Bab Iv

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Analisis Univariat a.

Karakter Sampel Berdasarkan Usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Usia No 1 2 3 4 5 Usia 21 32 50 55 61 Total Frekuensi 2 1 1 1 1 6 Persentase (%) 33,3 16,7 16,7 16,7 16,7 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berusia 21 tahun sebanyak 2 responden (33,3%) serta yang berusia 32, 50, 55 dan 61 masing-masing sebanyak 1 responden (16,7%).

b. Kategori Reproduksi Karakteristik responden berdasarkan kategori reproduksi dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Karakter Berdasarkan Kategori Reproduksi No 1 2 Kategori Reproduksi Usia Subur Usia Menopause Total Frekuensi 3 3 6 Persentase (%) 50,0 50,0 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden yang masuk kedalam katergori menopause sebanyak 3 responden (50%) dan yang masuk kedalam kategori usia subur sebanyak 3 responden (50%).

23

24

c. Karakter Sampel Berdasarkan Kadar Kalsium (Ca) 1) Karakteristik Sampel Berdasarkan Kadar Kalsium (Ca) Pada Wanita Usia Menopause Karakteristik responden berdasarkan kadar kalsium (Ca) pada wanita usia menopause dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Karakter Berdasarkan Kadar Ca Wanita Menopause No Kadar Ca (ppm) Frekuensi Presentase (%) 1 30,44 1 33,3 2 31,39 1 33,3 3 32,96 1 33,3 Total 3 100,0 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden wanita usia menopause memiliki kadar kalsium yang berbeda. Kadar kalsium terendah adalah 30,44 ppm dan kadar kalsium tertinggi adalah 32,96 ppm. 2) Karakteristik Sampel Berdasarkan Kadar Kalsium (Ca) Pada Wanita Usia Subur Karakteristik responden berdasarkan kadar kalsium (Ca) pada wanita usia subur dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Karakter Berdasarkan Kadar Ca Wanita Usia Subur No 1 2 3 Kadar Ca (ppm) Frekuensi Presentase (%) 22,97 1 33,3 24,26 1 33,3 26,15 1 33,3 Total 3 100,0 Berdasarkan Tabel 4.4 responden wanita usia subur memiliki

kadar kalsium yang berbeda. Kadar kalsium terendah adalah 22,97 ppm dan kadar kalsium tertinggi adalah 26,15 ppm.

25

2. Analisis Bivariat a. Perbandingan Kadar Kalsium Saliva Perbandingan kadar kalsium wanita usia menopause dan wanita usia subur dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Perbandingan Kadar Ca Wanita Usia subur dan Menopause No 1 2 Kategori Usia Subur Menopause Mean 24,46 31,96 Std. Deviasi 1,59 1,27 Std. Error Mean 0,92 0,73

Berdasarkan Tabel 4.5 rerata kadar kalsium (Ca) saliva pada wanita usia menopause lebih tinggi daripada kadar kalsium (Ca) saliva pada wanita usia subur. b. Pengujian Independent Sample T- Test Hasil uji beda menggunakan independent sample t-test kadar kalsium (Ca) saliva pada wanita usia subur dan wanita menopause dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji T-Test Kadar Kalsium sig. (2-tailed) Mean Difference Kadar Ca ,004 -7,13

Std. Error Difference 1,18

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil uji beda menggunakan independent t-test menghasilkan nilai sig 0,004 yang berarti nilai p<0,05 . Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar kalsium antara wanita usia subur dengan wanita menopause.

