Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Windri Retnaningdyah
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia / Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Jakarta
Definisi
Epilepsi adalah suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan bangkitan epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya.1
Bangkitan epileptik didefinisikan sebagai tanda dan/atau gejala yang timbul sepintas (transien) akibat aktivitas neuron yang berlebihan atau sinkron yang terjadi di otak.1
Serangan epileptik adalah gejala yang timbul secara tiba-tiba dan menghilang secara tibatiba pula. Serangan yang hanya bangkit sekali saja tidak boleh dianggap sebagai serangan epileptik, tetapi serangan yang timbul secara berkala pada waktu-waktu tertentu barulah dapat disebut serangan epileptik.2
1. Octaviana F. Epilepsi. Medicinus. Vol 21 Desember 2008. FKUI ; 2. Purba SJ. Epilepsi : Permasalahan di Reseptor atau Neurotransmitter. Medicinus. Vol 21 Desember 2008. FKUI
Epidemiologi
Penderita laki-laki lebih banyak daripada penderita wanita, dan lebih sering dijumpai pada anak pertama.
Klasifikasi
I. Bangkitan Parsial A. Bangkitan Parsial Sederhana (tanpa gangguan kesadaran) 1. Dengan gejala motorik 2. Dengan gejala sensorik 3. Dengan gejala otonomik 4. Dengan gejala psikik B. Bangkitan Parsial Kompleks (dengan gangguan kesadaran) 1. Awalnya parsial sederhana, kemudian diikuti gangguan kesadaran a. Bangkitan parsial sederhana, diikuti gangguan kesadaran b. Dengan automatisme 2. Dengan gangguan kesadaran sejak awal bangkitan a. Dengan gangguan kesadaran saja b. Dengan automatisme C. Bangkitan Umum Sekunder (tonik-klonik, tonik atau klonik ) 1. Bangkitan parsial sederhana berkembang menjadi bangkitan umum 2. Bangkitan parsial kompleks berkembang menjadi bangkitan umum 3. Bangkitan parsial sederhana berkembang menjadi parsial kompleks, dan berkembang menjadi bangkitan umum
Klasifikasi
II. Bangkitan Umum ( Konvulsi Atau Non konvulsi ) 1. Bangkitan lena 2. Bangkitan mioklonik 3. Bangkitan tonik 4. Bangkitan atonik 5. Bangkitan klonik 6. Bangkitan tonik - klonik III. Bangkitan epileptik yang tidak tergolongkan
Etiologi
penyebabnya tidak diketahui umumnya mempunyai predisposisi genetik awitan biasanya pada usia > 3 tahun terjadi bila fungsi otak terganggu oleh berbagai kelainan intracranial maupun ekstrakranial
simptomatik
idiopatik
dianggap simtomatik sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut dan epilepsi mioklonik kriptogenik Gambaran klinik sesuai dengan ensefalopati difus
Machfoed, Hasan M. Epilepsi.http://www.journal.unair.ac.id, Lazuardi S. Buku Ajar. Neurologi Anak. Dalam: editor Soetomenggolo T, Ismael S. Pengobatan Epilepsi. Jakarta: BP IDAI; 2000.pp 237-38
Patofisologi
Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi karena : Kurangnya transmisi inhibitori Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)
Gejala umum
kejang umum (generalized seizure) jika aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak secara bersama-sama kejang parsial/focal jika dimulai dari daerah tertentu dari otak
jenis yang jarang umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari
Myoclonic seizure
biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
Atonic seizure
jarang terjadi pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera recovered
pasien tidak kehilangan kesadaran terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran
Diagnosis
1. Memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksisimal menuju bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi.
2. Apabila benar terdapat bangkitan epilepsi, maka tentukanlah bangkitan yang ada termasuk jenis bangkitan apa (klasifikasi) 3. Pastikan sindrom epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan tadi, atau epilepsi apa yang diderita oleh pasien dan tentukan etiologinya
Haslam HA. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol 3. Dalam: editor Behrman, Kliegman, Arvin. Epilepsi. Jakarta : EGC; 2000. pp 2067-68
Diagnosis cont...
Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG
Diagnosis cont...
penyakit lain yang diderita sekarang Usia pada saat terjadinya bangkitan pertama
Riwayat pada saat dalam kandungan, persalinan dan perkembangan bayi atau anak
Lama bangkitan
Anamnesis
Diagnosis cont...
motoris dan mental, tingkah laku, berbagai gejala proses intrakranium, fundus okuli, penglihatan, pendengaran, saraf otak lain sistem motorik (kelumpuhan, trofik, tonus, gerakan tidak terkendali, koordinasi, ataksia)
trauma kepala, infeksi telinga atau sinusitis, gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau difus
keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, jantung, paru, perut, hati dan limpa, anggota gerak
Diagnosis cont...
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Prognosis
Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas dari serangan paling sedikit 2 tahun dan bisa lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir obat dihentikan pasien tidak mengalami serangan epilepsi lagi, dikatakan telah mengalami remisi
Lazuardi S. Buku Ajar. Neurologi Anak. Dalam: editor Soetomenggolo T, Ismael S. Pengobatan Epilepsi. Jakarta: BP IDAI; 2000.pp 237-38
Prognosis cont...
Diperkirakan 30% pasien tidak mengalami remisi meskipun minum obat dengan teratur Sesudah remisi, kemungkinan munculnya serangan ulang paling sering didapat pada sawan tonik-klonik dan epilepsi parsial kompleks Demikian pula usia muda lebih mudah mengalami relaps sesudah remisi
Lazuardi S. Buku Ajar. Neurologi Anak. Dalam: editor Soetomenggolo T, Ismael S. Pengobatan Epilepsi. Jakarta: BP IDAI; 2000.pp 237-38
Terima Kasih