Anda di halaman 1dari 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Semakin tingginya permintaan akan Crude Palm Oil (CPO) mengakibatkan peningkatan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Bukan hanya di Pulau Sumatra saja, tetapi sudah merambah ke alimantan dan pulau!pulau lainnya. "eskipun se#ara umum perluasan perkebunan kelapa sawit dianggap bisa mengan#am kelestarian hutan dan spesies di dalamnya, namun tidak demikian jika pengembangan industri kelapa sawit yang ramah lingkungan diterapkan. Perkebunan kelapa sawit dikatakan ramah lingkungan karena pohon kelapa sawit menyimpan lebih banyak karbon dioksida (CO $) dan melepaskan lebih banyak oksigen (O$) yang baik bagi lingkungan. %saha meningkatkan produksi sawit dengan tidak menambah luas lahan (intensi&ikasi tanaman) juga merupakan salah satu usaha yang baik guna menjaga pelestarian lingkungan. 'engan demikian tidak akan terjadi yang namanya kon&lik lahan baik antar petani sawit, perusahaan maupun pemerintah. (ika peningkatan produksi kelapa sawit harus memerlukan perluasan lahan (ekstensi&ikasi), peman&aatan lahan tidur untuk lahan perkebunan kelapa sawit bisa menjadi pilihan yang bijak. 'engan demikian tidak akan merusak ekositem hutan alam dan spesies di dalamnya. Perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan adalah sistem agroindustri yang melindungi dan memperbaiki lingkungan (alam), layak se#ara ekonomi, dan dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya. (ika hal tersebut bisa dilakukan dengan benar, maka se#ara otomatis akan meredam isu!isu kerusakan lingkungan yang konon ditimbulkan oleh perkebunan kelapa sawit.

BAB 2 ISI 2.1 Botani Kelapa Sawit elapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari )&rika Barat. merupakan tumbuhan tropis yang termasuk kedalam tanaman tahunan. elapa sawit elapa sawit

termasuk &amili )re#a#eae, sub &amili Co#oideae, genus elaeis yang mempunyai * spesies yaitu +. guineensis (a#,, +. olei&era (-B ) Cortes, dan +. odora .. Spesies pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan. lasi&ikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut/ 'i0isi elas Ordo 1amili Sub!&amili 2enus Spesies / +mbryophytasiphonagama / )ngiospermae / "ono#otyledonae / )re#a#eae / Co#oideae / +laeis / +. guineensis (a#,. ()llorerung et al, $343) Pada awalnya kelapa sawit hanya ada $ jenis, yakni tipe 'ura dan tipe Pisi&era. elapa dura merupakan sawit yang mempunyai #angkang (tempurung) tebal, kernel besar, tetapi minyak terekstrak rendah, hanya men#apai 45 6 47 8 sementara tipe pisi&era tanpa #angkang, kernel ke#il dengan lapisan &iber tipis, proporsi mesokarp tinggi dan kadar minyak terekstrak tinggi, tetapi sebagian besar betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. %ntuk mengatasi hal itu maka dibuatlah jenis kelapa sawit ketiga, yakni 9enera yang merupakan persilangan dari dura dan pisi&era. kelemahan masing!masing. arena berasal dari persilangan maka tenera mempunyai karakteristik gabungan antara dura dan pisi&era sehingga meminimalisir ernel berukuran sedang dengan #angkang menjadi lebih tipis (3,: 6 ; mm), tetapi bunga betina tetap &ertile. Proporsi mesokarp tinggi (<3 6 7:8) dan kadar minyak $$ 6 $:8, bahkan ada yang men#apai $=8 ()llorerung et al, $343). Penanaman kelapa sawit dapat dilakukan hampir di seluruh bagian di Indonesia, mengingat sawit merupakan tanaman tropis. Papua. elapa sawit dapat tumbuh dengan baik alimantan, Sulawesi dan terutama di beberapa pro0insi beriklim kering, seperti Sumatera,

Syarat tumbuh kelapa sawit tidaklah begitu spesi&ik, karena sawit tergolong tanaman yang mudah beradaptasi. >amun bila ingin mendapatkan hasil maksimal syarat!syarat yang harus terpenuhi ialah lahan berada pada dataran rendah dengan ketinggian tempat ?533 m dpl., temperatur berkisar antara $36*:@C, dengan temperatur optimum $:6$=@C. Curah hujan berkisar dari 4.$:36;.333 mmAtahun, tetapi yang optimum sekitar 4.5336$.:33 mmAtahun, dengan distribusi merata sepanjang tahun dan bulan kering kurang dari $ bulan. elapa sawit dapat tumbuh pada lahan dengan tingkat kesuburan tanah yang ber0ariasi mulai dari lahan yang subur sampai lahan!lahan marginal. -al ini di#irikan bahwa kelapa sawit dapat tumbuh pada lahan dengan p- masam sampai netral (B;,$!5,3) dan yang optimum pada p- :,3!<,:. "edia perakaran yang optimal adalah lahan yang mempunyai tekstur halus (liat berpasir, liat,liat berdebu), agak halus (lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), dan sedang (lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu), serta mempunyai kandunganbahan kasar tidak lebih dari ::8. elapa sawit dapat tumbuh baik pada berbagai ordo tanah seperti %ltisols, OCisols, In#eptisols, )l&isols, "ollisols bahkan pada tanah gambut (-istosols), asalkan persyaratan tumbuh lainnya seperti tersebut di atas terpenuhi ('jaenudin et al., $333). -asil yang diambil dari kelapa sawit merupakan minyak yang terdapat didalam serabut (mesokarp) dan daging buah (kernel). "inyak yang berasal dari serabut kelapa sawit adalah Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah dan Palm ernel Oil (P O) atau minyak inti sawit. "inyak yang dihasilkan dari kelapa sawit ini banyak digunakan di se#tor industri antara lain pada pembuatan minyak goring, margarin, sabun, kosmetik, industry baja, kulit, dan industry &armasi. "inyak sawit kerap digunakan dalam bidang kosmetik karena tidak menimbulkan iritasi pada tubuh. Selain di bidang industry minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan bakar biodiesel. Si&atnya yang tahan oksidasi dengan tekanan tinggi dan kemampuannya melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh pelarut lainnya, serta daya melapis yang tinggi membuat minyak sawit banyak digunakan untuk beragam peruntukan ( emendag, $34*). 2.2 Ekstensifikasi Pertanian Se#ara umum ekstensi&ikasi pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan #ara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa!rawa, dan daerah pertanian yang belum diman&atkan. Selain itu, ekstensi&ikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.

+kstensi&ikasi pertanian umumnya adalah suatu program besar yang membutuhkan banyak sumberdaya manusia untuk melakukannya. >amun saat ini sudah banyak masyarakat sendiri se#ara indi0idu yang melakukan ekstensi&ikasi pertanian. +kstensi&ikasi lahan yang dilakukan oleh masyarakat se#ara indi0idu biasanya men#akup luasan lahan yang ke#il sehingga tidak menghasilkan produksi yang besar. Sementara itu ekstensi&ikasi yang merupakan program pemerintah dilakukan dalam skala yang lebih luas. Biasanya lahan yang diman&aatkan untuk ekstensi&ikasi oleh pemerintah ini lebih dari 43.333 hektar di tiap proyek. %ntuk itu program ekstensi&ikasi yang dilaksanakan oleh pemerintah ini membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak. +kstensi&ikasi lahan ini melibatkan banyak pihak dimulai dari peren#ana, kontraktor, masyarakat sekitar, dan masyarakat yang nantinya akan mengolah lahan ekstensi&ikasi tersebut. Biasanya ekstensi&ikasi lahan pertanian dilakukan di daerah jarang penduduk, seperti di luar Pulau (awa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, alimantan dan Irian (aya. 2.2.1 Ma a!"!a a! ekstensifikasi pertanian +kstensi&ikasi pertanian ini banyak ma#amnya tergantung dari tempat atau lahan yang akan digunakan. Pada dasarnya, perluasan lahan ini dilakukan untuk memperoleh hasil produksi tanaman yang memadai dan menggerakkan lahan pertanian yang belum terpakai.+kstensi&ikasi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lahan yang akan digunakan, diantaranya/
1. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan hutan baru.

