Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK

KAMPUS BARD Cl. DIPOr..: Dekanat PPSTD PusatAdministrasi dan Humas

9/23/2010

>,":..
',': 1 -863504, 7863505, Fax. 7270050 (i~1 -~-001l, 7863311, Fax. 7863503 ,0: 1 \ ~8888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Lingkup Bahasan
Skalar dan Vektor

Analisa Vektor

Aljabar Vektor Sistem Koordinat Persegi Komponen-komponen Vektor dan Vektor Satuan Medan Vektor Hasil Kali Titik/Dot Product Hasil Kali Silang/Cross Product Sistem Koordinat Silinder Sistem Koordinat Bola

Skalar dan Vektor


Perbedaan mendasar

dan Vektor
Vektor dapat dinyatakan dalam bentuk panah. Panjang panah menyatakan besarnya vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor Ekor panah disebut titik awal dan ujung panah disebut titik terminal

Aspek

Skalar

Vektor
Ada

Besaran

Ada

Arah

Tidak ada

Ada

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPVS BARV

9/23/2010

V.I. DEPOK

16424 : (021)7863504,7863505,Fax.7270050 : (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 : (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Dekanat PP STD PusatAdministrasi

dan Humas

Aljabar vektor
titik awal suatu vektor v adalah A dan titik terminalnya B, maka dapat dituliskan sbb: v =
Jika

A,B/e

adalah

vektor-vektor

dan m,n skalar-skalar,maka:

AB

Besaran vektor tersebut ditulis dalam bentuk:

1~1=IABI
Vektor yang memiliki panjang dan arah yang sama disebut vektor ekivalen (sama) Vektor nol adalah vektor yang besarnya 0

A+B=B+A Hukum komutatif penjumlahan A+(B+C)=(A+B)+C Hukum asosiatif penjumiahan mA=Am Hukum komutatif perkalian m(nA)=(mn)A Hukum asosiatif perkalian (m+n)A=mA+nA Hukum distributif m(A+B)=mA+mB Hukum distributif Hasii penjumlahan vektor juga merupakan vektor (sifat tertutup) lA =A Sifat identitas OA = 0, n{) = O. Jlka mA = 0, maka m=0 atau A = 0

pengurangan
Jumlah atau resultan dari vektor-vektor dapat ditentukan dengan hukum

Vektor

Apabila pengurangan vektor maka caranya sama seperti penjumlahan namun vektor yang mengurangi dibalik arahnya

j'j''9~
lu+vl=.Jiul' +Ivl' +21ull vlease
I u-vl=

Ju

I'

+ I vi'

-21

u 11 vi cosB

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPVS BARV V.1. DEPOK 16424 Dekanat PPSTD PusatAdministrasi dan Humas

9/23/2010

: (021) 7863504, 7863505, Fax. 7270050 : (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 : (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Besar Vektor Hasil Penjumlahan dan Pengurangan


Penjumlahan Pengurangan

Komponen-komponen dan Vektor Satuan

Vektor

Jika u =(:) don v =(;)

Jika u=(;J dan v=(;J

Vektor komponen adalah vektor vang memiliki arah vang sama dengan salah satu sumbu koordinat Magnitudo/ besar vektor komponen ditentukan oleh vektor vang bersangkutan namun arahnva selalu diketahui dan bersifat konstan

u+v=(:)+(;)
1

=(::;)

u-v=(;J-(;J=(:~;J
Iu

-v 1= J(a-c)2

+(b _d)'

u +v

1=

J(a +c)' + (b+d)2

Vektor X, V, dan z merupakan komponen dari vektor r berturut-turut dalam arah X, V, z seperti vang terlihat pada gambar ini

;X-y
x

r=x+y+z

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPDS BARD D.I. DEPOK 16424 Dekanat PPSTD PusatAdministrasi dan Humas

9/23/2010

: (021) 7863504, 7863505, Fax. 7270050 : (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 : (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

,.~l .. Vektor
_____

~ __ @m -_._ ,._--_.

satuan

Jumlah dari vektor-vektor komponen yang sejajar dengan sumbu X, y, dan z membentuk suatu vektor sehingga dapat disimpulkan bahwa vektor komponen merupakan penyusun suatu vektor

Vektor satuan merupakan sebuah vektor yang besarnya satu dan arahnya sejajar sumbu koordinat Arah vektor satuan sejajar dengan arah sumbu koordinat pada arah bertambahnya harga koordinat Jika A adalah sebuah vektor yang besarnya A KO maka A/A adalah sebuah vektor satuan yang arahnya sama dengan A

Contoh Soal
Besar vektor A yang dinyatakan dalam IAI dapat dihitung dengart persamaan:
I

1. Cari sebuah vektor satuan yang sejajar resuitar dari vektor-vektor rl=2i+4j-Sk, r2=i+2j+3k Jawab: Resultan=rl+r2=(2i+4j-Sk)+(i+2j+3k) =3i+6j-2k I RI=13i+6j-2k

1=

JA/ + A/ + A,'

Sehingga vektor satuan a dinyatakan: a= A IAI

1=~32 +62 +(_2)2 = 7 R

Vektorsatuan=-=
I

RI

3i + 6j - 2k 3. 6. 2 ----=-1+- j--k 7 7 7 7

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPVS BARV V.I. DEPOK 16424 Dekanat PPSTD PusatAdministrasi dan Humas

9/23/2010

: (021) 7863504, 7863505, Fax. 7270050 : (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 : (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Medan Vektor
Jika pada tiap-tiap titik (X,y,Z) dari daerah R dalam ruang dikaitkan dengan sebuah vektor V(X,y,Z) maka V disebut fungsi vektor dari kedudukan. Medan vektor V merupakan fungsi vektor dari vektor kedudukan yang telah didefenisikan dalam R.

product
A. B = IAIIBI cos 8

Hukum-hukum yang berlaku: 1. A.B=B.A hukum komutatif 2. A.(B+C)=A.B+A.C hukum distributif 3. n(A.B) = (nA).B = A.(nB) = (A.B).n 4. i.i=j.j=k.k=l, i.j=j.k=k.i=O 5. Jika A.B=O, A dan B bukan vektor nol maka A dan B tegak lurus

Cross product
A X B = IAIIBI sin 8

Perbedaan Dot dan Cross


Aspek Fungsi trigonometri Hukum komutatif AxB=O Dot cos berlaku Cross
sin

Hukum-hukum yang berlaku: 1. AxB=-BxA komutatiftak berlaku 2. Ax(B+C)=AxB+AxC distributif 3. m(AxB)= (mA)xB= Ax(mB)= (AxB)m 4. iXi=jxj=kxk=O, ixj=k, jxk=i, kxi=j 5. Jika AxB=O, A dan B bukan vektor nol maka A dan B sejajar

Tidak berlaku

A dan B tegak I A dan B sejajar lurus

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPDS BARD DJ. DEPOK 16424 : : : Dekanat PPSTD PusatAdministrasi dan Humas

9/23/2010

(021)7863504, 7863505, Fax. 7270050 (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Sistem Koordinat dalam Analisis Vektor


~~~k~~~~~2:~:-~az dan G=3ax+Say+2az. Carilah: (a)F.G (b)sudut antara F dan G Jawab a)F.G=(2ax-Say-4az)(3ax+ Say+2az) =6-2S-8 =-27 b)Sudut antara F dan G F.G = IFIIGI cos e cos
B

Ada 3 jenis koordinat yang digunakan dalam analisis vektor yaitu: 1. Koordinat Cartesius/Cartesian 2. Koordinat silinder 3. Koordinat bola

~~~~~~-~2~7~

.,/2' + (-5)'
-27
cosB
B

(-4)' ..J3'

5'

2'

= .J45 ..J38 = -0.65 = co,-'-0,65 = 130,54"

Sistem Koordinat Cartesian 2

_>

Si~!~~~oordinatCartesian
Koordinat Cartesian digunakan untuk menyatakan benda yang mempunyai bentuk siku seperti garis lurus, bidang datar siku dan ruang siku-siku Koordinat Cartesian yang digunakan dapat berupa: 1. 2 dimensi (terdiri dari sumbu x dan y saja) 2. 3 dimensi (terdiri dari sumbu x, y, z)

~~.D_i~~~si
Koordinat Cartesian 2 dimensi digunakan untuk menggambarkan objek 1 dimensi dan 2 dimensi Obyek 1 dimensi dapat berupa garis lurus ataupun garis lengkung Obyek 2 dimensi berupa bidang datar
y

~I ---------

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPVS BARV V.I. DEPOK 16424
Dekanat PPSTD Pusat Administrasi dan Humas

9/23/2010

: (021) 7863504, 7863505, Fax. 7270050 : (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 : (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Sistem Koordinat Cartesian 3

i-~i~~~Si
Memakai tiga sumbu koordinat yang saling tegak lurus, dan z menamakannya sumbu X,Y dan Z.

