Anda di halaman 1dari 12

BAB II LANDASAN TEORI

Sebelumnya kita mengerti dahulu apa itu detektor pengaman rumah serta faktor apa saja yang menunjang agar detektor pengaman rumah tersebut dapat bekerja dengan ketentuan Phototransistor dapat menerima berkas cahaya dari dua buah infra merah.

2.1.

Faktor Penunjang Detektor Pengaman Rumah 2.1.1. Multivibrator Multivibrator adalah suatu rangkaian generatif dengan dua buah piranti aktif yang dirancang sedemikian sehingga salah satu piranti bersifat penghantar pada saat piranti lain terputus. Multivibrator dapat menyimpan bilangan biner, mencacah pulsa, menyerempakan operasi-operasi aritmatika serta melaksanakan fungsi-fungsi lainnya dalam sistim digital. Multivibrator digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Multivibrator Bistabil Flip-flop adalah nama lain dari multivibrator bistabil yakni multivibrator yang keluarannya adalah suatu tegangan rendah atau tinggi (0 atau 1). Keluaran ini tetap rendah atau tinggi, untuk mengubah rangkaian yang bersangkutan harus di atur oleh suatu masukan yang disebut pemicu (trigger). Sampai datangnya pemicu, tegangan keluaran tetap rendah/tinggi untuk selang waktu terbatas. 2. Multivibrator Astabil Multivibrator astabil mempunyai dua keadaan, namun tidak stabil pada salah satu keadaan diantaranya .Dengan perkataan lain multivibrator akan berada pada salah satu keadaannya selama sesaat dan kemudian berpindah ke keadaan yang lain.

3. Multivibrator Monostabil Multivibrator monostabil ini stabil pada salah satu keadaan namun tidak stabil pada keadaan yang lainnya. Bila dipicu rangkaian berpindah dari keadaan stabil ke keadaan tak stabil. Rangkaian ini menetap pada keadaan tak stabil ini selama sesaat dan selanjutnya kembali ke keadaan semula.

2.1.2.

IC NE 555 IC merupakan sebagian komponen elektronika biasanya terbuat dari

rangkaian transistor, resistor, kondensator kecil, dan dioda. Suatu rangkaian IC biasanya terdiri dari puluhan bahan transistor dan resistor serta beberapa dioda dan kondensator kecil dirangkaikan menjadi salah satu unit proses kerja dengan beberapa kaki terminal sampai puluhan kaki terminal, kemudian dicetak secara vakum udara dengan bahan isolasi seperti gelas atau keramik dalam bentuk tertentu (biasanya IC berbentuk pelat atau papan empat persegi panjang dengan beberapa kaki sampai puluhan kaki sebagai penghubung kebagian rangkaian elektronik lainnya). Pada penulisan ilmiah ini penulis menggunakan IC NE 555. IC NE adalah sebagai pengatur yang mantap yang mampu membangkitkan tundaan waktu ataupun guncangan yang cermat. Ada terminal-terminal tambahan guna penyulutan atau pengkondisian ulang (reset), kalau diinginkan. Pengatur waktu NE 555 adalah sebuah IC dengan berbagai fungsi yang berlainan, termasuk operasi monostabil. Rangkaian ini bekerja bebas pada detak waktu yang ditentukan oleh sebuah resistor dan kapasitor.

Gambar 2.1. Rangkaian multivibrator monostabil dengan IC NE 555

Beberapa macam karakter penting dari detak atau pulsa adalah, waktu berputarnya detak atau pulsa kestabilan frekuensi, kestabilan dalam bentuk gelombang. Waktu (t) dari pulsa keluaran dapat dihitung menurut rumus : T = 1,1 x R x C
Keterangan : T= Perioda Waktu R = Nilai tahanan yang di pakai C = Besar kapasitas yang dipergunakan

Keterangan pena-pena pada IC NE 555 adalah sebagai berikut : 1. Pena 1 (Ground) merupakan tempat paling negatif sumber tegangan. Yang secara umum penggunaannya dihubungkan kebagian negatif sumber tegangan (adaptor). 2. Pena 2 (Trigger/pemicu) digunakan sebagai input lower komponen dan digunakan untuk menutup (sebagian pintu) yang mana berjalan apabila tegangan di kapasitor telah mencapai 1/3 dari tegangan masukan. 3. Pena 3 (Output/keluaran) merupakan output dari pemprosesan. Dengan adanya hubungan darlington di dalam IC NE 555, maka tegangan High State output adalah 1,7 Volt kurang dari tegangan sumber (adaptor). 4. Pena 4 (Reset0 digunakan untuk mereset dan kembali dengan keadaan tegangan yang rendah.

5. Pena 5 (Control Voltage/pengontrol tegangan) merupakan pena yang mampu mengakses 2/3 Volt ditambah titik pembagi tegangan, level rujukan dari komparator lebih rendah. 6. Pena 6 (Threshold/ambang) digunakan sebagai input Upper Comperator dan digunakan mereset pintu yang mana disebabkan output menjadi rendah. Untuk mereset digunakan tegangan sebesar 2/3 dari tegangan masukan. 7. Pena 7 (Discharge/pelepasan) mempunyai dua kondisi yaitu ketika ON outputnya dari pin ini rendah dan apabila OFF outputnya tinggi. 8. Pena 8 (Vcc/input) terminal sumber tegangan positif. Sumber tegangan IC

Timmer berada antara + 4,5 Volt (minimum) hingga + 16 Volt (maksimum), dan komponen ini dikhususkan untuk operasi pada + 5 Volt dan + 15 Volt. Dalam range ini komponen ini akan tetap beroperasi secara baik tanpa mengubah periode waktunya. Sebenarnya yang paling berubah secara besar pada pengoperasian ini ialah pada pengendalian output, yang ikut meningkat untuk peningkatan arus dan tegangan.

