Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4.1 4.1.1
Hasil Penelitian Jumlah Sampel Hasil pengumpulan data didapatkan 3472 sampel pasien yang menajalani rawat jalan di Poliklinik Mata RSUD Al-Ihsan, Kab. Bandung periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.
4.1.2
Angka Kebutaan Berdasarkan hasil penelitian dari 3472 Sampel didapatkan jumlah pasien buta selama periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012 berdasarkan kriteria WHO adalah sebanyak 49 orang atau sebesar 1,4 %.
4.1.3
4.1.3.1 Karakteristik Pasien Buta berdasarkan Buta Satu Mata dan Buta Dua Mata Tabel 4.1. Karakeristik Pasien Buta berdasarkan Buta Satu Mata dan Buta Dua Mata Karakteristik Jumlah Buta dua mata Buta satu mata 17 32 % 34,7 % 65,3 %
Jumlah
49
100%
Dari tabel 4.1. dapat terlihat jumlah pasien buta terbanyak dengan keadaan buta satu mata sebanyak 32 orang dengan persentasi 34,7 %, sedangkan pasien dengan buta dua mata sebanyak 17 orang dengan persentasi 65,3 %.
4.1.4
Prevalensi penyakit penyebab kebutaan pada pasien yang menjalani rawat jalan di Bagian Poliklinik Mata Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan dapat dijelaskan pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Prevalensi Penyakit Penyebab Kebutaan No Diagnosis Jumlah Persentase 27 1 5 3 1 1 2 1 2 55,1 % 2% 10,2% 6,2 % 2% 2% 4,1 % 2% 4,1 %
1 Katarak 2 Glaukoma 3 Miopi 4 Presbiopia 5 Retinopati Hipertensi 6 Ambliopia Anopsia 7 Koloboma 8 Optik Neuritis 9 Uveitis
4 1 1 49
8,2 % 2% 2% 100 %
Berdasarkan tabel 3.2. terlihat bahwa penyebab kebutaan terbanyak adalah disebabkan penyakit katarak sebanyak 27 kasus (55,1%), diikuti myopia sebanyak 5 kasus (10,2%), dan Makula Kornea sebanyak 4 kasus (8,2 %).
4.2 4.2.1
Penelitian yang dilakukan oleh Rizki dan kawan kawan di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan pada tahun 2012 ditemukan jumlah pasien buta sebanyak 49 orang.
4.2.2
Karakteristik Berdasarkan Buta Satu Mata dan Buta Dua Mata Dari tabel 4.1. dapat terlihat jumlah pasien buta terbanyak dengan keadaan
buta satu mata sebanyak 32 orang dengan persentasi 34,7 %, sedangkan pasien dengan buta dua mata sebanyak 17 orang dengan persentasi 65,3 %. Penelitian mengenai hal ini sudah pernah di lakukan pada tahun 2003 oleh beberapa Peneliti
epidemiologi yang melaporkan prevalensi angka kebutaan bilateral (dua mata) di negara berkembang di Asia berkisar 0, 4 % dan kebutaan unilateral (satu mata) berkisar 2,6 %.
Berdasarkan tabel 3.2. terlihat bahwa penyebab kebutaan terbanyak adalah disebabkan penyakit katarak sebanyak 27 kasus (55,1%), diikuti myopia sebanyak 5 kasus (10,2%), dan Makula Kornea sebanyak 4 kasus (8,2 %).
Data Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyebutkan katarak merupakan 50% dari penyebab utama kebutaan di Tanah Air . Direktur Bina Upaya Kesehatan (BUK) Dasar Kemkes dr Dedi Kuswenda mengatakan, dengan meningkatnya usia harapan orang Indonesia,maka prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan juga cenderung meningkat. Sebab katarak merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada usia lanjut. Berdasarkan Survey
Kesehatan Indera tahun 1993-1996, sebesar 1,5% penduduk Indonesia mengalami kebutaan dengan penyebab utama adalah katarak (0,78%), Glaukoma (0,20%), Kelainan
Refraksi (0,14%), Gangguan Retina (0,13%), dan Kelainan Kornea (0,10%). Kebutaan karena katarak kejadiannya diperkirakan 0,1% (sekitar 210.000 orang) per tahun.
Kepala Subdit Kesehatan Khusus,Usila dan Pelayanan Darah Kemkes dr Eko Budi Priyanto menambahkan, banyak faktor yang menyebabkan orang Indonesia lebih rentan mengalami kebutaan karena katarak. Selain karena jumlah usia lanjut yang semakin meningkat, juga faktor cuaca yang panas, dan perkembangan dunia industri yang cukup sigifikan mengeluarkan polusi di udara, radiasi dan lainnya.