Sistem Koordinat Cartesian 3 Dimensi


Biasanya dipakai sistem koordinat putar kanan: perputaran sumbu x menuju sumbu y akan mengakibatkan sebuah sekrup berorientasi tangan kanan bergerak ke aran yang ditunjukkan oleh sumbu z positif Koordinat Cartesian 3 dimensi digunakan untuk menggambar obyek berupa 1 dimensi, 2 dimensi, atau 3 dimensi

Sistem Koordinat Silinder


Koordinat silinder atau koordinat tabuna digunakan untuk menggambarkan obye<: yang berbentuk lingkaran dengan si'Tet: yang khas Terdapat 3 sumbu koordinat pace <X'~ e: tabung: 1. sumbu p 2. sumbu cp 3. sumbu z

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPDS BARD D.I. DEPOK 16424 : : : Dekanat PPSTD Pusat Administrasi dan Humas

9/23/2010

(021) 7863504, 7863505, Fax. 7270050 (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Sistem Koordinat Silinder


Kaardinat Silinder (cant/d)
Berikut ini gambar vektor pada koordinat silinder

(cont/d)
Peubah dalam koordinat Cartesian dan koordinat tabung dapat ditemukan hubungan sebagai berikut: x=p cos <p y= p sin z=z
<p

..
'

Atau sebaliknya:
p
t/J

= =

..J~x~'-+-y~'~; (p ~
tan -,

0)

L
x

Sistem Koordinat Silinder (cont/d)

Sistem Koordinat Sola


rdinat mempunyai ditimbulkan Berdasarkan bola digunakan untuk menyatakan suatu objek yang listrik yang bentuk simetri bola. Contoh oleh sebuah muatan titik. rumus: E=1/4nEo qr' Maka titik-titik yang sama. yang berjari-jari sama akan mempunyai medan listrik adalah medan

)f

Posisi medan yang berada di sekitar

muatan

titik akan sulit dijelaskan

dengan koordinat Cartesius maupun tabung karena bentuk medan yang bundar. Oleh karena itu digunakan sistem koordinat bola agar mudah dibayangkan.

)f Untuk menyatakan
sumbu koordinat

besaran vektor, koordinat yaitu r, 0 dan <p

bola menggunakan

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPVS BARV V.I. DEPOK 16424 : : : Dekanat PPSTD Pusat Administrasi dan Humas

9/23/2010

(021) 7863504, 7863505, Fax. 7270050 (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Sistem Koordinat Silinder


Koordinat Silinder (cont'd)
Berikut ini gambar vektor pada koordinat silinder

(cont'd)
Peubah dalam koordinat Cartesian dan koordinat tabung dapat ditemukan hubungan sebagai berikut: x=p cos <p y= p sin z=z
<p

..
'

Atau sebaliknya:
p
(J

..j-x-'-+-y-'-;
-I x

(p

;?:

0)

= tan

Sistem Koordinat Silinder (cont'd)

Sistem Koordinat Bola


rdinat mempunyai ditimbulkan Berdasarkan bola digunakan untuk menyatakan suatu objek yang listrik yang bentuk simetri bola. Contoh oleh sebuah muatan titik. rumus: E=1/4nEo qr' Maka titik-titik yang sama. yang berjari-jari sama akan mempunyai medan listrik adalah medan

If

Posisi medan yang berada di sekitar muatan titik akan sulit dijelaskan dengan koordinat Cartesius maupun tabung karena bentuk medan yang bundar. Oleh karena itu digunakan sistem koordinat bola agar mudah dibayangkan. Untuk menyatakan besaran vektor, koordinat sumbu koordinat yaitu r, 0 dan <p bola menggunakan 3

If

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK

9/23/2010

KAMPVS BARV V.I. DEPOK 16424 Dekanat : (021) 7863504, 7863505, Fax. 7270050 PPSTD : (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 Pusat Administrasi dan Humas : (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

Mengubah Koordinat Kartesius ke Sola dan Sebaliknya


Dari kartesius ke OOla:

If Penggambaran sistem koordinat bola

X=r sin e cos $ Y=r sin e sin $ Z=rcose Dari OOlake kartesius r="Ix,+y,+z,
Z

(r~O)

8=005-'';2 x + y-' +z 2

(0"$8$180")

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK


KAMPVS BARV V.I. DEPOK 16424 Dekanat PPSTD Pusat Administrasi dan Humas

9/23/2010

: (021)7863504, 7863505, Fax. 7270050 : (021) 7270011, 7863311, Fax. 7863503 : (021) 78888430, 78887861, 78849046, Fax. PAF 7863507, Fax. Humas 78888076

!!!iJ.. ~"._ ,

Contoh Soal
..".".~m ... ._ .....

Penerapan Analisa Vektor dalam Kehidupan Sehari-hari


Pengukuran yang lebih efektif dari sinyal RF seperti Bluetooth, GSM, or 802.11 wireless networking Air traffic control untuk membantu navigasi pesawat terbang
(p cos <1(p sin <1 p2sin2<1>

Tanya: Nyatakan medan temperatur T=240+z2-2xy dalam koordinat tabung Jawab: Hubungan cartesian dan koordinat tabung

X=p cos <1> y= P sin <1> maka T=240+z2-2 =240+z2-

Pembedahan cacat mata astigmatisma

Referensi
Hayt,William.H."Elektromagnetika ke-7".Erlangga Spiegel, Murray R.1994."Analisis Vektor". Erlangga Edisi

10

Anda mungkin juga menyukai