Anda di halaman 1dari 6

SISTEM ADMINISTRASI PADA NEGARA TAIWAN A.

Pendahuluan Taiwan merupakan bagian dari wilayah China yang tidak boleh dipisahkan. Berdasarkan catatan dokumen zaman kuno, pada tahun 230, Raja Negara Wu Sun Quan pernah menugaskan Jeneral Wei Wen dan Zhuge Zhi mengetuai 10 ribu askar marin tiba di Taiwan. Setelah Dinasti Ming, pertukaran antara rakyat Tanah Besar China dengan Pulau Taiwan semakin kerap. Ahli pelayar Zheng He semasa mengetuai pasukan kapal besar melihat berbagai negara Asia Tenggara, pernah singgah di Taiwan dan memberi barangan handikraft serta hasil pertanian kepada penduduk tempatan. Pada tahun 1628, bencana kering berlaku di Provinsi Fujian sehingga rakyat jelata menderita kesukaran besar. Penduduk Fujian Encik Zheng Zhilong mengetuai puluhan ribu orang mangsa pindah ke Taiwan untuk mengadakan penyerangan secara besar-besaran. B. Bentuk Negara Bentuk Negara: Republik demokratis Sistem pemerintahan: Demokrasi multi partai Taiwan dulu merupakan pecahan china. Orang orang yang menolak china menjadi komunis sosialis mengungsi ke pulau taiwan secara diam diam. Dan di pulau taiwan mereka mendeklarasikan kemerdekaannya. C. Bentuk Pemerintahan Taiwan memiliki sistem politik yang berbeda dengan sitem politik di RRT, menggunakan asas demokrasi dan liberalisme yang umum digunakan negara negara barat.Ketika pemerintahan nasionalis KMT berpindah dari Tiongkok karena kalah perang terhadap pasukan komunis, maka Chiang Kai Shek menerapkan sistem pemerintahan darurat dengan asas tunggal satu partai Kuomintang (KMT). Keadaan darurat ini guna mempersiapkan diri dalam merebut kembali daratan Tiongkok. Dalam situasi ini, terjadi pembatasan kegiatan pers politik dan pembungkaman kaum oposisi yang justru banyak berpengaruh di kalangan penduduk Taiwan asli. Keadaan ini berlaku sampai Chiang Kai Shek wafat.

Pemerintahan kepresidenan digantikan oleh putranya Chiang Ching Kuo sampai beliau wafat pada tahun 1980-an akhir. Pada masa ini kran kebebasan pers, politik dan mengemukakan pendapat dibuka secara perlahan-lahan. Meskipun masih terobsesi dengan upaya menguasai kembali Tiongkok daratan. Chiang Ching Kuo berusaha bersikap realistis dengan situasi yang ada. Dia tidak ingin mewarisi pemerintahan yang otoriter. Pada pemilu yang pertama, terpilihlah Lee Teng Hui yang juga dari kalangan partai KMT. Pada masa pemerintahan Lee Teng Hui, hubungan dengan Tiongkok daratan mulai memanas karena mulai diwacanakannya kemerdekaan bagi Taiwan dengan nama Taiwan (Selama ini sebagian diplomat selalu tertukar dalam menggunakan nama Republik China dengan Republik Rakyat Tiongkok ). Selain itu, menggalang dukungan dari kalangan internasional, juga memantapkan dukungan dari negara-negara yang masih menjalin dukungan dengan Taiwan yang saat itu berjumlah 30 negara termasuk Afrika Selatan. Namun tamparan diplomatik diperoleh Taiwan ketika akhirnya Afrika Selatan akhirnya memindahkan hubungan diplomatiknya ke RRC pada tahun 1997. Presiden selanjutnya dijabat oleh Chen Shui-bian dari kalangan partai oposisi DPP yang juga putra asli Taiwan. RRT khawatir Taiwan benar-benar akan mewujudkan kemerdekaannya. Referendum yang diadakan Chen masih menghasilkan keadaan status quo. Tiongkok memprovokasinya dengan

mengadakan latihan militer dan pengadaan persenjataan baik impor maupun swadaya. Pemilihan umum 2004 menghasilkan kemenangan tipis Chen Shui-bian terhadap lawannya Lien Chan dari partai oposisi sekarang, KMT yang menjadikannya menjabat presiden kedua kalinya. Namun partai Chen, DPP kalah dalam perolehan suara di Parlemenoleh KMT. Lien Chan juga kalangan oposisi lainnya James Soong justru melakukan pendekatan diplomatik dengan RRT. Pada masa pemerintahan Chen Shui-bian, juga diupayakan penggalangan internasional agar Taiwan menjadi anggota PBB dengan alasan kekuatan ekonomi dan keberadaannya secara de facto yang juga diakui 29 negara di antaranya Kosta Rika. Namun kebanyakan negara-negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan umumnya adalah negara negara kecil atau negara dunia ketiga yang tidak memiliki potensi strategis dikalangan dunia internasional. Salah satu

upayanya adalah program melirik ke selatan (Indonesia) dengan kunjungan tidak resmi wakil presiden Annete Lu ke Bali dan mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi setingkat menteri di Indonesia serta mengadakan konsesi konsesi terutama dibidang ekonomi di Indonesia yang masih terjerat krisis sejak krisis 1997. Akibat kunjungan ini, Indonesia menerima protes keras diplomatik oleh RRT karena Indonesia dianggap main mata dengan provinsi yang membangkang itu . Taiwan menikmati hubungan khusus dengan Amerika Serikat sekalipun hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dihentikan sejak kunjungan presiden Richard Nixon ke RRT pada tahun 1970-an. Namun hubungan diplomatik tidak resmi tetap berjalan melalui bidang ekonomi dan militer. Pada masa pemerintahan George W. Bush, Taiwan kembali dianggap penting oleh AS dalam usahanya membendung pengaruh Tiongkok khususnya dalam bidang perdagangan. Hubungan diplomatik dengan negara-negara lain umumnya menggunakan jalur ekonomi dan perdagangan, sekaligus menjadi saluran hubungan diplomatik tidak resmi mengingat Taiwan secara riil merupakan kekuatan ekonomi Asia secara signifikan dan merupakan pintu gerbang para investor untuk melakukan investasi di kawasan ini selain Hong Kong dan Singapura.

Kepala Pemerintahan Kepala pemerintahan Taiwan adalah Presiden, yang dipilih untuk masa jabatan 4 tahun dengan tiket bersama Wakil Presiden. Presiden mempunyai kekuasaan atas 4 cabang (Yuan) yaitu Yuan Eksekutif, Yuan Perwakilan, Yuan Kehakiman, dan Yuan Pengawas. Presiden melantik anggota Yuan Eksekutif sebagai anggota kabinetnya termasuk Perdana Menteri yang bertanggungjawab terhadap polisi dan pengendalian ketertiban. Badan utama perwakilan merupakan Dewan Perwakilan Rakyat dengan 225 kursi dimana 168 darinya diisi oleh anggota hasil pemilu. Sisanya dibagikan secara proporsional antara keseluruhan yang diterima partai (41 kursi), wilayah seberang lautan 8 kursi) dan kursi khusus penduduk asli Taiwan (8 kursi). Para

anggota dewan ini memiliki masa jabatan 3 tahun. Pada awalnya Dewan Konstituante Nasional, sebagai badan konstitusi dan wakil rakyat umumnya, mempunyai sedikit kekuasaan legislatif, akan tetapi dewan ini telah dihapuskan pada tahun 2005 dan kekuasaan untuk merancang konstitusi diserahkan kepada Yuan Perwakilan dan pemilih dari kalangan rakyat. D. Sistem pemerintahan Sistem pemerintahan di Taiwan mengadopsi sistem super presidential system. Di bawah sistem ini presiden yang terpilih secara langsung bertanggung jawab untuk membuat semua keputusan atas kebijakan mengenai keamanan nasional dan luar negerinya. Presiden memiliki kekuatan besar untuk membuat keputusan atau mempengaruhi kebijakan dalam dan luar negeri, salah satunya kebijakan Taiwan terhadap Cina (Ding, 2008:99). Hal ini berpengaruh juga pada pergantian periodisasi kepresidenan Chen pada Ma Ying-jeou dimana saat ini hubungan antara Cina dan Taiwan semakin mencair, tidak mendingin seperti pada masa pemerintahan Chen. Ma Ying-jeou dari KMT memenangkan kursi kepresidenan dari lawannya, Frank Hsieh dari DPP. Keduanya memiliki program kerja, juga pandangan ekonomi dan politik yang berbeda tentang bagaimana sebaiknya Taiwan mengambil langkah selanjutnya. Menurut pendapat beberapa orang, siapapun yang akan dipilih oleh rakyat nantinya, pemulihan hubungan CinaTaiwan akan tetap berjalan karena masyarakat Taiwan sendiri juga menginginkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.

E. Sistem Politik Mengenai sistem pemerintahan di Taiwan, Taiwan mengadopsi sistem super presidential. Presiden dipilih secara langsung oleh publik dan memiliki tanggung jawab atas concern terhadap Cinca, pertahanan, serta kebijakan luar negeri. Presiden juga memiliki hak dan otoritas untuk menunjuk Perdana Menteri, tanpda persetujuan parlemen sekalipun. Perdana Menteri ini memiliki tanggung jawab terhadap kebijakan publik lainnya. Sementara itu, parlemen hanya memiliki hak dalam tinjauan anggaran negara dan kekuasaan legislatif sesuai dengan draft yang diajukan oleh cabang administratif (Ding, 2008: 99). Draft tersebutlah yang mengatur seberapa jauh batasan yang mampu diberikan parlemen terhadap

Presiden. Melalui super presidential system inilah Presiden memiliki legitimasi kewenangan yang luar biasa dalam membuat keputusan ataupun mempengaruhi berbagai kebijakan, baik dalam maupun luar negeri dan termasuk kebijakan terhadap Cina. Sehingga berakhirnya masa jabatan Chen dan dilantiknya Ma sebagai Presiden Taiwan yang baru, hubungan Taiwan dan Cina menjadi mengalami pencairan. Tidak hanya dengan Taiwan, Tibet-pun demikian. Berdasarkan kacamata Beijing, Tibet merupakan daerah bagian Republik Rakyat Cina, sementara masyarakat Tibet sendiri meyakini bahwa telah sejak lama kawasan Himalaya adalah kawasan yang merdeka. Kerry Dumbaugh (2008) dalam artikelnya mengulas tentang demonstrasi damai besar-besaran yang terjadi di Lhasa dan beberapa daerah Tibet bagian Cina lainnya pada bulan Maret 2008, sejarah dan status politik Tibet, serta review dan analisis hubungan dan kebijakan Amerika dalam kasus Tibet. Demonstrasi 10 Maret 2008 tersebut merupakan aksi mengenang empat puluh sembilan tahun gagalnya pemberontakan publik Tibet terhadap otoritas Cina pada tahun 1959. Aksi tersebut awalnya merupakan aksi damai. Namun kemudian, sebuah sumber menyatakan bahwa beberapa demonstran yang terlibat dalam demonstrasi tersebut ditangkap. Kontan penangkapan tersebut mengundang reaksi keras para rahib dari biara Drepung, Sera, dan Ganden. Sebelumnya pada tanggal 4 Januari muncul sebuah organisasi bernama TPUM (Tibetan Peoples Uprising Movement). Organisasi tersebut mempublikasikan bahwa pihaknya ingin mengambil keuntungan dari dua momen bersejarah yang akan dihelat beberapa waktu mendatang: Olimpiade Beijing pada Agustus 2008 dan 50 tahun mengenang pemberontakan Tibet terhadap otoritas Cina 1959 silam. Organisasi tersebut menuntut dikembalikannya Dalai Lama sebagai pemimpin tunggal Tibet, diakhirinya pendudukan kolonial di Tibet, dibebaskannya tahanan politik serta dikembalikannya hak asasi manusia dan agama pada masyarakat Tibet, dan dibatalkannya Olimpiade Beijing 2008 (Dumbaugh. 2008: 6). Olimpiade Beijing menjadi salah satu tuntutan sebab sebuah olimpiade selayaknya terbuka, dan agar publik dunia tidak hanya mengirimkan perwakilan negaranya tetapi juga turut

membuka mata atas segala permasalahan yang tengah terjadi di Tibet, pada khususnya. Mengenai pendudukan kolonial di Tibet, masyarakat Tibet menilai PRC telah berbuat demikian. Bagaimana tidak, PRC menegaskan ditiadakannya kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi di Tibet. Dalai Lama yang dulunya merrupakan sosok pemimpin masyarakat Tibet, oleh PRC digantikan dengan pemimpin komunis di Beijing. Pemimpin tersbutlah yang kemudian mengarahkan dan mengatur keputusan paling mendasar, termasuk kebudayaan dan kepercayaan agama masyarakat Tibet (Dumbaugh. 2008: 9). Cina melihat dirinya sendiri sebagai pihak yang telah membangun dan mengembangkan perekonomian Tibet, dengan bantuan dan dana kas pemerintah pusat. Perekonomian mungkin memang telah mengalami kemajuan, tetapi tetap saja PRC telah merusak dan menganggu stabilitas internal Tibet sendiri. Masyarakat Tibet juga menilai bahwa PRC telah mengganggu kebudayaan dan aktifitas agama di Tibet. Banyak sekali kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yang kemudian memarginalkan masyarakat Tibet di lingkungannya sendiri. Sebagai bentuk reaksi terhadap masalah yang tengah bergolak di Tibet dan Cina, Amerika Serikat memerintahkan Cina untuk merubah haluan kebijakannya terhadap Tibet. Terlihat setitik celah harapan jika ditilik dari kebijakan yang telah ditetapkan PRC dalam beberapa tahun terakhir serta dari respon yang diberikan terhadap demonstrasi Maret 2008. Bagaimanapun juga, Cina menilai Dalai Lama sebagai kunci terselesaikannya masalah Tibet-Cina mengingat Dalai Lama merupakan tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat Tibet.

Anda mungkin juga menyukai