Pneumotoraks adalah paru dapat kolaps sebagian atau total sehubungan dengan pengumpulan udara. ( Doengoes, Maryllin. 2000 ). Dalam keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga thoraks. Selain itu pneumotoraks dapat diartikan sebagai kolapsnya sebagian atau seluruh paru yang terjadi sewaktu udara atau gas lain masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru. Terdapat berbagai jenis pneumotoraks, antara lain; 1. Pneumotoraks Primer Tanpa penyakit dasar yang jelas, lebih sering pada laki-laki muda sehat dibandingkan wanita, timbul akibat ruptur bulla kecil (1-2 cm) subpleural, terutama di bagian puncak paru 2. Pneumotoraks Sekunder Tersering pada pasien bronchitis dan emfisema yang mengalami ruptur emfisema subpleura atau bulla, adanya penyakit dasar lain seperti TB paru, asma lanjut, pneumonia, abses paru atau ca paru Berdasarkan masuknya udara ke dalam rongga pleura dibedakan atas: 1. Pneumotoraks Spontan Timbul sobekan subpleura dari bulla sehingga udara hdalam rongga pleura melalui suatu lubang robekan atau katup. Keadaan ini dapat terjadi berulangkali dan sering menjadi keadaan yang kronis. Penyebab lain ialah suatu trauma tertutup terhadap dinding dan fistula bronkopleuralakibat neoplasma atau inflamasi. 2. Udara Lingkungan luar Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk atau pneumotoraks disengaja (artificial) dengan terapiatau diagnostik. Tujuan pneumotoraks sengaja lainnya adalah diagnostik untuk
membedakan massa apakah berasal dari rongga pleura atau jaringan paru.
Penyebab-penyebab lain ialah akibat tindakan biopsi paru dan pengeluaran cairan rongga pleura. 3. Masuknya Udara ke Mediastinum Trauma pada trakea atau esophagus akibat tindakan pemeriksaan dengan alat-alat (endoskopi) atau benda asing tajam yang tertelan. Keganasan dalam mediastinum dapat pula mengakibatkan udara dalam rongga pleura melalui fistula antara saluran napas proksimal dengan rongga pleura 4. Udara berasal dari subdiafragma Udara berasal dari subdiafragma dengan robekan lambung akibat suatu trauma atau abses subdiafragma dengan kuman pembentuk gas. Pneumotoraks dapat juga dibagi atas: 1. Pneumotoraks terbuka Gangguan pada dinding dada berupa hubungan langsung antara ruang pleura dan lingkungan atau terbentuk saluran terbuka yang dapat menyebabkan udara dapat keluar masuk dengan bebas ke rongga pleura selama proses respirasi. 2. Pneumotoraks tertutup Ketika terdapat robekan pada pleura viseralis dan paru atau jalan napas atau esophagus, sehingga masuk kavum pleura karena tekanan kavum pleura negative, lubang tertutup spontan dari udara dalam rongga toraks diserap kembali. 3. Tension pneumotoraks Terjadi peningkatan progresif tekanan intrapleural yang menimbulkan kolaps paru yang progresif dan diikuti pendorongan mediastinal dan kompresi paru kkontralateral. b. Etiologi Penyebab dari pneumotoraks ini bisa dilihat dari beberapa jenis pneumotoraks tadi mulai dari cedera tumpul tau cedera tajam, bisa juga akibat penyakit paru dasar yang terjadi sebelumnya serta dapat pula diakibatkan karena adanya luka yang disengaja untuk pemeriksaan diagnostik.
c. Manifestasi Klinis 1. Keluhan dan gejala klinis sangat tergantung luasnya lesi dan komplikasi penyakit paru 2. Beberapa asimptomatis atau tanpa gejala (biasanya baru diketahui ketika dilakukan pemeriksaan Rontgen Thoraks) 3. Gejala utama: rasa sakit tidak selalu timbul. Rasa sakit ini bisa menghebat atau menetap bila terjadi perlengketan antara pleura viseralis dan pleura parietalis, dimana perlengketan tersebut bisa sobek akibat tekanan kuat dari pneumotoraks sehingga terjadi perdarahan intrapleura (hematopneumotoraks) 4. PF : perkusi hipersonor , palpasi fremitus fokal melemah sampai menghilang pada sisi yang sakit, auskultasi terdengar suara napas yang melemahsampai menghilang pada sisi yang sakit 5. Pada lesi yang lebih besar atau pada tension pneumotoraks, trakea dan mediastinum dapat terdorong ke sisi kontralateral. Diafragma tertekan kebawah, gerakan pernapasan tertinggal pada sisi yang sakit. Fungsi respirasi menurun, terjadi hipoksemia arterial dan curah jantung menurun. d. Patofisiologi Tekanan di dalam rongga pleura negatif selama siklus respirasi berlangsung. Tekanan negatif tersebut disebabkan pengembangan dada. Jaringan paru mempunyai kecenderungan menjadi kolaps karena sifat elastik (elastic recoil). Bila ada kebocoran antara alveoli dengan rongga pleura, udara akan berpindah dari alveoli ke dalam rongga pleura sampai terjadi tekanan yang sama atau sampai kebocoran tertutup sehingga paru akan kolaps (menguncup) karena sifat paru yang elastik. Hal yang sama terjadi bila terdapat hubungan langsung (kebocoran) antara dinding dada dengan rongga pleura. Pneumotoraks spontan primer (PSP) terjadi karena rupture blep subpleura, biasanya terletak di apeks. Patogenesisnya belum jelas, diduga disebabkan tekanan transpulmoner di apeks lebih besar daripada bagian bawah paru. Penyebab lainnya karena kelainan kongenital, inflamasi bronkial ataupun ruptur trakeobronkial. Hidrothorak dapat timbul dengan cepat setelah terjadinya pneumothoraks pada
kasus-kasus trauma/perdarahan intrapleura atau perfosari esofagus (cairan lambung masuk kedalam rongga pleura). e. Pathway f. Pemeriksaan Penunjang 1. Gambaran Radiologis Bayangan udara dalam rongga pleura memberikan bayangan radiolusen yang tanpa struktur jaringan paru (avascular pattern) dengan batas paru berupa garis tipis yang berasal dari pleura visceral. Gambaran paru yang kolaps kea rah hilus dengan radiolusen kesebelah perifer tampak membesar saat posisi ekspirasi; Foto lateral dekubitus pada sisi yang sehat dapat membantu dalam membedakan pneumotoraks dengan kista atau bulla. Pada
pneumotoraks udara bebas dalam rongga pleura lebih cenderung berkumpul pada bagian atas sisi lateral; Jika pneumotoraks luas, akan menekan jaringan paru kearah hilus atau paru menjadi kolaps di daerah hilus atau paru menjadi kolaps di daerah hilus dan mendorong mediastinum kea rah kontralateral. Selain itu sela iga menjadi lebih lebar. Udara dalam ruang pleura menjadi lebih radiolusen dibandingkan paru-paru yang bersebelahan dengan
pneumotoraks tersebut. 2. Terapi Pneumotoraks ringan non ventil, kurang dari 30% Pasien di observasi dan disuruh meniup balon. Bila memburuk dapat dipasang Water Shield Drainage (WSD). Pneumotoraks besar atau tipe ventil Dipasang WSD, kemudian pada keadaan gawat dapat dilakukan punksi dengan jarum infus set atau jarum besar yang kemudian dihubungkan dengan selang ke botol berisi air, kemudian dilanjutkan foto thoraks (dilakukan sebelum dan sesudah pemasangan), selanjutnya bila dalam 24 jam pemasangan kateter paru tidak mengembang (selang dapat disambungkan kea lat penghisap/suction 20 mmHg), selanjutnya bila
dalam lima hari tidak berhasil dan keadaan pasien buruk kemungkinan dilakukan tindakan bedah untuk menutupi kebocoran, lalu bila paru sudah mengembang sempurna, WSD diklem selama tiga hari dan ketika di observasi dan toraks baik maka WSD dapat dicabut. Pencegahan pneumotoraks rekuren Dengan menggunakan pleurodesis kimia (dengan larutan tetrasiklin atau bedak talk), selanjutnya yaitu pleurektomi parietal (dilakukan ligasi atau reseksi bullae atau bleb) g. Komplikasi Pneumotoraks 1. Tension Pneumotoraks Terjadi peningkatan progresif tekanan intrapleural yang menimbulkan kolaps paru yang progresif dan diikuti pendorongan mediastinal dan kompresi paru kkontralateral, biasanya kondisi kegawatan. 2. Pio-Pneumotoraks Pneumotoraks disertai empiema secara bersamaan pada satu sisi paru. Infeksinya berasal dari mikroorganisme yang membentuk gas atau dari robekan septik jaringan paru atau esophagus kearah rongga pleura 3. Hidro-Pneumotoraks Merupakan pneumotoraks yang umumnya diisi pula dengan cairan, dimana cairan ini biasanya bersifat serosa, serosanguine atau kemerahan.