Anda di halaman 1dari 9

PEMBANGKITAN DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

PENINGKATAN KONSUMSI ENERGI PADA SEKTOR INDUSTRI (2007 2012) DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN KEMAKMURAN PENDUDUK

Linda Rusdiana Eko Nurhadi Satrio Muhammad Adi Setiawan Esty Wulandari Rizqi Ervani Hertalina Anastassia Hasibuan

(2212106010) (2212106019) (2212106064) (2212106078) (2212106081) (2212106084)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I.

LATAR BELAKANG Energi merupakan hal yang sangat penting dalam segala bidang, khususnya pada sektor industri untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk menunjang proses produksi. Penggunaan energi ini akan optimal bila disesuaikan dengan karakteristik mesin produksi. Kondisi ini membuat penyediaan energi harus dijaga untuk tetap memenuhi konsumsi energi pada sektor industri, dikarenakan semakin berkembangnya sektor industri di Indonesia. Salah satu faktor yang berperan penting dalam berkembangannya sektor industri adalah semakin meningkatkan tingkat kemakmuran penduduk di Indonesia. Tingkat kemakmuran penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan (2007-2012). Semakin meningkatnya kemakmuran penduduk, semakin besar pula tingkat konsumsi tiap penduduk. Peningkatan konsumsi juga terjadi dalam hal permintaan pada sektor industri yang menyebabkan bertambahnya proses produksi untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan bertambahnya industri-industri baru. Bertambahnya proses produksi dan adanya industri-indutri baru mengakibatkan konsumsi energi pada sektor industri mengalami peningkatan dari sisi permintaan energi. Permasalahan energi sangatlah mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi, dan politik seperti keadaan saat adanya rencana kenaikan harga BBM pada Maret 2012. Dengan peristiwa seperti ini, masayarakat dan pemerintah harus semakin sadar akan pentingnya ketahanan energi nasional yang meliputi ketersediaan energi, kemudahan

mengakses energi, daya beli, dan pemanfaatan energi ramah lingkungan. Pengunaan energi primer di Indonesia masih sangat mengandalkan energi fosil sebesar 95% dan sisanya mengandalakan energi baru dan terbarukan. Penggunaan minyak bumi yang besar ini dikarenakan sifatnya yang cair sehingga mudah digunakan dan diolah. Pada awalnya kebijakan energi lebih memusatkan kepada sisi suplai daripada sisi permintaan. Hal ini dapat kita lihat dari sekian banyaknya BUMN bidang energi hanya satu yang mengacu kepada sisi permintaan. Tetapi, sejak lima tahun terakhir kebijakan ini mulai diarahkan pada kebijakan sisi permintaan dalam bentuk konservasi, efiseinsi, dan diversifikasi energi untuk memenuhi peningkatan energi dan kenaikan harga energi dunia, dan karena semakin bertambahnya permintaan energi penduduk Indonesia.

II.

PERMASALAHAN

Agar pembuatan makalah ini menjadi lebih terarah makan permasalahan yang
dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Apakah peningkatan kemakmuran penduduk di Indonesia mempengaruhi

meningkatkan konsumsi energi pada sektor industri? 2. Bagaimana jumlah ketersediaan energi dengan jumlah konsumsi energi pada

sektor industri yang semakin meningkat tiap tahunnya?


3. Apakah yang menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan energi bagi

industri yang semakin meningkat terhadap peningkatan kemakmuran penduduk?


4. Apakah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah pasokan energi

terhadap meningkatnya konsumsi energi oleh penduduk Indonesia?


III. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Peningkatan Kemakmuran Penduduk di Indonesia Terhadap Konsumsi Energi Sektor Industri (2007-2011) Dari tahun ke tahun tingkat konsumsi energi Indonesia mengalami peningkatan yang sebanding dengan meningkatnya kemakmuran penduduk Indonesia dilihat dari nilai GDP yang semakin meningkat. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat konsumsi energi pada sektor industri (2007-2011) yang dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Pertumbuhan Ekonomi, Pasokan dan Konsumsi Energi Primer Tahun 2007-2011


3,000 2,500
Pasokan Energi Primer dan Konsumsi Energi Industri (Juta) GDP harga 2000 (triliyun rupiah)

2,000 1,500 1,000 500 0 2007 1,964 955.703 576.835 2008 2,082 2009 2,179 2010 2,314 2011 2,463

GDP at Constant Price Primary Energy Supply Final Energy Consumption

984.022 1,015.318 1,115.684 1,236.070 590.539 299.540 699.210 297.271 793.942 355.426 834.717 359.687

Industrial Sector Energy 300.675 Consumption

Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi, Pasokan dan Konsumsi Energi Primer Tahun 2007-2012

Berdasarkan grafik diatas, pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia dari tahun ketahunnya cenderung mengalami kenaikan yang dapat kita lihat dari tahun 2007 hingga 2011. Sedangkan konsumsi energi pada tahun 2007 ke 2008 mengalami sedikit penurunan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan harga minyak dunia pada kisaran tahun ini dan begitu pula terjadi penurunan pada tahun 2008 ke 2009.Tetapi pada tahun 2009 ke 2010 konsumsi energi pada sektor industri mengalami kenaikan. Dari kondisi diatas bisa kita lihat bahwa semakin meningkatnya tingkat perekonomian penduduk Indonesia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi energi pada sektor industri di Indonesia, walaupun sempat mengalami sedikit penurunan dikarenakan adanya peningkatan harga minyak dunia.

Berdasarkan grafik diatas juga dapat kita lihat bahwa dari total konsumsi energi di Indonesia sekitar 50% hingga 60 % nya merupakan konsumsi energi pada sektor industri. Supply energi primer dari tahun 2007 sampai tahun 2011 terus meningkat namun konsumsi energinya juga meningkat yang menyebabkan cadangan energi di Indonesia semakin menipis tiap tahunnya.
2. Jumlah Ketersediaan Energi Dibanding dengan Jumlah Konsumsi Energi

Pada Sektor Industri (2007 2011)


Indonesia memiliki ketergantungan terhadap pemakaian energi yang berasal dari fosil, seperti minyak. Dari grafik ini, kita bisa kita lihat pasokan energi di Indonesia terbersar berasal dari minyak, tetapi jumlahnya mulai mengalami penurunan karena mulai digunakan energi alternatif lain seperti gas. Meskipun konsumsi minyak mengalami penurunan tetapi minyak tetap menjadi sumber energi utama di Indonesia. Kedepannya di prediksi bahwa penggunaan energi akan semakin merata.

Pasokan Energi di Indonesia


100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2007 2008 2009 2010 2011

electricity LPG natural gas coal fuel

Gambar 3.2 Pasokan Energi di Indonesia Menurut Jenis (2007-2011) Berdasarkan Gambar 3.3 dapat kita lihat bahwa sektor yang paling banyak mengkonsumsi energi adalah sektor transportasi dan sektor industri. Kedua sektor ini mengalami peningkatan konsumsi energi hingga tahun 2011. Dan menyebabkan konsumsi energi di Indonesia pada sektor rumah tangga menurun

Konsumsi Energi Menurut Sektor


100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2007 2008 2009 2010 2011

lain-lain transportasi komersil rumah tangga industri

Gambar 3.3 Konsumsi Energi di Indonesia Menurut Sektor (2007-2011) Dari tahun ke tahun pasokan cadangan energi mengalami penurunan yang di sebabkan besarnya tingkat konsumsi energi tidak sebanding dengan pertumbuhan produksi energi. Dari data ESDM besarnya pertumbuhan GDP dari tahun 20072008 sebesar 6.01%, 2008-2009 sebesar 4.58%, 2009-2010 sebesar 6.2%, 20102011 sebesar 6.46%. Dan dari tahun 2007-2008 pada sektor industri pertumbuhan konsumsi energi sebesar -0.38%, 2008-2009 sebesar -0.75%, 2009-2010 sebesar 19%. 2010-2011 sebesar 1.19%.
1,400.000 1,200.000 1,000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 0.000 2007 2008 2009 2010 2011 final energy consumption industry

primary energy supply

Gambar 3.4 Grafik Konsumsi Energi

3. Kendala dalam Pemenuhan Kebutuhan Energi bagi Industri yang

Semakin Meningkat terhadap Peningkatan Kemakmuran Penduduk Secara umum, sektor industri khususnya industri yang relatif banyak menggunakan energi hingga saat ini masih merasa kesulitan untuk

mendapatkan energi yang murah, efisien atau ramah lingkungan. Konsumsi energi pada sektor industri dominan menggunakan energi fosil yang merupakan unrenewable resources dikarenakan renewable resources belom banyak dimanfaatkan. Sedangkan menurut kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2009) cadangan energi minyak mentah Indonesia hanya dapat diproduksi atau akan habis dalam kurun waktu 22,99 tahun, gas selama 58,95 tahun dan batubara selama 82,01 tahun. Dapat diasumsikan bahwa belum ditemukan lagi ladangladang baru sebagai sumber energi fosil. Dan cadangan energi dapat meningkat (bertahan lama) apabila ditemukan ladang-ladang yang baru. Dengan semakin menipisnya cadangan energi fosil sementara konsumsi energi terus mengalami peningkatan menjadi ancaman terhadap perkembangan perekonomian Indonesia Hal ini juga dikarenakan pasokan energi yang ada harus diperoleh dengan biaya yang relatif tinggi, dan untuk mendapatkannya pun masih relatif sulit. Jika industri menggunakan sumber energi yang murah misalnya batubara, maka konsekuensinya industri tersebut akan dianggap sebagai industri yang tidak ramah lingkungan karena menghadapi masalah pelestarian lingkungan yang tertuang dalam peraturan-peraturan tentang lingkungan hidup (UU Lingkungan Hidup). Lebih lanjut, permasalahan energi gas di Indonesia antara lain terkait dengan pasokan untuk domestik yang minim; sistem distribusi gas yang kurang memadai; infrastruktur (pipa gas) yang belum tersebar ke seluruh pelosok konsumen, dan belum berkembangnya receiving terminal gas

berbentuk cair (liquified natural gas, LNG). Selama ini pemerintah lebih banyak mengekspor gas alam ke luar negeri, baik melalui pipa maupun LNG, sehingga kebutuhan gas dalam negeri belum terpenuhi secara maksimal. Secara spesifik berikut kendala-kendala aktual yang dihadapi oleh sektor industri dalam aksesibilitasnya terhadap kebutuhan energi:

a. Kesulitan

memperoleh

energi

gas

disebabkan kurang lengkapnya

prasarana pendistribusian gas bumi. Perkiraan yang agak kasar, energi gas dikonsumsi dalam negeri saat ini baru memenuhi sekitar 50-

60% dari kebutuhan akan energi gas dalam negeri. Defisit gas bumi juga disebabkan tingginya ekspor gas yang mencapai n sepanjang 2.150 Km dan jaringan distribusi sepanjang 3.900 Km. Distribusi gas bumi hanya dapat menggunakan pipa atau bentuk LNG, padahal lokasi konsumen gas bumi tidak selalu berdekatan dengan sumber gas buminya. b. Ketidaksesuaian antara persebaran sumber energi dengan lokasi

industri, misalnya sumber gas bumi yang melimpah tersebar di Kalimantan, Sumatera, dan Papua namun lokasi industri terpusat di pulau Jawa. Demikian pula energi batubara yang melimpah di Sumatera dan Kalimantan, sementara konsumennya sebagian besar terpusat di pulau Jawa. c. Masih rendahnya pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik sedangkan sebagian besar (70 persen) dari produksi batubara

dipasarkan ke luar negeri. Salah satu penyebabnya juga karena keterbatasan infrastruktur dalam hal distribusi. Disamping itu, isu lingkungan juga menjadi hambatan bagi industri dalam memanfaatkan sumber energi batubara, yakni dengan adanya UU Lingkungan Hidup. d. Diversifikasi energi terutama energi terbarukan masih sulit dilakukan karena selain biaya yang dikeluarkan jauh lebih mahal, infrastruktur yang dibutuhkan juga masih belum memadai. e. Isu lain terkait dengan pengembangan energi terbarukan adalah

mahalnya harga energi terbarukan bila dibandingkan dengan harga BBM subsidi, sehingga konsumen cenderung tetap memilih membeli sumber energi yang lebih murah. f. Belum selesainya penyusunan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang akan dijadikan sebagai acuan. 4. Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Menanggulangi Masalah Pasokan Energi Terhadap Meningkatnya Konsumsi Energi Penduduk Indonesia

Masalah pemenuhan konsumsi yang terus naik disebabkan : 1. Pelaksanaan manajemen energi yang masih lemah 2. Belum adanya dorongan untuk melakukan efisiensi energi 3. Informasi tentang penghematan efisiensi energi belum tersebar dengan baik.
Upaya yang dapat dilakukan adalah : 1. Mencari energi alternatif 2. Melakukan diversifikasi dan koneservasi energi 3. Melakukan sosialisasi terhadap penduduk untuk mulai menekan sifat konsumtif terhadap energi. V. KESIMPULAN 1. Semakin meningkatnya kemakmuran penduduk di Indonesia maka

semakin meningkat pula tingkat konsumsi energi pada sektor indutri di Indonesia.
2. Cadangan energi di Indonesia semakin menipis tiap tahunnya dan

dapat diatasi apabila ditemukan ladang-ladang sumber energi baru dan pemanfaatan energi terbarukan yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA Harmadi, Sonny Harry B. Energi dan Penduduk. Gatra, 25 April 2012, H. 22-23. Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. 2010. Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia. Center for Data and Information on Energy and Mineral Resources. Ministry Energy and Mineral Resources, Jakarta. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Indikator Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai