Anda di halaman 1dari 24

Kegiatan Bimbingan Kelompok

BAB II Kegiatan Bimbingan Kelompok A. Pengertian Dasar Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompokmemiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya, terutama kelompok primer.Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakesoleh kalangan kelompok tersebut.Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka.[1] Layanan Konseling Kelompok (KKp) dan/atau Bimbingan Kelompok (BKp) merupakan jenis layanan koseling yang mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kelompok. Layanan ini mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam BKp dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, sedangkan dalam KKp dibahas masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun masalah pribadi itu dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intensif dan konstruktif. Layanan ini dapat dilakukan di mana saja, di dalam ruangan atau di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau dirumah konselor, di suatu kantor, atau di ruang praktik pribadi konselor. Di manapun kedua jenis layanan ini dilaksanakan, harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan kelompok.[2] Tujuan Tujuan umum layanan BKp dan/atau KKp adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok, khususnya kemampuan dalam berkomunikasi. Secara khususkhusus tujuan BKp dan KKp adalah sebagai berikut. BKp bertujuan membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasa-lahan actual dan menjadi perhatian anggota kelompok. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topic-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal, ditingkatkan. KKp terfokus pada pembahasan masalah pribadi salah satu anggota kelompok secara bergantian. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut para anggota kelompok memperoleh dua tujuan sekaligus, yaitu : terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah pada ting-kah laku khususnya dalam bersosialisasi/komunikasi terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi anggota kelompok yang lain.

B.

1.

2.

a. b.

C. Tahap Bimbingan dan Konseling Kelompok 1. Tahap Pembentukan

a.

b.

c.

d.

a. b.

Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan penjajakan, dimana para peserta diharapkan dapat lebih terbuka menyampaikan harapan keinginan dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota. Penampilan pemimpin kelompok pada tahap ini hendaknya benar-benar bisa meyakinkan anggota kelompok sebagai orang yang bisa dan bersedia membantu anggota kelompok mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam memulai pembentukan kelompok perlu adanya perencanaan yang matang. Oleh karena itu keberhasilan kelompok yang dibentuk tidak terlepas dari perencanaan dan pelaksanaan konseling kelompok itu sendiri. Berbagai ahli telah mengenali tahap-tahap perkembangan itu. Mereka memakai istilah yang kadang-kadang berbeda namun pada dasarnya mempunyai isi yang sama.[3] Beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok adalah sebagai berikut. Mengembangkan alasan-alasan pembentukan kelompok. Alasan yang jelas dan terarah merupakan kunci yang paling penting dalam merencanakan pembentukan suatu kelompok. Adanya konsep teori yang jelas yang mendasari pembentukan suatu kelompok. Sebagai layanan profesional, dalam bimbingan dan konseling kelompokperlu adanya batasan dan kekuatan untuk membentuk suatu kelompok. Waldo (1985) mengungkapkan konsep teorinya melalui I / We /It. I sebagai individual yaitu interpersonal yang difokuskan pada kepercayaan, sikap dan perasaan tentang dirinya. We sebagai interpersonal yang menyangkut hubungan antara anggota kelompok. It sebagai dimensi ekstrapersonal yang menyangkut isu-isu, tugas-tugas atau menyangkut kelompok. Mempertimbangkan kondisi kehidupan sehari-hari Pembentukan suatu kelompok perlu mempertimbangkan hal-hal yang sifatnya spesifik, konkrit, dan tujuannya praktis serta prosedural. Pemimpin kelompok harus sensitif terhadap kondisi realita agar dapat mencegah reaksi-reaksi negatif dari para anggota kelompok. Mempublikasikan kelompok umtuk mendapatkan anggota Kelompok yang potensial yang mau bergabung diperlukan publikasi kelompok agar diketahui secara umum. Pemimpin kelompok yang pandai melakukan pendekatan dengan memperkenalkan diri secara terbuka, menjelaskan prosesnya sebagai pemimpin kelompok dengan menggunakan komunikasi yang hangat dan bersahabat akan lebih mudah diterima oleh anggota dalam menjalankan kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok dalam tahap ini diharapkan juga harus pandai membaca situasi. Mungkin saja dalam situasi pembentukan ini keakraban dan keterikatan anggota kelompok belum terjalin. Bisa saja antara anggota yang satu dengan yang lainnya belum saling kenal mengenal. Apabila keadaan seperti yang dikemukakan di atas memang dirasakan terjadi dalam kelompok, maka tugas pemimpin kelompok adalah membina suasana keakraban dan merangsang keterlibatan anggota dengan menumbuhkan semangat kebersamaan perasaan sekelompok. Bila masih dirasakan anggota kelompok masih enggan memikul tugas atau tanggung jawab, atau masih terjadi kebekuan suasana, maka pemimpin kelompok harus dapat merangsang dan mengarahkan anggota kelompok. Misalnya dengan menggunakan pertanyaan yang menyenangkan atau melalui permainan kelompok. Berikut ini dikemukakan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam tahap pembentukan: Menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kesediaan anggota kelompok melaksanakan kegiatan. Berdoa secara bersama, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-Menjelaskan pengertian bimbingan kelompok atau konseling kelompok (disesuaikan dengan kegiatan apa yang direncanakan).

c. Menjelaskan tujuan bimbingan kelompok atau konseling kelompok. d. Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok atau konseling kelompok. e. Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan, kenormatifan. f. Melaksanakan perkenalan dilanjutkan dengan permainan pengakraban. 2. Tahap Peralihan atau Transisi Tahap transisi adalah suatu tahap setelah proses pembentukan dan sebelum tahap kerja kelompok. Dalam kelompok yang diperkirakan berakhir 12-15 sesi, tahap transisi terjadi pada sesi kedua atau ketiga dan biasanya berlangsung satu samapai tiga pertemuan. Tahap ini terdiri dari dua bagian proses yang ditandai dengan ekspresi, sejumlah emosi dan interaksi anggota. Tahap transisi dimulai dengan periode kekacauan (storming) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dari storming yaitu berkaitan dengan hubungan antar teman, perlawanan, dan pemrosesan antar tugas, norma dan norming, ada perbedaan sekaligus hubungan antara konsep norma dan norming, norma adalah harapan-harapan tentang perilaku anggota kelompok yang harus atau tidak harus dilakukan. Fungsi norma kelompok adalah untuk mengatur penampilan kelompok sebagi unit yang terorganisir dan mengarahkannya dalam tujuan-tujuannya. Norming adalah perasaan akan kekitaan, identitas, kekelompokan, kesatuan yang muncul ketika individu-individu merasa sebagai anggota suatu asosiasi atau organisasi yang besar dari dirinya. Secara operasional hakikat tahap ini merupakan transisi antara tahap pembentukan dengan tahap kegiatan. Pada tahap ini pemimpin kelompok sekali lagi harus jeli dalam melihat dan membaca situasi. Apabila masih terlihat gejala-gejala penolakan, rasa enggan, salah paham, kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan maka pemimpin kelompok tidak boleh binggung, apalagi berputus asa. Menghadapi keadaan seperti di atas pemimpin kelompok hendaknya memiliki kepekaan yang tinggi melalui penghayatan indera dan penghayatan rasa. Tugas pemimpin kelompok menghadapi situasi seperti itu mendorong anggota kelompok secara sukarela membuka diri untuk mengikuti kegiatan kelompok. Penampilan pemimpin kelompok yang menggambarkan sikap yang tulus, wajar, hormat, hangat dan empati akan sangat membantu mencairkan suasana menuju tahap kegiatan. Perlu diingat bahwa tahap kedua ini merupakan jembatan anatar tahap pertama dan tahap ketiga. Adakalanya untuk menempuh jembatan itu dapat dilalui dengan mudah, dan adakalanya ditempuh dengan sukar. Dalam keadan seperti ini pemimpin kelompok harus berhasil membawa anggota kelompok meniti jembatan itu dengan selamat. Kalau perlu beberapa hal pokok yang sudah dibahas pada tahap pertama dapat dibahas kembali seperti asas kerahasiaan, keterbukaan dan seterusnya. Tahap peralihan dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah:[4] a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya b. Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). c. Mambahas suasana yang terjadi d. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota e. Kalau dipandang perlu, kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan) 3. Tahap Kegiatan Tahapan kegiatan merupakan tahap inti dari proses suatu kelompok dan merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Tahapan kegiatan selalu dianggap sebagai tahapan yang selalu produktif dalam perkembangan kelompok yang bersifat membangun (contructive nature) dan dengan pencapaian hasil yang baik (achievement of results) selama tahapan kerja hubungan anggota kelompok lebih bebas dan lebih menyenangkan. Hubungan antar anggota berkembang dengan baik (saling tukar pengalaman, membuka diri secara

a.

b.

c. d. a. b. c. d.

e. f.

bebas, saling tanggap dan tukar pendapat, dan saling membantu). Dalam perkembangan kelompok, tahapan kegiatan merupakan kekuatan therapeutik seperti keterbukaan terhadap diri sendiri dan orang lain dan munculnya ide-ide baru yang membangun. Apapun yang menjadi tujuan, suatu kelompok yang sehat akan menampilkan keakraban, keterbukaan (self disclosure), umpan balik, kerja kelompok, konfrontasi dan humor. Perilaku-perilaku positif yang dinyatakan dalam hubungan interpersonal antar anggota akan muncul dalam hubungan sebaya (peer relationships). Tahap ini sangat menentukan keberhasilan kegiatan kelompok. Jika tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ini akan berlangsung dengan lancar. Dalam BKp tahap ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan : Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan (kelompok bebas); Pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik untuk dibahas oleh kelompok (kelompok tugas). Menetapkan topik yang akan dibahas terlebih dahulu (kelompok bebas); Tanyan jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas, yang menyangkut topik yang dikemukakan pemimpin kelompok (kelompok tugas). Anggota membahas topik secara mendalam dan tuntas. Kegiatan selingan Dalam KKp tahap ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan : Setiap anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi yang perlu mendapat bantuan kelompok untuk pengentasannya. Kelompok memilih masalah mana yang hendak dibahas dan dientaskan pertama, kedua, ketiga, dst. Klien (anggota kelompok yang masalahnya dibahas) memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai masalah yang dialaminya. Seluruh anggota kelompok aktif membahas masalah klien melalui berbagai cara, seperti : bertanya, menjelaskan, mengkritisi, memberi contoh, mengemukakan pengalaman pribadi, menyarankan. Klien setiap kali diberi kesempatan untuk merespon apa-apa yang ditampilkan oleh rekanrekan anggota kelompok. Kegiatan selingan 4. Tahap Pengakhiran Tahap pengakhiran secara keseluruhan merupakan akhir dari serangkaian pertemuan kelompok. Keseluruhan pengalaman yang diperoleh anggota selama proses kerja ini memerlukan perhatian khusus dari pimpinan kelompok, terutama ketika kelompok hendak dibubarkan. Pembubaran kelompok secara keselruhan idealnya dilakukan setelah tujuan kelompok tercapai. Tetapi adakalanya terjadi lebih cepat dari yang direncanakan atau yang disebut pembubaran dini. Sesungguhnya pembubaran kelompok dalam proses layanan kelompok bimbingan dan konseling adalah proses alamiah yang harus disadari oleh pimpinan dan anggotaanggotanya, dan mereka diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk menghadapi pembubaran itu. Oleh karena itu kegiatan utama anggota kelompok, menjelang kelompok dibubarkan adalah (1) membayangkan kembali pengalaman mereka selama kerja kelompok berlangsung. (2) memproses kembali ingatannya. (3) mengevaluasi. (4) mengakui dan mengakomodasikan perasaan-perasaan anggota kelompok dan mengakomodasikan perasaan-perasaan anggota yang saling bertentangan dan (5) membantu anggota dalam membuat keputusannya secara kognitif untuk menghadapi masa depan. Oleh karena itu untuk mencapai sasaran pembubaran kelompok perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya menyangkut persiapan dampak pembubaran terhadap anggota, kemungkinan pembubaran dini, prosedur pembubaran, masalah-masalah yang terkait dengan pembubaran dan hal-hal lain yang menyangkut tindak lanjut.[5]

a. b. c. d. e.

Sebagai tahap penutup dari kegiatan BKp dan/atau KKp. Tugas pemimpin kelompok dalam tahap ini adalah sebagai berikut. Mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan. Membahas kegiatan lanjutan Mengemukakan pesan dan harapan Doa penutup 5. Evaluasi Kegiatan Penilaian terhadap kegiatan konseling kelompok dapat dilakukan secara tertulis dimana para peserta diminta mengungkapkan perasaannya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal, baik yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses) maupun kemungkinan keterlibatan mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta. Kondisi UCA (Understanding Comfort Action) menjadi fokus penilaian hasil-hasil konseling kelompok. Penilaian dilakukan dalam tiga tahap yaitu penilaian segera (laiseg) dilakukan pada akhir setiap sesi layanan, penilaian jangka pendek (laijapen) dan penilaian janka panjang (laijapang). BAB III Penutup Pengertian Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompokmemiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya,terutama kelompok primer.Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakesoleh kalangan kelompok tersebut. Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Tujuan Tujuan umum layanan BKp dan/atau KKp adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok, khususnya kemampuan dalam berkomunikasi. Secara khususkhusus tujuan BKp dan KKp adalah sebagai berikut. Tahap Bimbingan dan Konseling Kelompok Tahap Pembentukan Tahap Peralihan Dan Transisi Tahap Kegiatan Tahap Pengakhiran Evaluasi Kegiatan

A.

B.

C. 1. 2. 3. 4. 5.

Daftar Pustaka Gazda, George M. 1984. Group Counseling A developmental Approach. Third Edition. Toronto : Allyn And Bacon, Inc.

Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan&Konseling Kelompok :Dasar &Profil. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia. Prayitno. 2005. Layanan Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok. Padang : FIP Universitas Negeri Padang Supriatna, Mamat. 2003. Konseling kelompok : Wawasan Konsep, Teori, dan Aplikasi dalam Rentang Sepanjang Hayat. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Bandung. Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Kelompok.

[1] Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Kelompok. [2] Gazda, George M. 1984. Group Counseling A developmental Approach. Third Edition. Toronto : Allyn And Bacon, Inc. [3] Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan&Konseling Kelompok :Dasar &Profil. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia. [4] Prayitno. 2005. Layanan Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok. Padang : FIP Universitas Negeri Padang [5] Supriatna, Mamat. 2003. Konseling kelompok : Wawasan Konsep, Teori, dan Aplikasi dalam Rentang Sepanjang Hayat. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Bandung.

MAKALAH BIMBINGAN KELOMPOK DI SD


BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam suatu kelompok, anggotanya dapat memberi umpan balik yang diperlukan untuk membantu mengatasi masalah anggota yang lain, dan anggota satu dengan yang lainnya saling memberi dan menerima. Perasaan dan hubungan antar anggota sangat ditekankan di dalam kelompok ini. Dengan demikian antar anggota akan dapat belajar tentang dirinya dalam hubungannya dengan anggota yang lain atau dengan orang lain. Selain itu di dalam bimbingan kelompok, anggota dapat pula belajar untuk memecahkan masalah berdasarkan masukan dari anggota yang lain. Layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang menekankan pada proses berfikir secara sadar, perasaan-perasaan, dan perilaku-perilaku anggota untuk meningkatkan kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Melalui layanan bimbingan kelompok, individu menjadi sadar akan kelemahan dan kelebihannya, mengenali keterampilan, keahlian dan pengetahuan serta

menghargai nilai dan tindakannya sesuai dengan tugas-tugas perkembangan. Selain itu layanan bimbingan kelompok memberi kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah: 1. Apa pengertian bimbingan kelompok? Apa tujuan bimbingan kelompok? Apa saja bidang layanan bimbingan kelompok kaitannya dengan penyesuaian diri pada siswa SD?

2. 3.

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penyusunan Makalah Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk: 1.3.1.1 Mendeskripsikan tentang pengertian bimbingan kelompok. 1.3.1.2 Mendeskripsikan tentang penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok kaitannya dengan penyesuaian diri pada siswa SD. 1.3.2 Manfaat Penyusunan Makalah Penyusunan makalah ini bermanfaat secara: 1.3.2.1 Teoretis, untuk mendalami tentang Pendekatan dan Teknik BK di SD. 1.3.2.2 Praktis, bermanfaat bagi: a. Para pendidik agar pendidik dapat menyelenggarakan bimbingan kelompok dengan baik. b. Mahasiswa agar dapat mengaplikasikan bimbingan kelompok kaitannya dengan penyesuaian diri pada siswa SD.

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

2.1

Pengertian Bimbingan Kelompok Menurut Gazda (1978) bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekolompok siswa untuk membantu siswa menyusun rencana dan keputusan yang tepat (dalam Prayitno dan Amti, 1999: 309). Pengertian di atas menekankan pada kegiatan pemberian informasi dalam suasana kelompok dan adanya penyusunan rencana untuk mengambil keputusan. Menurut Prayitno (1995: 61) bahwa Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok. Sukardi (2002: 48) menjelaskan bahwa : Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah membentuk konsep diri positif.

Tujuan Bimbingan Kelompok Kesuksesan layanan bimbngan kelompok sangat dipengaruhi sejauh mana tujuan yang akan dicapai dalam layanan layanan kelompok yang diselenggarakan. Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 2-3) adalah sebagai berikut : 2.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota kelompok. 2.2.2 Tujuan Khusus Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong

2.2

pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan. Dengan diadakannya bimbingan kelompok ini dapat bermanfaat bagi siswa karena dengan bimbingan kelompok akan timbul interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka memenuhi kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan bertukar pikiran dan berbagi perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan, dan kebutuhan untuk menjadi lebih mandiri. 2.3 Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok 2.3.1 Model Kelompok dalam Layanan Bimbingan Kelompok Menurut Prayitno (1999: 24-25) bahwa dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas : a. Kelompok bebas Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaanya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok. b. Kelompok tugas Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah dan isi kegiatannya tidak ditentukan oleh para anggota, melainkan diarahkan kepada penyelesaiannya suatu tugas. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu tugas untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh anggota kelompok. 2.3.2 Komponen Layanan Bimbingan Kelompok Prayitno (1995: 27) menggemukakan bahwa ada tiga komponen penting dalam kelompok yaitu suasana kelompok, anggota kelompok, dan pemimpin kelompok. a. Suasana kelompok Dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain (Santoso, 2004:5). Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Sedangkan menurut Wibowo (2005: 61) mengemukakan: Dinamika kelompok adalah suatu studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencaapi tujuan bersama. b. Anggota kelompok

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) c.

Peranan yang hendaknya dimainkan anggota kelompok sesuai yang diharapkan menurut Prayitno (1995:32) adalah sebagai berikut: Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik. Benar-benar berusaha untuk secara efektif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok. Mampu mengkomunikasikan secara terbuka. Berusaha membantu orang lain. Memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalani peranannya. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok tersebut. Pemimpin kelompok Pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan suasana sehingga para anggota kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi masalahmasalah mereka sendiri. Menurut Prayitno (1995: 35-36) peranan pemimpin kelompok dalam layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut.: Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi hal-hal bersifat dari yang dibicarakan maupun mengenai proses kegiatan itu sendiri. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang dialami oleh anggota kelompok. Jika kelompok tersebut tampak kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan, maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur lalu lintas kegiatan kelompok, pemegang atauran permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan. Selain itu juga diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti seseorang atau lebih anggota kelompok. Sifat kerahasiaan dari kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

1)

2)

3) 4)

5)

6)

2.3.3 Teknik-teknik Bimbingan Kelompok Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, seperti yang disebutkan oleh Tatiek Romlah (2001: 87) Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain : pemberian informasi, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), permaianan peranan (role playing), permainan simulasi (simulation games), karyawisata (field trip), penciptaan suasana keluarga (Home Room).

2.3.4 Tahap-tahap Bimbingan Kelompok Tahap-tahap perkembangan kelompok dalam bimbingan melalui pendekatan kelompok sangat penting yang pada dasarnya tahapan perkembangan kegiatan bimbingan kelompok sama dengan tahapan yang terdapat dalam konseling kelompok. Prayitno (1995:40-60) Tahap-tahap bimbingan kelompok ada empat tahap, yaitu : tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran. a. Tahap Pembentukan b. Tahap Peralihan c. Tahap Kegiatan d. Tahap Pengakhiran (Terminasi) 2.4 Bidang Layanan Bimbingan Kelompok Kaitannya dengan Penyesuaian Diri pada Siswa SD 2.4.1 Bidang Pengembangan Pribadi Contoh topik layanan bimbingan kelompok: a. Cara bersikap dan berperilaku yang baik. b. Cara meningkatkan kemampuan bakat dan minat. c. Cara menghormati orang yang lebih tua. 2.4.2 Bidang Pengembangan Sosial Contoh topik layanan bimbingan kelompok: a. Cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain. b. Cara memilih teman yang baik. c. Cara menyesuaikan diri dengan lingkungan. d. Cara bersopan santun dalam kehidupan sehari-hari. 2.4.3 Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar Contoh topik layanan bimbingan kelompok:

a. b. c.

Cara belajar yang efektif dan efisien. Cara membentuk kelompok belajar. Cara memilih teman belajar.

2.4.4 Bidang Pengembangan Karir Contoh topik layanan bimbingan kelompok: a. Mengenal jenis-jenis pekerjaan. b. Cara mewujudkan cita-cita. c. Manfaat ekstrakurikuler di sekolah. 2.4.5 Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga Contoh topik layanan bimbingan kelompok: a. Cara menjadi anak yang baik. b. Menjaga nama baik orang tua. 2.4.6 Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Contoh topik layanan bimbingan kelompok: a. Mengenal macam-macam agama yang diakui di Indonesia. b. Toleransi antar umat beragama. c. Kewajiban umat beragama.

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

Bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah membentuk konsep diri positif. 3.1.1 Bimbingan Kelompok 3.1.1.1 Tujuan Bimbingan Kelompok Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 2-3) adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota kelompok. b. Tujuan Khusus Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan. 3.1.1.2 Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok Model Kelompok dalam Layanan Bimbingan Kelompok a. Kelompok bebas b. Kelompok tugas 3.1.1.3 Komponen Layanan Bimbingan Kelompok a. Suasana kelompok b. Anggota kelompok c. Pemimpin kelompok 3.1.1.4 Teknik-teknik Bimbingan Kelompok Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain : pemberian informasi, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), permaianan peranan (role playing), permainan simulasi (simulation games), karyawisata (field trip), penciptaan suasana keluarga (Home Room). 3.1.1.5 Tahap-tahap Bimbingan Kelompok a. Tahap Pembentukan b. Tahap Peralihan c. Tahap Kegiatan d. Tahap Pengakhiran (Terminasi) 3.1.2 Bidang Layanan Bimbingan Kelompok Kaitannya dengan Penyesuaian Diri pada Siswa SD 3.1.2.1 Bidang Pengembangan Pribadi

3.1.2.2 3.1.2.3 3.1.2.4 3.1.2.5 3.1.2.6 3.2

Bidang Pengembangan Sosial Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar Bidang Pengembangan Karir Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama

SARAN Bimbingan kelompok di SD hendaknya dilaksanakan dengan baik, sehingga para siswa dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain sehingga siswa dapat mencapai perkembangan yang optimal. DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unnes.ac.id http://whandi.net Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas Negeri Padang. Prayitno. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas. Walgito, Bimo. 2006. Bimbingan dan Konseling, Cetakan I. www.geocities.com Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

KATA PENGANTAR

1. 2. 3.

Dengan panjatan puji syukur kehadirat Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang, hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK KAITANNYA DALAM PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SD, tepat waktu. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi yang telah memberikan tuntunan syariat Agama Islam kepada umatnya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendekatan dan Teknik BK di SD. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan makalah ini terutama : Drs. Zaenal Hasan, selaku Dosen pembimbing mata kuliah Pendekatan dan Teknik BK di SD. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu penulis, baik moril maupun spirituil. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih banyak terdapat kekurangan maupun kasalahan baik mengenai susunan kalimat maupun isinya. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang singkat dan sederhana ini bermanfaat bagi semua, amin. Kudus, September 2011

Penulis ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. KATA PENGANTAR ...............................................................................

i ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................... 1 1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN MASALAH ........................................... 2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok .............................. 3 2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok..................................... 3 2.3 Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok...... 4 2.4 Bidang Layanan Bimbingan Kelompok Kaitannya dengan Penyesuaian Diri pada Siswa SD................... 8 BAB PENUTUP........................................................................... A. Simpulan .................................................................... 10 B. Saran .......................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. III 3 1

iii

10

12

Bimbingan Kelompok
Published June 5, 2012

Bimbingan kelompok adalah salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang memiliki peranan penting dalam membantu seseorang/peserta didik untuk mencapai pengembangan diri optimal. Seperti apa yang telah di sampaikan Winkel dan Sri Hastuti (2004) bahwa bimbingan kelompok memiliki beberapa manfaat di antaranya: Mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa, Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi, Siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan, dan tantangan yang sama, Siswa lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok.

Pengertian Bimbingan Kelompok


Sukardi (2002: 48) menjelaskan bahwa: Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk

menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan Romlah (2001: 3) mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilainilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Sementara Prayino (1995: 61) bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri.

Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok


Menurut Sukardi (2003) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Sedangkan Prayitno (2004: 2) menjelaskan tujuan bimbingan kelompok,adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Tujuan umum kegiatan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta.

Komponen Layanan Bimbingan Kelompok


Prayitno (2004: 4) menjelaskan bahwa dalam bimbingan kelompok berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota kelompok. 1. Pemimpin Kelompok Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang

menyelenggarakan praktik konseling profesional. Sebagaimana untuk jenis layanan

konseling lainya, konselor memiliki keterampilan khusus menyelenggarakan bimbingan kelompok 2. Anggota Kelompok Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota bimbingan kelompok. Untuk terselenggaranya bimbingan kelompok seorang konselor perlu membnetuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan sebagaimana tersebut di atas. 3. Dinamika Kelompok Dalam kegiatan bimbingan kelompok dinamika bimbingan kelompok sengaja ditumbuhkembangkan, karena dinamika kelompok adalah hubungan interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerja sama antar anggota kelompok, saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok

Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok


Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar. 2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan. 3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok. 4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik. 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula.

Jenis-jenis Bimbingan Kelompok


Menurut Prayitno (1995:25) dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok dikenal dua jenis, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas, adapun uraianya sebagai berikut: 1. Topik tugas, yaitu topik yang secara langsung dikemukakan oleh pemimpin kelompok (guru pembimbing) dan ditugaskan kepada seluruh anggota kelompok untuk bersama-sama membahasnya.

2. Topik bebas, yaitu anggota secara bebas mengemukakan permasalahan yang dihadapi/ yang sedang dirasakannya kemudian dibahas satu persatu.

Tahap-tahap Bimbingan kelompok


Kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dalam beberapa tahap. Prayitno (1995: 4060) mengemukakan bahwa ada empat tahap yang perlu dilalui dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran.

Bimbingan Kelompok
A. Pengertian Bimbingan Kelompok Beberapa pengertian tentang bimbingan kelompok menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Prayitno

(1995: adalah semua saran,

178) Suatu

mengemukakan kegiatan dalam yang

bahwa

Bimbingan oleh saling yang

kelompok Artinya, memberi

dilakukan kelompok apa

sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. peserta bebas dan kegiatan berinteraksi, mengeluarkan lain-lain pendapat, sebagainya; menanggapi,

dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
2. Sementara Romlah (2001: 3) mendefinisikan bahwa bimbingan

kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. 3. Sedangkan menurut (Sukardi, 2003: 48) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. 4. Wibowo (2005: 17) menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuantujuan bersama.

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasiinformasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. B.Tujuan Bimbingan Kelompok Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli, adalah sebagai berikut: Menurut amti (1992: 108) bahwa tujuan bimbingan kelompok terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu juga menembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
1. Melatih 2. 3.

4. 5. 6. 7.

siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain. seperti yang dikemukakan oleh

Tujuan bimbingan kelompok (Prayitno, 1995: 178) adalah:

1. Mampu berbicara di depan orang banyak 2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, 3. 4. 5. 6. 7. 8.

saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak Belajar menghargai pendapat orang lain, Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif). Dapat bertenggang rasa Menjadi akrab satu sama lainnya, Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara

sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. (Sukardi, 2003: 48). Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki. C.Fungsi Bimbingan Kelompok Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memberi

2.

3.

4.

5.

kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula. bimbingan kelompok

D. Asas bimbingan kelompok Asas-asas yang ada dalam layanan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Asas

kerahasiaan; Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain 2. Asas keterbukaan;Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat,ide, saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannyatanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu. 3. Asas kesukarelaan;Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpamalu atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok 4. Asas kenormatifan;Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak bolehbertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku E.Komponen-Komponen Bimbingan Kelompok Komponen-komponen yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya terdapat pemimpin kelompok dan anggota kelompok. 1. Pemimpin kelompok

Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995: 35-36) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:
1. Pemimpin

2.

3.

4.

5.

6.

kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tang ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakanmaupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggotaanggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadidalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur lalu lintas kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia / mereka itu menderita karenanya. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

2. Anggota kelompok Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah:
1. Membantu

terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antaranggota kelompok. 2. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. 3. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama. 4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.

5. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam 6. 7. 8. 9.

seluruh kegiatan kelompok. Mampu berkomunikasi secara terbuka. Berusaha membantu anggota lain. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

F. Beberapa bentuk tehnik bimbingan kelompok 1) Home room program Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah. Dalam kesempatan ini diadakan Tanya jawab, merencanakan suatu kegiatan, menampung pendapat,dsb. Dalam contoh digambarkan guru merencanakan peninjauan keproyek jalan raya. Murid-murid diberikan kebebasan untuk berbicara, bertanya dan mengajukan usul. 2) Karyawisata (field trip) Karyawisata atau field trip selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok. Denagn berkaryawisata murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu. Disamping itu murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam berorganisasi, kerja sama, rasa tanggungjawab, percaya pada diri sendiri. Juga dapat mengembangkan bakat dan cita-cita yang ada. Dalam contoh seorang anak dapat kesempatan untuk mengembangkan kesenangannya dan bakatnya dalam peninjauan keproyek jalan raya. Ia dapat menunjukkan kemampuannya kepada teman-temannya dan mengembalikan harga dirinya. 3) Diskusi kelompok Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akanmendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid dapat menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suaru masalah. Dalam diskusi itu dapat tertanam pula rasa tanggungjawab dan harga diri. Masalah yang mungkin dapat diduskusikan antara lain: - pembagian kerja dalam suatu kegiatan kelompok - perencanaan suatu kegiatan - masalah-masalah pekerjaan - masalah belajar - masalah penggunaan waktu senggang - masalah persahabatan, keluarga dsb. 4) Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok merupakan tehnik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpatisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat menembangkan tanggungjawab. Tehnik sosiometri dapat banyak menolong dalam pembentukan kelompok. 5) Keorganisasian Keorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun dilingkungan masyarakat. Melalui organisasi ini banyak masalah individual maupun kelompok dapa diseleseikan. Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehdupan social. Mengaktipkan murid dalam mengembangkan bakat kepemimpinan disamping memupuk rasa tanggungjawab dan harga diri. 6) Sosiodrama Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu tehnik didalam memecahkan masalah-masalah social dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu dari suatu masalah social. Dalam kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung situai masalah yang dihadapinya. Dari pementasan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya. 7) Psikodrama Jika sosiodrama merupakan tehnik memecahkan masalah social, maka psikodrama adalah tehnik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan adanya ketegangan psyshis yang dialami individu. Kemudian murid-muri d diminta untuk memainkan dimuka kelas. Bagi murid yang mengalami ketegangan, permainan dalam peranan itu dapat mengurangi ketegangannya. 8) Remedial teaching Remedial teaching atau oengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran yang diberikan seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Remedial ini mungkin berbentuk bermacam-macam seperti penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan, penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami murid. Tehnik remedial ini dilakukan setelah diadakan diagnose terhadap kesulitan yang dialami murid.

Anda mungkin juga menyukai