Anda di halaman 1dari 8

ASKEP VARICELLA

ASKEP VARICELLA

A. Definisi Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas kedokteran VI). Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000). Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi bagian sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).

B. Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella Zooster. Penamaan virus ini memberi pengertian batuk infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit Varicella, sedangkan reaktivitasnya menyebabkan Heripes Zooster.

C. Patofisiologi Menyebar Hematogen.

Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Sekitar 250 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.

Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia

15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

D. Manifestasi Klinis Masa inkubasi penyakit ini 8 12 hari gejalanya : 1. Demam yang tidak terlalu tinggi 2. Cepat merasa lelah 3. Lelah dan lesu 4. Tidak mau makan, pusing 5. Kadang-kadang sakit perut, sakit punggung, anoreksia 6. Dan timbulnya erupsi kulit.

E. Komplikasi 1. Bekas luka yang menetap 2. Acate Cerebral Ataxia 3. Bayi dibawah usia 28 hari 4. Orang dengan kekebalan tubuh rendah.

F. Penatalaksanaan Pengobatan bersifat simtomatik dengan antiperitik dan analgesic untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Secara lokal dapat diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal ( anti pruritus) seperti menthol, kamforda untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi

sekunder dapat pula diberikan obat-obatan anti virus seperti asiktovir dengan dosis 5 x 400mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik.

G. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas pasien b. Riwayat kesehatan dulu c. Riwayat alergi kulit, reaksi alergi makanan, obat serta zat kimia, dan riwayat kanker kulit. d. Kaji kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membran mukosa, kulit kepala dan kuku. e. Kaji vital sign f. Kaji nyeri g. Kaji nutrisi h. Kaji riwayat imunisasi i. Riwayat kesehatan sekarang

2. Diagnosa Keperawatan Dan Fokus Intervensi a. Hypertermi berhubungan dengan penyakit Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam menujukan temperatur dalan batas Intervensi

1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan R : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien

2) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh R : di rumah sakit 3) Beri kompres hangat di daerah ketiak dan dahi R : kompres hangat memberikan efek vasodilatasi pembuluh darah keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan pasien

sehingga dapat meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui pori-pori 4) Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur / tirah baring R : mencegah terjadinya peningkatan metabolisme tubuh dan membantu

proses penyembuhan 5) Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat R : pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh

6) Monitor dan catat intake dan output dan berikan cairan intravena sesuai program medic R : peningkatan intake cairan perlu untuk mencegah dehidrasi

7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik R : antipiretik berfungsi dalam menurunkan suhu tubuh

b. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis tekanan, koyakan, friksi) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan Intervensi :

1) Terapkan prinsip pencegahan luka dekubitus. R : prinsip pencegahan luka dekubitus, meliputi mengurangi atau merotasi

tekanan dari jaringan lunak. 2) Atur posis pasien senyaman mungkinn R : meminimalkan terjadinya jaringan yang terkena dekubitus

3) Balut luka dengan balutan yang mempertahankan kelembaban lingkungan diatas dasar luka. R : luka yang lembab dapat mempercepat kesembuhan.

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien dapat menerima keadaan tubuhnya Intervensi : 1) Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini. R : memanfaatkan kemampuan dapat menutupi kekurangan.

2) Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan. R : memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan

d. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam terjadi adanya pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan Intervensi : 1) Jelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit

Memberikan kesempatan mengklarifikasi kesalahan persepsi dan

keadaan penyakit yang ada sesuai dengan yang ditangani 2) Tinjau kembali obat-obat yang didapat R : Tidak ada pemahaman terhadap obat-obatan yang dapat merupakan

penyebab kecemasan keluarga e. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam di harapkan mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam Intervensi 1) Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien. R : mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi

2) Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama perawatan kulit. R : mencegah masuknya organisme infeksius

3) Awasi atau batasi pengunjung bila perlu R : mencegah kontaminasi silang dari pengunjung..

4) Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi. R : rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri

5) Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh) R : 6) Awasi tanda vital R : Indikator terjadinya infeksi meningkatkan penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA Djuanda, Adhi. Dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta

Harahap, Marwati. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta

Wong. DonnaL. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai