Istilah kavitasi digunakan untuk menggambarkan fenomena perubahan fase cair ke gas dan gaske-cairan yang terjadi ketika penurunan tekanan fluida dinamis lokal di daerah aliran di bawah tekanan uap dari cairan lokal. Perubahan fase cair ke gas ini mirip dengan air mendidih, namun itu terjadi pada suhu kamar (bisa berubah fase karena adanya perubahan tekanan. Biasanya perubahan fase cair ke gas terjadi pada suhu 100oC pada tekanan 1 atm. Namun apabila terjadi penurunan tekanan pada suatu area, maka perubahan fase dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah/misalnya pada suhu kamar). Perubahan fasa gas-ke-cairan menghasilkan tekanan lokal yang sangat tinggi (implosion). Kavitasi sering terjadi pada turbin pembangkit listrik tenaga air, umumnya muncul sekitar guide vane, wicket gate, runner, dan dalam draft tube. Pada umumnya, kavitasi dalam aliran fluida tidak merusak turbin. Namun, ketika implosion (pecahnya gelembung) terjadi di dekat batasbatas yang solid dalam mesin, permukaan area dapat rusak dan terkikis. Kerusakan runner harus rutin diperbaiki untuk mempertahankan profil bucket/lengkung. Jika dibiarkan tidak diperbaiki, kerusakan erosi dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan kerusakanbesar pada akhirnya ke seluruh mesin. Kerusakan akibat kavitasi juga akan menyebabkan terjadinya noise dan vibrasi yang besar pada mesin
Dalam pembahasan mesin hidrolik ada suatu gejala pada proses aliran zat cair yang cenderung mengurangi unjuk kerja atau efesiensi dari pompa, gejala tersebut adalah kavitasi. Gejala kavitasi terjadi karena menguapnya zat cair yang sedang mengalir didalam pompa atau diluar pompa, karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Air pada kondisi biasa akan mendidih dan menguap pada tekanan 1 atm pada suhu 100 C, apabila tekanan berkurang sampai cukup rendah, air pada suhu udara lingkungan yaitu sekitar 20 C-33 C akan mendidih dan menguap. Penguapan akan menghasilkan gelembung gelembung uap. Tempat-tempat bertekanan rendah atau berkecepatan tinggi mudah terjadi kavitasi, terutama pada sisi isap pompa. Kavitasi akan timbul apabila tekanannya terlalu rendah. Gejala kavitasi yang timbul pada pompa biasanya ada suara berisik dan getaran, unjuk kerjanya mejadi turun, kalau dioperasikan dalam jangka waktu lama akan terjadi kerusakan pada permukaan dinding saluran. Permukaan dinding saluran akan berlubang-lubang karena erosi kavitasi sebagai akibat tumbukan gelembung gelembung yang pecah pada dinding secara terus menerus [gambar 4.12]
Pencegahan kavitasi Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk instalasi pompa :
Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat serendah mungkin agar head isap statis lebih rendah pula. Pipa Isap harus dibuat sependek mungkin. JIka terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomer lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran disisi isap. Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi. Dalam beberapa hal terjadinya kavitasi tidak dapat dihindari dan tidak mempengarui performa pompa, sehingga perlu dipilih bahan impeler yang tahan erosi karena kavitasi.
Kavitasi-(lagi)
Kavitasi juga dapat diartikan sebagai pembentukan gelembung uap dalam air yang mengalir melalui turbin hidrolik. Kavitasi terjadi ketika tekanan statis air turun di bawah tekanan uapnya. Kavitasi adalah paling mungkin terjadi di fast moving blades of the turbines dan di exit region of the turbines.
Penyebab Kavitasi Air masuk ke turbin hidrolik pada tekanan tinggi, tekanan ini merupakan kombinasi dari tekanan statis dan dinamis. Tekanan dinamis air didapatkan dari kecepatan aliran, sedangkan tekanan statis adalah tekanan fluida yang sebenarnya (misalnya akibat perbedaan head). Aliran pada fast moving blades of the turbines menyebabkan local dinamik pressure meningkat karena action pada blades yang berdampak pada penurunan tekanan statis. Penurunan tekanan statis sampai dibwah tekanan uapnya ini menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung data sebagai akibat dari perubahan fase cair-gas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Ilustrasi 1 pada postingan sebelumnya. Penurunan tekanan (pressure head) semakin besar terjadi di exit region of the turbines, yang juga berpotensi menyebabkan timbulnya gelembung udara.
Efek merugikan dari Kavitasi Pembentukan gelembung uap (kavitasi) sebenarnya bukanlah masalah besar, namun pecahnya gelembung tersebut akan menghasilkan gelombang tekanan dengan frekuensi sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Gelembung yang pecah di dekat permukaan mesin yang merusak dan menyebabkan erosi pada permukaan disebut sebagai erosi kavitasi. Pecahnya gelembung kecil lebih menimbulkan frekuensi yang lebih besar dibandingankan dengan gelembung yang besar. Sehingga, gelembung kecil lebih merugikan di mesin hidrolik. Gelembung kecil mungkin lebih merugikan tubuh mesin hidrolik tetapi mereka tidak menyebabkan penurunan yang signifikan dalam hal efisiensi mesin. Gelembung ini dapat menyebabkan penurunan pada tekanan statis. Timbulnya gelembung besar akan mengganggu aliran sehingga dapat mengurangi kinerja mesin. Kavitasi merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan saat merancang Turbin hidrolik.
Pencegahan Kavitasi Untuk menghindari kavitasi parameter operasi Hidrolik Turbin harus diatur sedemikian rupa sehingga pada setiap titik tekanan statis aliran tidak berada di bawah tekanan uap cairan. Parameter yang harus diperhatikan untuk mengontrol kavitasi adalah head tekanan, laju aliran dan tekanan keluar air. Parameter kontrol kavitasi turbin hidrolik dapat diperoleh dengan melakukan tes pada model turbin. Flow separation di exit turbin dalam draft tube menyebabkan getaran yang dapat merusak draft tube. Untuk meredam getaran dan menstabilkan aliran udara dimasukkan dalam draft tube
Beberapa istilah khusus yang sering berkaitan dengan pompa, ialah: 1. TDH = Total Dynamic Head, yaitu besarnya head pompa. Merupakan selisih antara head discharge dengan head suction; terkadang disebut head atau total head. 2. BEP = Best Efficiency Point, yaitu kondisi operasi dimana pompa bekerja paling optimum. 3. NPSHr = Net Positive Suction Head required, yaitu nilai head absolut dari inlet pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi. 4. NPSHa = Net Positive Suction Head available, yaitu nilai head absolut y ang tersedia pada inlet pompa. 5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di dalam pompa akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing. Agar tidak terjadi kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari NPSHr. 6. Minimum flow, yaitu flow rate yang terkecil yang dibutuhkan agar pompa beroperasi dengan baik. Apabila laju alir lebih rendah dari minimum flow, pompa dapat mengalami kerusakan. 7. Efficiency, yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai (input) dengan energi output pompa. 8. BHP = brake horsepower, yaitu power (daya) yang dibutuhkan oleh pompa untuk bisa bekerja sesuai dengan kurvanya; memiliki satuan hp