Philosophia
Philein + Sophos = mencitai hal-hal yg bersifat bijaksana Philos + Sophia = teman kebijaksanaan Philosophos = pencinta kebijaksanaan
Memiliki X Mempersoalkan
Kesimpulan Filsafat sebagai upaya terusmenerus, proses mencari kebenaran melalui sikap kritis, selalu bertanya sampai pada persoalan yg paling dasar/hakiki Implikasi belajar Filsafat :
Orang semakin memahami makna segala sesuatu, termasuk makna kehidupan ini.
Lanjutan .......
Apakah yang membedakan baik dan buruk ? Apakah keindahan ? Apakah agama perlu memasuki kehidupan manusia ?-------Aksiologi
DEFINISI FILSAFAT
Philosophy is the attempt to give a reasoned conception of the universe and of mans place it (Fils adalah usaha untuk memberikan pemahaman konsep alam semesta dan tempat manusia berada)
J.A. Leighton :fils yg lengkap mencakup alam semesta/jagat raya, alam kehidupan, doktrindoktrin, nilai, makna dan tujuan kehidupan.
Lanjutan....
Philosophy as the endeavor to achieve a comprehensive view of life and its meaning, upon the basis of the results of the various sciences. (Filsafat sebagai usaha sungguh2 untuk mencapai pemahaman menyeluruh tentang arti dan makna kehidupan, yg berdasarkan hasil macam-macam ilmu.
Lanjutan.....
Our conduct is our own, and we are really free only when we rely upon inner controls or self-chosen ends.
Tingkah laku kita adalah milik kita, dan kita benar-benar bebas hanya jika kita percaya akan kontrol diri sendiri dan berakhir dengan pilihan sendiri Fils membekali pemahaman esensial, komprehensif dan normatif
Lanjutan....
Philosophy is one of the best means by which to foster the habit of reflection
Fils adalah salah satu cara terbaik utk memelihara kebiasaan berfikir kritis Fils membantu orang memperluas wawasan hidup dan cakrawala dunianya, menjadikan ia lebih hidup, kritis, inteligen.
Lanjutan .....
We life in an age of uncertainty and change, when many of the older beleifs and ways of doing things are inadequate.
Kita senantiasa hidup dalam ketidak pastian dan penuh perubahan, manakala banyak kepercayaan2 Dalam suasana seperti ini kita membutuhkan seperangkat nilai2 dan petunjuk2, kesatupaduan ditengah kekacauan, integrasi diri.
RUANG LINGKUP PERSOALAN FILSAFAT ILMU ARTI FILSAFAT ILMU (Philosophy of science)
Cabang fils yang mengkaji ilmu dalam perspektif filosofis:
Objek materi (hal yg dikaji): ilmu (Science) Objek formal (sudut pandang) : ilmu ditinjau dari segi hakikat (ontologis), cara kerja keilmuan (epistemologis) dan norma2 dasar keilmuan (aksiologis).
MENGAPA CALON MAGISTERPROFESIONAL PERLU BELAJAR FILSAFAT ILMU A. Tuntutan kompetensi akademik : Lulusan program S2 diarahkan menjadi ilmuwan, profesional, diharapkan mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu (penelitian, eksperimentasi, implementasi) - Dalam praktiknya di lapangan mereka menghadapi permasalahan mendasar:
Lanjutan.........
Dalam penerapan, pengembangan dan penemuan teori/ilmu tidak cukup hanya mendasarkan pada ketrampilan pengetahuan dan kemampuan penguasaan konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu (dasar ontologis), cara pengembangan ilmu (dasar epistemologis), dan kaidah-kaidah moral-etikaagama sebagai dasar pertimbangan mengenai untuk apa teori/ilmu itu dikembangkan, diterapkan, atau ditemukan (dasar aksiologis).
Lanjutan ...........
Seorang ilmuwan dan profesional dituntut pertanggungjawaban kemampuan pemahaman: ontologis, epistemologis dan aksiologis keilmuan.
B.Tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan empiris: mengarah spesialisasi yg makin meruncing disertai berbagai dampaknya. Dampak positif :
Bagi Ilmuwan: memiliki fokus dan kedalaman keilmuan Bagi masyarakat: spesialisasi keilmuan disertai temuan2 teknologinya dapat memfasilitasi kebutuhan, keperluan hidup manusia.
Lanjutan ...........
DAMPAK NEGATIP
SEMAKIN MERUNCINGNYA SPESIALISASI ILMUILMU EMPIRIS, YG MEMBAWA KONSEKUENSI SEMAKIN RAGAM BIDANG-BIDANG KEILMUAN, SEKAT2 KEILMUAN, SIKAP ILMIAH ILMUWAN SEMAKIN FOKUS DAN INTENS DALAM BIDANGNYA. IMPLIKASI YANG DITIMBULKAN, ILMU BERKEMBANG MENUJU OTONOMINYA, SIKAP APATISME, EGOISME, DAN ANARKHISME KEILMUAN.
Lanjutan ...........
Teknologi modern yang dihasilkan spesialisasi secara ekstensif telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia, dan secara intensif mampu merubah pola kehidupan manusia (pola budaya ) : Kekeringan nilai-nilai : Teknologi mendorong perkembangan pola pikir berorientasi praktis, rasional, empiris. Dapat terjebak ke arah pola kehidupan yg materialis, pragmatis, kering nilai2 etik spiritual dan nilainilai kesejarahan. Gaya hidup konsumtif, materialistik, hedonistik, dan demoralisasi, dehumanisasi, dll.
Pengembangan ilmu dan teknologi harus dikembalikan pada arti dan makna hakikinya (ontologi), prosedur, metode pengembangan yg tepat bagi kepentingan manusia (epistemologi), dan norma2 dasar imperatif yang harus ditaati untuk menentukan arah tujuan pengembangan ilmu (aksiologi).
Lanjutan ......
C. ILMU BERSIFAT DINAMIS
ILMU BUKAN SESUATU/ ENTITAS YANG ABADI, ILMU SEBENARNYA TIDAK PERNAH SELESAI KENDATI ILMU ITU DIDASARKAN PADA KERANGKA: OBJEKTIF, RASIONAL, SISTEMATIS, LOGIS DAN EMPIRIS. DALAM PERKEMBANGANNYA ILMU TIDAK MUNGKIN LEPAS DARI MEKANISME KETERBUKAAN TERHADAP KOREKSI.
Lanjutan.........
ITULAH SEBABNYA ILMUWAN DITUNTUT MENCARI ALTERNATIFALTERNATIF PENGEMBANGANNYA, MELALUI KAJIAN, PENELITIAN, EKSPERIMEN BAIK MENGENAI ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN AKSIOLOGISNYA.
Lanjutan .................
KARENA ITU SETIAP PENGEMBANGAN ILMU / TEKNOLOGI PALING TIDAK VALIDITAS (VALIDITY) DAN RELIABILITAS (REALIBILITY) DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN, BAIK BERDASARKAN CONTEXT OF JUSTIFICATION MAUPUN CONTEXT OF DISCOVERY
Ilmu (Science)
Eksperimental Spesifik Empiris
Pengetahuan (Knowledge)
Aktual Fragmentaris Pendapat umum
(ANCILLA THEOLOGIA) PARA FILSFUF ISLAMAL FARABI, IBNU RUSD (GOLDEN AGES OF ISLAM)
Lanjutan...........
ABAD MODERN (---18 M 19 M) RENAISSANCE (---18 M) AUFKLARUNG ( 19 M) ILMU
MODERN: ALIRAN PEMIKIRAN FILSAFAT:
RASIONALISME EMPIRISME KRITISISME POSITIVISME
Lanjutan .........
ABAD KONTEMPORER (---20 M-- )
PANDANGAN BARU ABAD KE 20 IPTEK:
ILMU BUKAN SEKEDAR SARANA MENJADI SESUATU YG SUBSTANSIF MENYENTUH SEMUA SEGI DAN SENDI KEHIDUPAN SECARA EKSTENSIF MEROMBAK BUDAYA SECARA INTENSIF
Lanjutan ..........
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ANALISIS ILMIAH:
KARENA SELALU DIHADAPKAN PADA BERBAGAI METODE PENGET ILMIAH
(induksi, deduksi, sintesisme, heuristika, hermeneutika, versteighen, intuisionisme dll)
Lanjutan ..........
BERMANFAAT PRAKTIS BAGI TUGAS PEKERJAAN:
KARENA SELALU TERKAIT DENGAN MASALAH CARA KERJA ILMU. (objektif, metodologis, rasional, logis, sistematis)
Lanjutan ..........
