahun "##5 ternyata adalah sebanyak "$0,$ juta orang sehingga terdapat pertambahan penduduk sebanyak "6,$ juta orang selama lima tahun terakhir. +umlah ini lebih kecil dari proyeksi sebelumnya dengan 6,$ juta orang. *enurunan laju pertumbuhan penduduk dari 5,657 menjadi ",/07 dalam %aktu sekitar 51 tahun pada umumnya dan lima tahun terakhir khususnya mempunyai dampak yang amat positif bagi pencapaian berbagai sasaran pembangunan. 9danya penurunan ini mengurangi secara langsung beban pengeluaran in:estasi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, pangan, perumahan dan lain-lain yang seyogyanya perlu dikeluarkan kalau tingkat pertumbuhan penduduk tidak berkurang. Namun demikian karena pertumbuhan penduduk ternyata menurun maka dana bagi peningkatan mutu kesejahteraan rakyat telah dapat ditingkatkan. !engan demikian berkurangnya laju pertumbuhan penduduk telah menyumbang langsung bagi percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat. *ercepatan peningkatan kesejahteraan rakyat pada gilirannya mempunyai dampak positif bagi pemerataan dan stabilitas sosial.

XIX/*

.eberhasilan penurunan pertumbuhan penduduk secara berkelanjutan dalam kondisi pembangunan sosial-ekonomi masyarakat yang belum tinggal landas telah mendapat pengakuan dunia secara luas. *residen 'epublik &ndonesia telah mendapatkan penghargaan *erserikatan Bangsa-Bangsa (*BB) untuk kepemimpinan beliau dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kependudukan. ,elain itu &ndonesia dijadikan model bagi pelaksanaan .B yang berhasil. *engalaman &ndonesia telah dipelajari oleh banyak negara. ,ampai dengan tahun "##5;#6, &ndonesia telah memberi latihan .B dan .ependudukan bagi ".2"5 pejabat dari /2 negara. *elaksanaan .B yang berhasil ternyata juga telah dapat meningkatkan posisi dan martabat &ndonesia khususnya di kalangan negara-negara yang sedang membangun dan negara-negara anggauta Gerakan Non Blok. *enurunan laju pertumbuhan penduduk tersebut terutama disebabkan oleh penurunan tingkat kelahiran berkat peran serta masyarakat dalam berkeluarga berencana. 9ngka kelahiran kasar di &ndonesia yang pada tahun "#3" diperkirakan sebesar 22,1 kelahiran per seribu penduduk pada tahun "#$6 menurun menjadi 66,0 kelahiran per seribu penduduk. 9ngka tersebut ternyata menurun lagi menjadi 5$,3 kelahiran per seribu penduduk pada akhir 'epelita &)< bahkan pada tahun "##5 diperkirakan menjadi 52,# kelahiran per seribu penduduk. !engan demikian selama kurun %aktu "#3"-"#$$ telah terjadi penurunan tingkat kelahiran sebesar 5,37 per tahun sedangkan penurunannya selama kurun %aktu "#$$ - "##5 lebih besar lagi, yaitu 6,/7 per tahun. ,elama itu telah tercipta kecenderungan makin kecilnya jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang %anita selama hidupnya. 'ata-rata anak yang dilahirkan hidup oleh seorang %anita selama masa suburnya selama jangka %aktu tersebut menurun secara berarti< yaitu dari 0,/ anak per %anita pada kurun %aktu "#/3-"#31 menjadi 6,1 anak per %anita pada kurun %aktu "#$/-"#$#. enurunnya jumlah anak yang dilahirkan akan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada ibu-ibu untuk membina pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka. 4ebih besarnya kesempatan membina anak-anak bagi para ibu tersebut dapat diharapkan akan meningkatkan kesiapan anak-anak dalam menghadapi proses pende%asaan, yang selanjutnya dapat diharapkan akan meningkatkan kualitas penduduk dan mendukung usaha-usaha pengembangan sumber daya manusia.

=&=;3

9dapun angka kematian bayi sejak 'epelita & juga terus menurun. 9ngka kematian bayi pada tahun "#3" sebagai ternyata dari hasil ,ensus *enduduk "#3" adalah "6",5 kematian per seribu kelahiran. 9ngka tersebut telah menurun menjadi /6 kematian per seribu kelahiran pada tahun "##1 sebagai yang ternyata dari hasil ,ensus *enduduk "##1. !engan demikian selama kurun %aktu "# tahun tersebut keseluruhan telah terjadi penurunan angka kematian bayi sebesar 057, atau 6,$7 per tahun. *enurunan angka kematian bayi tersebut merupakan petunjuk bah%a selama jangka %aktu yang bersangkutan keadaan kesehatan dan gi-i penduduk makin membaik. akin membaiknya derajat kesehatan dan gi-i penduduk jelas akan memperpanjang umur penduduk &ndonesia, yang diperkirakan mencapai rata-rata /",0 tahun pada tahun "##1. !ari uraian di atas dengan singkat dapat dikemukakan bah%a pembangunan kependudukan selama *+*8 & bukan saja telah berhasil menurunkan laju pertumbuhan penduduk secara berkelanjutan melainkan juga telah berhasil mempercepat laju penurunan pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir. !i samping itu pembangunan yang dilakukan telah pula meningkatkan mutu penduduk &ndonesia. b. Pen'ndaan U & ' ( Pe(ka+inan ,alah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kelahiran penduduk adalah usia perka%inan pertama. !engan melangsungkan perka%inan lebih muda seorang %anita akan mempunyai kesempatan melahirkan lebih besar. >leh sebab itu salah satu upaya di bidang kependudukan adalah mendorong dan memoti:asi generasi muda untuk berpartisipasi di bidang kependudukan dengan jalan melaksanakan peningkatan usia perka%inan. !i samping mengurangi kesempatan melahirkan peningkatan umur perka%inan akan lebih mende%asakan para calon orang tua sehingga lebih siap di saat kelahiran bayi dan dengan demikian akan lebih terjamin kesehatan ibu dan anak. ,ejak 'epelita &&& telah diberikan penerangan tentang manfaat peningkatan umur perka%inan kepada para remaja dan pemuda. .epada generasi muda yang belum menikah diberikan moti:asi agar melaksanakan perka%inan apabila umurnya telah lebih dari 51 tahun bagi %anita dan telah lebih dari 50 tahun bagi pria. *emberian penerangan tersebut ternyata berhasil meningkatkan kesadaran para remaja tentang masalah kependudukan

XIX/,

sehingga setelah mencapai usia de%asa mereka dapat diharapkan akan menunda perka%inan hingga mencapai umur tersebut. (saha pemberian penerangan dan moti:asi bagi para remaja tentang masalah kependudukan ternyata berhasil. *ada tahun "#3" rata-rata para %anita ka%in untuk pertama kalinya pada usia "#,/ sedangkan pada tahun "#$1 para %anita ka%in untuk pertama kalinya pada usia 51,1 tahun. 9ngka ini selanjutnya mengalami kenaikan menjadi 5",# tahun pada tahun "##1. -. Peningka%an .ingka% Pendidikan

*eningkatan derajat pendidikan penduduk merupakan upaya penting dalam pengembangan sumber daya manusia. ,elama lima 'epelita telah terus dikembangkan penyediaan sarana pendidikan dengan pembangunan prasarana sekolah dan peningkatan mutu tenaga pengajar. !engan makin memadainya persediaan sarana pendidikan, maka pada tahun "#$2 dapat dicanangkan kebijaksanaan %ajib belajar bagi anak-anak usia 3-"5 tahun. elalui kebijaksanaan %ajib belajar angka partisipasi murni ,!, yaitu rasio jumlah murid ,! usia 3-"5 tahun dengan jumlah penduduk usia 3-"5 tahun, dapat ditingkatkan menjadi ##,/7 pada tahun "##5 dari #$,#7 pada tahun "#$#. ,ementara itu pada tahun keempat 'epelita ) angka partisipasi pendidikan tingkat ,48* adalah 2/,27 dan angka partisipasi tingkat ,489 adalah 66,/7 sedang pada tahun "#$2 angka partisipasi tersebut baru mencapai 22,27 dan 5$,"7. ,ementara itu dalam rangka meningkatkan pengertian, pemahaman dan kesadaran serta menumbuhkembangkan sikap dan tingkah laku bertanggung ja%ab atas masalah kependudukan, sejak 'epelita && terus dilaksanakan pendidikan kependudukan dan pendidikan .B. d. Peningka%an Pe(anan Le&baga /+ada0a 1as0a(aka%

*enanganan masalah kependudukan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat luas. !alam hubungan ini sejak 'epelita &) telah dirintis usaha-usaha untuk menumbuhkan peran serta aktif masyarakat dalam pemecahan masalah kependudukan. !alam kaitan ini telah dikembangkan partisipasi 4embaga ,%adaya asyarakat (4, ) antara lain melalui upaya untuk meningkatkan pengetahuan mereka di bidang manajemen 4, .ependudukan. ,elama 'epelita &) telah dilaksanakan

=&=;#

pelatihan yang diikuti oleh "01 %akil 4, . ,elanjutnya selama 2 tahun 'epelita ) telah dilaksanakan pelatihan yang diikuti oleh 31 peserta %akil 4, . (saha lain dalam rangka meningkatkan peran masyarakat di bidang pembangunan kependudukan dilaksanakan melalui kerja sama dengan lembaga masyarakat lainnya seperti Nahdatul (lama (N(), uhammadiyah, .onperensi ?ali Gereja &ndonesia (.?&) dan !e%an Gereja &ndonesia (!G&). !engan adanya kerja sama tersebut telah tergalang kesepakatan-kesepakatan dalam usaha-usaha yang mendukung upaya pemecahan masalah kependudukan. e. Peningka%an P'sa% /%'di Ke2end'd'kan .esadaran mengenai keterkaitan masalah-masalah kependudukan dengan pembangunan semakin meningkat baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat lokal. *ermasalahan kependudukan yang dihadapi di tingkat nasional dan di daerah-daerah cukup ber:ariasi. !i propinsi-propinsi di pulau +a%a dan Bali masalah kependudukan utama yang dihadapi adalah masalah yang berkaitan dengan tingginya kepadatan penduduk per km5. !i banyak propinsi di luar +a%a-Bali masalah-masalah kependudukan yang dihadapi berhubungan dengan rendahnya kepadatan penduduk per km5. >leh karena itu peran *usat ,tudi .ependudukan (*,.) cukup berarti dalam rangka pengembangan informasi baik secara umum maupun sebagai masukan bagi perencanaan baik di tingkat nasional maupun di tingkat regional. *,.-*,. ini merupakan bagian dari uni:ersitas negeri setempat. !alam rangka mendukung pengembangan dan peran *,. sejak 'epelita &) telah diselenggarakan pelatihan teknik analisis dan pelatihan manajemen bagi 6" *,.. !i samping itu dalam rangka meningkatkan kemampuan analisis para peneliti kepada *,. juga telah diberikan peralatan komputer melalui dana program kependudukan. ,ementara itu sejak tahun "#$3 telah diberikan beasis%a bagi "6# orang peneliti dari *,. untuk program pendidikan ,-5 dan ,-6 di berbagai bidang keilmuan yang berkaitan dengan kependudukan baik di dalam negeri maupun luar negeri. 9dapun bidang-bidang keilmuan yang diberikan prioritas meliputi demografi, kesehatan masyarakat, geografi, ekonomi, sosiologi, dan perencanaan daerah. !engan demikian mereka diharapkan dapat memperkuat *,. di berbagai perguruan tinggi di daerah.

=&=;"1

3.

Kese(asian Ke2end'd'kan dan Lingk'ngan Hid'2

*ola pembangunan berkelanjutan mengandung makna mendayaguna kan sumber alam yang tersedia dengan tetap memelihara secara memadai agar dapat dimanfaatkan untuk kelanjutan kegiatan-kegiatan pembangunan di masa depan. (nsur-unsur terciptanya pembangunan berkelanjutan adalah interaksi yang serasi antara perkembangan kependudukan dan keadaan lingkungan dalam proses pembangunan. !alam upaya memantau keserasian perkembangan kependudukan dan keadaan lingkungan hidup mulai 'epelita &) telah disusun Neraca .ependudukan dan 4ingkungan Hidup !aerah (N.4!) di seluruh propinsi. *enyusunan N.4! merupakan faktor penting dalam perencanaan daerah. Hal ini disebabkan N.4! merangkum secara terkait dan terintegrasi informasi mengenai masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup di masing-masing daerah. ,elanjutnya dalam 'epe lita ) dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kelengkapan data N.4! dan terciptanya Neraca .ependudukan dan 4ingkungan Hidup Nasional (N.4N). (ntuk meningkatkan %a%asan keserasian kependudukan dengan lingkungan hidup telah diselenggarakan penataran bagi para %idyais%ara ,ekolah ,taf dan *impinan 9dministrasi (,@,*9), ,ekolah *impinan 9dministrasi 8ingkat adya (,@*9!A9) dan ,ekolah *impinan 9dministrasi 8ingkat 4anjutan (,@*949) di berbagai departemen. ,ementara itu pendidikan kependudukan yang ber%a%asan lingkungan telah tercakup dalam kurikulum pendidikan di lingkungan *erguruan 8inggi dengan mengintegrasikannya dalam materi ata .uliah !asar (mum ( .!(). elalui jalur keagamaan telah dikembangkan pula modul kependudukan dan lingkungan hidup. !engan demikian pemahaman masyarakat tentang permasalahan pembangunan di bidang kependudukan dan lingkungan hidup diharapkan akan semakin dalam dan luas. g. Regis%(asi Pend'd'k

!ata yang dihasilkan dari registrasi penduduk merupakan data yang sangat diperlukan bagi perencanaan pembangunan. Hal ini sangat diperlukan oleh karena data yang dihasilkan oleh registrasi merupakan data yang bersumber dari unit administrasi pemerintahan yang terendah dan dengan demikian akan membantu upaya khususnya perencanaan pembangunan dari ba%ah. (ntuk meningkatkan mutu registrasi penduduk diupayakan berbagai =&=;""

langkah seperti perbaikan tata cara pencatatan, pelatihan aparat pelaksana dan memoti:asi masyarakat agar menyadari pentingnya registrasi penduduk. (paya peningkatan mutu registrasi penduduk telah dimulai sejak a%al 'epelita ) dengan dilaksanakannya pelatihan petugas pencatatan dan pelaporan data kependudukan hingga tingkat desa. (ntuk itu telah diselenggarakan pelatihan bagi petugas registrasi yang diikuti oleh %akil-%akil dari Badan *erencana *embangunan !aerah (Bappeda) dan Biro *usat ,tatistik (B*,) di 0$ kabupaten. C. KELUARGA BERENCANA 1. Kebijaksanaan dan Langkah !angkah *rogram keluarga berencana bertujuan untuk membangun manusia &ndonesia sebagai obyek dan subyek pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga. !i samping itu pelaksanaan program .B juga diarahkan untuk menurunkan tingkat kelahiran atas dasar kesadaran dan tanggung ja%ab seluruh masyarakat dengan cara memilih metode kontrasepsi s%ard sukarela. !engan demikian program .B akan merupakan cermin dari upaya menurunkan tingkat kelahiran dan sekaligus membangun keluarga sejahtera. 4angkah-langkah pelaksanaan program .B dia%ali dengan pende katan klinik selama 'epelita &. !alam hal ini semua pelayanan .B pada saat itu dilakukan melalui klinik. ,ejalan dengan semakin diterimanya program .B di kalangan masyarakat luas maka dilaksanakan pendekatan kemasyarakatan pada a%al 'epelita &&&. !alam hal ini klinik tetap berfungsi sebagai pusat pelayanan dan rujukan tetapi beberapa macam pelayanan .B lainnya dilakukan le%at masyarakat, misalnya pemberian penerangan dan moti:asi serta pelayanan ulang kontrasepsi pil dan kondom. elalui pendekatan kemasyarakatan tersebut telah berhasil dibentuk dan dikembangkan kelompok-kelompok peserta .B di kalangan masyarakat yang sekaligus merupakan upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program .B. !engan makin diterimanya .B sebagai kebutuhan dalam tatanan kehidupan bangsa &ndonesia dan dengan telah meningkatnya peran serta masyarakat maka mulai dirintis kemandirian dalam pelaksanaan

=&=;"5

program. .ebijaksanaan ini dirintis sejak a%al 'epelita ) yang sekaligus menjadikan pelaksanaan program .B sebagai gerakan .B. Bersamaan dengan itu dilakukan pula upaya peningkatan kualitas pelayanan .B. !ari segi liputan %ilayah, pelaksanaan program .B bera%al dari daerah +a%a-Bali yang padat penduduknya. Berdasarkan pengalaman selama 'epelita & tersebut, sejak a%al 'epelita && program .B mulai dirintis di "1 propinsi lain di luar +a%a-Bali. ,elanjutnya pada a%al 'epelita &&&, mulai dirintis pelayanan program .B di sebelas propinsi lainnya. !engan demikian sejak 'epelita &&& liputan program .B telah mencakup seluruh %ilayah &ndonesia. (ntuk mencapai tujuan program .B yang juga merupakan kegiatan pembangunan di bidang sumber daya manusia diperlukan berbagai sasaran kebijaksanaan di bidang keluarga berencana. Hingga kini telah dilakukan beragam upaya seperti penerangan dan moti:asi, pelembagaan .B di masyarakat, pendidikan .ependudukan dan .B, pendidikan dan pelatihan petugas pengelola program, pelayanan kontrasepsi, pengadaan sarana dan pemantauan hasil kegiatan. $. Pe!aksanaan Kegia%an Pe&bang'nan a. Pene(angan dan 14%i5asi .ebijaksanaan penerangan dan moti:asi .B pada a%al 'epelita & ditujukan untuk membangkitkan perhatian masyarakat tentang keluarga berencana dan masalah kependudukan. ,elanjutnya pada 'epelita &&& ditanamkan kesadaran masyarakat tentang sikap dan praktek keluarga berencana serta norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (N..B,). ,elama 'epelita ) pelaksanaan penerangan dan moti:asi lebih ditekankan pada usaha pelembagaan N..B, dalam rangka upaya pemindahan tanggung ja%ab pelaksanaan program .B kepada masyarakat. ,ementara itu sebagai %ujud dari usaha pelembagaan dan pembudayaan program .B, secara bertahap pengelolaan program telah diarahkan menuju kemandirian. *ada tahap pertama sasaran kemandirian adalah kelompok masyarakat yang secara sadar siap untuk ber-.B namun masih memerlukan bantuan sarana dan pelayanan .B secara penuh dari pemerintah. *ada tahap selanjutnya sasaran kemandirian adalah kelompok masyarakat yang secara

XIX/13

sadar siap ber-.B tetapi hanya memerlukan bantuan pemerintah untuk memenuhi keperluan sarana. !engan demikian mereka diajak mandiri dalam pelayanan .B-nya. ,asaran pada tahap ke tiga adalah kelompok masyarakat yang secara sadar siap ber-.B dan sudah mampu memenuhi sarana dan pe layanan .B. *enerangan tentang ragam dan ciri kontrasepsi juga ditingkatkan sehingga peserta .B dapat menentukan alat kontrasepsi yang paling sesuai untuk dirinya. ,elain itu juga diberikan penjelasan tentang penggunaan alat kontrasepsi yang tepat guna, yaitu alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan dalam %aktu yang lebih lama. !alam kegiatan penerangan dan moti:asi disampaikan pula penjelasan tentang pusat-pusat pelayanan .B, baik penerangan .B secara umum maupun penerangan medis .B. (paya pemberian penerangan dan moti:asi .B juga dilakukan dengan meningkatkan peran kelompok masyarakat dalam memasyarakatkan program .B. *enerangan kelompok utamanya ditujukan kepada kelompok yang mempunyai peran di kalangan masyarakat seperti para pemuka agama, kelompok kegiatan %anita seperti *embina .esejahteraan .eluarga (*..), organisasi kepemudaan seperti .arang 8aruna, dan perseorangan seperti para tokoh masyarakat. ,elama periode 'epelita &) telah pula dilibatkan perusahaan s%asta dan organisasi profesi untuk meningkatkan penerangan dan moti:asi dilingkungan mereka melalui kampanye .eluarga .ecil andiri, dan kegiatan .B *erusahaan. .ampanye &bu ,ehat ,ejahtera (.&,,) yang dicanangkan sebagai %ahana untuk menciptakan keluarga bahagia dan sejahtera diluncurkan pada tahun "##";#5. .egiatan .&,, mengutamakan pelayanan bagi ibu dan anak dengan harapan angka kesakitan dan kematian dikalangan mereka akan menjadi lebih kecil dari pada sebelumnya. !engan adanya kegiatan .&,, diharapkan kesertaan untuk ber-.B menjadi meningkat karena dipadukan dengan kegiatan peningkatan gi-i keluarga, kampanye 9ir ,usu &bu (9,&), pendidikan keterampilan bagi %anita dalam usaha meningkatkan pendapatan keluarga, pende%asaan usia ka%in pertama, serta pengaturan kehamilan pertama. 9dapun kegiatan penerangan .B pada umumnya dilakukan melalui media cetak dan elektronik. *eningkatan penerangan melalui media cetak dilakukan melalui kerja sama dengan *ersatuan ?arta%an &ndonesia.

XIX/1"

,ementara itu pesan-pesan .B yang disiarkan melalui media elektronik seperti radio dan tele:isi disampaikan dalam acara sandi%ara, sinetron, iklan, %ayang orang, dan ketoprak. .husus untuk penyelenggaraan kegiatan penerangan dan moti:asi di daerah terpencil dilaksanakan oleh (nit *enerangan .eliling dan 8im .eluarga Berencana .eliling (8.B.). !alam pelaksanaannya kegiatan penerangan di daerah ini dipadukan dengan kegiatan pelayanan kontrasepsi di tempat yang sama. (ntuk meningkatkan jangkauan pelayanan kepada masyarakat, selama lima tahun terakhir ini telah dilakukan pengadaan mobil unit penerangan keluarga berencana keliling. b. Pe!e&bagaan P(4g(a& *elembagaan program merupakan proses lanjutan setelah upaya menanamkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program .B berlangsung. (paya ini dilakukan dengan membentuk kelompok peserta .B di berbagai lapisan masyarakat. *esan-pesan .B di tingkat desa disampaikan oleh kelompok yang disebut *embina *eserta .B !esa (**.B!) sedang pada tingkatan di ba%ah desa oleh ,ub-**.B!. *embentukan **.B! dan ,ub-**.B! di mulai pada a%al 'epe- lita && sehingga pada akhir 'epelita && jumlahnya sudah sebanyak #1," ribu buah dan pada akhir 'epelita &&& sudah menjadi "$2,5 ribu buah (8abel =&=-"). *ada akhir 'epelita &) jumlah tersebut telah menjadi 61"," ribu buah atau bertambah /6,0 persen dari jumlah pada akhir 'epelita &&&. Hingga tahun keempat 'epelita ), jumlah **.B! dan ,ub-**.B! sudah mencapai 6$2,1 ribu buah. +ika jumlah ini dibandingkan dengan jumlah pada tahun "#$3;$$ ternyata terdapat kenaikan jumlah **.B! dan ,ub-**.B! sebanyak #/,/ ribu buah. *erkembangan jumlah **.B! dan ,ub-**.B! menunjukkan semakin besarnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan program .B. ,ementara itu penyebaran **.B! dan ,ub-**.B! sampai ke tingkat pedukuhan memberikan kemudahan pelayanan kontrasepsi kepada peserta .B khususnya para peserta yang tinggal jauh dari klinik .B dan memakai alat kontrasepsi pil atau kondom yang tidak memerlukan pelayanan medis pada saat pelayanan ulang. !engan demikian para peserta .B tidak lagi tergantung kepada pusat-pusat pelayanan yang disediakan pemerintah.

=&=;"0

89B@4 =&= B " +( 49H *@ B9N8( *@ B&N9 .@4(9'G9 B@'@NC9N9 !@,9 "#/$ B "##5;#6 (buah)

")

") 5)

9ngka .umulatif sejak 'epelita && 9ngka ,ementara (sampai dengan >ktober "##5

=&=;"/

!alam usaha melestarikan kesertaan masyarakat dalam program .B dan meningkatkan kesejahteraan keluarga peserta .B, telah ditumbuh kembangkan usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor ((**.9). ,asaran utama kegiatan (**.9 adalah peserta .B di daerah yang miskin, padat penduduk, dan telah membentuk organisasi kekeluargaan atau kelompok peserta .B. elalui kegiatan ini mereka diberi bantuan modal untuk usaha kegiatan kelompok seperti koperasi simpan pinjam, industri kecil, dan kerajinan rumah tangga. !i samping itu juga dilaksanakan pelatihan keterampilan bagi %anita dan pemuda yang dilaksanakan melalui jalur organisasi kekeluargaan atau kelompok peserta .B di ba%ah naungan 4embaga .etahanan asyarakat !esa (4. !) maupun *embinaan .esejahteraan .eluarga (*..). enyadari pentingnya balita yang pada saatnya akan berperan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, maka sejak 'epelita &) telah dilaksanakan kegiatan Bina .eluarga Balita (B.B). ,asaran kegiatan adalah para ibu yang mempunyai balita dan melalui kegiatan ini mereka diharapkan dapat membina dan mendidik anak balitanya dengan baik. ,elama lima tahun terakhir jumlah kelompok B.B yang dibentuk telah meningkat menjadi hampir empat puluh lima kali lipat, yaitu dari ".552 kelompok pada tahun "#$3;$$ menjadi 06,0 ribu kelompok pada tahun "##5;#6. *eningkatan jumlah B.B ini akan mempunyai dampak langsung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia generasi muda. .egiatan integrasi .B lainnya adalah .B-.esehatan yang dilaksanakan melalui *os *elayanan 8erpadu (*osyandu) dan merupakan keterpaduan antara kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. .egiatan ini meliputi pelayanan .B, peningkatan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gi-i, penanggulangan diare dan pemberian imunisasi yang diselenggarakan secara sukarela oleh masyarakat. Hingga kini telah terbentuk lebih dari 56",# ribu kelompok. !i samping itu, pelayanan terpadu .B juga dilaksanakan di daerah pemukiman transmigrasi (.B-8ransmigrasi) dan telah dimulai sejak a%al 'epelita &) di lima propinsi serta mencakup 0#0 (nit *emukiman 8ransmigrasi ((*8). ,ampai pada saat ini kegiatan telah mencakup "6 propinsi penerima transmigran yang meliputi /21 (*8. .egiatan sejenis telah pula dilakukan di %ilayah kumuh, di daerah perkotaan, daerah pantai, daerah kepulauan serta ka%asan industri. ,ementara itu telah pula dilakukan keterpaduan kegiatan .B dengan upaya pembangunan lain, seperti industri, koperasi, pertanian, kehutanan dan sebagainya.

=&=;"3

-. Pendidikan Ke2end'd'kan dan Ke!'a(ga Be(en-ana Generasi muda berperan penting dalam penanggulangan masalah kependudukan dan .B karena pada saatnya mereka akan memasuki gerbang perka%inan dan mempunyai anak. (ntuk itu dikalangan mereka perlu ditanamkan pengertian dan ide .B melalui pendekatan pendidikan. *elaksanaan pendidikan kependudukan melalui jalur pendidikan formal telah dikoordinasikan dengan sektor pendidikan dengan mengintegrasikan materi kependudukan dan .B ke dalam 0 bidang studi yaitu pendidikan agama,. ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa &ndonesia dan pendidikan moral *ancasila. (ntuk maksud tersebut telah dilakukan penataran terhadap 60,# ribu guru tingkat dasar, menengah, atas dan dosen perguruan tinggi. *eserta diberi bekal pengetahuan tentang masalah kependudukan serta Cara-cara mengintegrasikan materi kependudukan dan .B ke dalam bidang studi masing-masing. !alam 'epelita &&& materi pendidikan kependudukan telah mengalami penyempurnaan lebih lanjut dan telah dilaksanakan penataran terhadap $$,2 ribu peserta. +umlah peserta penataran dalam 'epelita &) telah mengalami peningkatan menjadi 552,/ ribu peserta atau meningkat dengan "02,"7 jika dibandingkan dengan 'epelita &&&. !i samping itu telah pula diadakan buku panduan guru dan bacaan sis%a. ,elanjutnya sejak 'epelita ) pendidikan kependudukan dan .B menjadi semakin penting dan telah diintegrasikan ke dalam kegiatan pendidikan umum. 9dapun pendidikan kependudukan dan .B di luar sekolah dilakukan melalui berbagai kegiatan pemuda dan generasi muda. ateri pendidikan yang diberikan mencakup pengetahuan kehidupan berkeluarga dan reproduksi. (ntuk memasyarakatkannya, pada tahun kedua 'epelita ) telah diadakan jambore kependudukan yang dihadiri oleh "1$ peserta dari berbagai organisasi pemuda. !i samping itu telah diadakan pula lomba pidato yang berkaitan dengan kependudukan dengan menyertakan unsur .arang 8aruna dan .omite Nasional *emuda &ndonesia (.N*&). ,alah satu dampak dari pendidikan .ependudukan dan .eluarga Berencana tercermin antara lain melalui peningkatan rata-rata umur perka%inan pertama, yaitu dari 51,1 tahun pada tahun "#$1 menjadi 5",# tahun pada tahun "##1. *ada tahun "##1;#" pendidikan .B telah diintegrasikan dalam kegiatan Badan *enasehat *erka%inan dan *erceraian (B*2) !epartemen

XIX/1,

9gama. !i samping itu telah dilakukan orientasi pendidikan .B bagi petugas .onseling *ra Nikah di lingkungan .atolik dan .risten. ,asaran kegiatan ini adalah pasangan-pasangan yang akan menikah, sehingga mereka punya cukup bekal pengetahuan dalam mempersiapkan kehidupan berkeluarga. d. Pendidikan dan Pe!a%ihan .enaga P(4g(a& .eterampilan teknis operasional tenaga program merupakan unsur penting dalam mencapai tujuan program .B. (ntuk itu keterampilan mereka ditingkatkan terus guna melipatgandakan kualitas pengelolaan dan pelaksanaan program. !ibandingkan dengan keadaan 'epelita & hingga &), jumlah tenaga yang mengikuti pelatihan dalam 'epelita ) telah mengalami peningkatan pesat. ,elama 'epelita & telah dilatih 25,2 ribu orang tenaga program yang meliputi berbagai kategori (8abel =&=-5) sedangkan selama 'epelita && jumlah tersebut telah meningkat menjadi $2 ribu orang. ,elanjutnya jumlah ini mencapai 2 kali lipat dalam 'epelita &&& atau 623,$ ribu orang dan menjadi 013,5 ribu orang dalam 'epelita &). !alam tiga tahun pertama 'epelita ) telah dilatih sebanyak ",6 juta tenaga program .B atau 01 persen dari target 'epelita ), sedangkan dalam tahun "##5;#6 telah dilatih sebanyak 026,5 ribu orang tenaga program. .ebijaksanaan yang menonjol selama lima tahun terakhir adalah dimulainya kembali pelatihan .B untuk bidan. *ada tahun "##1;#" dan "##";#5 peserta pelatihan terdiri dari petugas lapangan .B dan kesehatan yang mempunyai latar belakang pendidikan paramedis. ,ejak tahun "##5;#6 pesertanya hanyalah petugas lapangan kesehatan yang mendapatkan pendidikan bidan. +umlah peserta pelatihan selama lima tahun yang lalu terus meningkat hingga mencapai $.//5 orang pada tahun "##";#5. *ada tahun "##5;#6 jumlah peserta menurun menjadi 6.11" orang karena disesuaikan dengan jumlah tenaga paramedis yang mendapatkan pendidikan bidan. ereka dididik menjadi bidan dan selanjutnya ditempatkan di desa. *eningkatan ini sangat bermanfaat bagi efektifitas berbagai pelayanan kesehatan dan .B pada tingkat keluarga dan desa. Bidan-bidan tersebut dapat memberikan penyuluhan .B pada saat melakukan pertolongan persalinan. *emberian informasi pelayanan .B dan kesehatan pada saat persalinan akan mempunyai dampak yang lebih efektif dibandingkan dengan cara-cara penyuluhan lainnya. !i samping memberikan penyuluhan, adanya bidan di desa akan dapat memberikan pelayanan medis alat kontrasepsi yang

XIX/16

+( 49H 8@N9G9 *'>G'9

.B A9NG

89B@4 =&= B 5 @N!9*98.9N *@N!&!&.9N !9N 498&H9N .@*@N!(!(.9N "#/#;31 B "##5;#6 (orang)

")

") 5)

9ngka kumulatif 0 8ahunan pada setiap kolom yang bertuliskan 9khir 'epelita yang lain adalah angka tahunan 9ngka ,ementara (sampai dengan >ktober "##5)

=&=;51

biasanya diberikan oleh dokter *uskesmas. !engan demikian, adanya bidan di desa akan dapat memperluas pemerataan dan jangkauan pelayanan kontra sepsi medis. ,elain pelatihan bagi tenaga-tenaga di atas, untuk membina mutu tenaga pengelola program telah dilaksanakan pendidikan lanjutan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan ke perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri. *ara tenaga pengelola program yang diberi beasis%a berasal dari berbagai instansi *emerintah seperti Badan .oordinasi .B Nasional, !epartemen .esehatan, !epartemen *enerangan, !epartemen 9gama, Biro *usat ,tatistik, dosen dari berbagai uni:ersitas, dan lembaga s%adaya masyarakat seperti 4embaga .emaslahatan .eluarga Nahdatul (lama, uhammadiyah, dan *erkumpulan .eluarga Berencana &ndonesia. Hingga tahun pertama 'epelita ) telah diberikan beasis%a kepada 5$/ orang untuk program ,", 211 orang untuk program ,5, dan 52 orang untuk program ,6. *ada tahun keempat 'epelita ) atau tahun "##5;#6, tenaga program yang mendapatkan beasis%a adalah "1/ orang untuk program ,", $1 orang untuk program ,5, dan 2 orang untuk program ,6. Bidang-bidang keilmuan yang diberi prioritas antara lain demografi, komunikasi, kesehatan masyarakat, epidemologi, pendidikan kependudukan, administrasi negara, administrasi dan manajemen rumah sakit, ekonomi, sosiologi, statistik, dan komunikasi. !i samping itu sebanyak ".011 orang petugas lapangan keluarga berencana (*4.B) yang bertindak sebagai ujung tombak program .B di lapangan juga diberi pendidikan lanjutan melalui program !6 bidang komunikasi masa di (ni:ersitas 8erbuka. e. Pe!a0anan K4n%(ase2si .eberhasilan program pembangunan di bidang keluarga berencana berkaitan erat dengan upaya pengembangan sumber daya manusia yang tercermin dalam mutu dan penyediaan pelayanan .B. *elayanan kontrasepsi non medis seperti kondom dan pil dilaksanakan melalui *os .B, **.B! dan ,ub-**.B!. ,edangkan pelayanan yang lebih bersifat medis dilakukan melalui 'umah ,akit, *uskesmas, .linik .B, maupun 8im .B .eliling (8.B.). ,ehubungan dengan hal ini semua pelayanan medis kontrasepsi terus ditingkatkan. ,elain melayani peserta .B klinik .B juga berfungsi sebagai tempat rujukan dan pengayoman medis bagi penanggulangan komplikasi dan efek samping penggunaan alat kontrasepsi. !alam *rogram .B 'umah ,akit (*.B',) dilakukan pula kegiatan .omunikasi &nformasi dan @dukasi (.&@) medis bagi calon peserta .B. XIX/$1

+umlah klinik yang memberi pelayanan .B pada akhir 'epelita & berjumlah 5.560 buah (8abel =&=-6). *ada akhir 'epelita &) jumlah klinik sudah bertambah 651,1 persen dari jumlah klinik pada akhir 'epelita &. ,ementara itu dalam lima tahun terakhir jumlah klinik .B telah meningkat dari $.$$1 buah pada tahun "#$3;$$ menjadi "5.1$/ buah pada tahun "##5;#6 atau telah meningkat dengan 6/," 7. *erkembangan jumlah klinik s%asta dalam kurun %aktu tersebut juga merupakan hal yang cukup menggembirakan, yaitu naik dengan 23,#7. ,ejalan dengan peningkatan jumlah klinik, jumlah personalia klinik .B juga terus meningkat. +umlah personalia klinik .B yang pada akhir 'epelita & hanya sebanyak 3,2 ribu orang telah meningkat menjadi 63,6 ribu orang pada akhir 'epelita &). +umlah tersebut terns bertambah hingga mencapai 2/,2 ribu orang di tahun "##5;#6 (8abel =&=-2) dengan peningkatan sekitar "6,3 ribu orang dibandingkan dengan tahun "#$3;$$. .husus bagi para peserta .B yang bertempat tinggal jauh dari klinik dan rumah sakit tersedia pelayanan 8im .B .eliling. .egiatan 8.B. di seluruh &ndonesia mencakup pelayanan, penerangan, dan moti:asi dan dalam pelaksanaannya mencapai daerah terpencil dan sulit. ,elama lima 'epelita terlihat bah%a jangkauan ini semakin luas seperti terlihat dalam 8abel =&=-0. ,ejak tahun "#$3;$$ kegiatan 8.B. mulai menurun. Hal ini bukan disebabkan penurunan aktifitas, melainkan semakin sedikitnya %ilayah terpencil yang belum pernah dijangkau oleh 8im, utamanya di +a%a-Bali. !i %ilayah lain yang meliputi propinsi-propinsi 'iau, Bengkulu, +ambi, .alimantan 8engah, .alimantan 8imur, ,ula%esi 8enggara, ,ula%esi 8engah, aluku, &rian +aya, Nusa 8enggara 8imur, dan 8imor 8imur dan baru mulai terjangkau pada 'epelita &&& nampak mengalami perkembangan kunjungan 8.B. setiap tahunnya. ,esuai dengan kebijaksanaan menuju kemandirian program, maka pada tahun pertama 'epelita ), mulai dicanangkan kegiatan .B andiri. Bagi masyarakat yang mampu keikutsertaan mereka dalam program .B dipenuhi melalui pelayanan dokter s%asta. ereka diharapkan membayar biaya pelayanan dan membeli alat kontrasepsinya. ,ementara itu bagi masyarakat yang kurang mampu, alat kontrasepsinya masih diberikan secara cuma-cuma melalui program .B sedang mereka membayar pelayanannya. +umlah peserta .B yang telah mandiri diperkirakan telah mencapai sekitar 51 persen dari seluruh peserta .B pada tahun keempat 'epelita ).

XIX/$$

89B@4 =&= B 6 +( 49H .4&N&. .@4(9'G9 B@'@NC9N9 "#/#;31 B "##5;#6 (buah)

@N('(8 ,898(,

")

") 5)

9ngka kumulatif sejak 'epelita & 9ngka sementara s;d No:ember "##5

=&=;56

89B@4 =&= B 2 +( 49H *@',>N94&9 .4&N&. .@4(9'G9 B@'@NC9N9 ") "#/#;31 B "##5;#6 (buah)

") 5)

9ngka kumulatif sejak 'epelita & 9ngka sementara (sampai dengan >ktober "##5)

=&=;52

+( 49H .@G&989N 8&

89B@4 =&= B 0 .@4(9'G9 B@'@NC9N9 .@4&4&NG "#/$ B "##5;#6 (buah)

")

") 5)

9ngka tahunan 9ngka sementara (sampai dengan >ktober "##5

=&=;50

3. Pen-a2aian Pese(%a KB Ba(' ,asaran utama program .B adalah pasangan usia subur (*(,). Berdasarkan hasil ,ensus *enduduk "##1 tercatat sekitar 6",1 juta %anita berstatus ka%in di &ndonesia pada tahun ke dua 'epelita ). +umlah tersebut "1,3 juta pasangan lebih besar dari pada *(, menurut hasil ,ensus *enduduk tahun "#3". ,ejak 'epelita & persentase pencapaian peserta .B baru (8abel =&=-/) terus meningkat yaitu dari #5,2 persen pada akhir 'epelita & menjadi "11,3 persen pada akhir 'epelita && dan menjadi "$0,/ persen pada akhir 'epelita &&&. *ada akhir 'epelita &) persentase pencapaian menurun (menjadi #0,3 persen) dibandingkan pada akhir 'epelita &&&. Hal ini disebabkan perluasan jangkauan program .B yang mulai mencakup seluruh &ndonesia. Namun dalam tahun "##1;#" persentase pencapaian peserta .B baru dapat mencapai "1",/ persen sedang untuk tahun "##";#5 adalah "15,$ persen. ,ampai pada bulan No:ember "##5 telah dicapai /0,6 persen dari. sasaran tahun ke empat 'epelita ). ,asaran program dalam 'epelita ) adalah peningkatan jangkauan pelayanan yang dilakukan melalui perluasan moti:asi terus menerus serta perluasan %ilayah program dengan meningkatkan pelayanan ke daerah sulit sementara mutu pelayanan tetap diusahakan perbaikannya. ,elain itu macam kontrasepsi yang dipakai masyarakat di suatu %ilayah juga diusahakan beragam macamnya. !engan demikian ketidakcocokan terhadap salah satu metode bisa ditanggulangi dengan mengganti metode lain. .ualitas dan perkembangan hasil program .B tercermin pula dari ragam kontrasepsi yang digunakan peserta .B. +umlah peserta .B baru menurut metode kontrasepsi terus meningkat untuk hampir semua metode kecuali *il dan &(! (8abel =&=-3). Namun penurunan peserta .B baru yang memakai *il, &(!, dan .ondom lebih disebabkan oleh pergeseran akseptor ke metode lain utamanya dengan telah tersedianya metode baru yaitu &mplant yang merupakan alat kontrasepsi dengan perlindungan terhadap kehamilan yang relatif lebih lama, yaitu lima tahun. *ersentase peserta .B yang memakai &mplant pada tahun "#$3;$$ baru sebesar 5,37 sementara pada tahun "##5;#6 telah menjadi /,#7.

XIX/$*

89B@4 =&= B / *@NC9*9&9N H9,&4 ,9,9'9N *@,@'89 .B B9'( "#/#;31 B "##5;#6 (ribu orang)

")

") 5)

9ngka tahunan 9ngka sementara (sampai dengan No:ember "##5)

=&=;53

89B@4 =&= B3 +( 49H *@,@'89 .@4(9'G9 B@'@NC9N9 B9'( @N('(8 @8>!9 .>N8'9,@*,& "#/#;31 B "##5;#6 (ribu orang)

")

") 5) 6)

9ngka tahunan 9ngka sementara (sampai dengan No:ember "##5) !igabungkan dengan Dlain-lainE

=&=;5$

g. Pen-a2aian Pese(%a KB Ak%i3 *encapaian peserta .B aktif merupakan salah satu indikator kuantitatif keberhasilan pelaksanaan program .B. ,ejak dilaksanakan pada tahun "#/#;31 hingga pertengahan tahun "##5;#6, jumlah pasangan usia subur yang berhasil dibina menjadi peserta .B aktif mengalami peningkatan setiap tahunnya (8abel =&=-$). *eningkatan .B aktif yang terbesar terjadi pada kurun 'epelita &&& hingga 'epelita &) karena berkaitan dengan perluasan jangkauan program .B ke seluruh &ndonesia. *ada akhir 'epelita &&& setelah program .B meliputi seluruh %ilayah nasional, jumlah peserta .B 9ktif adalah "2,2 juta orang. ,elama 'epe lita &) jumlah ini meningkat menjadi "$,$ juta orang dan pada tahun "##5;#6 sudah mencapai 5"," juta orang. *elaksanaan program selama 0 tahun terakhir telah dapat membina kesertaan .B sebanyak 5,$ juta pasangan usia subur baru. +umlah peserta .B aktif terbanyak ada di +a%a-Bali dan masih sedikit di daerah 4uar +a%a-Bali &&. ,elama kurun 'epelita ) jumlah peserta .B 9ktif di +a%a-Bali berkisar antara "5-"2 juta orang, sedangkan di 4uar +a%a-Bali && baru mencapai ",0-5,1 juta orang. Hal ini dapat dimengerti karena program .B di daerah +a%a-Bali sudah dimulai sejak tahun "#31, sedangkan di 4uar +a%a-Bali && baru dimulai pada akhir 'epelita &&&. enurut ragam pemakaian metode kontrasepsi, peserta .B 9ktif cenderung menggunakan *il .B (8abel =&=-#). Hal ini tercermin dari tingginya persentase pemakai *il dari akhir 'epelita & hingga 'epelita ). Namun, sejak tahun "#$3;$$ telah terjadi pergeseran pemakaian metode kontrasepsi dari *il atau &(! ke ,untikan. ,elama lima tahun terakhir persentase peserta .B aktif yang memakai pil telah turun dari 01,17 menjadi 62,67. *ersentase peserta .B 9ktif yang memakai kontrasepsi ,untikan pada tahun "#$3;$$ sebanyak "$,$ persen dan meningkat menjadi 5/,07 pada bulan No:ember tahun "##5;#6. ,elain itu, pemakaian &mplant nampak meningkat pula, yaitu dari ",5 persen pada tahun "#$3;$$ menjadi /,2 persen pada bulan No:ember "##5. *eningkatan peserta .B ,untikan dan &mplant menunjukkan makin mantapnya kesertaan dalam program .B karena ,untikan dan &mplant memiliki daya perlindungan terhadap kehamilan yang lebih lama dan efektif dibandingkan dengan pil. !engan d e m i k i a n m a k i n b a n ya k p e s e r t a . B 9 k t i f ya n g m e m a k a i a l a t

=&=;5#

89B@4 =&= B $ *@NC9*9&9N H9,&4 ,9,9'9N *@,@'89 .B 9.8&F "#/$ B "##5;#6 (ribu orang)

")

") 5) 6)

9ngka kumulatif sejak 'epelita & 9ngka sementara (sampai dengan No:ember "##5) ,asaran belum dalam bentuk *eserta .B 9ktif

=&=;61

89B@4 =&= B # +( 49H *@,@'89 .@4(9'G9 B@'@NC9N9 9.8&F @N('(8 @8>!9 .>N8'9,@*,& "#/$ B "##5;#6 (ribu orang)

")

") 5)

9ngka kumulatif sejak 'epelita & 9ngka sementara (sampai dengan No:ember "##5)

=&=;6"

G'9F&. =&= B " +( 49H *@,@'89 .@4(9'G9 B@'@NC9N9 9.8&F @N('(8 @8>!9 .>N8'9,@*,& "#/$ B "##5;#6

")

=&=;65

kontrasepsi dengan perlindungan terhadap kehamilan yang lebih lama dan efektif. h. P(asa(ana dan /a(ana KB

*enyediaan alat kontrasepsi merupakan faktor penting dalam program .B di samping jumlah dan keterampilan petugas. >leh karena itu sejak a%al program terus ditingkatkan kualitas, kuantitas dan macam alat kontrasepsi sejalan dengan perkembangan program dan peningkatan jumlah akseptor. !i samping itu pengadaan alat kontrasepsi juga hams tepat %aktu sehingga perkembangan program tidak akan terhambat. *ada 8abel =&=-"1 disajikan perkembangan penyediaan alat kontrasepsi sejak a%al 'epelita &. *enyediaan alat kontrasepsi sepanjang tahun menurut jumlah menunjukkan bah%a pil selalu yang terbanyak. ,ampai pada akhir 'epelita &&&, &(! menempati urutan setelah pil, namun selanjutnya posisi ini digantikan suntikan. *ada a%al program pemasok alat kontrasepsi hanyalah dari luar negeri tetapi sejak 'epelita && pil .B dan kemudian &(! telah mampu diproduksi di dalam negeri. *enyediaan alat kontrasepsi lain seperti kondom juga telah dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri dengan telah berdirinya beberapa pabrik kondom sejak tahun ketiga 'epelita &). i. Pe!a24(an dan Pene!i%ian

Guna menunjang upaya mencapai tujuan program .B pemantauan pelaksanaan dan hasil program perlu selalu dilakukan untuk menge:aluasi hasil pelaksanaan program dari %aktu ke %aktu. (ntuk itu sistem pelaporan atas pelaksanaan program dilaksanakan dengan cara administrasi pencatatan maupun dengan cara modern yang berupa komputerisasi data. (ntuk meningkatkan pemantauan perkembangan program antar daerah sejak a%al 'epelita ) telah dikembangkan sistem penilaian dengan menggunakan indikator majemuk yang meliputi masukan, proses, keluaran, serta dampak program. 9dapun upaya penyediaan informasi yang cepat dan akurat telah dilakukan dengan cara pemasangan jaringan komputer jarak jauh di seluruh kantor B..BN propinsi. !i samping itu untuk memperkuat jalur informasi

XIX/33

89B@4 =&= B "1 *@NA@!&99N 9498 .>N8'9,@*,& *9!9 .4&N&. .B ") "#/#;31 B "##5;#6 (ribu)

") 5)

9ngka tahunan 9ngka sementara ( sampai dengan >ktober "##5

=&=;62

pada tingkat .abupaten-*ropinsi, sejak tahun ketiga 'epelita ) telah pula dilakukan pemasangan komputer di .abupaten;.otamadya. *erkembangan jaringan komunikasi dan pengolahan data dengan komputer ini diharapkan akan mendorong terbentuknya bank data dan data dasar manajemen yang sangat bermanfaat bagi pengelolaan program .B secara menyeluruh. .emajuan pesat yang selama ini terus diupayakan dalam pelaksanaan program .B juga ditunjang oleh penelitian ilmiah. Hasil penelitian dengan cakupan nasional dapat dijadikan dasar penyusunan program .B pada setiap a%al periode 'epelita berikutnya. *enelitian semacam ini telah mulai dilaksanakan dalam skala besar pada pertengahan 'epelita &) atau pada tahun "#$3 dengan nama ,ur:ai *re:alensi &ndonesia. *engembangan cakupan dan materi sur:ai diselenggarakan pada tahun "##" dengan nama ,ur:ai !emografi dan .esehatan &ndonesia. !ata penelitian tersebut diolah dalam %aktu singkat, yaitu 6 bulan setelah pengumpulan data dan hasil analisisnya akan diterbitkan pada akhir tahun "##5;#6. !i samping upaya penelitian tersebut, hingga tahun ini telah pula dilakukan berbagai penelitian dalam skala kecil dan pada tingkat regional.

XIX/3#

Anda mungkin juga menyukai