Anda di halaman 1dari 2

Pencerita : Pada suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan.

Sedang dia berjalan, tiba-tiba dia ternampak akan pepohon buahbuahan yang rimbun merendang di seberang sungai.

Sang Kancil : "Alangkah nikmatnya jika aku dapat merasai buah-buahan itu", "Tetapi, bagaimana aku hendak menyeberang ke sana, aku bukannya pandai berenang", timbul sedikit keraguan dalam dirinya.

Pencerita : Setelah mundar mandir memikirkan cara untuk menyeberang sungai itu, timbul satu idea untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.

Sang kancil : Haa aku ada satu idea. "Sang Bedal, ooo, Sang Bedal!",

Pencerita : Tiba-tiba muncul ketua buaya-buaya di sungai itu. Dengan bengisnya dia berkata

Buaya : "Apa kau mahu Kancil?"

Sang Kancil : "Oh, begini, Raja Sulaiman menitahkan aku untuk menghitung berapa banyak buaya yang ada di sungai ini. Baginda mahu menjemput kalian ke kendurinya",

Buaya : "Benarkah begitu!" Pencerita : Serta merta nafsu lapar Sang Bedal mula menguasai diri dan dengan pantas dia memanggil anak buahnya. Maka datanglah gerombolan buaya mengikut arahan tuan mereka.

Buaya : "Jadi Sang Kancil tunggu apa lagi, cepatlah hitung bilangan kami sekarang"

Pencerita : "Hahaha, siap kau Bedal, mudahnya kau kena tipu dengan aku", kata sang Kancil dalam hati.

Sang Kancil : "Sabar Sang Bedal, aku fikir lebih baik jika kamu semua beratur

hingga ke hujung sana. Lebih mudah untuk aku kira kamu semua"

Pencerita : Tanpa berfikir panjang, Sang Bedal mengarahkan anak buahnya untuk menurut cadangan Sang Kancil tadi. Selesai mereka beratur, mulalah Sang Kancil melompat ke atas buaya yang pertama.

Sang Kancil : "Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk"

Pencerita : Tiba sahaja di tebing sebelah sana, Sang Bedal bertanya.

Sang Bedal : "Jadi bila kami boleh pergi ke kenduri Raja Sulaiman, Kancil",

Sang Kancil : "Ada 30 ekor buaya yang bodoh di dalam sungai ini. Maaf Sang Bedal, sebenarnya tiada kenduri Raja Sulaiman, aku cuma mahu menikmati buah-buahan di sini. Hahaha, terima kasih Sang Bedal" Pencerita : Sang Bedal dan pengikut-pengikutnya telah tertipu dan sangat marah. Mulai dari hari tersebut, buayabuaya tidak lagi mempercayai kata-kata Sang Kancil.

Anda mungkin juga menyukai