+kstensi&ikasi pertanian dengan melakukan perluasan dan pembukaan hutan yang masih tertutup atau belum pernah dijadikan lahan pertanian. Sebenarnya, sistem nomaden atau berpindah!pindah ladang yang dilakukan masyaratakat di Indonesia sejak dulu merupakan hasil dari perluasan lahan yang mandiri. Pembukaan hutan ini dapat dilakukan se#ara serentak maupun perseorangan. "embuka hutan baru yang lahannya masih subur diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian.
2. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering

+kstensi&ikasi pertanian dengan pembukaan lahan kering memerlukan penanganan lebih khusus. Dahan kering merupakan sebuah lahan yang memiliki tanah kering, kurang subur dan mudah terbawa airAerosi. 'alam peman&aatannya, lahan kering harus diberi
4

perlakuan tambahan agar dapat meningkatkan produksi pertanian. Salah satu #aranya adalah dengan menanam tanaman yang dapat meningkatkan kesuburan tanah seperti jenis ka#ang! ka#angan, pohon Damtoro yang bisa menambah kandungan nutrisi dalam tanah.
3. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan Dahan gambut

Dahan gambut merupakan lahan yang sangat potensial untuk ditanami.Dahan ini sangat subur dan berair.Dahan ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman. 'i Indonesia, lahan gambut ini banyak terdapat di Sumatera dan alimantan. (Suhardjono, $34$) 2.# Ekstensifikasi Kelapa Sawit elapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis sebagai penghasil de0isa negara utama dari sektor non migas ("ulyani et al, $33*). +kstensi&ikasi lahan sebaiknya dilakukan pada lahan!lahan yang sesuai untuk pertumbuhan kelapa sawit dan saat ini lahan tersebut belum diman&aatkan (alang!alang, semak belukar, hutan kon0ersi) sehingga dapat di#adangkan untuk pembukaan lahan baru. Pusat Penelitian Sosial +konomi Pertanian (PS+) telah melakukan analisis penawaran dan permintaan serta peluang pasar komoditas perkebunan (termasuk kelapa sawit). -asil analisis tersebut adalah untuk memenuhi permintaan pasar pada tahun $33:, proyeksi luas areal kelapa sawit sebesar 4;,75 juta ha (S%EF)>) et al.,477=), sementara luas lahan yang ada saat ini hanya seluas ;,4 juta ('I9(+> P+E +B%>)>, $33$). Sehingga masih diperlukan lahan!lahan yang berpotensi untuk memenuhi peluang pasar tersebut.

%ntuk

dapat

menghitung

berapa

lahan

yang

berpeluang

untuk

pengembanganAperluasan kelapa sawit, diperlukan peta penggunaan lahan yang terbaru (data spasial) yang jelas menunjukkan penyebaran perkebunan kelapa sawit. -al ini belum tersedia di BP> sekalipun, yang ada adalah lahan perkebunan se#ara umum. )pabila ingin menampilkan berapa peluang produksi kelapa sawit ke depan, dapat saja kita berasumsi bahwa sekitar $38 dari lahan yang sesuai untuk ekstensi&ikasi (9abel $) tersedia untuk perluasan kelapa sawit. (adi sekurang!kurangnya ada sekitar $38 dari *7 juta ha yaitu sekitar 5,= juta ha lahan yang dapat digunakan untuk ekstensi&ikasi kelapa sawit. Bila rata!rata produksi perkebunan rakyat $,5 tonAha, maka peluang peningkatan produksi kelapa sawit dari 5,= juta ha lahan adalah sebesar $4 juta ton ("ulyani et al, $33*) Se#ara umum, luas lahan untuk pertanian yang ada saat ini yaitu seluas <; juta ha, terluas untuk perkebunan (4<,5 juta ha) belum dapat memenuhi kebutuhan produk pertanian nasional (terutama pangan) dan 0olume ekspor beberapa komoditas strategis penghasil de0isa seperti kelapa sawit, karet, kopi, lada, dll. Dahan!lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian tidak akan bertambah luasnya baik itu pada masa sekarang ataupun di masa yang akan datang, bahkan sebaliknya akan berkurang terus dengan semakin tingginya jumlah penduduk dan kebutuhan produk pertanian nasional. Persaingan peman&aatan sumberdaya lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian akan semakin meningkat dari tahun ke tahun mendatang. Persaingan tersebut tidak hanya akan terjadi antar sub sektor pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan,tanaman industri), maupun dengan sektor non pertanian (pengembangan pemukiman, industri, in&rastruktur, dll).
6

Pengembangan sektor non pertanian inipun sulit dihindari terutama di kota!kota yang sedang berkembang, seharusnya pengembangan kawasan diarahkan pada lahan!lahan yang tidak potensial untuk pertanian.

Berdasarkan data dari BPS dari sejak tahun $33* 6 $34* luas penanaman tanaman kelapa sawit selalu mengalami penambahan luas lahan. -al ini kemungkinan besar didorong oleh besarnya potensi tanaman perkebunan terutama kelapa sawit yang merupakan penyumbang de0isa negara terbesar bersamaan dengan komoditas kakao, kopi dan karet sehingga baik perkebunan milik negara maupun milik rakyat memilih untuk menanam komoditas sawit. $a%&n $33* $33; $33: $33< $335 $33= $337 $343 $344 $34$G $34*GG Catatan/ Kelapa Sawit *;$7.$ *;7<.5 *:7*.; *5;=.: ;434.5 ;;:4.= ;===.3 :4<4.< :*;7.= :;:<.: ::7$.3

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Tabel 3. Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman di Indonesia !!! "a) #$$% & '!#3 (Badan Pusat Statistik, $34*)

2.' Is& Lingk&ngan Berkelan(&tan 'alam planet bumi, hanya tumbuhanAtanaman yang memiliki kemampuan dalam menyerap CO$. 9umbuhan seperti perkebunan, memiliki mekanisme proses &otosintesis (asimilasi) yang menyerap CO$ atmos&ir bumi dan energi matahari dan disimpan dalam bentuk biomass (stok karbon). Selain proses &otosintesis, tumbuhan juga melakukan perna&asanArespirasi yang menghasilkan CO$ ke atmos&ir bumi. Oleh sebab itu, yang perlu dilihat adalah penyerapan netto!nya yakni CO$ yang diserap dikurangi CO$ yang dilepas. -enson (4777) menghitung penyerapan netto CO$ perkebunan kelapa sawit dibandingkan dengan hutan alam tropis (9abel 43). 'ata empiris tersebut menunjukkan bahwa se#ara netto kelapa sawit dan hutan alam tropis (juga tanaman lainnya) adalah penyerap CO $ dari atmos&ir bumi. >amun kemampuan perkebunan kelapa sawit dalam menyerap CO $ (se#ara netto) lebih besar dibandingkan hutan alam tropis.

Perbedaan penyerapan netto CO$ tersebut disebabkan perbedaan laju &otosintesis dan respirasi. Pada perkebunan (kelapa sawit) pertumbuhan biomas (termasuk produksinya) masih terjadi sampai kelapa sawit ditebang (umur $: tahun), sehingga laju &otosintesis lebih besar dari laju respirasi.Sedangkan hutan alam tropis yang sudah men#apai umur dewasa (mature) pertumbuhan biomas sudah berhenti atau sangat ke#il, sehingga laju &otosintesis sudah sama (mendekati) laju respirasi. 'engan demikian untuk penyerapan CO$ dari atmos&ir bumi, kon0ersi hutan dewasa menjadi perkebunan bukanlah bentuk de&orestasi tetapi bersi&at re&orestasi (Soemarwoto, 477$). "ungkin lebih tepat disebut a&&orestasi yakni membangun &ungsi ekologis hutan di luar (administrati&) kawasan hutan. Perke)&nan Kelapa Sawit Berf&ngsi H&tan Berdasarkan de&inisi hutan dengan konsep land #o0er #hange yang dianut banyak negara maupun de&inisi hutan yang dianut 1)O, perkebunan termasuk perkebunan kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai hutan (ber&ungsi ekologis hutan), meskipun se#ara administrati& tidak berada dalam kawasan hutan. )lasannya adalah sebagai berikut. Pertama, Perkebunan kelapa sawit merupakan penumbuhan land #o0er (a&&orestasi menurut konsep land #o0er #hange)H memiliki #anopy #o0er hampirAmendekati 433 persen pada umur dewasa (syarat 1)O, lebih besar dari 43 persen)H dan memiliki ketinggian pohon setelah dewasa lebih dari : meter dan luas sehamparan diatas 3,: hektar (1)O mensyaratkan tinggi pohon : meter
9

dan luas lebih dari 3,: hektar). 'engan demikian memenuhi kriteria minimal (threshold) bahkan diatas de&inisi hutan 1)O edua, Perkebunan kelapa sawit merupakan permanen #rop yang baru di replanting setelah $: tahun (timber plantation yang oleh 1)O dikategorikan hutan, dipanen 5!43 tahun per siklus) yang berarti &ungsi ekologis kelapa sawit lebih lama daripada timber plantation. Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga memiliki perakaran yang massi&Apadat, berlapis serta permukaan tanah mengandung banyak bahan organik (pelepah daun, batang) yang ber&ungsi sebagai bagian dari konser0asi tanah dan air seperti mengurangi aliran air permukaan (water run!o&&) sebagaimana salah satu &ungsi hutan. etiga, Perkebunan kelapa sawit merupakan bagian dari pelestarian &ungsi ekologis seperti pelestarian daur CO$, daur O$ dan daur air (-$O) melalui mekanisme &otosintesis dan respirasi tanaman kelapa sawit. 1ungsi ini juga merupakan bagian dari &ungsi hutan se#ara ekologis. eempat, pembudidayaan kelapa sawit melalui perkebunan merupakan suatu mekanisme e&ekti& melestarikan plasma nut&ah (biodi0ersity), yakni tanaman kelapa sawit beserta organisme yang ada, &ungsi ekologis dan &ungsi ekonomi se#ara lintas generasi. elapa sawit yang pada awalnya hanya empat 0arietas di ebun Eaya Bogor, melalui perkebunan kelapa sawit, plasma nut&ah tersebut terlestarikan se#ara lintas generasi dan bahkan berhasil dikembangkan menjadi puluhan 0arietas baru. 1ungsi pelestarian plasma nut&ah seperti ini juga merupakan &ungsi hutan. Berdasarkan alasan diatas maka perkebunan kelapa sawit se#ara ekologis dapat dikategorikan sebagai hutan. )palagi dikaitkan dengan upaya penyerapan CO$ (untuk mengurangi pemanasan global) perkebunan kelapa sawit lebih unggul dibanding hutan alam. Peng%asil Energi $er)ar&kan Se ara Efisien Sumber energi abadi bagi kehidupan di planet bumi adalah sinar matahari. 9umbuhan di planet bumi ini merupakan alat kehidupan untuk memanen energi dari matahari, untuk kebutuhan kehidupan di bumi. "elalui proses &otosintesa tumbuhan,energi matahari ditangkap dan disimpan dalam bentuk energi biokimia (biomass). 9entu saja se#ara alamiah kemampuan jenis tumbuhan untuk menangkap energi matahari berbeda!beda. Perkebunan kelapa sawit dari berbagai indikator, lebih unggul dari hutan tropis dalam memanen energi matahari.

10

'ari segi e&isiensi proses penangkapan energi matahari (e&isiensi &otosintesis, e&isiensi kon0ersi radiasi) perkebunan kelapa sawit lebih unggul (lebih e&isien) hampir dua kali lipat dari kemampuan hutan tropis. emudian dari segi hasil proses penangkapan energi matahari (produksi biomass dan bahan kering) perkebunan kelapa sawit juga lebih unggul daripada hutan tropis. Pertumbuhan biomass dan bahan kering tersebut merupakan indikator produksi energi terbarukan (renewable energy), laju penyerapan netto CO $ sekaligus laju akumulasi stok karbon yang diserap persatuan waktu. emudian bila dibandingkan kemampuan kelapa sawit dengan tanaman minyak nabati lainnya (9abel 4$) ternyata kelapa sawit juga lebih unggul dalam menangkap energi matahari dan menyimpannya dalam bentuk biomass (minyak sawit). 'ata diatas menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit adalah penghasil bahan energi terbarukan tertinggi dibanding tanaman lain.Setiap energi (misalnya energi BB1) yang digunakan pada perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan energi terbarukan $,$5 kali lebih besar. (ika masyarakat internasional bersedia menghemat konsumsi BB1 dan energi yang dihemat tersebut digunakan untuk kegiatan perkebunan kelapa sawit, akan digantikan lebih dua kali lipat dalam bentuk energi terbarukan.Perkebunan kelapa sawit, bukan hanya penghasil energi terbarukan yang paling tinggi tetapi juga dengan biaya yang paling murah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya (2ambar 43). Biaya produksi minyak sawit hanya sekitar *3!;3 persen dari biaya produksi minyak nabati lain.

11

'engan demikian, perkebunan kelapa sawit adalah penyerap CO $, penghasil energi terbarukan tertinggi dan termurah. Sebagai satu ekosistem planet bumi, emisi CO $ yang terlanjur tinggi dihasilkan khususnya dari 43 negara pengemisi CO $ terbesar dunia, oleh perkebunan kelapa sawit diserap dan sebagian disimpan dalam bentuk biomass, sebagian lagi ditukar dengan energi terbarukan yang lebih murah serta tersedia bagi seluruh masyarakat dunia se#ara lintas generasi. 'engan tersedianya energi yang lebih murah dan ramah lingkungan, konsumsi BB1 global yang telah tinggi selama ini, dapat dikurangi.(adi negara! negara pengemisi 2-2 terbesar dunia, seharusnya berterimakasih pada para petani kelapa sawit, karena sebagian sampah mereka (emisi CO $) diserap oleh kelapa sawit, dan ditukar dengan energi baru dan oksigen. (ika tetap ingin menikmati kemewahan hidup (konsumsi energi tinggi) silahkan mengganti sebagian BB1 dengan minyak sawit (2)P I, $34*).

12

BAB # PENU$UP #.1 Kesi!p&lan .ilayah ekstensi&ikasi (+), yaitu lahan yang sesuai dan saat ini lahan tersebut belum diman&aatkan (alang!alang, semak belukar, hutan kon0ersi) sehingga dapat di#adangkan untuk pembukaan lahan baru. Perkebunan kelapa sawit merupakan bagian solusi dari permasalahan pangan, energi, lingkungan dan ekonomi global.

13

"aka perkebunan kelapa sawit se#ara ekologis dapat dikategorikan sebagai hutan. )palagi dikaitkan dengan upaya penyerapan CO$ (untuk mengurangi pemanasan global) perkebunan kelapa sawit lebih unggul dibanding hutan alam. perkebunan kelapa sawit adalah penyerap CO$, penghasil energi terbarukan tertinggi dan termurah. Sebagai satu ekosistem planet bumi, emisi CO $ yang terlanjur tinggi dihasilkan khususnya dari 43 negara pengemisi CO$ terbesar dunia, oleh perkebunan kelapa sawit diserap dan sebagian disimpan dalam bentuk biomass, sebagian lagi ditukar dengan energi terbarukan yang lebih murah serta tersedia bagi seluruh masyarakat dunia se#ara lintas generasi.