KEBUTUHAN PROFESIONAL:
KEMAMPUAN UNTUK MELIHAT MASALAH DAN MENEMUKAN SOLUSI
(sasarannya : menumbuhkan sikap kritis, ketajaman analisis ilmiah, menumbuhkan kesadaran tanggung jawab moral ilmuwan/seseorang)
Lanjutan..............
MENUMBUHKEMBANGKAN KESADARAN DAN PEMAHAMAN TENTANG TANGGUNG JAWAB ILMUWAN PADA MASYARAKAT. Dikembangkan etos ilmiah, diperkaya pemahaman esensi keilmuan
ILMU PENGETAHUAN TIDAK HANYA DIKEMBANGKAN DEMI KEPENTINGAN ILMU (PURITAN ELITIS), TTP JUGA UNTUK KEPENTINGAN UMAT MANUSIA (PRAGMATIS).
PERSOALAN ONTOLOGI
Problematik tentang keberadaan (eksistensi) Aspek kuantitas dari sesuatu
Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural monisme, dualisme, pluralisme.
PERSOALAN EPISTEMOLOGI
SUMBER, SARANA, PROSES, METODOLOGI, EVIDENSI.
FUNGSI EPISTEMOLOGI
SARANA LEGITIMASI BAGI ILMU/ MENENTUKAN KEABSAHAN DIDIPLIN ILMU TERTENTU MEMBERI KERANGKA ACUAN METODOLOGIS PENGEMBANGAN ILMU MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN PROSES MENGEMBANGKAN DAYA KREATIF DAN INOVATIF
PERSOALAN AKSIOLOGI
PERTIMBANGAN NILAI (ETIS, MORAL, RELIGIUS) DALAM PENEMUAN, PENERAPAN / PENGEMBANGAN ILMU
FUNGSI AKSIOLOGI
MEMBERIKAN DASAR DAN ARAH PENGEMBANGAN ILMU MENGEMBANGKAN ETOS KEILMUAN SEORANG PROFESIONAL DAN ILMUWAN
BENTUK INTEGRATIF DAN SISTEMIK: Idealisme membawa implikasi pendekatan irasional. Sifat metodologi idealisme adalah spekulatif. Norma imperatifnya utopis Rasionalisme membawa implikasi pendekatan rasional. Sifat metodologi rasionalisme adalah logis. Norma imperatifnya Pengetahuan yang berdsarkan realisme membawa implikasi pendekatan empiris. Sifat metodologi realisme adalah induktif. Norma imperatifnya hedonistik. Pengetahuan berdsrkan Kritisisme membawa implikasi pendekatan kritis. Sifat metodologinya sintesis. Norma imperatifnya eudaemonistik.
Beberapa aliran:
Idealisme : Pengetahuan yg sungguh2 ada adalah dunia ide (Plato) Realisme : Pengetahuan yg sungguh2 ada adalah apa yg dapat dilihat, diserap dg indera (Aristoteles) Kritisisme: Pengetahuan didasarkan pada dunia ide dan inderawi (Immanuel Kant)
Rasional :
Menggunakan akal sehat dg melepaskan unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan otorita.
Logis :
runtut / konsisten, implikatif
Metodologis
Menggunakan cara keilmuan tertentu: induksi, deduksi, sintesis, intuisi.
Sistematis :
Bagian2 yg menyusunnya saling terkait dan merupakan kesatuan utuh Memiliki tahapan langkah yang jelas dalam mencapai tujuan
CORRESPONDENCE THEORY
Kebenaran terukur dari adanya alat bukti yang mendukungnya. Mendasarkan prinsip kesesuaian empiris
PRAGMATIC THEORY
Kebenaran terukur dari adanya unsur manfaat, kegunaan. Benar jika bermanfaat
PROBLEM ETIKA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK Perkembangan IPTEK tak dpt dihindari,atau dihentikan, IPTEK selalu membawa dampaknya, baik positif maupun negatif IPTEK hanya memberi manfaat bagi kehidupan mns jika dikendalikan oleh sistem nilai etik moral - agama. Di luar kendali nilai, IPTEK hanya akan merugikan kehidupan mns.
SOLUSI PERSOALAN DALAM PENGEMBANGAN IPTEK Iptek harus kembali pada dasar ontologis, epistemologis dan aksiologisnya.