Anda di halaman 1dari 28

Proposal Teknis

KELOMPOK 5
Ariga Rahmad S Wahyu Hidayat Afdol Galih Bayu Arief T Nur Ratna M Tita Widyawati Dyah Candrarini Yuniar Rizka Ninik Wahyuning Tyas Gita Amalia O

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA L/O/G/O FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Dalam merencanakan suatu wilayah diperlukan langkah-langkah yang runtut dan jelas sehingga didapatkan output berupa perencanaan yang mampu mengarahkan kepada keadaan yang lebih baik di masa depan. Peran perencanaan wilayah kini menjadi substansi yang penting dalam merencanakan pertumbuhan dan perkembangan wilayah, sehingga ke depannya, wilayah tersebut dapat memenuhi kebutuhan penduduknya sekaligus mampu berkompetisi dengan wilayah di sekitarnya. Sistem perencanaan wilayah seperti yang diatas yang diharapkan dapat dilakukan di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora (wilayah studi). Kecamatan Kedungtuban merupakan salah satu kecamatan yang letaknya berdekaan dengan Blok Cepu, yaitu suatu kawasan pertambangan minyak dan gas yang berada di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora dengan jarak kurang lebih 12 Km. Dilihat dari Kabupaten Blora dalam Angka Tahun 2009, hasil Pendataan Sosial Ekononi (PES) 2005 didapatkan presentase rumah tangga miskin di Kecamatan Kedungtuban mencapai 45,80% dan merupakan kecamatan yang mempunya presentase miskin kedua setelah Kecamatan Sambong.

LATAR BELAKANG

Kegiatan studio proses perencanaan ini memiliki tujuan yaitu agar dapat mengenali dan mengetahui potensi, karakteristik wilayah serta identifikasi permasalahan di wilayah studi yang ditinjau darisegi fisik dan non fisik, memahami permasalahan untuk kemudian dapat merumuskan rekomendasi tindak lanjut berdasarkan permasalahan tersebut. Proposal teknis ini digunakan untuk rancangan kegiatan lapangan, pedoman pengamatan lapangan, pengolahan data pasca kegiatan lapangan, identifikasi masalah, penstrukturan masalah dan menyampaikan hasil dari studio proses perencanaan sebagai tahap awal untuk mengenali dan mengetahui potensi dari Kecamatan Kedungtuban.

Tujuan...

Sasaran
Sasaran yang digunakan dalam mencapai tujuan pada studi ini diantaranya: Mengenali Kecamatan Kedungtuban Membuat rancangan dan rincian kegiatan lapangan untuk mendapatkan data yang akan diolah Menginterpretasi data Menganalisis potensi dan permasalahan di Kecamatan Kedungtuban Menyusun tujuan perencanaan Menyusun konsep perencanaan yang akan direncanakan pada Kecamatan Kedungtuban Menyusun arahan dan rekomendasi untuk Kecamatan Kedungtuban

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Substansial
Ruang lingkup substansial dalam proposal teknis ini secara garis besar membahas mengenai impresi awal (gambaran umum) wilayah studi, penyusunan rancangan kegiatan, serta penyusunan rencana kerja, yang masing-masing tersusun dalam satu bab, dengan detail lingkup tiap aspek bahasan sebagai berikut: 1. Konteks Wilayah Studi 2. Karakteristik Kecamatan Kedungtuban 3. Kebutuhan Data 4. Metode dan teknik yang dipergunakan 5. Preparat/ Alat Bantu Kegiatan Lapangan 6. Jadwal Waktu Kegiatan 7. Alokasi/ Mobilisasi Personil 8. Organisasi kerja

Ruang Lingkup Spasial Ruang lingkup spasial dalam proposal teknis ini meliputi Kecamatan Kedungtuban, Blora, yang memiliki batas administratif sebagai berikut: Utara : Kecamatan Jepon Selatan : Kecamatan Randublatung Timur : Kecamatan Sambong Barat : Kecamatan Kunduran

Karakteristik Wilayah
Konteks Wilayah Studi Secara geografis Kecamatan Kedungtuban, Blora terletak di antara 70649.98S dan 1112831.87T.
Konstelasi Kecamatan Kedungtuban dengan Kabupaten Blora Kecamatan Kedungtuban dengan jumlah penduduknya sebesar 54.220 pada tahun 2010 merupakan salah satu kecamatan yang memiliki pertumbuhan PDRB tertinggi setelah Kecamatan Blora yaitu sebesar 5,71%. Selain itu Kecamatan Kedungtuban juga merupakan kecamatan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Blora yaitu sebesar 4,04%. Sehingga Kecamatan Kedungtuban menjadi salah satu kecamatan yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan Kabupaten Blora.