DA*$A+ PUS$AKA )llorerung, et al. $343. Budida(a )ela*a Sa+it. Bogor . Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. http/AAperkebunan.litbang.deptan.go.idAwp! #ontentAuploadsA$344A34AperkebunanIbudidayaIsawit.pd& Badan Pusat Statistik. Duas 9anaman Perkebunan Besar "enurut (enis 9anaman. http/AAwww.bps.go.idAtabIsubA0iew.phpJ katK*LtabelK4Lda&tarK4LidIsubyekK:;LnotabK4

14

'jaenudin, '., ". "arwan, -. Subagyo, )nny "ulyani dan >. Suharta. $333. )riteria )esesuaian La,an untuk )omoditas Pertanian. Pusat Penelitian 9anah dan )groklimat. Bogor. 2)P I A 2abungan Pengusaha elapa Sawit Indonesia. $34*. Indonesia dan Pekebunan

)ela*a Sa+it -alam Isu Lingkungan .lobal. (akarta. http/AAebookbrowsee.netAbuku! indonesia!dan!perkebunan!kelapa!sawit!dalam!isu!lingkungan!global!pd&!d:37**:=43 -enson, I. +. 4777. Comparati0e +#ophysiology o& Oil Palm and 9ropi#al Eain 1orest. Oil and +n0ironment. ) "alaysian Prespe#ti0e. uala Dumpur emendag. $34*. Market Brie/ 0 )ela*a Sa+it dan Ola,ann(a. -amburg, 2ermany. http/AAdjpen.kemendag.go.idAappI&rontendAadminAdo#sAresear#h#ornerA=;74*5==555$:. pd& "ulyani, )., 1 . )gus dan ). )bdura#hman. $33*. Bengkulu, 7!43 September $33* / hal. =7!43$ Pusat Penelitian 9anah dan )groklimat. 4774. Penilaian Potensi dan Tingkat )esesuaian La,an untuk Pengembangan Tanaman )ela*a Sa+it di Pro*insi Sumut1 2iau1 Bengkulu1 )albar1 )alteng1 )altim1 Sulteng1 Sulsel dan Irian Ja(a. Peta skala 4/$:3.333. Pusat Penelitian 9anah dan )groklimat, Bogor. Pusat Penelitian 9anah dan )groklimat. 4775. Statistik Sumberda(a La,an3Tana, Indonesia. Pusat Penelitian 9anah dan )groklimat, Bogor. P%SDI9B)>29)>) . $334. )tlas )rahan 9ata Euang Pertanian >asional skala 4/4.333.333. Pusat Penelitian dan Pengembangan 9anah dan )groklimat, Bogor. P%SDI9B)>29)>) . $33$. )tlas Pewilayahan skala 4/4.333.333. Soemarwoto, O. 477$. Indonesia 'alam Pustaka %tama. (akarta Suhardjono., Dinda Prasetyorini., Eiyanto, -. $34$. Eeklamasi 'aerah Eawa. "alang. CM Citra "alang an#ah Isu Dingkungan 2lobal. P9 2ramedia omoditas Pertanian %nggulan >asional esesuaian Dahan %ntuk elapa Sawit di

Indonesia. Prosiding Dokakarya >asional. Sistem Integrasi

elapa Sawit!Sapi.

15

Suryana, )., B. -utabarat dan S.-. Susilowati. 477=. Pena+aran dan *ermintaan serta *eluang *asar komoditas tanaman industri dan *erkebunan. -alaman ;$!<=. 'alam/ Prosiding Pertemuan omisi Penelitian Pertanian Bidang Perkebunan. Peremajaan Eehabilitasi dan Perluasan

16

Anda mungkin juga menyukai