Assalamualaikum wr. wb Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayahnya. Sehingga penulis dapat dengan baik menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Sumber Daya Alam Berbasis Syariah ini. Dengan selesainya makalah yang telah penulis buat ini, penulis juga sangt berterima kasih kepada orangtua, dosen pengampu serta semua teman-teman yang telah membantu penulis dalam rangka pembuatan makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bisa dimanfaatkan dan digunakan secara optimal dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar. Akhirnya hanya Allah SWT lah segala kesempurnaan dimiliki, oleh karena itu penulis meminta maaf sebesar-besarnya apabila dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapan agar penulis dapat belajar dari segala kekurangan yang penulis lakukan dalam makalah ini. Wassalamualaikum wr. wb
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki jumlah penduduk 240 juta jiwa menyamai jumlah penduduk Uni Eropa, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar tentunya memiliki kekayaan alam yang melimpah, potensi kekayaan laut Indonesia saja sekitar 6,4 juta ton ikan, mutiara, minyak dan mineral lain, didarat terkandung barang tambang emas, nikel, timah, tembaga, batubara dsb, dibawah perut bumi tersimpan gas dan minyak ditambah lagi Indonesia adalah negara tropis, luas hutan Indonesia saja pada tahun 2010 sekitar 94.432.000 Hektar (World Bank) . Namun sumber daya alam yang melimpah ini ternyata tidak dibarengi dengan kesejahteraan rakyatnya jumlah orang miskin tahun 2010 saja sekitar 31 juta (BPS), belum lagi jika kita memakai standar PBB 2 dollar perhari jumlah orang miskin diindonesia bisa mencapai 100 juta jiwa (World Bank) berarti hampir setengah dari penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Ketika kita melihat APBN Indonesia ternyata sumber pemasukan negara yang terbesar pun bukan dari kekayaan alam melainkan dari pajak, coba kita perhatikan APBN tahun 2012 penerimaan negara sekitar Rp.1358,2 T , sumber pemasukan dari pajak sekitar 74,5% (1.012 T pemasukan terbesar) kemudian belanja negara sekitar 1.548,3 T terjadi defisit sekitar 190,1 T, lalu kemanakah sumber daya alam Indonesia selama ini kenapa negeri yang begitu kaya sumber daya alamnya tetapi rakyatnya tidak sejahtera, jumlah orang miskinnya saja hampir setengah dari penduduk Indonesia , inilah hal yang coba akan saya jelaskan dan memberikan solusi yang fundamental atas permasalahan ini. Ternyata kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia selama ini tidak dinikmati oleh rakyat Indonesia, kekayaan alam Indonesia banyak dinikmati oleh para kapitalis yang bersekongkol dengan para pejabat dinegeri ini, lihatlah kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentang pengelolaan sumber daya alam, kebijakan
tersebut hanya menguntungkan para pengusaha swasta dan juga asing sedangkan perusahaan anak negeri seakan-akan dibiarkan sekarat contoh seperti UU Migas yang menjadikan ekonomi Indonesia menjadi ekonomi liberal yang membuat perusahaan anak negeri seperti Pertamina menjadi sekarat, perusahaan anak negeri tapi hanya menguasai 16% minyak diindonesia sungguh ironis. Belum lagi kekayaan alam yang lain yang banyak dikuasai oleh perusahaan swasta dan asing seperti Tambang Grasberg yang terletak di Tembagapura memiliki cadangan 2.5 miliar ton metrik, yang mengandung 1,13 persen tembaga, 1,05 gram per ton emas, dan 3,8 gram per ton perak dimiliki oleh PT.Freeport Indonesia yang notabennya adalah perusahaan milik Amerika Serikat,belum lagi Tambang Batu Hijau yang terletak di Sumbawa, NTB memiliki cadangan 1 miliar ton metrik terdiri dari tembaga 0,52 persen dan emas 0,4 gram per ton dimiliki oleh perusahaan asing juga yaitu PT.Newmont, ada lagi Tambang di kawasan Toka Tindung, Minahasa yang terletak di Minahasa Utara, berproduksi di atas delapan ton emas pada tahun 1998 sama perusahaan ini juga adalah milik asing miliknya PT.Newmont, jika tadi fakta tentang emas dan batu bara disektor migas pun Indonesia dengan PT.Pertaminanya hanya menguasai 16% minyak selebihnya dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan aasing lihatlah gambar dibawah ini : Sumber Dirjen Migas 2009
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana sesungguhnya pengolahan sumberdaya alam yang baik menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana
kepemilikan
sumberdaya
alam
itu
sesungguhnya
dikelola
dan
C. Maksud dan Tujuan 1. Dalam pandangan Islam, hutan dan barang tambang adalah milik umum yang harus dikelola hanya oleh negara dan hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk barang yang murah atau subsidi untuk kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum. Paradigma pengelolaan sumber daya alam milik umum yang berbasis swasta atau (corporate based management) harus diubah menjadi pengelolaan kepemilikan umum oleh negara (state based management) dengan tetap berorientasi pada kelestarian sumber daya (sustainable resources principle).
2. Islam bukanlah sekedar agama ritual namun juga sebagai ideology (aqidah yang memancarkan sistem). Banyak nash-nash qathi dari Al Quran dan As Sunnah menjelaskan kesempurnaan Islam (Al Maidah : 3), sebagai penjelas bagi segala sesuatu (An Nahl : 89), yang memberi cap bagi orang-orang yang tidak mau menggunakan aturan-aturannya sebagai orang kafir, fasiq, dan zhalim (Al Maidah : 44, 47, 48). Maka tidaklah asing jika dikatakan bahwa Islam juga memberikan aturan dalam hal pengelolaan SDA sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Dalam masalah pengelolaan SDA khususnya dan permasalahan ekonomi pada umumnya Islam telah menata terlebih dahulu tentang konsep hak milik (al milkiyah). Kejelasan konsep hak milik ini akan berakibat pada kejelasan siapa yang berhak memanfaatkan hak milik tersebut (at tasharruf fi al milkiyah). Kemudian dijelaskan pula tentang masalah distribusi harta di tengah manusia (tauziu al tsarwah baina al nas). 3. Syariat Islam telah menjelaskan bahwa seluruh benda yang oleh Allah SWT telah diperuntukkan bagi suatu komunitas di mana mereka masing-masing saling membutuhkan terkategori sebagai barang milik umum. Benda-benda tersebut
nampak dalam tiga hal, yaitu, pertama, merupakan fasilitas umum, ,yang kalau tidak ada di suatu negeri akan menyebabkan kesulitan dan sengketa dalam mencarinya. Rasulullah SAW telah menjelaskan sifat kebutuhan umum tersebut dalam hadits dari Ibnu Abbas : Manusia berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput, dan api. (HR. Abu Dawud). Juga hadits lain dari Abu Hurairah : Tidak hal yang tidak akan pernah dilarang (untuk dimiliki siapa pun), yaitu air, padang, dan api. (HR. Ibnu Majah). Kedua, barang tambang yang depositnya tidak terbatas. Telah diriwayatkan dari Abyadl bin Hamal bahwa dia pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu
meminta kepada beliau agar memberinya tambang garam, lalu Rasulullah SAW pun memberinya. Ketika Abyadl pergi, seorang sahabat berkata kepada Rasulullah SAW : Wahai Rasulullah, tahukah anda apa yang telah anda berikan kepadanya ? Sesungguhnya anda telah memberikan kepadanya sesuatu (yang bagaikan) air mengalir.
BAB II PEMBAHASAN
Potensi Kekayaan Alam Indonesia. Sumber daya manusia, jumlah penduduk negeri ini sudah mencapai 230 juta penduduk. Jumlah penduduk ini membuat jumlah tentara (militer) negeri ini juga lebih banyak daripada yang dimiliki oleh bangsa lain. Belum lagi sumber daya alam Indonesia mempunyai kekayaan luar biasa yang terkandung di daratan dan lautan. Kekayaan bahan tambang di negeri kita juga sangat besar, misalnya tambang emas freeport di Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia, cadangan minyak negeri ini sebesar 97 miliyar barel jika dikelola dengan syariat Islam dengan sistem efektif dan efisien maka akan mengatasi krisis bahan bakar minyak bahkan bbm gratis bisa terwujud. Berpaling dari Syariat Islam Menimbulkan Krisis Segala Bidang Namun sangat miris keadaan negeri ini, berbagai kemerosotan di berbagai bidang yang terjadi secara nyata di hadapan rakyat. Di bidang ekonomi, 100 juta penduduk termasuk golongan miskin dengan penghasilan di bawah 500 ribu rupiah per bulan. Jumlah pengangguran juga sangat mencengangkan, lebih dari 15 juta rakyat tidak mempunyai pekerjaan.
Ironisnya sumber daya alam kita dikuras habis-habisan oleh perusahaan swasta dan asing. Lebih dari 90 % kilang minyak bumi negeri ini dikuasai oleh perusahaan non-BUMN. Kemiskinan dan penganguran seharusnya tidak terjadi jika pengelolaan dan penghasilan sumber daya alam diserahkan kepada rakyat. Dalam syariat Islam seharusnya pengelolaan sumber daya alam dikelola oleh negara dan hasilnya diserahkan secara gratis kepada rakyat. Di bidang pelestarian lingkungan, Indonesia telah gagal total dengan semakin berkurangnya jumlah hutan Indonesia yang ditebang secara rakus oleh perusahaan swasta dan asing. Pengelolaan hutan dalam syariat Islam seharusnya dikelola oleh pemerintah, pihak swasta apalagi asing dilarang keras untuk mengelolanya. Di bidang pendidikan negeri kita sekarang berada di ranking di atas 100, menurun drastis dari zaman dahulu. Para siswa dan siswi SD yang melewati jembatan "Indiana Jones" baru-baru ini membuat malu wajah pendidikan nasional di muka internasional. Belum lagi kasus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terjadi di pemerintahan mulai dari tingkat bawah sampai pusat menjadi jajanan pahit yang setiap hari harus dimakan rakyat. Semua itu bukan syariat Islam atau ajaran agama manapun. Pemimpin dan pejabat pemerintah dalam pandangan syariat Islam adalah wakil umat untuk menerapkan Islam secara kaffah, wakil umat adalah mengurusi dan mengayomi umat bukan malah memalak dan menindas. Syariat Islam telah mengatur posisi pemimpin dan pejabat pemerintah berdasar sabda Nabi Saw : "Imam/Khalifah/pemimpin itu laksana perisai tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya. Karena itu, jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah Azza wa Jalla dan berbuat adil maka ia akan memperoleh pahala, dan jika ia memerintahkan selain itu maka ia akan mendapatkan dosanya." (HR Muslim) "Sebaik-baik imam (pemimpin) kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian serta yang senantiasa kalian doakan dan mereka pun selalu mendoakan kalian." (HR Muslim)
Bila kemaksiatan itu dilakukan secara terang-terang (publik) dan terus-menerus di muka umum maka Allah akan memberikan peringatan kepada pelaku maksiat berupa fasad, dengan hal ini maka tidak ada jalan lain bagi kaum muslimin selain mengambil syariat Islam sebagai solusi atas segala permasalahannya.
Allah Swt telah memuji orang-orang yang beriman yang melakukan amar makruf nahi mungkar dalam firmanNya : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al Ashr [103]: 1-3) "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." ( Ali 'Imran [3]: 104) Kondisi kejayaan umat Islam yang pernah dialami oleh masa Nabi Saw, Khulafaur Rasyidin dan para khalifah terdahulu akan dapat dirasakan kembali oleh umat Islam sekarang bila mereka mau mengkaji ilmu syariat Islam secara kontinue dan mendalam, mau mendakwahkan syariat Islam kepada keluarga dan masyarakat serta pemerintah, dan mau menerapkan syariat Islam secara keseluruhan dalam kehidupan sehari-hari. ***
Kesempurnaan Syariat Islam itulah yang kemudian kembali menggugah umat Islam agar kembali kepada penerapannya secara kaffah dalam kehidupannya sebagai kewajiban sekaligus wujud ketaatan dan ketundukan kepada-Nya. Sistem kapitalisme yang lahir dan dikembangkan di Barat sudah terbukti gagal diterapkan. Kegagalan sistem kapitalisme bisa dilihat dari penerapannya di Indonesia. Penerapan sistem kapitalisme telah mengakibatkan liberalisasi sektor ekonomi secara luas mulai dari hilir sampai hulu, banyak sekali kepemilikan umum yang seharusnya dimiliki oleh rakyat akhirnya menjadi milik perseorangan atau swasta contohnya tambang emas, perak, besi, timah dan lainnya. Tambang emas papua yang dikelola oleh PT Freeport adalah sebagai fakta yang nyata pengambilan kekayaaan umat secara rakus dan dzalim oleh perusaan asing, penghasilan PT Freeport telah diprediksi oleh ahli pertambangan memunyai keuntungan bersih lebih dari 8.000 trilyun, angka yang jauh melebihi jumlah hutang Indonesia sebesar 1.900 trilyun. Bayangkan saja jika uang yang berlimpah itu dikembalikan kepada umat tentunya layanan publik akan semakin baik dan bermutu dengan tarif yang sangat murah, bahkan biaya pendidikan dan kesehatan gratis bagi umat bukanlah fantasi dan khalayan di siang bolong. Sistem syariat Islam telah memberikan petunjuk yang benar tentang pengeloaan sumber daya alam. Sumber daya alam dalam sistem syariat Islam adalah kepemilikan milik umum yang hasil dan manfaatnya harus dinikmati oleh umat secara luas. Individu dan organisasi bisnis tidak boleh mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Kaum muslim memiliki hak, andil, dan bagian yang sama terhadap hasil pengelolaan sumber daya alam, hal itu telah digali dari hadist Nabi Saw yang menyatakan: Sesungguhnya, Abyad bin Hamal mendatangi Rasulullah Saw, dan meminta beliau Saw agar memberikan tambang garam kepadanya. Ibnu al-Mutawakkil berkata, Yakni tambang garam yang ada di daerah Marib. Nabi Saw pun memberikan tambang itu kepadanya. Ketika, Abyad bin Hamal ra telah pergi, ada seorang lakilaki yang ada di majelis itu berkata, Tahukan Anda, apa yang telah Anda berikat
kepadanya? Sesungguhnya, Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-maa al-idd). Ibnu al-Mutawakkil berkata, Lalu Rasulullah Saw mencabut kembali pemberian tambang garam itu darinya (Abyad bin Hamal). (HR. Imam Abu Dawud) Dan juga Rasulullah Saw bersada: Manusia itu berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api. (HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasaaiy, dll). Dalam hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Ibn Abbas ada tambahan, Dan harganya haram. Begitulah salah satu contoh syariat Islam dalam mengatur masalah pengelolaan sumber daya alam yang kesempurnaan Islam bisa dilihat dengan mata, dipikirkan dengan akal dan dirasakan dengan hati nurani, hal itu berbeda dengan sistem kapitalisme yang membuat para pengusaha kaya melakukan pengambilan hak umat secara dzalim yang mengakibatkan kesengsaraan dan kemiskinan bagi rakyat jelata.
dalam keadaan buta." (Q.s.Thaha [20]: 124). Itulah bencana dan adzab yang Allah Swt timpakan kepada kaum yang berpaling dari syariat Islam. Hal itu berbanding terbalik bila umat Islam mau menerapkansyariat Islam Allah Yang Maha Adil akan memberikan kesejahterahan dan kemakmuran. Allah Swt berfirman: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(Q.s Al Araaf [7]: 96). Dan firman-Nya: "Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka . . . (Al Maa'idah [5]:66).
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (Qs. al-Maaidah [5]: 48).
A. Kesimpulan
pemerintah harus memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya alam negeri ini yang sesungguhnya sangat melimpah. Harus ada strategi baru dalam memanfaatkan sumber daya itu. Sudah saatnya, misalnya, hanya BUMN yang berhubungan dengan hutan saja yang mengelola hutan-hutan yang ada di negeri ini. Demikian pula dengan sumber daya lain. Eksplorasi emas oleh PT Freeport merupakan kesalahan besar. Sejak tahun 1973, sudah lebih dari Rp500 triliun hasil emas melayang ke luar negeri. Memang pemerintah mendapatkan pajak dan sebagainya. Akan tetapi, pasti angkanya jauh lebih kecil dari hasilnya itu sendiri. Andai itu sepenuhnya dikelola oleh negara, dana yang tidak sedikit itu tentu bisa diselamatkan untuk kesejahteraan rakyat. Begitu pula dengan barang tambang lain.
Pemanfaatan seoptimal mungkin sumber daya alam itu hanya mungkin bila BUMN yang menangani semua kekayaan milik umum itu dikelola secara profesional dan amanah. Sudah menjadi rahasia umum betapa di dalam BUMN-BUMN itu selama ini terjadi inefisiensi luar biasa akibat praktikpraktik kolusi dan korupsi. Akibatnya, bukan hanya dana yang tidak sampai ke tangan rakyat, tetapi juga BUMN itu mengalami kerugian. Bagaimana mungkin PLN, misalnya, yang menjadi perusahaan tunggal dalam pengelolaan listrik bisa merugi? Padahal, tidak ada satu pun rakyat yang tidak menggunakan listrik. Di samping itu, tidak ada perusahaan lain yang menjadi saingan PLN. Itu semua terjadi karena mismanajemen dan korupsi. Dengan efisiensi, dana yang diperoleh bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat, selain BUMN itu juga bisa berjalan dengan baik.
Rakyatnya makmur sejahtera, negara tidak perlu berutang ke sana kemari. Insya Allah.
sistem syariat Islam merupakan satu-satunya solusi terhadap kerusakan dan kebobrokan yang dialami bangsa ini. Syariat Islam adalah sistem terbaik yang sesuai dengan fitrah manusia karena berasal dari Tuhan yang menciptakan manusia. Keberadaan syariat Islam yang kita citakan dan impikan ini tidak akan terwujud jika kita tidak memperjuangkannya dengan tangan kita sendir
Saran Misi manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah memelihara lingkungan hidup, dilandasi dengan visi bahwa manusia harus lebih mendekatkan diri pada Allah. Perangkat utama dari misi ini adalah kelembagaan, penelitian, dan keahlian. Adapun tolok ukur pencapaian misi ini adalah mutu lingkungan. Berdasarkan Teorema Alim ini, kerusakan lingkungkan adalah cerminan dari turunnya kadar keimanan manusia
Referensi file:///J:/Sastra%20Arab%20Unpad%202013%20%20Mengelola%20Kekayaan%20Alam%2 0Indonesia%20Sesuai%20Syariah.htm http://bisnismanajemen.co.id/2012/09/mengelola-sda-dengan-syariah/ http://dakwahsyariah.blogspot.com/2012/01/alam-dan-lingkungan-hidup-menurutislam.html#ixzz2ldExcYcL Nabiel Fuad Al-Musawa. Islam dan Lingkungan Hidup, Kota Santri.com, Publikasi 13-052005 @ 18:06
Dr. Ir. Yusmin Alim, MSc. Lingkungan dan Kadar Iman Kita, Hidayatullah.com, 27 Juni 2006
Disusun Oleh :
Muhamad Vidiyantoro
MANAJEMEN A
(F0212071)