PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODA ANALISA KOMPONEN BINA MARGA PERTEMUAN 10
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN AKADEMIK 2013/2014
SUB BAHASAN
1. KONSEP KERUSAKAN PADA PERKERASAN KARENA
5. CONTOH PERHITUNGAN
Bagan alir prosedur perencanaan flexible pavement dengan metode Analisa Komponen
berjalur banyak.
Umur Rencana (UR) adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka sampai sampai diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan yang baru. Indeks Permukaan (IP) adalah suatu angka. yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lain lintas yang lewat. Lalu Lintas Harlan Rata rata (LHR) adalah jumlah rata-rata lalu lintas kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih yang dicatat selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan. Angka Ekivalen (E) dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standard sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb). Lintas Ekivalen Perrnulaan (LEP). adalah jumlah lintas ekivalen harian rata rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permukaan umur rencana. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton. (18..000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir umur rencana. Lintas Ekivalen Tengah (LET) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana pada pertengahan umur rencana.
Lintas Ekivalen Rencana (LER) adalah suatu besaran yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan jumlah lintas ekivalen sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana. Tanah Dasar adalah-permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah). Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) adalah suatu Skala yang dipakai dalamnomogram penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan kekuatan tanah dasar. Faktor Regional (FR) adalah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan. Indek Tebal Perkerasan (ITP) adalah suatu angka yang berhubungan dengan penentuan tebal perkerasan
Rumus Dasar
Log ( LER ) 9.3 log( ITP 2.54 ) 3.9892 IPo IPt 4.2 1.5 138072 0.4 ( ITP 2.54 ) 5.19 log log 1 FR 0.371( DDT 3)
LER = Lintas Ekivalen Rencana Selama Umur Rencana ITP IPo = Indeks Tebal Perkerasan = Indeks Permukaan Awal
IPt
FR DDT
Penentuan LER
LER LET FP LEA LEP = LET x FP = (LEP + LEA) = UR/10 = LEP (1+r)2 = LHRi x Ekivaleni x Ci x (1+a)n
ANGKA EKIVALEN (AE) BEBAN SATU SUMBU kg Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
Sumbu Tunggal
Sumbu Ganda
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 8160 9000 10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000
0,0002 0,0036 0,0183 0,0577 0,1410 0,2923 0,5415 0,9238 1,0000 1,4798 2,2555 3,3022 4,6770 6,4419 8,6647 11,4184 14,7815
0,0003 0,0016 0,0050 0,0121 0,0251 0,04466 0,0794 0,0860 0,1273 0,1940 0,2840 0,4022 0,5540 0,7452 0,9820 1,2712
4 lajur
5 lajur 6 lajur
DDT
1.7
Perhitungan Indeks Tebal Perkerasan yang diperlukan ( ITPo ) Keterangan : Jenis Jalan Arteri CBR = 3,4% Daya Dukung Tanah /DDT = 4.
DDT=4
CBR=3.4%
Sumber : SNI 03 - 1732-1989,Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analis Komponen.
Indeks Permukaan
IPo Jenis lapis Permukaan Laston Lasbutag HRA Burda Burtu Lapen Latasbum buras Latasir Jalan Tnah Jalan Kerikil IPo >4 3,9 - 3,5 3,9 - 3,5 3,4 - 3,0 3,9 - 3,5 3,4 - 3,0 3,9 - 3,5 3,4 - 3,0 3,4 - 3,0 2,9 - 2,5 2,9 - 2,5 2,9 - 2,5 2,9 - 2,5 < 2,4 < 2,4 Roughness (mm/km) < 1000 > 1000 < 2000 > 2000 < 2000 > 2000 < 2000 < 2000 < 3000 > 3000
IPt Klasifikasi Jalan Lokal Kolektor arteri < 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0 10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0 100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5 > 1000 2,0 - 2,5 2,5 LER
Tol
2,5
Faktor Regional
Kelandaian I (< 6%) % Kendaraan Berat < 30 % >30 % 0,5 1,0 - 1,5 Kelandaian II (< 6%-10%) % Kendaraan Berat < 30 % >30 % 1,0 1,5 - 2,0 Kelandaian III (> 10%) % Kendaraan Berat < 30 % >30 % 1,5 2,0 - 2,5
Curah hujan Iklim I < 900 mm/tahun Iklim II > 900 mm/tahun
1,5
2,0 - 2,5
2,0
2,5 - 3,0
2,5
3,0 - 3,5
Dengan merencanakan bagaimana kondisi permukaan jalan, pada akhir umur rencana tetapkan ipt
Selanjutnya dari pemilihan yang dilakukan pada ii dan iii, diatas, pilih nomogram mana yang sesuai (lihat
Dari pasangan harga DDT dan LER tarik garis lurus sesuai arah petunjuk inset pada
Nomogram. Garis ini akan memotong suatu angka pada garis vertikal ITP.
ai
= Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan Di = Tebal Lapis perkerasan ITP = Indeks Tebal Perkerasan
Kekuatan Bahan Jenis Bahan MS Kt CBR (kg) (Kg/cm2) (%) 744 590 454 Laston 340 744 590 454 Asbuton 340 340 Hot Rolled Asphalt 340 Asphalt Macadam LAPEN (Mekanik) LAPEN ( Manual) 590 Laston Atas 454 340 LAPEN (Mekanik) LAPEN ( Manual) 22 Stabilitas tanah dengan semen 18 22 Syabilitas tanah dengan kapur 18 100 Pondasi Macadam (kering) 60 Pondasi Macadam (basah) 100 Batu Pecah (Kelas A) 80 Batu Pecah (Kelas B) 60 Batu Pecah (Kelas C) 70 Sirtu/pitrun (Kelas A) 50 Sirtu/pitrun (Kelas B) 30 Sirtu/pitrun (Kelas C) 20 Tanah/lempung kepasiran
a1 0,40 0,35 0,32 0,30 0,35 0,31 0,28 0,36 0,30 0,26 0,25 0,20
a2
a3
0,28 0,26 0,24 0,23 0,19 0,15 0,13 0,15 0,13 0,14 0,12 0,14 0,13 0,12 0,13 0,12 0,11 0,10
LAPIS PONDASI
ITP < 3,00 3,00 - 7,49
Bahan Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS
7,50 - 9,99
20 25
CONTOH PERHITUNGAN
JENIS KENDARAAN
EKIVALENSI
ANGKA EKIVALEN (AE) Sumbu Tunggal 0,0002 0,0036 0,0183 0,0577 0,1410 0,2923 0,5415 0,9238 1,0000 1,4798 2,2555 3,3022 4,6770 6,4419 8,6647 11,4184 14,7815 Sumbu Ganda 0,0003 0,0016 0,0050 0,0121 0,0251 0,04466 0,0794 0,0860 0,1273 0,1940 0,2840 0,4022 0,5540 0,7452 0,9820 1,2712
10 =
DDT = 4
LER 5 = 0,405
ITP 5 = 2,8
ITP 10 = 3,2
Truk 2 as 20 ton
Truk 5 as 30 ton
6 (S) + 14 (D)
6 (S) + 14 (D), 5 (S) + 5 (S)
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 8160 9000 10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000
0,0002 0,0036 0,0183 0,0577 0,1410 0,2923 0,5415 0,9238 1,0000 1,4798 2,2555 3,3022 4,6770 6,4419 8,6647 11,4184 14,7815
0,0003 0,0016 0,0050 0,0121 0,0251 0,04466 0,0794 0,0860 0,1273 0,1940 0,2840 0,4022 0,5540 0,7452 0,9820 1,2712
PENYELESAIAN
ITP 10 = 7,7
DDT = 4
LER 10 = 139,909