bambang aryanto
1. Pengkajian
1. Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemerikasaan penunjang
1. anamnesa
Riwayat kesehatan
Lakukan secara terperinci dan menyeruluh meliputi ; Pernapasan Pernahkah anda mengalami sesak napas? Kapan anda mengalami sesak napas Bagaimana anda membuat napas anda menjadi lebih baik?
buruk? Berapa sesak itu terjadi? Apakah anda mengunakan obat untuk memperbaiki? Apakah obat yang anda minum mempengaruhi pernapasan anda? Kapan anda minum obat?
menyebabkan nyeri? Berapa lama nyeri berlangsung? Apa yang meringankan nyeri? Apakah berat badan anda bertambah/berkurang akhir2 ini? Apakah anda mengalami pembengkakan pada tangan, kaki atau tungkai? Apakah anda mengalami pusing atau melayang, pada situasi apa? Apakah anda mengalami perubahan pd tingkat energi, kelelahan?
anda berpacu, meloncat atau berdegup cepat? Apakah anda mengalami masalah dengan tekanan darah Apakah anda mengalami sakit kepala? Apakah anda mengalami tangan atau kaki terasa sangat dingin, kapan biasanya terjadi?
normal? Apakah anda sering terbangun pd malam hari unt bak, kapan anda mulai merasakannya.? Apakah nada meminum diuretik, kapan anda meminumnya? mental Apakah pikiran anda secepat biasanya? Apakah anda lebih mudah tertawa/menangis dari biasanya Kapan anda mulai merasakan perubahan tersebut Apakah anda meminum obat yg mungkin mempengaruhi pikiran anda?
Faktor kebiasaan
Kegemaran makanan,pola Kebiasaan makan, tinggi lemak, cepat
saji, jeroan, santan, tinggi garam Merokok,mulai usia, banyaknya. Aktivitas fisik, frekwensi, jenisnya
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum Tingkat kesadaran Tingkat kecemasan Perubahan perilaku (libatkan orang terdekat. Keluarga) Tekanan darah
Tekanan darah
Adl tekanan yang ditimbulkan pd dinding
arteri Dipengaruhi oleh bbrp faktor yi curah jantung, ketegangan arteri, volume dan laju serta kekentalan darah Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi = sistolik Diastolik adl tekanan saat jantung beristirahat. Tekanan darah diukur dalam posisi tubuh berdiri, duduk dan berbaring utk menilai perubahan tekanan darah postural
nadi
Meliputi ; kecepatan, kurang dari 50x/ bradicardia, lebih dari 100x/ tachikardia irama, Teratur, tidak teratur= disritmia kualitas, Teraba lemah/ kuat
tangan
Meliputi ; Sianosis perifer Kulit tampak kebiruan menunjukan penurunan kecepatan aliran darah ke perifer. Pucat Dpt menandakan anemia atau peningkatan tahanan vaskuler sistemik Waktu pengisian = CRT = capiller refill time Caranya ; tekan kuat ujung jari lalu lepaskan dengan cepat, normalnya kurang dari 3 detik
tangan
Temperatur dan kelembaban tangan
Dikontrol oleh sistem syaraf otonom Normalnya teraba hangat dan kering Pd keadaan stress teraba dingan dan basah akibat stimulasi sistem syaraf simpatis yg menyebabkan vasokintriksi Edema Penurunan turgor kulit Terjadi krn dehidrasi dan penuaan Penggandaan (clubbing) jari tangan dan jari kaki Menunjukan desaturasi hemoglobin kronis
jantung
INSPEKSI
Bentuk dada, sismetris, asimetris,
kifosis,lordosis Cari iktus kordis (pukulan ventrikel kiri pada dinding dada) pada Interkosta 5 sinistra, linea medio clavicularis sinistra (LMCS), diameter + 2 cm. Sulit ditemukan pada orang gemuk dan kelenjer mammae besar. Iktus yang nyata sesuai dengan kerja ventrikel kiri yang meningkat. Bulging prekordial (daerah prekordial yang lebih menonjol dari dinding toraks) kemungkinan permbesaran ventrikel kanan atau aneurisma aorta.
PALPASI
-
Iktus kordis teraba atau tidak. Bila teraba, normal diameter + 2 cm. Bila kuat dan bergeser ke kiri LVH. Bila naik turun pada linea sternalis kiri RVH. Hitung Heart Rate (HR) denyut jantung selama satu (1) menit penuh. Amati keteraturan iramanya.
PALPASI
Bandingkan HR dengan nadi, bila ada
perbedaan hal ini sesuai dengan kondisi Atrial Fibrilasi (AF). Periksa adanya Thrill (getaran iktus kordis), tidak lain adalah murmur(pada auskultasi) derajat 5-6 sehingga sangat kerasnya dapat diraba getarannya,
PERKUSI
Tentukan batas-batas (ukuran)
jantung. Pada orang gemuk atau berotot agak sulit menentukannya. Biasanya abnormal yang dapat ditentukan degan teknik ini adalah pembesaran ventrikel kiri (LVH) ke kiri bawah.
AUSKULTASI
Gunakan stetoskop. Suasana tenang. Dengarkan bunyi jantung satu per
satu. Gunakan bagian membran stetoskop untuk nada tinggi dan bagian bell untuk nada rendah.
Tentukan Bunyi Jantung (BJ) BJ I : bunyi menutupnya katup Mitral (M) dan
Trikuspidal (T) BJ II : bunyi menutupnya katup Aorta (A) dan Pulmonalis (P). BJ II-A (katup Aorta) pada interkostae 2, linea sternalis kanan. BJ II-P (katup Pulmonalis) --- pada interkostae 2, linea sternalis kiri dan interkostae 3., linea sternalis kiri. BJ I-T (katup Trikuspidalis) --- pada interkostae 4, linea sternalis kiri. BJ I-M (katup Mitralis) --- pada Interkostae 5, Linea Medio Clavicula Sinistra (LMCS)
I (T dan M) adalah bunyi tunggal. Bila pasien disuruh nafas dalam bisa terjadi bunyi yang terbelah (split) karena pada inspirasi dalam tekanan intra torakal berkurang, darah lebih banyak ke paru-paru, artinya atrium kanan dan ventrikel kanan (katup P) sedikit lama daripada ventrikel kiri (katup A). Hal ini disebut normal Splitting. Bila tetap terdengar BJ II split, baik inspirasi maupun ekspirasi merupakan tanda yang spesifik untuk Atrial Septal Defect (ASD) atau Stenosis Pulmonal.
BJ III (kalau ada !): Didengar didaerah M. Sesudah BJ II dengan jarak cukup jauh, tidak
melewati fase diastolik. Nada lebih rendah sehingga digunakan bagian bell stetoskop. Pada anak-anak dan usia muda merupakan hal yang normal. Pada orang dewasa dan lansia bila disertai dengan tanda gagal jantung seperti edema, dispneu maka BJ III merupakan tanda yang cukup jelas. Pada gagal jantung kiri disebut irama Gallop
Diastolik. Fase Sistolik : fase antara BJ I ke BJ II. Fase Diastolik : fase antara BJ II ke BJ I berikutnya. Fase Diastolik lebih lebar (lama) daripada fase Sistolik. Dengarkan baik-baik adakah suara tambahan diantaranya.
Tentukan adanya Bising Jantung (murmur) Murmur adalah fibrasi/getaran yang terjadi
1. 2. 3. 4. 5.
didalam jantung atau pembuluh darah besar, yang diakibatkan oleh bertambahnya arus turbulensi darah. Bila ada tentukan 5 hal dari murmur tersebut : Tempatnya (M,T,P) dan penjalarannya. Terjadia pada fase sistolik atau diastolik ?. Derajatnya. Tinggi rendahnya nada. Kualitasnya.
Derajat Murmur : Hampir tidak terdengar. Terdengar lemah. Agak keras. Keras. Sangat keras. Sampai saat stetoskop diangkat sedikit, masih terdengar jelas.
nadanya.
Kualitas: Crescendo : makin lama makin keras. Descrescendo : makin lama makin
normal, keluhan pasien tidak ada maka hal itu tidak apa-apa, jangan menakuti pasien !. Bila grade 3-6 kasar, menjalar, keluhan pasien sesuai dengan penyakit jantung yang ada maka hal ini baru suatu kelainan jantung, disarankan ada pemeriksaan lanjutan.
Pasien BBB.
Stenosis Aorta.
BJ II-P (KERAS): Stenosis mitral. Gagal jantung kiri. Hipertensi pulmonal. Atrial Septal Defek (ASD). Trunkus Arteriosus.
BJ II-P (LEMAH): Stenosis pulmonal. ASD.
insufisiensi.
BJ II (Splitt pada Ekspirasi): LBBB, Stenosis Aorta. BJ III pada anak kecil, remaja, wanita hamil
normal.
BJ III dengan keluhan gagal jantung (irama
gallop) ditemukan pada gagal jantung atau overload pemberian cairan infus.
Pemerikasaan penunjang
Laboratorium Darah lengkap, Enzim jantung, SGOT, SGPT, CK
MB, Troponin, kolesterol HDL, LDL, faal hepar, faal ginjal dll Sinar X , rongent Electro kardio grap = ECG= EKG Echo Cardio graf Tes toleransi latihan = thread mill Angiografi Kmputer tomografi = CT SCAN MRI = magnetic resonansi Imaging
Prioritas Keperawatan
Mempertahankan /meningkatkan
fungsi kardiovaskular Mencegah komplikasi Memberikan informasi tentang proses dan program pengobatan Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi
Diagnosa keperawatan.
Penurunan curah jantung b.d gangguan
kontraktilitas, gangguan irama jantung Tidak efektifnya perfusi jaringan kardiopulmoner b.d iskemia miokard akut Penurunan perfusi jaringan Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan metabolisme Resiko tinggi infeksi
end