Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

RENCANA PEMBANGUNAN KEBUN PANGAN (FOOD ESTATE) DESA TEMPURUKAN, KUALA SATONG, LAMAN SATONG KAB. KETAPANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT SELUAS 1.000 HA

INTENS IFIKASI

KEBUN PANGA N

PROBERAS

Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K)

PROGRAM KEMITRAAN

BUMN PEDUL I
SINERJI BUMN BINA LINGKUNGAN

KEBUN PANGA N

PT. INDRA KARYA PT. YODYA KARYA

PT. HUTAMA KARYA PT. BRANTAS ABIPRAYA

PERENCAN A PENGAWA S

KONSTRUK SI

PENGELOL A PENDAMPI NG BUDIDAYA


PT. SANG HYANG SERI

PENDANAA N

PT. PERTAMINA PT. IPC PT. GAS NEGARA PT. ASKES PT. BNI, PT. BRI

1) Perluasan/Pencetakan Sawah adalah suatu usaha penambahan luasan/baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar yang dapat diusahakan untuk usahatani sawah; 2) Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang/galengan, sehingga dapat ditanami padi dengan sistem genangan dan palawija/ tanaman pangan lainnya; 3) Sawah Irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi, baik irigasi teknis, irigasi semi/setengah teknis dan irigasi desa; 4) Sawah Tadah Hujan adalah sawah yang sumber air utamanya mengandal-kan/berasal dari air hujan sepanjang tahun; 5) Sawah Lahan Rawa adalah sawah yang sumber air utamanya mengandal-kan/berasal dari air rawa-rawa, karena keberadaannya memang di lahan rawa-rawa;

6) Survey/Investigasi Calon Lokasi Sawah adalah kegiatan penelitian pada calon lokasi perluasan/pencetakan sawah yang bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk kegiatan perluasan sawah; 7) Desain Perluasan/Pencetakan Sawah adalah peta rancangan teknis (rancangan petak-petak) pada sebidang lahan yang akan dipergunakan sebagai pedoman atau patokan teknis dalam pelaksanaan konstruksi pencetakan sawah;

8) Kemiringan/Kelerangan (Slope) Lahan dapat diklasifikasikan dalam 4 (empat) kelas slope, yaitu: < 5% (datar), 5% - 10% (berombak), 10% 15% (bergelombang), > 15% (berbukit);
9) Pirit (Pyrite) adalah senyawa Fe2S yang biasa terdapat pada tanah yang kerap mengalami genangan. Senyawa ini akan bersifat stabil pada kondisi reduksi (saat tergenang). Senyawa ini akan menjadi masalah ketika mengalami oksidasi (ketika bersentuhan dengan udara). Senyawa pirit yang telah teroksidasi menyebabkan kemasaman pada tanah.

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12)

13)

Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengairan; Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan; Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL; Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2001 tentang Alat dan Mesin Budidaya Tanaman; Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman: Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal; Peraturan Menteri Pertanian No. 58/Permentan/OT.140/8/2007 tentang Pelaksa-naan Sistem Standarisasi Nasional di Bidang Pertanian; Peraturan Menteri Pertanian No. 32/Permentan/OT.140/7/2008 tentang

14) Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air. Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. Kementerian Pertanian. Tahun 2010; 15) Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman Pangan (Perluasan Sawah). Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. Kementerian Pertanian. Tahun 2011; 16) Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman Pangan Pada Lahan Kering. Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. Kementerian Pertanian. Tahun 2011; 17) Pedoman Teknis Rehabilitasi Jaringan Tingkat Usahatani (JITUT) / Jaringan Irigasi Desa (JIDES). Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. Kementerian Pertanian. Tahun 2011; 18) Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram. Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. Kementerian Pertanian. Tahun 2010; 19) Pedoman Teknis Pengembangan Jalan Produksi. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kementerian Pertanian. Tahun 2011; 20) Pedoman Teknis Pengembangan Jalan Usahatani. Direktorat Jenderal

Kegiatan pencetakan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan tadah hujan dan lahan rawa/pasang surut, dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur, dan kriteria tertentu. Khusus untuk pencetakan sawah di Kabupaten Ketapang ini dilakukan pada lahan tadah hujan.

NORMA
1) Pencetakan sawah pada lahan tadah hujan merupakan upaya untuk menambah luasan baku lahan sawah yang dilakukan di daerah yang belum beririgasi, tetapi yang sudah mempunyai jaringan kanal-kanal atau irigasi sederhana sampai pada tingkat tersier atau akan dibangun jaringan tersebut yang selesainya bersamaan dengan sawah dicetak. 2) Pembukaan lahan baru ini dilakukan dalam satu hamparan sehingga dapat terairi seluruhnya.

3) Lahan harus berada dalam kawasan budidaya dan bukan berada dalam kawasan hutan.

STANDAR TEKNIS 1) Berada dalam 1 (satu) hamparan kompak dengan luas > 10 (sepuluh) hektar. 2) Berada pada lahan dengan kemiringan (slope) < 5% (datar). 3) Dekat dengan pemukiman penduduk. PROSEDUR 1) Identifikasi Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL). 2) Survey/Investigasi dan Penetapan Lokasi. 3) Detail Engeneering Design (DED). 4) Pekerjaan Konstruksi (Land Clearing hingga Land Levelling). 5) Pekerjaan pendukung lainnya.

KRITERIA 1) Tersedia sumber air bagi jaringan irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali musim tanam. 2) Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku. 3) Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih dengan program/kegiatan lainnya. dalam

4) Di sekitarnya terdapat penduduk yang berprofesi sebagai petani sawah, baik yang telah membentuk kelompok tani atau belum berkelompok. 5) Lokasi mudah diakses dan dekat dengan jalan desa. 6) Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.

KEBUN PANGAN (FOOD ESTATE) = Model Pengelolaan Pertanian Secara Terintegrasi Dalam 1 (satu) hamparan kompak, dengan luasan signifikan, yang memadukan semua sektor dan subsektor agribisnis serta berbasis korporasi (Deptan, 2007).

1. Kawasan pembangunan kebun pangan di Desa Tempurukan, Desa Kuala Satong, Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara ditargetkan seluas 1.000 Ha yang terbagi dalam 2 (dua) tahapan pengerjaan, yaitu seluas 500 Ha (Tahap-1) dan seluas 500 Ha (Tahap-2). 2. Luasan maksimal lahan milik petani yang akan dijadikan kebun pangan adalah 5 Ha/KK.

3. Memiliki Jalan Usahatani. Kebutuhan panjang jalan usahatani dalam areal kebun pangan: a) Dalam 1 Ha lahan dibutuhkan jalan usahatani sepanjang 200 m; b) Dapat dilalui kendaraan, minimal roda 3.

Kebutuhan ALSINTAN:

POTENSI LAHAN Dari Berbagai Sumber: - Pemda Kabupaten - Inkoptan - Masyarakat SURVAI PENDAHULUAN - Lokasi dan pengukuran - Sumber air dan vegetasi - Status dan Peruntukan lahan SURVAI KESESUAIAN LAHAN - Jenis tanah - Kualitas air - Dan lain-lain SOSIALISASI (3 tahap) - SKPD, Perangkat Kec/Desa, Tokoh Masy, Polsek/Koramil - Petani Pemilik Lahan. PT INDRA KARYA Perencanaan: - Detail Enginering Design (DED) - Master Plan

PETA/LUAS POTENSI

BATAL

Potensi Bermasalah

PETA/LUAS INDIKATIF

BATAL

Potensi Bermasalah

Untuk Pemilik Lahan: 1. Menandatangani Pernyataan Kesediaan Mengikuti Program Kebun Pangan. 2. Pemenuhan syarat PKS FC KTP + SKT/Sertifikat. 3. Petandatanganan PKS yang dilegalisir Notaris.

- PETA/LUAS DEFINITIF. - DAFTAR NAMA PEMILIK LAHAN DAN LUASNYA.

PT YODYA KARYA - Pengawas

PT HUTAMA KARYA PT BRANTAS ABIPRAYA - Konstruksi

LAHAN SIAP BUDIDAYA / SIAP OLAH

TIDAK/KURAN G SESUAI

PT SANG HYANG SERI - Evaluasi Hasil Pekerjaan Konstruksi

PT SANG HYANG SERI - BUDIDAYA

Survey Tata Batas Kawasan Areal Kebun Pangan: Pengukuran detil a. Deliniasi positioning; b. terestrial; c. Stake-Out posisi ke dalam peta areal Pemasangan d. kerja; Pemasangan e. Benchmark; tugu/patok tata batas areal kerja. Survey Tata Batas Kawasan juga dikenal sebagai ground survey, yaitu kegiatan untuk memas-tikan dan mengukuhkan bahwa areal yang dicadangkan tidak over-lapping dengan areal penca-dangan lainnya atau areal kerja milik konsesi lainnya.

Penyusunan Master Plan Pembangunan Kebun Pangan: a. Penyusunan Rencana Tata Ruang Areal Kebun Pangan sebagai Pedoman dalam Pengemba-ngan dan b. Terdiri dari: Penyusunan Visi Pengelolaan Kawasan. dan Misi, Penyu-sunan Rencana Zonasi Perencanaan Ruang, Estimasi Rencana Anggaran Biaya, dan Taha-pan Rencana Zonasi Perencanaan Ruang Kebun Pangan, Pelaksanaan Pembangunan diantaranya: Zona Pertanian Utama, Fisik.Zona Hidrologi (Tata Air), Zona Infrastruktur Utama (Pergudangan, Rice Milling Unit, Sumber Energi, Perumahan) Zona Infrastruktur Pendukung (Fasilitas Umum, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Pendukung

Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Kebun Pangan: a. Penyusunan Kajian Kelayakan Sosial Ekonomi Lingkungan dan Finansial Pembangunan Kebun dari: Pangan. b. Terdiri Penyusunan Rencana Kelola Kawa-san, Rencana Kelola Usaha, Kelembagaan Pengelola, Estimasi Finansial Usaha, dan Usulan Alternatif Skema Pendanaan.

Penyusunan DED Pembangunan Kebun Pangan: a. Penyusunan peta situasi pencetakan sawah, peta rancangan desain sawah, peta jaringan irigasi dan tata air mikro; b. Terdiri dari: Pengukuran dan pengumpulan data mengenai kondisi ketersediaan lahan, kesesu-aian lahan dan kelayakan lahan, tata air makro dan mikro c. Menjadi dasar bagi pekerjaan konstruksi sawah dan eksisting, pencetakan dll. konstruksi sarana pendukung lainnya, seperti jalan usaha tani, jalan poros utama, lokasi emplasemen (areal pergudangan, rice milling unit/penggilingan gabah, perbengkelan, dll). Tanpa DED yang memadai dan tepat waktu, pekerjaan konstruksi tidak akan

Potensi Luasan Lahan di Desa Kuala Satong & Laman Satong, Kec. Matan Hilir Utara, Kab. KETAPANG Seluas 500 HA Potensi Luasan Lahan di Desa Tempurukan, Kec. Matan Hilir Utara, Kab. KETAPANG Seluas 500 HA

1) Potensi luasan indikatif areal yang berada di Desa Tempurukan, Kec. Matan Hilir Utara yang telah di-tracking seluas 500 Ha; 2) Sedangkan potensi luasan indikatif areal di sekitarnya dapat mencapai hingga 2.950 Ha. Namun potensi luasan indikatif ini masih berupa areal HPK dan belum sempat di-tracking secara langsung; 3) Dengan demikian, potensi luasan indikatif secara keseluruhan di Desa Harapan Baru dapat mencapai 3.450 Ha bruto (kotor); 4) Lokasi potensi areal di Desa Tempurukan berada dalam Daerah Rawa (DR) Sei Awan Kompleks yang memiliki luasan 3.500 Ha; 5) Secara geografis, lokasi areal tersebut terletak ke arah selatan dari Kota Ketapang dan berjarak lebih kurang 20 Km; 6) Desa Tempurukan berbatasan dengan Desa Sei Awan Kiri (Selatan), Desa Kuala Satong (Utara) dan Selat Karimata (Barat) dan HPK (Timur).

HPK 2.913 HA

1) Secara umum, areal 500 Ha memiliki topografi datar dengan kemiringan lereng (slope) < 5%; 2) Status peruntukan lahannya adalah areal penggunaan lain (APL), dan termasuk dalam daerah rawa (DR) Sei Awan Kompleks yang memiliki luasan 3.500 Ha; 3) Di dalam areal terdapat jaringan drainase primer dan sekunder yang berhulu di Sungai Pawan (di sebelah timur) dan bermuara hingga ke laut (di sebelah barat).

4) Sebagian areal, terutama yang berada pada sisi sebelah timur yang berdekatan dengan Sungai Pawan memiliki karakteristik tanah pasir. Bahkan ditemui bukit-bukit pasir dan hamparan padang pasir yang ditumbuhi oleh tegakan vegetasi dengan intensitas kerapatan sedang;

5) Hamparan pasir ini, dipergunakan oleh masyarakat sebagai bahan material untuk membangun rumah dan pemukiman, pengerasan jalan desa dan lainnya;

NO
A 1 2 3

KEGIATAN
PERENCANAAN & DESIGN SURVEY, IDENTIFIKASI & SOSIALISASI MASTER PLAN, FEASIBILITY STUDY & DED PENGAWASAN, MONITORING & EVALUASI TOTAL A

BIAYA (Rp.)
2.700.000.000,00 7.328.906.000,00 1.864.980.000,00 11.893.886.000,00 22.935.628.571,42 34.403.442.857,14 28.669.535.714,28 14.334.767.857,14 100.343.374.999,98 112.237.260.999,98 11.223.726.100,00 123.460.987.099,98 41.153.662,37

B 1 2 3 4

PENCETAKAN SAWAH 3000 HA LAND CLEARING LAND LEVELLING & LAND DEVELOPMENT IRIGASI PRIMER & SEKUNDER IRIGASI TERSIER TOTAL B TOTAL A + TOTAL B PPN 10% TOTAL BIAYA BIAYA PER HA

1) Dengan anggaran biaya pencetakan sawah adalah Rp. 41.153.662,37 per hektar, maka anggaran Rp. 35 M yang disediakan oleh PT. BRI (Persero) akan diperuntukan bagi pembangunan sawah seluas 850 Ha; 2) Terdapat luasan kompak 1.000 Ha yang berada di Desa Tempurukan, Desa Kuala Satong dan Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat;

TATA WAKTU PEMBANGUNAN KEBUN PANGAN SELUAS 1.000 HA


KABUPATEN KETAPANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2013 NO AKTIVITAS 1 A. PERSIAPAN INTERNAL 1. 2. 3. 4. 5. KONSOLIDASI INTERNAL TIM PKP ROAD MAP PKP KETAPANG MOBILISASI TIM LAPANGAN ADMINISTRASI & PENGANGGARAN SARANA & PRASARANA JANUARI 2 3 4 1 FEBRUARI 2 3 4 1 MARET 2 3 4 1 APRIL 2 3 4 1 MEI 2 3 4 1 JUNI 2 3 4 1 JULI 2 3 4 1 AGUSTUS 2 3 4 1 SEPTEMBER 2 3 4 1 OKTOBER 2 3 4

B. KEGIATAN LAPANGAN 1. 3. 4. 5. 6. KEGIATAN-1 (SHS) KEGIATAN-2 (SHS) KEGIATAN-3 (SHS) KEGIATAN-4 (SHS) SOSIALISASI TATA BATAS MASTER PLAN FEASIBILITY STUDY AMDAL SOSIALISASI KECAMATAN, DESA & MASYARAKAT IZIN AMDAL SERTIFIKASI LAHAN

C. PERIZINAN LAINNYA 1. 2. BADAN LINGKUNGAN HIDUP BADAN PERTANAHAN NASIONAL

D. MONITORING & EVALUASI 1. 2. ROUTINE MEETING SUPERVISI LAPANGAN

E. PEKERJAAN FISIK 1. 2. 3. 4. KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS DETAIL DESIGN ENGENERING (DED) LAND CLEARING & LAND LEVELING JARINGAN IRIGASI PRIMER, SEKUNDER, TERSIER MANAJEMEN KONSTRUKSI, MONITORING, OPNAME, EVALUASI, SUPERVISI & USULAN REVISI

F. SEREMONIAL 1. PENYERAHAN PEKERJAAN

Anda mungkin juga menyukai