Karakteristik Fisik Wilayah

Kelerengan : 0-8% Curah Hujan: 1500-2500 mm/tahun Jenis Tanah : Alluvial, Gromosol, Mediteran Berdasarkan topografi Kecamatan Kedungtuban yang berkisar 0-8%, curah hujan sebesar 1500-2000 mm/tahun dan jenis tanah yaitu Alluvial, Gromosol, dan Mediteran, Kecamatan Kedungtuban ini cocok untuk dijadikan kawasan permukiman.

KARAKTERISTIK PENGGUNAAN LAHAN

Luas Kecamatan Blora adalah sebesar 10685,831 Ha dengan dominasi penggunaan lahan didominasi oleh sawah dan hutan. Sawah : 4.672,410 Ha Pekarangan : 1.182,542 Ha Tegalan : 1.087,392 Ha Hutan : 3.559,427 Ha Lain-Lain : 184,060 Ha

Karakteristik Demografi Kecamatan Kedungtuban merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Blora dengan jumlah penduduk yang cukup banyak. Pada tahun 2010 jumlah penduduk kecamatan ini mencapai 54.220 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 26.813 dan perempuan sebanyak 27.407. Pada tahun yang sama, jumlah kelahiran pada kecamatan kedungtuban ini sebesar 560 dengan jumlah kelahiran laki-laki sebanyak 278 dan perempuan sebanyak 282 sehingga tingkat kelahiran/ 1000 penduduk pada kecamatan ini adalah 10 jiwa / 1000 penduduk. Jumlah kelahiran sebesar 10 jiwa/1000 penduduk ini cukup rendah. Di kecamatan kedungtuban, hampir 50% penduduknya termasuk dalam kategori kurang mampu. Menurut hasil pendataan sosial ekonomi tahun 2005, jumlah keluarga kurang mampu yaitu sebesar 45,80% dengan rincian sangat miskin sebesar 7,29%, miskin 26,20% dan hampir miskin sebesar 12,36%.

Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis kelamin


Kelurahan Laki-Laki Perempuan No Kelurahan

Klasifikasi Kesejahteraan
Prasejahtera Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III Plus

Gondel Ketuwan Jimbung Panolan Klagen Kemantren Sidorejo

1,588 1,065 1,210 789 769 1,720 1,127

1,569 1,143 1,232 874 805 1,734 1,146

1 Gondel 2 Ketuwan 3 Jimbung 4 Panolan 5 Klagen 6 Kemantren 7 Sidorejo 8 Wado 9 Pulo

191 183 105 180 237 211 221 587 182

708 164 584 32 86 507 347 1,063 233

118 127 192 273 79 230 111 236 135

11 127 65 134 76 63 64 24 16

8 5 3 3 33 5 3 16 2

Wado
Pulo Tanjung Sogo Bajo Nglandeyan Kalen Ngraho Kedungtuban Galuk Total

3,561
917 1,746 1,483 1,669 1,579 1,464 2,326 2,694 1,106 26.813

3,600
929 1,790 1,489 1,624 1,712 1,498 2,316 2,789 1,157 27.407

10 Tanjung
11 Sogo 12 Bajo 13 Nglandeyan 14 Kalen 15 Ngraho 16 Kedungtuban 17 Galuk

420
342 367 432 753 276 268 390

291
264 453 283 156 526 806 267

353
184 74 191 24 408 564 24

7
145 63 95 7 128 41 26

6
31 53 21 3 9 9 8

Karakteristik Kegiatan Ekonomi


Pertumbuhan PDRB di Kecamatan termasuk mengalami perkembangan yang tinggi setelah Kecamatan Blora. Pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kedungtuban pada tahun 2010 yaitu sebesar 5,71%. Dari nilai PDRB perkapitanya, Kecamatan Kedungtuban memiliki PDRB perkapita sebesar Rp. 2.557.318,09 dan melebihi rata-rata PDRB perkapita kecamatan lainnya. Sektor utama yang berkontribusi cukup besar terhadap PDRB Kecamatan Kedungtuban adalah sektor pertanian yaitu sebesar Rp. 112,825.06 dan berkontribusi sebesar 74,59% terhadap PDRB Kecamatan Kedungtuban. Sektor ini unggul karena mayoritas penggunaan lahan digunakan untuk sawah serta mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani.

Rata-rata Pertumbuhan PDRB


Peringkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Rata-rata PDRB perkapita


Peringkat Kecamatan Rata-rata PDRB Perkapita (rupiah) 3,521,244.76 3,329,232.62 2,648,104.06

Kecamatan

Rata-rata Pertumbuhan PDRB 5.82% 5.71% 5.38% 5.21% 5.09% 5.02% 4.91%

Blora Kedungtuban Kunduran Tunjungan

1 2 3

Cepu Blora Kunduran Kedungtuban Randublatung Ngawen Kradenan Tunjungan Sambong Japah Bogorejo Jepon Todanan Jati Banjarejo Jiken Rata-rata

4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

2,557,318.09
2,545,294.77 2,541,857.40 2,277,777.92 2,277,575.53 2,117,174.60 2,051,610.49 1,981,222.99 1,912,740.11 1,890,234.35 1,767,173.30 1,617,126.78

Cepu
Banjarejo Bogorejo Ngawen Todanan Japah

4.89%
4.73% 4.64% 4.36% 4.24% 4.12%

Kradenan
Jepon Jiken Jati Randublatung Sambong

3.92%
3.92% 3.73%
4.73%

16

1,609,322.96
2,290,313.17

15
16

Rata-rata

Nilai PDRB Kecamatan Kedungtuban


NO 1 2 3 4 5 6 7 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan/ Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa - Jasa Total SEKTOR
PDRB (juta rupiah)

2006
88,977.14 291.60 3,112.89 743.18 4,603.20 7,547.49 3,636.54

2007
95,419.58 285.05 3,270.33 766.47 4,057.86 7,968.85 3,739.95

2008
103,945.13 291.74 3,447.77 806.73 4,295.83 8,435.02 3,895.81

2009
107,701.50 299.98 3,579.36 834.78 4,472.50 8,896.75 4,010.00

2010
112,825.06 318.89 3,726.47 884.11 4,881.12 9,449.19 4,163.47

8 9

7,055.14 4,839.68 120,806.86

7,581.49 5,056.43 128,146.01

7,931.84 5,307.33 138,357.20

8,319.41 5,690.71 143,804.99

8,572.75 5,985.82 150,806.88

Kontribusi nilai PDRB Kecamatan Kedungtuban


Kontribusi NO SEKTOR 2006 73.65% 0.24% 2.58% 0.62% 3.81% 6.25% 3.01% 5.84% 4.01% 100% 2007 74.46% 0.22% 2.55% 0.60% 3.17% 6.22% 2.92% 5.92% 3.95% 100% 2008 75.13% 0.21% 2.49% 0.58% 3.10% 6.10% 2.82% 5.73% 3.84% 100% 2009 74.89% 0.21% 2.49% 0.58% 3.11% 6.19% 2.79% 5.79% 3.96% 100% 2010 74.81% 0.21% 2.47% 0.59% 3.24% 6.27% 2.76% 5.68% 3.97% 100% Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan/ Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa - Jasa Total

74.59% 0.22% 2.52% 0.59% 3.29% 6.21% 2.86% 5.79% 3.95% 100%

Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas


Sarana Pendidikan
Kelurahan TK SD SMP SMA

Sarana Kesehatan
Kelurahan Rumah Bersalin Puskesm as Puskesm Polinde Posyand Apotek as s u / Toko Pembant Obat u 0 1 5 0 0 0 4 0 0 0 3 0 0 0 2 0 0 1 3 0 1 1 5 0 0 1 3 0 1 1 5 1 0 0 2 0 0 1 4 0 0 0 4 0 0 1 5 0 0 1 6 0 0 1 6 0 0 0 7 1 0 0 8 0 1 0 3 0

Gondel
Ketuwan Jimbung Panolan Klagen Kemantren

3
2 3 2 1 3

3
2 3 3 1 3

0
0 0 0 0 0

0
0 0 0 0 0

Sidorejo
Wado Pulo Tanjung Sogo Bajo Nglandeyan Kalen Ngraho Kedungtuban Galuk

2
6 2 4 3 4 2 1 3 6 2

2
6 2 3 2 4 2 2 4 6 2

1
3 0 0 1 0 1 0 1 0 1

0
2 0 0 0 0 0 0 2 0 0

Gondel Ketuwan Jimbung Panolan Klagen Kemantren Sidorejo Wado Pulo Tanjung Sogo Bajo Nglandeyan Kalen Ngraho Kedungtuban Galuk

0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

Sarana Peribadatan Perekonomian


Kelurahan Masjid Musholla Gereja Gondel 4 33 0 Ketuwan 2 19 0 Jimbung 2 16 0 Panolan 2 10 0 Klagen 3 4 0 Kemantren 2 9 0 Sidorejo 4 10 1 Wado 6 45 0 Pulo 1 6 1 Tanjung 3 6 0 Sogo 2 15 0 Bajo 4 20 0 Nglandeyan 3 9 0 Kalen 2 6 0 Ngraho 7 10 1 Kedungtuban 5 19 1 Galuk 2 8 0 Kelurahan Gondel Ketuwan Jimbung Panolan Klagen Kemantren Sidorejo Wado Pulo Tanjung Sogo Bajo Nglandeyan Kalen Ngraho Kedungtuban Galuk

Sarana
Pasar Permanen 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 Pasar Nonpermanen 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0

Fasilitas Olahraga
Kelurahan Lapangan Sepak Bola
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0

Voli

Tenis

Bulu Tangkis
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 2 0 0 1 0

Sistem Jaringan Jalan


Kondisi
Baik Sekali Rusak Ringan Rusak Rusak Berat

Gondel Ketuwan Jimbung Panolan Klagen Kemantren Sidorejo Wado Pulo Tanjung Sogo Bajo Nglandeyan Kalen Ngraho Kedungtuban Galuk

0 1 1 0 1 0 1 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Panjang Jalan (meter)


2000 13750 1500 16050

Kondisi Aspek Lain


Organisasi dan kelembagaan masyarakat dan pemerintah
Penduduk di Kecamatan Kedungtuban masih tergolong percaya dengan hal-hal mistis dan masih menghormati serta mendengar aspirasi-aspirasi para sesepuh-sesepuhnya. Masyarakat kedungtuban yang masih percaya dengan hal-hal mistis yaitu masyarakat Samin. Namun tidak semua masyarakat Kecamatan Kedungtuban yang berada pada golongan suku samin. Penduduk yang tidak menganut atau tidak berada pada golongan suku samin tetap menghormati dan mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh RT maupun RW di masing-masing desa pada Kecamatan Kedungtuban.

Segi Kesenian Upacara tradisi yang ada pada masyarakat Kedungtuban antara lain, nyadran (bersih desa), tradisi slamatan, serta tari-tarian yang terdiri dari tari tayup, dan wayang tengul. Tarian tersebut biasanya dilakukan dalam sebulan sekali oleh masyarakat Kedungtuban. Ilmu Pengetahuan Pandangan terhadap lingkungan sangat positif, mereka memanfaatkan alam misalnya, mengambil kayu secukupnya saja tidak pernah mengeploitasi.Dalam pengolahan lahan (tumbuhan apa yang akan ditanam) mereka hanya berdasarkan musim saja yaitu penghujan dan kemarau. Masyarakat disana menyadari isi dan kekayaan alam habis atau tidak tergantung pada pemakainya.

Teknologi - Masyarakat disana masih dikenal dengan keluguan, kejujuan dan apa adanya, tidak berbuat aneh-aneh dan selalu mentaati peraturan. - Pakaian adat disana biasanya terdiri dari baju lengan panjang tidak memakai kerah, berwarna hitam. Laki-laki memakai ikat kepala. Untuk pakaian wanita memakai lengan panjang, berkain sebatas dibawah tempurung lutut atau diatas mata kaki. Sekalipun masyarakat disana berusaha mempertahankan tradisi namun tidak urung pengaruh kemajuan zaman juga mempengaruhi mereka. Namun nilai-nilai positif atau kearifan lokal yang telah ada pada masyarakat Kedungtuban masih tinggi.

Kebijakan Pemerintah
Pada Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Jalan Jalan kolektor primer yang sudah dikembangkan di Kabupaten Blora meliputi : Ruas Semarang Purwodadi Wirosari Cepu Bojonegoro Surabaya. Ruas jalan ini disebut sebagai lintas selatan blora, melalui Kecamatan Jati, Randublatung, Kedungtuban, Cepu. Dan di kedung tuban juga di kembangkan transportasi sungai yang berada di beberapa desa yang di antaranya yaitu Desa Panolan, Kecamatan Kedungtuban dengan Desa Sumber Arum, Kecamatan Ngraho,Bojonegoro; Desa Jimbung, Kecamatan Kedungtuban dengan Desa Mojorejo, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro;

Pada Rencana penggunaan ruang untuk jaringan dan prasarana eksploitasi mineral meliputi : Lapangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Blora terdapat di Perkotaan Cepu, Blora, Kecamatan Randublatung, Kedungtuban, Jati, Todanan (Lapangan Cempaka Emas), Sambong (Lapangan Giyanti), Kedungtuban (Lapangan Bajo),Japah (Lapangan Diponegoro); Pada kecamatan kedung tuban termasuk pada kawasan rawan banjir, upaya penanganan/pengelolaan kawasan rawan banjir adalah dengan sedapat mungkin tidak dipergunakan untuk permukiman,

Metode yang digunakan


Teknik pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan saat melakukan kegiatan lapangan. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data: a. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lapangan untuk mengumpulkan data secara langsung dari hasil pengamatan obyek di lapangan. Metode data primer dapat dibagi menjadi dua, yaitu wawancara dan observasi. - Wawancara Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dari nara sumber. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan secara langsung maupun secara tidak langsung. - Metode Observasi Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan yang dilakukan secara langsung menggunakan indera penglihatan manusia. Metode observasi diperlukan dengan beberapa cara yaitu pemetaan, pengambilan foto atau, metode pengukuran

Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersedia, sehingga kita hanya perlu mencari dan mengumpulkan. Telaah dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Kompilasi Data Tahapan kompilasi data bertujuan untuk mengumpulkan, memilih, dan menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam proses penyusunan rencana kota berdasarkan pada kegiatan survei yang telah dilakukan. Kompilasi data dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: verifikasi, kompilasi, validasi, serta tabulasi Pengolahan Data Analisis Data Tahapan yang dilakukan dalam analisis data untuk mengetahui kondisi eksisting Kecamatan Kedungtuban

Alat Bantu kegiatan lapangan


Kegiatan pengumpulan data membutuhkan alat-alat pengumpulan data, agar data yang dibutuhkan dapat didapat secara mudah serta akurat. Agar kegiatan lapangan berjalan dengan lancar diperlukan alat-alat kelengkapan pendukung kegiatan pengumpulan data, alat-alat tersebut adalah sebagai berikut : - Surat Izin Observasi - Peta - Kamera Digital - Handycam

- Komputer atau Laptop Komputer/ laptop digunakan sebagai alat pengolah data yang diperoleh selama kegiatan pengumpulan data. - Alat Tulis Alat tulis merupakan peralatan paling sederhana yang digunakan dalam proses pengumpulan data-data yang digunakan untuk penyalinan data-data tertulis atau pencatatan. - Kendaraan - Checklist Checklist digunakan untuk menuliskan dalam sebuah daftar mengenai target-target dari apa yang harus kita dapat dari kegiatan survey.

Kebutuhan Data

Alokasi/Mobilisasi Personil

Organisasi Kerja
Form Wawancara dan Kuesioner

TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai