Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Visi pembangunan dibidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, yang diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat. Indonesia sehat 2010 dimaksudkan juga untuk mendorong agar masyarakat dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata guna mencapai derajat kesehatan yang optimal (Depkes I, 200!". #asyarakat yang sehat tidak hanya sehat jasmani tetapi juga sehat rohani, tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek $isik, mental dan sosial serta tidak hanya terbebas dari penyakit. Semua aspek tersebut akan mempengaruhi penampilan dan performance setiap indi%idu dalam melakukan akti%itas sehari&hari seperti bekerja, berkarya, berkreasi dan melakukan hal&hal yang produkti$ serta berman$aat. 'esehatan, pendidikan dan pendapatan setiap indi%idu merupakan tiga $aktor utama yang sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu setiap indi%idu berhak dan harus selalu menjaga kesehatan yang merupakan modal utama agar dapat hidup produkti$, bahagia dan sejahtera (()rul ()*ar, 200!". +ingkat kesejahteraan suatu bangsa dapat di lihat dari tingkat kesehatan penduduknya, oleh karena itu kesehatan dan kesejahteraan penduduk adalah tanggung ja*ab bersama. ,ntuk me*ujudkan tujuan tersebut diperlukan

keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga angka kematian dan kesakitan dapat di cegah. (ngka

kesakitan dan kematian di negara ini masih terhitung tinggi, penyebab utamanya adalah penyakit in$eksi. -ila penyakit tersebut tidak ditangani dengan baik menimbulkan dampak negati$ pada anak dikemudian hari, penyakit yang sering terjadi diantaranya diare, Typhus Abdominalis, (s$iksia, IS.(, tuberculosis, .nemonia, anemia, thalasemia neprotik sindrom dan kejang ( /irlan, 2000 " #enurut data dari Word Health Organization ( 1/2 " bah*a Indonesia mendapatkan urutan ke lima setelah 3egara (merika, kasus demam typoid di Indonesia masih cukup tinggi berkisar antara 40! 5 610 kasus 7 100.000 penduduk7tahun. Di Indonesia sendiri kota yang penduduknya paling banyak menderita penyakit +ypus (bdominalis adalah 'ota 8akarta yaitu 20 ribu penduduk pertahun( .ro$il Dinkes 8akarta 200!" . Insiden tertinggi didapatkan pada anak&anak. 2rang de*asa sering mengalami in$eksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur 12 tahun keatas adalah 90: 5 60:, penderita umur antara 12 dan 40 tahun adalah 10: 5 20:, penderita antara 40 5 !0 tahun adalah 0: 5 10:, dan hanya 0: 5 10: diatas !0 tahun (1aluyo, 2006". Di .ro%insi -engkulu tahun 2009 penyakit typoid menempati urutan ke ! dari sepuluh besar penyakit menular setelah penyakit in$luen)a dan Diare ( Dinkes .ropinsi -engkulu,2009". -erdasarkan hasil data dari Dinas 'ota -engkulu dari tahun 2006 jumlah kasus typoid sebanyak 1960 orang dan pada tahun 200;

sebanyak 2.000 orang terlihat bah*a typoid masih merupakan penyakit yang tiap tahunnya meningkat. Dari 19 .uskesmas yang ada di 'ota -engkulu .uskesmas (nggut (tas yang paling tinggi kasus kejadian typoid. Dengan rincian .uskesmas 8embatan 'ecil 02 orang, 8alan <edang 19! orang, =ingkar -arat !! orang, =ingkar +imur 0 orang 'uala =empuing 60 orang, 3usa Indah 22> orang, Sa*ah =ebar ;1 orang, (nggut (tas 410 orang, .asar Ikan 4> orang, 'ampung -ali > orang, Sukamerindu 204 orang, atu (gung 206 orang, -eringin aya 116 orang, -asuki ahmat 1!1

orang, -etungan 42 orang, 'andang 42 orang, .adang Serai 0. ( Dinkes, 2006". +ahun 200; dengan rincian .uskesmas 8embatan 'ecil 46 orang, 8alan <edang 60 orang , =ingkar -arat 2!0 orang, =ingkar +imur 0 orang, 'uala =empuing 110 orang, 3usa Indah 240 orang, Sa*ah =ebar 90 orang, (nggut (tas !>4 orang, .asar Ikan 101 orang, 'ampung -ali 6 orang, Sukamerindu 11; orang, atu (gung 166 orang, -eringin aya 11! orang, -asuki ahmat 102 orang,

-etungan 106 orang, 'andang 1; orang, .adang Serai 0. ( Dinkes, 200;". Dari data diatas dapat dilihat bah*a jumlah penderita yang paling tinggi terdapat pada .uskesmas (nggut (tas, dengan jumlah penderita tahun 2006

sebanyak 410 orang dan pada tahun 200; meningkat dengan jumlah penderita sebanyak !>4 orang. .enyakit ini meskipun sudah dinyatakan sembuh, namun penderita belum dikatakan sembuh total karena mereka masih dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain (bersi$at carrier". .ada perempuan kemungkinan untuk menjadi

carrier 4 kali lebih besar dibandingkan pada laki&laki. Sumber penularan utama ialah penderita demam enterik itu sendiri dan carrier, yang mana mereka dapat mengeluarkan berjuta&juta kuman Salmonella typhi dalam tinja dan tinja inilah yang merupakan sumber pencemaran. 8ika demam ti$oid sudah tergolong berat, akan sulit diobati karena sudah terlanjur terjadi komplikasi. #isalnya, bakteri sudah membuat usus bocor (per$orasi" sehingga timbul pendarahan ketika buang air besar.( asmilah, 2001" Serangan lainnya adalah ke paru&paru yang membuat penderita sulit bernapas. ?ang lebih parah, jika bakteri sudah masuk ke otak seseorang akan kejang&kejang, tak sadarkan diri, bahkan koma beberapa saat. 'ekambuhan atau berulangnya gejala penyakit typoid ini akan terjadi berlangsung ringan dan lebih singkat. +erjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali. /al ini terjadi karena terdapatnya basil dalam organ 5 organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun )at anti. #ungkin terjadi pada *aktu penyembuhan tukak, terjadi in%asi basil bersamaan dengan pembentukan jaringan( Silalahi, 2010" +ingkat kemungkinan kambuh lagi, sampai 10 persen, selain itu lingkungan yang tidak bersih seperti membuang sampah sembarangan dapat berkembangnya bakteri Salmonella typhi. +idak seperti %irus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis.((rlin, 200>"

-agi seseorang yang pernah menderita typoid sebaiknya mengurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga dan harus selalu menjaga stamina, karena sesorang yang pernah menderita penyakit ini akan lebih mudah kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita typus.(Darus$m, 2006" .asien harus istirahat total, minimal sampai 4 hari bebas panas, selain itu kebersihan lingkungan juga sangat mempengaruhi cepatnya proses

penyembuhan. 2leh karena itu penyakit typoid ini masih perlu mendapatkan perhatian khusus disamping angka kesakitannya yang semakin tinggi, penyakit ini juga dapat menimbulkan kematian apabila tidak ditangani secara cepat, untuk itu dapat diperlukan system ke*aspadaan dini yang tepat. Setelah dilakukan *a*ancara pada 10 orang ibu yang berkunjung ke puskesmas tentang pengetahuan cara pera*atan penderita typoid terdapat > orang (>0:" ibu sudah mengetahui beberapa cara pera*atan penderita typoid dan ! (!0:" yang belum mengetahui cara pera*atan penderita typoid. -erdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik dan berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul @hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pera*atan dengan kekambuhan penderita typoid di *ilayah kerja (nggut (tas 'ota -engkulu +ahun 2010.

B. Rumusan Masalah -erdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka permasalahan adalah belum diketahuinya tingkat pengetahuan ibu tentang cara pera*atan penderita typoid di *ilayah kerja .uskesmas (nggut (tas 'ota -engkulu . .ertanyaan penelitian A apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang cara pera*atan dengan kekambuhan penderita typoid di *ilayah kerja (nggut (tas 'ota -engkulu +ahun 2010. C. Tujuan Penelitian 1. +ujuan ,mum #engetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pera*atan

dengan kekambuhan penderita typoid di *ilayah kerja (nggut (tas 'ota -engkulu tahun 2010. 2. +ujuan 'husus a. #engetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang cara pera*atan penyakit typoid di *ilayah kerja .uskesmas (nggut (tas 'ota -engkulu tahun 2010. b. #engetahui gambaran kekambuhan penderita typoid di *ilayah kerja .uskesmas (nggut (tas 'ota -engkulu 2010. c. #engetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pera*atan dengan kekambuhan penderita typoid di *ilayah keja .uskesmas (nggut (tas 'ota -engkulu tahun 2010.

>

D. Manfaat Penelitian 1. -agi +empat .enelitian Dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan serta memperluas *a*asan masyarakat tentang cara pera*atan penyakit typoid. B2. -agi Institusi .endidikan Diharapkan pihak institusi dapat bekerjasama dengan dinkes untuk

memberikan penyuluhan serta in$ormasi tentang cara pera*atan typoid bagi masyarakat 'ota -engkulu dan sebagai bahan bacaan pada mahasis*a dan sumber pustaka tentang cara pera*atan penyakit typoid. 4. -agi .eneliti =ain /asil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam penelitian selanjutnya. E. easlian Penelitian -erdasarkan kepustakaan yang peneliti telusuri belum ada yang pernah melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pera*atan dengan kekambuhan penderita typoid di *ilayah kerja .uskesmas (nggut (tas 'ota -engkulu, tetapi ada peneliti sebelumnya yang meneliti kasus +ypoid . 1. -obi Susanti ( 200> " <ambaran tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu yang anaknya demam typoid di uang #elati S,D Dr. #. ?unus -engkulu. pengembangan

Dengan hasil ibu dengan pendidikan rendah biasanya mempunyai pengetahuan kurang tentang demam typoid. 2. #isna*ati ( 200; " <ambaran tingkat pengetahuan dan sikap keluarga tentang diet pada penderita typhus di ruang ra*at inap #elati (C2" S,D Dr. #. ?unus -engkulu 200;D. Dengan hasilA a. +ingkat pengetahuan responden mayoritas termasuk kedalam kateori tinggi yaitu tingkat pengetahuan dari 4> responden tentang diet bagi penderita typhus mayoritas berkategori tinggi yaitu (92,2 :". b. Sikap keluarga terhadap diet bagi penderita typhus mayoritas 42 (66,6.:" responden mempunyai sikap yang baik terhadap diet bagi penderita typhus. berjumlah 2>

Anda mungkin juga menyukai