Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUSKESMAS

Tujuan nasional pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang sehat sejahtera yang ditandai oleh penduduknya yang telah membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia. Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional dan pemerataan layanan kesehatan masyarakat, pemerintah telah membangun puskesmas diseluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2004, Departemen Kesehatan menetapkan kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat yang tertuang dalam kepmenkes nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Ada tiga fungsi pokok puskesmas : 1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 2) Pemberdayaan masyarakat 3) Pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Berikut ini adalah keadaan dan masalah utama yang dihadapi oleh puskesmas: a. Sebaran puskesmas Puskesmas termasuk puskesmas pembantu, puskesmas keliling, puskesmas terapung/perairan dan puskesmas rawat inap. b. Keterbatasan pelaksanaan konsep puskesmas Berdasarkan PP nomor 41 tahun 2007 kedudukan kepala puskesmas adalah eselon IV/a, camat adalah eselon III, pengangkatan dokter CPNS semula gol IIIa menjadi gol IIIb. c. Keterbatasan sumber daya pendukung puskesmas Kepmenkes nomor 128/menkes/SK/II/2004, pimpinan puskesmas adalah seorang sarjana kesehatan, namun di era otonomi ini dan karenan keterbatasan tenanga kesehatan maka di beberapa tempat pimpinan puskesmas adalah sarjana diluar ilmu kesehatan. Badan Penyantun Puskesmas (BPP) adalah organisasi tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan diwilayah kerja puskesmas. d. Keterbatasan pembiayaan puskesmas Biaya penyelenggaraan puskesmas menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota melalui APBD kabupaten/kota. Tetapi kenyataannya tidak setiap puskesmas mendapatkan biaya operasional.

e. Keterbatasan pembinaan Departemen kesehatan menetapkan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2006-2009 bidang kesehatan adalah 1. Meningkatkan umur harapan hidup dari 66 menjadi 71 tahun. 2. Menurunkan angka kematian bayi dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 26 3. Menurunkan angka kematian ibu dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 226 4. Menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita dari 25,8% menjadi 20%. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2010-2014 kesejahteraan masyarakat terus meningkat yang ditunjukkan beberapa indikator pembangunan SDM. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat dalam Kepmenkes nomor 128/menkes/SK/II/2004 ada tiga fungsi pokok puskesmas yaitu 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 2. Pusat pemberdayaan masyarakat 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama UU Nomor 32 tahun 2004 dan UU nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah serta kebijakan lainnya yang mendukung pelaksanaan berbagai upaya kegiatan lintas sektoral.

Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Pasal 3 : urusan pemerintah diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, penglihan sarana dan prasarana serta kepegawaian. Pasal 7 ayat 2 : kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah, pasal 14 ayat 6 : dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Kepmenkes nomor 267 tahun 2008 tentang pedoman teknis pengorganisasian dinas kesehatan daerah menyatakan urusan pemerintah daerah kabupaten/kota, serta jabatan fungsional kesehatan. UU nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran dibutuhkan keberadaan dokter pada setiap pelayanan kesehatan dan pelayanan dilakukan sesuai standar operasional presedur (SOP) Puskesmas adah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu (kecamatan)

1.

Unit pelaksana teknik Puskesmas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang dinas kesehatan kabupaten/kota.

2.

Pembangunan kesehatan Upaya yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan, hidup sehat bagi setiap orang agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Pertanggungjawaban penyelenggara Puskesmas bertanggung jawab untuk upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. 4. Wilayah kerja Wilayah kerja meliputi wilayah kerja administratif yaitu satu wilayah kecamatan, satu atau beberapa desa/kelurahan disatu wilayah kecamatan.

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Misi puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. 1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. 4. Meningkatakan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan

Tujuan puskesmas adalah mendukung tercapainya pembangunan kesehatan nasional. Fungsinya sebagai berikut : 1. Pusat pemberdayaan masyarakat 2. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat 3. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer 4. Pusat rujukan kesehatan

Kedudukan menurut sistem kesehatan kabupaten/kota 1. Sistem kesehatan kabupaten/kota Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota diwilayah kerjanya. 2. Sarana pelayanan kesehatan sekunder dan tersier Penerima rujakan balik dan pelaksana tindak lanjut perawatan bagi masyarakat diwilayah kerjanya. 3. Sarana pelayanan kesehatan primer lainnya Sarana kesehatan primer yaitu prakter dokter, prakter dokter gigi, praktek bidan, klinik, balai pengobatan.

Struktur organisasi Puskesmas disusun dengan penetapan melalui peraturan daerah sebagai berikut: a. Kepala puskesmas Tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan dalam jabatan struktural dan fungsional. b. Kepala subag tata usaha Tugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, perencanaan,

administrasi termasuk surat menyurat dan pencacatan pelaporan. c. Koordinator 1) pemberdayaan masyarakat kegiatan promosi kesehatan, penggalangan kemitraan, pembinaan desa siaga, pembinaan UKBM. 2) pelayanan kesehatan masyarakat pelayanan KIA, KB, Kesling, penanggulangan dan pencegahan penyakit, perbaikan gizi. 3) pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan KIA, KB, pengobatan, penanganan kegawatdaruratan, penunjang medik, pelayanan farmasi.

Tata kerja puskesmas 1. Kantor kecamatan Mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan

pengendalian serta penilaian. 2. Dinas kesehatan kabupaten/kota Bertanggung jawab membina dan memberikan bantuan administrative dan teknis kepada puskesmas. 3. Pelayanan kesehatan primer Melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan. 4. Pelayanan kesehatan sekunder/tersier Menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan. 5. Masyarakat Mewujudkan desa siaga Upaya puskesmas a. Upaya kesehatan wajib 1) Promosi kesehatan 2) Kesehatan lingkungan 3) KIA termasuk KB 4) Perbaikan gizi masyarakat 5) Pencegahan dan penanggulangan penyakit

6) Pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan b. Upaya kesehatan pilihan 1) Pelayanan keperawatan kesehatan 2) Pelayanan kesehatan jiwa 3) Pelayanan kesehatan sekolah 4) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 5) Pelayanan kesehatan usia lanjut 6) Pelayanan kesehatan olahraga 7) Pelayanan kesehatan kerja 8) Pelayanan kesehatan mata 9) Pembinaan pengobatan tradisional Azaz penyelenggaraan 1. Pertanggung jawaban wilayah Bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat yeng bertempat tinggal/berada di wilayah kerjanya. 2. Pemberdayaan masyarakat Puskesmas harus mengikutsertakan masyarakat baik individu, kelompok maupun masyarakat lain melalui kemitraan. 3. Keterpaduan Penyelenggaraan setiap utama sejak tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian baik kegiatan, dana, tenaga serta sumber daya.

a. Lintas program b. Lintas sektoral 4. Rujukan a. Rujukan pelayanan kesehatan perorangan b. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan pengeluaran puskesmas yang efektif dan efisien, meliputi 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan pengendalian 3. Pengawasan pertanggungjawaban Rangkaian kegiatan manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan

Kepemimpinan Pelaksanaan 4 fungsi puskesmas , yaitu : 1) Pusat pemberdayaan masyarakat 2) Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer 3) Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer 4) Pusat rujukan kesehatan

Manajemen program 1) Perencanaan Proses penyusunan rencana untuk mengatasi masalah kesehatan diwilayah kerja puskesmas. Perencanaan puskesmas disusun meliputi kesehatan upaya kesehatan pilihan dan upaya inovatif. a. Rencana usulan kegiatan (RUK) Perencanaan kegiatan puskesmas untuk tahun mendatang b. Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) Disusun dalam bentuk matrik Gantt chart dan pemetaan wilayah (mapping) wajib,

2) Pelaksanaan pengendalian Proses menyelengaraan, pemantauan serta penilaian terhadap kinerja penyelengaraan rencana tahunan puskesmas. a. Pengorganisasian Penentukan penanggung jawab dan pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja Penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral

b. Penyelenggaraan Para penanggung jawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan

Menyusun jadwal kegiatan bulanan Menyelenggarakan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan

c. Pemantauan Melakukan telahaan penyelenggara kegiatan dan hasil yang dicapai baik Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan. d. Penilaian Dilakukan pada akhir tahun dengan menggunakan indikator kinerja puskesmas. 3) Pengawasan pertanggungjawaban Proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan

pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan UU serta kewajiban yang berlaku.

Manajemen kefarmasian Menjamin kelangsungan ketersediaan obat dan pembekalan kesehatan. Ruang lingkup mencakup perencanaan, pengadaan/penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian persediaan, penggunaan, pencacatan dan laporan.

Manajemen sarana, prasaranana dan peralatan Menjamin pelayanan terselenggara secara optimal. Ruang lingkup meliputi pemeliharaan secara periodik termasuk kalibrasi. Sistem informasi Meliputi pencatatan, pelaporan dan analisa data sebagai pendukung perencanaan puskesmas. Mutu pelayanan a. Manajemen kasus Pengobatan secara rasional Standar pelayanan medic dipuskesmas

b. Manajemen mutu Quality assurance System pengembangan manajemen kinerja klinik (SPMKK)

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK

Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita. Menurut WHO survailens adalah kegiatan sistematis dari mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data untuk selanjutnya dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana, implementasi dan evaluasi kebijakan kesehatan masyarakat. Indikator pemantauan program KIA, sasaran yang digunakan berdasarkan kurun waktu 1 tahun dengan prinsip konsep wilayah. 1. Akses pelayanan antenatal (cakupan K1) Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4) Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenanga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. 4. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3) Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8-14 hari dan 36-42 hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 5. Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1) Cakupan neonates yang mendapat pelayanan 6. Cakupan pelayanan kesehatan neonates 0-28 hari (KN lengkap)

7. Deteksi faktor resiko dan komplikasi masyarakat

Anda mungkin juga menyukai