Anda di halaman 1dari 8

Prinsip Sistem Komunikasi Satelit Prinsip dasar komunikasi satelit adalah sistem komunikasi radio dengan satelit sabagai

stasiun pengulang. Konfigurasi suatu sistem komunikasi satelit terbagi atas dua bagian, yaitu: ruas bumi (ground segment) dan ruas angkasa (space segment). Ruas bumi terdiri dari beberapa stasiun bumi yang berfungsi sebagai stasiun bumi pengirim dan stasiun bumi penerima, sedangkan ruas angkasa berupa satelit yang menerima sinyal yang dipancarkan dari stasiun bumi pengirim, kemudian memperkuatnya dan mengirimkan sinyal tersebut ke stasiun bumi penerima.

Pada sistem komunikasi satelit yang menggunakan orbit geosinkron, jarak yang harus ditempuh sangat jauh, yaitu sekitar 3 .!!! km. "al ini menyebabkan redaman lintasan menjadi sangat besar, sehingga le#el daya terima sangat lemah. $ntuk mengatasi masalah ini, diperlukan peralatan yang mempunyai kehandalan tinggi, baik dari segmen angkasa maupun segmen bumi. %esuai dengan ketinggian orbitnya, sistem komunikasi satelit bergerak terdiri dari tiga jenis orbit, yaitu: a. &'( (&o) 'arth (rbit) pada ketinggian *!! km sampai dengan +.!!! km. b. ,'( (,edium 'arth (rbit) pada ketinggian *.!!! km sampai dengan +!.!!! km. c. -'( (-eosynchronous 'arth (rbit) pada ketinggian 3*../ km. Link Komunikasi Satelit 0alam link komunikasi satelit terdapat dua lintasan utama, yaitu uplink dan do)nlink. $plink merupakan lintasan dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan do)nlink merupakan lintasan dari satelit ke stasiun bumi. $ntuk hubungan link komunikasi dapat dilakukan melalui beberapa konfigurasi, yaitu: hubungan point1to1point, point1to1multipoint, multipoint1to1poit, dan multipoint1to1multipoint. 0alam sistem komunikasi satelit, untuk uplink biasa digunakan konfigurasi multipoint1to1point, sedangkan untuk do)nlink biasanya menggunakan konfigurasi point1to1multipoint (broadcast). "ubungan dalam komunikasi satelit dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:

a. $plink, yaitu hubungan dari stasiun bumi ke satelit. b. 0o)nlink, yaitu hubungan dari satelit ke stasiun bumi. c. 2nter %atellite &ink (2%&), yaitu lintasan full duple3 antara dua satelit.

Parameter Link Sistem Komunikasi Satelit Parameter link sistem komunikasi satelit terdiri dari penguatan antena, '2RP, redaman ruang bebas, kerapatan fluks daya, daya sinyal pemba)a dan derau. 0engan parameter ini, persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh sistem dapat ditentukan, yang pada akhirnya dapat diperoleh rancangan sistem dengan kualitas sinyal sesuai dengan yang diharapkan. Parameter1parameter yang diperlukan dalam perhitungan link dapat dilihat dari gambar diba)ah ini :

a) Penguatan Antena Penguatan antenna adalah perbandingan daya yang dipancarkan (diterima) dalam tiap satuan luas pada arah tertentu oleh suatu antena dengan daya yang dipancarkan (diterima) dalam luas yang sama dengan menggunakan antena isotropic jika keduanya diberi daya yang sama. 0alam komunikasi satelit, jenis antena yang biasa digunakan untuk satelit adalah antena parabola, dimana nilai penguatannya dapat dihitung dengan rumus:

4ika penampangnya berupa lingkaran, maka

b) Daya Pancar Isotropis Efektif (EIRP) '2RP ('5ui#alent 2sotropic Radiated Po)er) merupakan parameter yang menunjukkan nilai efektif daya yang dipancarkan dari antena yang memiliki penguatan sendiri. 6ila terdapat rugi1 rugi feeder, maka akan mengurangi nilai dari '2RP:

0imana: 78 P 9 daya pancar sinyal pemba)a (d6m) 78 - 9 penguatan antena pengirim (d6) ft & 9 redaman saluran transmisi (d6)

c) Redaman Ruang ebas fs L (!SL) Redaman ruang bebas atau :%& (:ree %pace &oss) dipengaruhi oleh jarak stasiun bumi ke satelit dan besarnya frekuensi karier yang digunakan dalam transmisi radio. 6esarnya redaman ruang bebas dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

0imana: 7R d 9 jarak transmisi dari stasiun bumi ke satelit dalam satuan meter (m). ; 9 panjang gelombang dalam satuan meter (m). 4ika dinyatakan dalam bentuk logaritmis diperoleh persamaan:

d) Kerapatan :luks 0aya Pada arah pancar juga dikenal kerapatan fluks daya (po)er flu3 density) dalam satuan + )att<m , yang dinyatakan dengan:

0imana: '2RP 9 effecti#e isotropic radiated po)er dalam satuan )att. d 9 jarak antara stasiun bumi dengan satelit dalam satuan meter (m). & 9 rugi propaga

e) Daya Sinyal Pemba"a 0aya sinyal pemba)a (carrier) sering juga disebut sebagai Recei#e %ignal &e#el atau R%&. 0aya sinyal pemba)a ada dua macam, yaitu daya sinyal pemba)a arah uplink dan daya sinyal pemba)a arah do)nlink. 0aya sinyal pemba)a arah uplink adalah daya yang diterimma satelit dari stasiun bumi pemancar setelah mengalami redaman ruang bebas arah uplink, rugi1rugi

tambahan dan penguatan di satelit. %edangkan daya sinyal pemba)a arah do)nlink adalah daya yang diterima stasiun bumi penerima yang berasal dari daya pancar satelit setelah mengalami redaman ruang bebas arah do)nlink, rugi1rugi tambahan dan penguatan antenna stasiun bumi penerima. %ecara umum persamaan matematisnya dapat dituliskan sebagai berikut:

f) Daya Derau 0erau merupakan sinyal pengganggu yang bercampur dengan sinyal informasi sehingga menyulitkan penerima untuk mendapatkan informasi asli yang dikirimkan. 0erau ini akan sangat merugikan jika spektrumnya berada dalam cakupan spectrum sinyal berguna (spektrum sinyal yang digunakan). ,odel derau yang paling banyak digunakan adalah derau putih ()hite noise) yaitu derau yang spektrumnya selebar spektrum sinyal berinformasi 6 dengan kepadatan daya spektral =o yang konstan. 7emperatur derau antena tergantung dari beberapa aspek, seperti: pola penguatan antena, temperatur langit (ruang bebas), eki#alen temperatur derau atmosfir, serta temperatur derau dari matahari. 6esarnya daya derau dapat dihitung menggunakan persamaan:

Pada komunikasi satelit, karena jarak yang sangat jauh, maka sinyal yang diterima pada user maupun di satelit akan melemah. %ehingga untuk memenuhi persyaratan ><= yang ditentukan, maka dibutuhkan recei#er dengan noise thermal sekecil mungkin. $mumnya noise thermal untuk satelit adalah sekitar ?*! @ !! K. 6esarnya nilai temperatur (7) untuk suatu sistem penerima dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

g) Kualitas Sinyal #otal Kualitas sinyal total diperoleh dari perhitungan link budget arah uplink dan linkbudget arah do)nlink, sehingga kualitas sinyal total dari sistem komunikasi satelit adalah:

$) it Error Rate ( ER) 6esarnya 6'R tergantung pada besarnya 'b<=o sistem, dimana 'b<=omerupakan perbandingan antara energi bit dengan rapat daya derau pada keluaran demodulator. 'nergi bit tiap informasi didefinisikan sebagai energi yang terakumulasi pada penerima dari penerimaan po)er carrier (>) selama inter#al )aktu yang setara dengan )aktu yang diperlukan untuk menerima bit informasi adalah

"ubungan antara 'b<=o dan 6'R tergantung pada tipe modulasi dan :or)ard 'rror >orrection (:'>) yang digunakan pada sistem.

%aktu #unda Aaktu tunda adalah selisih antara )aktu sinyal tiba di penerima dengan )aktu saat sinyal dikirim. Aaktu tunda pada komunikasi satelit adalah:

4arak antar user dengan satelit d adalah:

l 9 lintang dari user & 9 selisih bujur dari user dan satelit

Anda mungkin juga menyukai