26

B. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna kadar kalsium (Ca) saliva pada wanita menopause dan wanita usia subur. Rata-rata kadar kalsium pada menopause lebih tinggi daripada rata-rata pada wanita usia subur. Perbedaan rata-ratanya sebesar 6,53 ppm. Menurut penelitian Sah dkk. (2012) kadar kalsium pada manusia dalam kondisi sehat dengan usia 20-45 tahun sebesar 0,51 0,27 mmol atau sama dengan 20,44 10,82 ppm. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata kadar saliva pada wanita usia subur masuk kedalam kadar normal yaitu sebesar 24,46 ppm, tetapi untuk wanita usia menopause kadar kalsium saliva lebih tinggi yaitu sebesar 31,96 ppm. Kadar kalsium saliva dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : 1. Jenis kelenjar, sebagian besar berasal dari kelenjar submandibularis. 2. Stimulus, dalam keadaan tanpa stimulasi sebagian besar saliva berasal dari
kelenjar submandibularis, sedangkan dalam keadaan terstimulasi sebagian besar berasal dari kelenjar parotis.

3.

Laju aliran saliva, paling berpengaruh terhadap kadar komponen saliva.

4. Ritme biologis, kadar kalsium saliva pada pagi dini hari menurun. 5. Penyakit sistemik 6. Pengaruh obat-obatan (Dawes, 2008). Pada wanita menopause tingginya kadar kalsium dipengaruhi oleh produksi hormon. Dimana pada usia menopause terjadi ketidakseimbangan hormon yaitu hormon progesteron dan estrogen. Hormon yang paling berpengaruh pada kasus ini adalah hormon estrogen. Hormon estrogen mempengaruhi saliva, dimana komposisi saliva pada wanita menopause tergantung pada kadar estrogen tetapi hormon estrogen tidak mempengaruhi laju saliva. Konsentrasi kalsium dalam saliva rendah selama ovulasi dimana saat ovulasi tingkat estrogen dalam tubuh tinggi. Penurunan hormon wanita terutama estradiol, menekan penyerapan kalsium di usus yang menyebabkan peningkatan konsentrasi hormon paratiroid serum dan resorpsi tulang ditingkatkan. Semua

27

hal di atas menunjukkan bahwa peningkatan estrogen (ovulasi, kehamilan, dan HRT) dikaitkan dengan penurunan konsentrasi kalsium saliva sehingga rendahnya tingkat estrogen pada wanita menopause mempengaruhi jumlah kalsium secara umum dan konsentrasinya di dalam saliva (Hosseini dkk., 2006). Perubahan rongga mulut pada wanita usia menopause terjadi hampir 2090% (Guncu dkk., 2005). Ketidaknyamanan dalam rongga mulut disebabkan oleh perubahan kuantitas dan kualitas saliva. Perubahan lain yang terjadi didalam rongga mulut adalah perubahan mukosa mulut karena berkurangnya
tingkat estrogen pada epitel berkeratin bersama dengan penurunan sekresi saliva pada wanita menopause. Hal ini terjadi bervariasi dari warna yang menjadi pucat sampai ke kondisi yang dikenal sebagai gingivostomatitis menopause, ditandai dengan gingiva kering, mengkilap, mudah berdarah pada probing dan saat

menyikat gigi, serta berkurangnya laju saliva (Mojabi dkk., 2007).

Kadar kalsium yang tinggi dalam saliva dapat menyebabkan jaringan pendukung gigi menjadi inflamasi. Prosesnya terjadi diawali dengan kalsium pada saliva yang dengan mudah diambil oleh plak sehingga akan terbentuk kalkulus yang akan menjadi retensi perlekatan plak dan bakteri. Iritasi yang lama dari mikroba akan memicu terjadinya inflamasi atau gingivitis sehingga tidak hanya dianggap sebagai penyebab periodontitis, tetapi juga secara signifikan berkaitan dengan kesehatan gigi (Sah dkk., 2012). Kekurangan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel saliva pada wanita usia subur tidak memperhatikan pada siklus menstruasi sehingga berpengaruh terhadap kadar kalsium saliva. Kadar kalsium saliva dipengaruhi oleh jumlah estrogen didalam tubuh. Jika pengambilan sampel dilakukan pada saat menstruasi jumlah estrogen dalam tubuh menurun, sebaliknya jika

pengambilan dilakukan pada saat ovulasi jumlah estrogen didalam tubuh mengalami peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai