Anda di halaman 1dari 3

Update Terbaru SOSIALISASI "E-LEARNING" UNTUK GURU DAN SISWA 11/29/2013 Contact

Disclaimer

Privacy Policy

About

Coretan Sampah (Gembel)

Hukum | Politik | Budaya | Pendidikan | Strategi Pembelajaran | surat putusan | Konstitusi | Arti Pancasila | Filsafat | Surat Putusan | Sampah | Semua tentang kewarganegaraan | uud | maklumat |
Halaman Depan Daftar Isi ## Hukum TataNegara Politik Untuk Guru dan Calon Filsafat Ilmu Ilmu Negara Pancasila

7 Teori Belajar dari Mata Kuliah Teori Pembelajaran


7 Teori Belajar dari Mata Kuliah Teori Pembelajaran 7 Teori Belajar meliputi ilmu Operant Teori jiwa Conditioning, Belajar Gestalt, menurut Medan faculty Classical (Field

psychology, Conditioning,

asosiasi,

Theory), dan Humanistik.

Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel Mata Kuliah Teori Pembelajaran dan Denisi Pembelajaran yang merupakan sa lah satu materi dari mata Kuliah Teori Pembelajaran.
Berikut 7 Teori Belajar dari Mata Kuliah Teori Pembelajaran : Teori Belajar menurut Faculty Psychology (Ilmu Jiwa Daya /bagian) Jiwa manusia itu terdiri dari berbagai bagian-bagian Contoh : daya berkir, mengamati, mengingat, mengingat dan lain-lain. Daya-daya ini / bagianbagian ini dapat berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan baha n-bahan dancara-cara tertentu. Menurut teori ini, Belajar adalah : Usaha melatih daya-daya agar b erkembang sehingga kita dapat berkir, mengingat dan mengenal dan sebagainya. Teori Belajar Ilmu Jiwa Asosiasi (Gabungan) Jiwa manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk d alam ( ke dalam) jiwa manusia lewat Asosiasi bisa terbentuk berkat adanya hubungi stimulus dengan response ( S R) Menurut teori ini, Belajar adalah : Membentuk hubungan S R dan melatih hubungan agar bertalian erat. Teori Classical Conditioning Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Ivan Petrovich Pavlov, warga Rusia yang hidup pada tahun 1849-1936. Teorinya adalah tentang c

onditioned reects.
Pavlov mengadakan penelitian secara intensif mengenai kelenjar ludah. Penelitian yang dilakukan Pavlov menggunakan anjing sebagai objeknya. Anjing diberi stimulus dengan makanan dan isyarat bunyi, dengan asums i bahwa suatu ketika anjing akan merespons stimulan berdasarkan kebia saan. Teori Operant Conditioning Teori ini dikemukakan oleh Burhus Frederic Skinner. Ia membedakan tingkah laku responden, yaitu tingkah laku yang ditimbu lkan oleh stimulus yang jelas. Misalnya, kucing lari ke sana kemari karena melihat daging. Operant Behavior adalah tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang belum diketahui, namun semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri, dan belum tentu dikehendaki oleh stimulus dari luar. Misalnya, kucing lari ke sana kemari karena kucing itu lapar, bukan karen a melihat daging (Sri Rumini, 1993: 75-76). Teori Gestalt Max Wertheimer adalah psikolog Jerman yang menjadi tokoh teori ini. Penemuan teori gestalt bermula ketika Wertheimer melihat cahaya lamp u yang berkedap-kedip saat naik kereta api pada jarak tertentu. Sinar itu memberinya kesan sebagai sinar yang bergerak datang-pergi da n tidak terputus. Gestalt berasumsi, bila suatu organisasi dihadapkan pada suatu problem , kedudukan kognisi tidak seimbang sampai problem itu terpecahkan. Ko gnisi yang tidak seimbang mendorong organisme untuk mencari keseim bangan sistem mental. Menurut getalt, problem merupakan stimulus sampai didapat suatu pemeca hannya. Organisme atau individu akan selalu berpikir tentang suatu b ahan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya se bagai bentuk respons dari stimulus yang berupa masalah tadi.

Teori Medan (Field Theory) Lingkungan dipandang sebagai gejala yang saling memengaruhi. Teori m edan memandang bahwa tingkah laku dan atau proses kognitif adalah su atu fungsi dari banyak variabel yang muncul secara simultan (serempak). Perubahan pada diri seseorang bisa mengubah hasil keseluruhan. Teori Humanistik

Arthur Combs, Abraham H. Maslow, dan Carl R. Rogers adalah tiga tokoh utama dalam teori belajar humanistik. Berikut uraian pandangan mereka. Arthur Combs , seorang humanis, berpendapat bahwa perilaku batiniah , seperti perasaan, persepsi, keyakinan, dan maksud, menyebabkan seseorang berbeda dengan oran g lain. Untuk memahami orang lain, kita harus melihat dunia orang lain seperti ia merasa dan berpikir tentang dirinya.Pendidik d apat memahami perilaku peserta didik Jika ia mengetahui bagaimana peserta didik memersepsikan perbuatannya pada suatu situasi. Apa yang kelihatannya ane h bagi kita, mungkin saja tidak aneh bagi oranglain.
diatas merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Teori Pembelajar an. semoga dapat membantu anda :) jangan lupa tinggalkan komentar.

Anda mungkin juga menyukai