Anda di halaman 1dari 2

Perintahkanlah yang maruf meskipun kamu belum mengamalkannya...

Seandainya seseorang tidak boleh memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran sehingga ia menjadi orang yang bersih dari semua dosa, maka tidak ada seorang pun yang memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. (Said bin Zubair) *** Anak kecil itu membaca surat An-Nashr. Begitu merdu ia membaca. Apalagi logat kekanak-kanakannya semakin membuat semua orang yang melihatnya menjadi gemas. dha jaa!a nashrullahi "al #ath, begitu ia membaca. Al-$ajjaj bin %usu# dan orang-orang yang melihatnya pun semakin kagum. &api mereka mendadak ricuh ketika anak kecil itu membaca ayat berikutnya, "a ra!aita an-naasa yakhrujuuna #ii diinillahi a#"aaja. a mengganti kata yadkhuluuna 'mereka semua masuk( menjadi yakhrujuuna 'mereka semua keluar(. Sehingga ayat kedua dari surat Al-Ashr itu pun artinya berubah menjadi) *an kamu melihat manusia berbondong-bondong keluar dari agama Allah. $ai anak kecil, bacaanmu keliru. %ang benar adalah, "a ra!aita an-naasa yadkhuluuna #ii diinillahi a#"aaja, Begitu Al-$ajjaj bin %usu#, seorang panglima yang kejam dan d+olim pada masanya itu, mencoba membenarkan bacaan anak kecil itu. &api anak kecil itu dengan tegas dan keras mengatakan, &idak, Bacaanku benar, dan engkau lah yang salah. -emang, dahulu mereka berbondong-bondong masuk islam, tapi kini mereka semua berbondongbondong keluar dari agama islam, sebab ked+olimanmu. *** .isah di atas hanyalah cermin bagi kita. Agar kita tergugah untuk mulai berdak"ah. Atau kalau sudah mulai meniti jalan dak"ah agar lebih semangat dalam berdak"ah. /angan sampai karena kisah tersebut kita justru membuat kita lemah dalam berdak"ah. 0emah karena merasa tidak pantas untuk berdak"ah. 1ercayalah bah"a kita pun harus berdak"ah, karena) Pertama, maa laa yudroku kulluhu fa laa yutroku kulluhu, begitu kata kaidah ushul #i2ih yang ke-33 dalam buku -abaadi A""aliyah yang ditulis Abdul $amid $akim. Artinya) Sesuatu yang tidak bisa kita lakukan semuanya maka jangan ditinggal semuanya. -isal, ada seseorang yang jumlah tanggungannya itu lima orang. .etika "aktu pembayaran +akat #ithr ia pun harus membayar untuk lima orang. &api ternyata ia hanya sanggup membayar untuk tiga orang saja. -aka yang tiga itu harus ia bayarkan. &idak bisa ia meninggalkan semuanya atau tidak membayar +akat sama sekali hanya gara-gara kurang dua orang saja. Begitu pun kita dalam berdak"ah. .etika kita baru sadar untuk berdak"ah di usia senja, maka itu pun tidak jadi soal. /angan sampai karena berdalih sudah terlalu tua atau sudah terlanjur tidak berdak"ah, kemudian kita tidak berdak"ah sepanjang hidup kita. &idak ada kata terlambat dalam berdak"ah. /ustru kita harus super semangat untuk mengejar ketertinggalan kita dalam menapaki jalan dak"ah. Kedua, Laa yukallifullahu nafsan illa wusahaa, begitu kata Allah sebagaimana yang termaktub dalam surat al-Ba2arah. Allah tidak membebani seseorang melebihi kesanggupannya. .alau kita hanya sanggup berdak"ah kepada teman-teman kita sendiri, maka mari kita lakukan hal itu dengan sungguh-sungguh. &api jangan sampai kita tidak meningkatkan kualitas diri dan dak"ah kita karena berdalih dengan ayat tersebut. Sesuai kesanggupan kita adalah batas maksimum dari kemampuan kita4 sesuai dengan usaha maksimum yang kita lakukan. /ika kita belum berusaha maksimal, maka jangan sekali-kali berdalih dengan ayat tersebut. Ketiga, ballighuu anni wa lau aayatan. Sampaikanlah dariku "alaupun satu ayat, begitu pesan 5asulullah. So, biar pun ilmu kita tidak seberapa, sampaikanlah,, .alau kita menunggu pintar baru

berdak"ah, emang kapan kita pintar6 mam 7ho+ali bahkan mengatakan, Siapa yang mengatakan dirinya telah mengetahui, sebenarnya dia termasuk orang yang bodoh. Segera berdak"ah, nsyaAllah ilmu yang kita miliki pun akan ditambah oleh Allah. Ada satu hal yang cukup sering digunakan orang untuk tidak melakukan dak"ah. %aitu merasa masih banyak kekurangan, banyak melakukan kesalahan dan dosa, serta sering melalaikan ke"ajiban agama. 1adahal, sebagai manusia yang tidak ma!shum, kita semua pasti pernah melakukan kesalahan dan banyak berkurang. .eengganan itu sering kali diperkuat dengan #irman Allah yang belum dipahaminya secara benar) -engapa kamu suruh orang lain 'mengerjakan( kebaktian, sedang kamu melupakan diri 'ke"ajiban( mu sendiri, padahal kamu membaca Al .itab '&aurat(6 -aka tidaklah kamu berpikir6 'Al-Ba2arah 89:) ;;( <ahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan6 Amat besar kebencian di sisi Allah bah"a kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. 'AshSha## 8=>:) 9-3( Suatu ketika seorang berkata kepada Al-$asan, Sesungguhnya ?ulan tidak mau memberi nasihat seraya berdalih, @Aku takut mengatakan sesuatu yang tidak aku laksanakan.! Al-$asan menja"ab, Siapakah di antara kita yang mampu melaksanakan semua apa-apa yang ia katakan6 Setan ingin menguasai orang ini, sehingga tidak ada seorang pun yang akan memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Al-$asan benar. /ika kita menunggu baik untuk memulai berdak"ah, mungkin di dunia ini tidak ada orang yang berdak"ah. *alam sebuah ri"ayat 5asulullah bersabda, 1erintahkanlah yang ma!ru# meskipun kamu belum mengamalkannya, dan cegahlah kemungkaran meskipun kamu belum meninggalkan seluruhnya. '*ihasankan mam As-Suyuthi dalam Al-/ami!ush Shaghir 8A>BB: diri"ayatkan dari banyak jalur diantaranya ri"ayat bnu Abi *unya dari Abu $urairah dan ri"ayat &habrani dari Anas. -asing-masing memiliki kelemahan, namun ri"ayat itu naik ke peringkat hasan lighoirihi sebab saling menguatkan. Arba!in *a!a"iyah no) >3( -emerintah pada kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah suatu ke"ajiban seorang -uslim. Begitu pun dengan mengerjakannya. Sebagaimana kaidah ushul #i2ih di atas, maka kita tidak bisa meninggalkan salah satunya, dengan beralasan belum bisa melakukan keduanya. 0ebih baik kita melakukan salah satunya dari pada tidak melakukan kedua-duanya. Akhirnya, bagaimanapun kondisi kita, jika kita senantiasa memerintah pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, serta memberikan nasihat pada orang lain, maka kita akan lebih berpeluang untuk menjadi lebih baik. Sebab, sebagaimana .ul"it Csalima#illah, -enjadi da!i adalah memperbaiki diri4 agar lebih mudah dinasihati4 sebab telinga sendiri lebih dekat dari pada milik sesama. $endaklah kamu menjadi orang-orang rabbani 'orang-orang yang sempurna ilmu dan ketak"aannya kepada Allah(, karena kamu selalu mengajarkan Al .itab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya 'Ali @ mraan 83:) BD( *1enulis) @sirotfajar '1enulis buku 1sikologi 1emuda(

Anda mungkin juga menyukai