AL-QUR’AN
1
serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain.” (QS. Al-Israa 17 : 88)
“Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raaf
7 : 204)
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu
pahala dan satu pahala di ganjar sepuluh kali lipat.” (HR. Tirmidzi)
“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul para
malaikat yang mulia-mulia taat. Sedang orang yang megap-megap dan berat
jika membaca Al-Qur’an akan mendapat pahala dua kali lipat.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Al-
Qur’an diantara kitab-kitab Allah itu adalah karena kitab ini mencakup inti
dari kitab-kitab-Nya, bahkan mencakup dari inti semua ilmu. Hal ini di
isyaratkan dalam firman-Nya :
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu
(Muhammmad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-
Nahl 16 : 89)
dan firman-Nya :
“….Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab (Al-Qur’an)
…” (QS. Al-An’am 6 : 38)
B. Ketinggian Al-Qur’an
Beberapa hadist yang menerangkan tentang ketinggian Al-Qur’an :
1. Aku tinggikan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama
berpegang dengannya, yaitu kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah
Rasulullah saw. (HR. Muslim)
2. Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini Al-Qur’an meninggikan derajat
kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain (HR. Muslim)
3. Apabila seseorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia
membaca Al-Qur’an (HR. Adailami dan Al-Baihaqi)
4. Orang yang pandai membaca Al-Qur’an akan bersama malaikat yang
mulia lagi berbakti, dan yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata
maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari & Muslim)
2
5. Sebaik-baik kaum adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya (HR. Bukhari)
6. Barangsiapa yang mengulas Al-Qur’an tanpa ilmu pengetahuan maka
bersiaplah menduduki neraka (HR. Abu Dawud)
7. Barang siapa menguraikan Al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan
benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR. Ahmad)
8. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka bagianya satu
pahala dan suatu pahala diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Attirmidzi)
9. Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya (HR. Al-Bukhari)
10. Bacalah kamu sekalian Al-Qur’an karena sesungguhnya Al-Qur’an itu
akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi para pembacanya.
(HR. Ahmad & Muslim)
Penjelasan Hadist di atas :
• Hadist No 2 Maksudnya : Barangsiapa yang berpedoman dan
mengamalkan isi Al-Qur’an maka Allah akan meninggikan derajatnya,
tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al-qur’an maka Allah akan
menghinakannya dan merendahkan derajatnya.
• Hadist No 6 Maksudnya : Menerjemahkan, menafsirkan atau menguraikan
Al-Qur’an hanya dengan akal pikirannya sendiri tanpa akal dan Naqal.
C. Keistimewaan Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki keistimewaan-keistimewaan yang membedakan dengan
kitab-kitab sebelumnya diantaranya ialah:
1. Al-Qur’an merupakan kitab yang syamil yang mencakup seluruh ajaran
Tuhan yang ada pada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (Taurat,
Injil, dan Zabur) dan lain-lain.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Maidah:48 “Dan Kami telah
turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang”.
4
karena al-Qur’an adalah firman Allah swt, sedang keadaan yang terjadi di
dalam alam semesta ini semuanya merupakan ciptaan Allah swt pula.
Dapat dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak mungkin
bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi
ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang lain.
II. SUNNAH
Adapun pengertian sunnah dalam istilah syara’ menurut para Ahli Hadits
adalah segala sesuatu yg diriwayatkan dari Nabi saw yg berupa perkataan
perbuatan ketetapan karakter akhlak ataupun perilaku baik sebelum
maupun sesudah diangkat menjadi nabi. Dalam hal ini pengertian sunnah
menurut sebagian mereka sama dengan hadits. Menurut Ahli Ushul
“Sunnah ialah sesuatu yg dinukil dari Nabi SAW secara khusus. la tidak
ada nashnya dalam Alquran tetapi dinyatakan oleh Nabi SAW dan
sekaligus merupakan penjelasan awal dari isi Alquran.” . Adapun menurut
Fuqaha “Sunnah itu berarti ketetapan dari Nabi saw yg bukan fardhu dan
bukan wajib.” Setelah timbulnya perpecahan dan menyebarnya berbagai
bid’ah serta aliran nafsu maka sunnah digunakan sebagai lambang
pembeda antara Ahli Sunnah dan ahli bid’ah. Jika dikatakan si Fulan Ahli
Sunnah atau mengikuti sunnah maka ia adalah kebalikan dari ahli bid’ah.
Disebutkan si Fulan itu “mengikuti sunnah” apabila ia beramal sesuai dgn
yg diamalkan Nabi saw Pengertian sunnah tersebut didasarkan atas dalil
syar’i baik yg terdapat dalam Alquran maupun berasal dari Nabi saw atau
merupakan ijtihad para sahabat ra seperti mengumpulkan mushhaf dan
menyuruh orang-orang membaca Alquran dgn satu bahasa. serta
membukukannya. Adapun menurut ta’rif kebanyakan Ulama Hadits
muta’akhirin kata sunnah adalah ibarat yg dapat menyelamatkan dari
keragu-raguan tentang aqidah khususnya dalam perkara iman kepada
Allah para malaikat-Nya kitab-kitab-Nya Rasul-rasul-Nya hari akhir takdir
dan masalah keutamaan para sahabat. Istilah sunnah menurut Ulama
Hadits muta’akhirin tersebut lebih ditekankan pada aspek aqidah sebab
aspek ini dianggap begitu penting termasuk bahaya penyelewengannya.
Namun jika diperhatikan dgn seksama lafazh ini lebih mengacu kepada
pengertian jalan hidup Nabi saw dan para sahabatnya ra baik ilmu amal
akhlak ataupun segi kehidupan lainnya. Istilah sunnah menurut ulama
Hadis mutaakhirin tersebut lebih ditekankan pada aspek akidah sebab
aspek ini dianggap begitu penting termasuk bahaya penyelewengannya.
Namun jika diperhatikan dgn seksama lafaz ini lbh mengacu kepada
6
pengertian jalan hidup Nabi saw dan para sahabatnya ra baik ilmu amal
akhlak ataupun segi kehidupan lainnya. Untuk membahas ilmu ini para
ulama hadis menyusun beberapa tulisan yg dinamakan Kitab-kitab
Sunnah. Mereka mengkhususkan ilmu ini dgn nama Sunnah krn
bahayanya besar sedangkan orang yg menentangnya berada di jurang
kebinasaan. Menurut lbnu Rajab Sufyan ats-Tsauri mengatakan
“Perlakukanlah Ahli Sunnah dgn baik krn mereka adl orang-orang asing.”
Yang dimaksud sunnah oleh imam-imam itu ialah perjalanan hidup Nabi
saw dan para sahabatnya yg bersih dari syubhat dan syahwat. Karena itu
al-Fudhail bin lyadh mengatakan “Ahli Sunnah ialah orang yg terkenal
hanya mau memakan makanan yg halal. Dan memakan makanan yg halal
merupakan perilaku paling penting dalam Sunnah yg dilakukan oleh Nabi
saw dan para sahabatnya ra.”
1. Sunnah
2. Hadits
3. Khabar
− Tiap-tiap hadits itu adalah khabar tapi tidak setiap khabar adalah
hadits.
4. Atsar
C. Macam-Macam Sunnah
Sunnah sebagai sumber hukum Islam dan dalil hukum Islam kedua,
dibedakan atas 3 (tiga) macam:
1. Sunnah Fi’liyyah
7
Adalah perbuatan yg dilakukan Nabi SAW yg dilihat, diketahui dan
disampaikan para sahabat kepada orang lain.
2. Sunnah Qauliyyah
3. Sunnah Taqririyyah
1. Hadits Mutawatir
2. Hadits Ahad
Hadits Masyhur
Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun tidak
mencapai derajat mutawatir.
Hadits Azis
8
Hadits yang diriwayatkan oleh sedikitnya dua orang rawi
walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu thabaqah
(lapis) saja kemudian setelah itu orang-orang meriwayatkannya
Hadits Gharib
1. Hadits shahih
2. Hadits Hasan
adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang adil namun kurang
kuat ingatannya, sanadnya bersambung-sambung, tidak berillat dan
tidak janggal
3. Hadits Dhaif
adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat
hadits shahih atau hadits hasan.
F. Kehujjahan Sunnah
Para ulama sepakat mengatakan bahwa sunnah Rasulullah Saw dalam tiga
bentuk di atas (fi’liyyah, qauliyyah dan taqririyyah) merupakan sumber
9
hukum Islam (mashadir al-ahkam ) yg menempati pposisi kedua setelah al-
Quran.
QS. Al Ahzab : 21
Sesungguhnya pada diri rasul itu bagi kamu teladan yang baik, yaitu bagi
orang-orang yang mengharap (rahmat) allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
QS. Al-Hasyar : 7
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka ambillah dan apa yang
dilarang nya bagimu maka tinggalkanlah.
QS. An_Nisa’ : 59
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah allah dan taatilah rasul dan
ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan rasul
(sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian.
Rasulullah bersabda:
10
11