I.
TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa dapat mengetahui [rpses ekatraksi suatu zat dari bahan yang terdapat dialam.
II.
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan : 1. Alat ekstraksi dan destilasi 2. Labu leher 2 3. Termometer 4. Gelas Kimia Bahan yang digunakan : 1. Kemiri 2. Etanol
III.
DASAR TEORI Minyak kemiri dapat dipisahkan dari ampas bijinya secara kimia (ekstraksi-destilasi) dan secara fisika (pengepresan).
Ekstraksi padat-cair Merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert kedalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
SATUAN PROSES
bersifat
fisik
karenakomponen
terlarut
kemudian
dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sdikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena
efektivitasnya. Destilasi Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan percobaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan dalam pemyulingan campuran zat dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
didinginkan kembali dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang ditunjukkan untuk memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi disebut destilat dan sisanya disebut residu. Prosedestilasi dapat dibagi menjadi bebarapa jenis : a. Destilasi bertingkat Teknik atau pemisahan campuran berupacairan yang bertujuan untuk memproses lebih dari satu jenis komponen. b. Destilasi fraksional Teknik pemisahan campuran berupa cairan heterogen yang bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi / komponen yang terdapat didalam cairan tersebut.
SATUAN PROSES
c. Destilasi vakum Destilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada tekanan rendah. Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan.
Secara Fisika : Pengepresan Minyak kemiri Komposisi kimia biji dan miyak kemiri Biji kemiri Setiap 100 gr daging biji kemiri mengandung 636 kal 19 gr protein 63 gr lemak 8 gr karbohidrat 80 mg kalsium 200 mg fosfor 2 mg besi 0,06 mg vitamin B 7 gr air
Minyak kemiri Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 % dan kadar minyak dalam tempurung sebesar 60 %.
SATUAN PROSES
Komposisi kimia minyak kemiri Asam lemak Asam lemak jenuh Asam palmitat Asam stearat Asam lemak tak jenuh Asam oleat Asam linoleat Asam linilenat 10,5 48,5 28,5 55 6,7 Jumlah %
Sifat fisik dan kimia Karakteristik Bilangan Penyabunan Bilangan Asam Bilangan Iod Bilangan Thiocynogen Bilangan Hidroksil Bilangan reichert meisst Bilangan polenske Indeks bias pada 25 C Komponen tidak tersabunkan Bobot jenis pada 15 C Nilai 188-202 6,3-8 136-167 97-107 Tidak ada 0,1-0,8 Tidak ada 1,473-1,479 0,3-1% 0,924-0,929
Sebagai bahan dasar cat dan pembuatan sabun Sebagai tinta cetak Sebagai minyak rambut Sebagai bahan pembatik Sebagai penerangan
Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat khusus, dimana minyak ini mudah mengering bila dibiarkan diudara terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengering dalam industri minyak dan vanish.
IV.
LANGKAH KERJA 1. Menimbang 60 gr kemiri yang telah diiris dan dihaluskan. Kemudian dimasukkan dalam soxlet. 2. Menyiapkan alat ekstraks soxlet dan kemiri yang telah dibungkus lalu dimasukkan kedalam alat ekstraktor. 3. Pada labu leher 2 dimasukkan alkohol sebanyak 250 ml dan melakukan ekstraksi selama 3 jam. 4. Ekstrak yang diperoleh kemudian di destilasi, destilat yang diperoleh ditampung. 5. Residu dikeringkan dalam oven, kemudian dikeringkan pula dalam desikator yang telah diisi kalium klorida anhidrid. 6. Menentukan kandungan lemak yang terbentuk.
V.
DATA PENGAMATAN Berat Labu ukur Berat Labu + Minyak kemiri Berat Minyak kemiri Warna kemiri sebelum percobaan Warna kemiri setelah percobaan Berat minyak kemiri setelah destilasi
SATUAN PROSES
Berat labu + minyak kemiri setelah destilasi : 220 gram : 47,46 gram
5
Ekstraksi Minyak Kemiri Sirkulasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Waktu (menit) 13 18 22 25 31 41 47 51 56 60 65 71 76 80 84 88 92 96 100 105 110 117 124 135 153 171 Temperatur ( C ) 70 70 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69
SATUAN PROSES
Data Percobaan Perlakuan - Mengambil kemiri dan menghaluskan kemiri sebanyak 60 gr Pengamatan -
dirangkai dengan labu leher dua yang suhu 100 C. Kemudian terjadi berisi etanol dan disambungkan dengan pendingin. Mengukur suhu alcohol dengan thermometer (labu leher dua dicelupkan pada air yang dipanaskan). sirkulasi antara alcohol dengan minyak kemiri. Sehingga minyak kemiri menetes ke dalam alcohol.
- Proses destilasi dilakukan untuk memisahkan campuran antara minyak kemiri dan alcohol. Hasil tersebut dimasukkan ke dalam labu leher dua lalu dirangkai alat destilasi dan tampung hasilnya dengan menggunakan Erlenmeyer. Pada labu leher dua dicelupkan ke dalam air yang dipanaskan, dan mengukur suhunya.
- Terjadi pendidihan pada alcohol dengan suhu 70-75 C, kemudian setetes demi setetes alcohol mulai menetes pada Erlenmeyer dan Erlenmeyer yang didapat setelah penguapan.
SATUAN PROSES
VI.
PERHITUNGAN
3. Neraca massa total ekstraksi material balance input kemiri + etanol = output = HO + residu
( tidak balance )
SATUAN PROSES
4. Neraca massa total destilasi input = output residu = etanol + minyak kemiri 188 gr = 132,2 gr + 47,46 gr 188 gr = 179,66 gr ( tidak balance )
SATUAN PROSES
VII.
Ekstraksi adalah suatu poses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan dalam penyulingan campuran zat dididihkan.
Berat minyak kemiri setelah destilasi = 47,46 gr Volume etanol sebelum percobaan Volume etanol setelah percobaan = 250 ml = 132,2 ml
Penggunaan etanol pada percobaan ekstraksi dikarenakan banyak komponen yang bisa larut di dalamnya, dibandingkan dengan air yang ada beberapa komponen tidak bisa terekstrak.
Syarat pelarut dalam proses ekstraksi, yaitu: Beda polaritas antara solvent dan solute kecil Titik didih rendah Mudah menguap Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah meledak atau terbakar Inert: Tidak bereaksi dengan solute Murah (terutama untuk industri )
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi, yaitu: Tipe persiapan sampel Waktu ekstraksi Tipe dan kuantitas pelarut Suhu pelarut
SATUAN PROSES
10
VIII. PERTANYAAN
a) Apa yang dimaksud dengan ekstraksi? Jawab: Ekstraksi adalah suatu poses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
b) Sebutkan syarat-syarat pelarut dalam proses ekstraksi ! Jawab: Syarat pelarut dalam proses ekstraksi, yaitu: Beda polaritas antara solvent dan solute kecil Titik didih rendah Mudah menguap Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah meledak atau terbakar Inert: Tidak bereaksi dengan solute
c) Apakah yang dimaksud dengan lemak? Jawab: Lemak adalah ester gliseril yang banyak mengandung komponen asam jenuh, pada suhu kamar lemak berbentuk padat dan lemak yang berbentuk cair pada suhu disebut minyak dengan komponen utamanya asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak dalam keadaan tidak murni, tidak berwarna, berbau dan berasa.
SATUAN PROSES
11
d) Bagaimana cara mengidentifikasi lemak? Jawab: Berdasarkan jenis asam lemak Asam lemak jenuh Asam lemak tak jenuh
e) Pada reaksi hidrolisis, lemak akan membentuk zat apa? Jawab: Pada reaksi hidrolisis, lemak akan membentuk asam-asam lemak gliserol. f) Apa rumus bangun dari lemak? Jawab: Rumus bangun lemak: HC O C - R HC O C - R HC O C - R
SATUAN PROSES
12
IX.
DAFTAR PUSTAKA Jobsheet Penuntun Praktikum Satuan Proses Politeknik Negeri Sriwijaya 2012/2013 www.google.com
SATUAN PROSES
13
GAMBAR ALAT
Proses Destilasi
SATUAN PROSES
14
Proses Ekstraksi
I.
TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organik. 2. Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan aromatik.
II.
ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Gelas kimia 2. Kaca arloji 3. Spatula 4. Pengaduk 5. Kertas pH 6. Tabung reaksi 7. Bola karet 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah 10 buah 10 buah 1 buah
SATUAN PROSES 15
1 buah 1 buah
III.
IV.
V.
DASAR TEORI Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum H+) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kesil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton kepada zat lain atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat dan asam sulfat. Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian mencicipi rasa masam terutama asam pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurkan. Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Garam dalam pelajaran kimia adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
SATUAN PROSES
16
Asam logam
membentuk gas, merubah lakmus dari biru ke merah, menghantarkan arus listrik, menghasilkan CO2 apabila direaksikan dengan basa menghasilkan garam air. Basa : Rasanya alkalis, merubah lakmus dari merah ke biru,
menghantarkan arus listrik, bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut : Rasa Sentuhan Kereaktifan Hantaran Listrik : Masam ketika dilarutkan dalam air : Asam terasa menyangat bila disentuh, terutama bila asamnya kuat : Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam : Asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elaktrolit Mempunya rasa pahit dan merusak kulit. Terasa licin bila terkena kulit Dapat merubah kertas lakmus dari merah menjadi biru
SIFAT KIMIA Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu kesetimbangan reaksi berada jauh dikanan, terdapat banyak H2O, hampir seluruh asam terurai). Misalnya nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 x 10-5. Asam kuat mencakup asam halida HCl, HBr, dan HI. (Tetapi asam fluorida, HF, Relatif lemah). Asam-asam osko, yang umumnya mengandung atom pusat berbilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat, mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Larutan asam dan garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.
SATUAN PROSES 17
REAKSI ASAM 1. Reaksi asam dengan logam Asam dapat bereaksi dengan logam menghasilkan zat lain dan menghasilkan gas hidrogen. Contohnya adalah reaksi antara asam sulfat dengan logam magnesium. 2. Reaksi asam dengan senyawa karbonat Asam dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas CO2, dan air. Sebagai contoh, reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan HCl. Pada reaksi ini terbentuklah kalsium klorida. 3. Reaksi asam dengan oksida logam Asam dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain dan air. Sebagai contoh reaksi antara asam sulfat dengan tembaga oksida.
Tabel 1. Beberapa asam dan sumbernya Nama Asam Asam nitrat Asam tartat Asam askorbat Asam malat Asam butirat Sumber Jeruk Anggur Tomat Apel Margarine Nama Asam Asam oksalat Asam tanat Asam klorida Asam Askorbat Asam laktat Sumber Belimbing Kopi Lambung Minuman Soda Susu
SATUAN PROSES
18
Basa Kuat Kalium hidroksida Natrium hidroksida Barium hidroksida Kalsium hidroksida Magnesium hidroksida
Basa Lemah Amonium hidroksida Litium hidroksida Berilium hidroksida Aluminium hidroksida
VI.
LANGKAH KERJA 1. Pengecekan pH Menyiapkan zat-zat yang akan diperlukan, beserta alat yang digunakan. Mengambil sejumlah pH paper universal dan lakmus sesuai dengan jumlah bahan yang diperlukan. Menetesi masing-masing bahan. memeriksa dan mencatat hasilnnya. Mengulangi sekali lagi. 2. Tes Kelarutan Menyiapkan 2 ml minyak goreng kedalam dua tabung reaksi. Menambahkan senyawa-senyawa yang akan dites kelarutnnya. Memeriksa dan mencatat hasilnya.
VII.
DATA PENGAMATAN
SATUAN PROSES 19
Tes Kelarutan No Minyak + Senyawa Kelaruan Organik 1 2 3 4 HCl NaOH H2SO4 Metanol 1M Tidak larut Larut Tidak larut Tidak larut 0,1 M Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut
=
= 12,063 M
V1 M 1 V1
V2M2 50 ml . 1 M 4,145 ml
V1 . 12,063 M = =
V1 M 1
V2M2
SATUAN PROSES 20
50 ml . 0,1 M = V2 =
V2 . 1 M 5 ml
H2SO4 M1 =
=
= 18,19 M
V1 M 1 V1 V1 M 1 V2 Metanol M1 =
V2M2 50 ml . 1 M 2,75 ml
V1 . 18,19 M = =
V2M2 V2 . 1 M 5 ml
50 ml . 0,1 M = =
=
= 23,45 M
V1 M 1 V1
V2M2 50 ml . 1 M 2,132 ml
V1 . 23,45 M = =
SATUAN PROSES
21
V1 M 1 V2
V2M2 V2 . 1 M 5 ml
50 ml . 0,1 M = =
V1 M 1 1 M . V1 V1
= = =
V2M2 50 ml . 0,1 M 5 ml
IX.
ANALISA DATA Dari hasil praktikum yang telah dilakukan ini, didapat hasil senyawa asam dan basa. Penggunaan pH paper universal dilakukan dengan menyamakan warna pada kertas lakmus dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang telah ada. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organik. Adapun bahanbahan yang digunakan diantaranya adalah H2SO4, HCl, Metanol, dan NaOH. Dari hasil pengukuran warna pH paper universal diperoleh data bahwa hanya NaOH yang pHnya > 7, sedangkan HCl, H2SO4, dan metanol pHnya < 7. Jadi NaOH merupakan senyawa organik yang termasuk basa lemah, sedangkan HCl, H2SO4, dan metanol merupakan senyawa organik asam. Untuk HCl dan H2SO4 tergolong kedalam asam kuat dan metanol tergolong kedalam asam lemah.
SATUAN PROSES 22
Kemudian percobaan kedua yaitu dilakukan pengujian kelarutan. Senyawa-senyawa organik yang telah dipakai pada percobaan pertama akan direaksikan dengan minyak goreng. Setelah dilakukan pengujian ternyata semua senyawa tidak dapat larut dalam minyak goreng kecuali larutan NaOH yang dibuat 50 ml dengan konsentrasi 1 M.
X.
KESIMPULAN Asam merupakan senyawa yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen Senyawa yang mempunyai pH < 7 termasuk asam Senyawa yang mempunyai pH > 7 termasuk basa Senyawa yang mempunyai pH = 7 termasuk netral NaOH termasuk basa karena pHnya diatas 7 dan larut dalam minyak goreng pada konsntrasi 1 M sedangkan HCl, H2SO4, dan metanol termasuk asam karena pHnya dibawah 7 dan ketiganya tidak larut dalam minyak goreng
SATUAN PROSES
23
XI.
DAFTAR PUSTAKA Jobsheet Penuntun Praktikum Satuan Proses. POLSRI. 2012 www.google.com
SATUAN PROSES
24
GAMBAR ALAT
GELAS KIMIA
BOLA KARET
SATUAN PROSES
25
BOTOL AQUADEST
PIPET UKUR
IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH
I.
TUJUAN Mengetahui kelarutan dari senyawa hidrokarbon alifatis dan aromatis. Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi
II.
ALAT YANG DIGUNAKAN Tabung reaksi Gelas kimia Pipet ukur Gelas ukur 8 buah 1 buah 1 buah 1 buah
SATUAN PROSES 26
1 buah 1 buah
III.
BAHAN YANG DIGUNAKAN Benzena (C6H6) Asam sulfat Paraffin cair Asam nitrat Minyak kelapa Ethanol (C2H5OH) Aquadest
IV.
DASAR TEORI Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meski secara biologis persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting, tetapi persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon (hidrokarbon dipandang sebagai persewaan induk). Keluarga Hidrokarbon dapat digambar dalam diagram yang dilukiskan pada gambar berikut : Hidrokarbon
SATUAN PROSES
27
Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non pokar, sehingga ikatan antar molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya rendah berbentuk gas. Karena sifat non polar ini, hidrokarbon akan mudah larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbon tetraclorida (CCl3), chloroform (CHCl3), benzena (C6H6) dan eter (R-OR). Selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari air. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2). Senyawa ini merupakan senyawa karbon paling sederhana yang terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H).Sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon. 1. Berdasarkan bentuk rantai karbon,hidrokarbon digolongkan menjadi A.hidrokarbon jenuh B.hidrokarbon tak jenuh Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan menjadi : 1) Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebagai alkana. 2) Hidrokarbon tak jenuh, hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. tiga,yakni:Berdasarkan jenis ikatan antar atom
SATUAN PROSES
28
Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena dan hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna 1) Alkana Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana juga disebut parafin yang berarti mempunyai daya alinitas kecil (sukar bereaksi). o Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 ; n = jumlah atom C
Sifat-sifat Alkana 1. merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air 2. makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi 3. pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C 17 H 36 berwujud cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat 4. mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2, Br 2 atau I 2 ) 5. dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran)
Isomer Alkana Alkana yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus struktur beda CH 4, C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai isomer alkana C 4 H 10 C 5 H 12 C 6 H 14 C 7 H 16 jumlah isomer 2 3 5 9
SATUAN PROSES
29
C 8 H 18 C 9 H 20
28 35
C 10 H 22 75
Sumber dan Kegunaan Alkana Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana, sebagai : Bahan bakar Pelarut Sumber hidrogen Pelumas Bahan baku untuk senyawa organik lain Bahan baku industri
2) Alkena Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu ikatan rangkap dua ( C=C ) pada rantai karbonnya. Sehingga alkena yang paling sederhana mempunyai 2 atom C. Alkena disebuut juga olefin dari kata olefiant gas (gas yang membentuk minyak). o Rumus umum alkena yaitu : C n H 2n ; n = jumlah atom C Tata Nama Alkena 1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya sama), dengan mengganti akhiran ana menjadi ena . 2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. 3) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
SATUAN PROSES 30
4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil). 5) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana. Sumber dan Kegunaan Alkena Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.
3) Alkuna Alkuna adalah hidrokarbon alifatis tak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap tiga ( C C ) pada rantai karbonnya. Dibandingkan dengan alkana dan alkena yang ssuai, alkuna mempunyai lebih jumlah atom (H) yang lebih sedikit. o Rumus umum alkuna yaitu : C n H 2n-2 ; n = jumlah atom C
Tata Nama Alkuna o Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una . o Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena. Sumber dan Kegunaan Alkuna Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena), C 2 H 2 . Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.
V.
LANGKAH KERJA
a. Hidrokarbon Alifatis (Alkana) 1. Memasukkan 1 ml asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi 2. Menambahkan 1 ml alkana (paraffin cair)
SATUAN PROSES 31
3. Mengocok hingga berubah warna dan mengamatinya 4. Mengulangi percobaan sekali lagi
b. Hidrokarbon Alimatis (Benzena) 1. Menyediakan 2 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi dengan 1 ml aquadest 2. Menambahkan 1 ml etanol pada tia-tiap tabung kemudian menetesinya dengan Benzena pada masing-masing tabung sebanyak 1 ml secara perlahan lahan 3. Mengamati perubahan yang terjadi 4. Mengulangi percobaan sekali lagi
c. Sifat Benzena sebagai Pelarut 1. Menyediakan 4 tabung reaksi, dua tabung masing-masing diisi dengan 1 ml aquadest dan dua tabung yang lain diisi dengan 1ml benzena 2. Menambahkan parafin dan minyak sebanyak masing-masing 1 ml pada tabung 1 dan 2 yang berisi aquadest 3. Mengulangi perlakuan diatas terhadap tabung 3 dan 4 yang berisi benzena 4. Mengamati perubahan yang terjadi 5. Mengulangi percobaan sekali lagi d. Nutrisi Benzena 1. Menyediakan 1 tabung reaksi, kemudian mengisinya dengan 1 ml asam sulfat pekat 2. Kemudian menambahkan 3 ml asam nitrat pekat secara perlahan-lahan. 3. Menetesi 1 ml benzena dan mengamati perubahan yang terjadi 4. Menambahkan 25 ml aquadest secara perlahan-lahan, mengamati perubahan yang terjadi 5. Mengulangi percobaan sekali lagi.
SATUAN PROSES
32
VI.
DATA PENGAMATAN
Setelah melaksanakan percobaan diperoleh data sebangai berikut : Identifikasi Sampel Penambahan Pereaksi Pengamatan Paraffin tidak larut dalam H2SO4, terbentuk 2 lapisan pada larutan Hidrokarbon Alifatis (Alkana) Paraffin Cair 1 ml H2SO4 + 1 ml Parafin cair tersebut dengan lapisan Paraffin di atas dan H2SO4 dibawah serta
berwarna kekuningan.
SATUAN PROSES
33
1 ml Aquadest + 1 . Hidrokarbon Alifatis (Benzena) ml Etanol + 1 ml Benzena Benzena ke dalam tabung dengan perlahan. Larut, berbau dan berwarna kuning bening
Aquadest+parafin T
Tidak larut, terdapat dua lapisan berwarna bening dan kuning dan tidak berbau
Tidak larut, terdapat dua lapisan berwarna bening dan kuning dan tidak berbau Tidak larut, berwarna bening dan tidak berbau
Benzena+minyak T
Pada saat penambahan H2SO4 + HNO3 + C6H6 terbentuk 3 lapisan tak 1 ml H2SO4 pekat + tercampur dengan Benzena pada 3 ml HNO3 pekat lapisan atas, Asam Nitrat lapisan (secara perlahan) + kedua dan Asam Sulfat pada lapisan 1 ml Benzena + 25 ml aquadest secara perlahan-lahan. ketiga.Tetapi setelah ditambahkan aquadest ketiga lapisan tidak
Nitrasi Benzena
HNO3 pekat
SATUAN PROSES
34
VII.
ANALISA DATA Pada percobaan ini dilakukan identifikasi senyawa hidrokarbon dan
senyawa organik jenuh dan tidak jenuh yang meliputi beberapa percobaan, yaitu: Identifikasi Hidrokarbon Alifatik (Alkana) Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml asam sulfat pekat dengan 1 ml paraffin cair. Pada percobaan ini paraffin tidak larut dalam H2SO4, terbentuk dua lapisan pada larutan tersebut dengan lapisan paraffin di atas dan H2SO4 di bawah, berwarna kuning dan tidak berbau. Identifikasi Hidrokarbon Alifatik (Benzena) Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml aquadest dan 1 ml etanol kemudian direaksikan dengan 1 ml benzena, kemudian didapat larutan kuning bening yang larut dan berbau. Identifikasi Sifat Benzena Sebagai Pelarut
SATUAN PROSES 35
1 ml aquadest direaksikan dengan 1 ml paraffin menghasilkan larutan yang berwarna bening dan kuning tidak larut dan tidak berbau 1 ml aquadest direaksikan dengan 1 ml minyak menghasilkan larutan yang memiliki dua lapisan yang berwarna bening dan kuning yang tidak larut dan tidak berbau
1 ml benzena direaksikan dengan 1 ml paraffin menghasilkan larutan yang tidak larut dan tidak berbau 1 ml benzena direaksikan dengan 1 ml minyak menghasilkan larutan yang tidak larut dan tidak berbau Nutrisi Benzena Pada percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml asam sulfat pekat
dengan 3 ml asam nitrat kemudian diteteskan 1 ml benzena melalui dinding tabung reaksi dan diamati perubahannya, lapisan tidak bercampur. Kemudian ditambahkan 25 ml aquadest menghasilkan larutan yang terlarut sempurna.
VIII.
KESIMPULAN Setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa: Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon dan hidrogen Hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, yaitu: Hidrokarbon jenuh Hidrokarbon tak jenuh
Hidrokarbon berdasarkan bentuk rantai karbonnya, yaitu: Hidrokarbon alifatik Hidrokarbon aromatik
Alkana termasuk hidrokarbon jenuh Alkena termasuk hidrokarbon tak jenuh Alkuna termasuk hidrokarbon tak jenuh
SATUAN PROSES 36
Benzena sebagai pelarut hanya dapat melarutan senyawa-senyawa polar Nitrasi Benzena diketahui jika Benzene, Asam Sulfat dan Asam Nitrat yang masing-masing tidak saling melarutkan, dapat larut pada pelarut polar (air).
IX.
DAFTAR PUSTAKA Jobsheet Penuntun Praktikum Satuan Proses Politeknik Negeri Sriwijaya 2012/2013 Palembang www. google.com
SATUAN PROSES
37
GAMBAR ALAT
GELAS KIMIA
BOLA KARET
SATUAN PROSES 38
BOTOL AQUADEST
PIPET UKUR
SATUAN PROSES
39