Gambar 2.2. Pin koneksi pada IC NE 555

Sifat-sifat dari IC NE 555 ini yaitu : 1. Waktu mati (off) kurang dari 20 det. 2. Frekuensi operasi tertinggi besar dari 500 kHz. 3. Pewaktu (timing) dari mikrodetik hingga jam. 4. Beroperasi dalam ragam tak stabil dan monostabil. 5. Arus keluaran tinggi. 6. Daur aktif (duty cycle) dapat disetel. 7. Serba cocok dengan TTL. 8. Kemantapan suhu 0,005% per C.

2.1.3. Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega).

(a)

(b)

Gambar 2.3 . Resistor (a). Rangkaian resisitor (b) Untuk mengukur resistansi sebuah resistor dapat menggunakan rumus sebagai berikut : V = I.R

Keterangan : V I R

= Tegangan (Volt) = Arus yang mengalir pada rangkaian (Ampere) = Nilai resistor (Ohm)

2.1.4. Kondensator (kapasitor) Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan yang disebut dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal contohnya udara vakum.

(a)

(b)

Gambar 2.4. Kapasitor (a). Lambang kapasitor (b) Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.

2.1.5. Dioda Dioda adalah suatu piranti semikonduktor yang memiliki fungsi unik yaitu sebagai penyearah yang hanya dapat mengalirkan arus ke satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor Positif (Anoda) dan Negatif (katoda). Dioda akan berkonduksi dengan baik pada saat diberi arus maju (bias Forward). Dan akan berkonduksi buruk pada saat di beri arus mundur (bias Revers). Jika diintisarikan secara ideal dioda akan berlaku seperti konduktor sempurna (tegangan = 0) jika di bias forward. Akan seperti isolator sempurna (arusnya = 0)pada saat di bias reverse. Dalam istilah rangkaian, dioda ideal berlaku seperti saklar otomatis. Jika

arus konvensional berusaha mengalir searah anak panah dioda, maka saklar akan menutup. Jika arus konvensional berusaha mengalir berlawanan dengan arah anak panah dioda maka saklar akan membuka. Pada dioda terdapat lapisan pengosongan yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya elektron dan hole ketika terhubung dengan arus konvensional. Disamping itu lapisan pengosongan juga berfungsi sebagai penahan atau penghalang terjadinya arus ketika dioda terhubung dengan arus mundur.

Gambar 2.5. Dioda

(a)

(b)

Gambar 2.6. Rangkaian dioda ketika di bias forward (a). Rangkaian dioda ketika di bias reverse (b) 2.1.6. Dioda Pemancar Cahaya (LED) LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, yakni merupakan komponen lain dari dioda yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain yang cara kerja serta strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron negatif yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED akan melepaskan sebuah energi berbentuk cahaya apabila diberikan tegangan maju. Jika terintegrasi pada sebuah rangkaian LED hendaknya diberikan penahan arus (resistor) pada anoda guna mencegah kerusakan serta membatasi kuat arus maju yang dikonsumsi.

Gambar 2.7. Rangkaian LED

2.1.7. Dioda Infra Merah Dioda infra merah memiliki semua dari sifat cahaya yang tampak, namun kita tidak dapat melihatnya secara normal. Cahaya infra merah mempunyai beberapa keuntungan dimana cocok digunakan sebagai sensor. Bentuk serta ukurannya pun hampir tidak jauh berbeda dengan LED. Dioda infara red dapat memancarkan cahaya infra merah biasa. Dan ini biasanya digunakan untuk mengontrol VCR atau TV, Encoder, sistem keamanan dan lain sebagainya.

2.1.8. Transistor Transistor merupakan salah satu semikonduktor yang dapat dipergunakan untuk perataan arus, menahan sebagian arus, menguatkan arus, membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi. Cara termudah untuk menggunakan transistor adalah sebagai saklar atau switch yang dapat dioperasikan pada salah satu titik sumbat atau saturasi (cut off). Jika transistor berada berada dalam keadaan saturasi, maka transistor akan bekerja layaknya sebuah saklar tertutup dari kaki emitor ke kolektor. Jika terjadi sumbat (cut off), maka transistor akan berada dalam kondisi seperti saklar terbuka. Sebagai rangkuman, prinsip kerja transistor adalah arus bias base-emiter (IB) yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter (IC). Bagian penting berikutnya adalah bagaimana caranya memberi arus bias yang tepat sehingga transistor dapat bekerja optimal. Dengan kata lain transistor bekerja sebagai saklar otomatis. Apabila kondisi yang disetujui atau sesuai dengan kondisi yang diinginkan maka transistor akan aktif bekerja.

Gambar 2.8. Rangkaian transistor NPN Aturannya agar dapat digunakan sebagai saklar yang baik adalah sebagai berikut : 1 IB > 10 IC IE = IB + IC hFE = IB VCE * IB = RB VC * IC = RC * VCE = . VCC
Keterangan : RB IB IC Vcc Ic saturasi

IC saturasi

VBB - VBE atau IB = RB VCC - VCE atau IC = RC atau VCE = VCC IC . RC

VBE

Vce hFE

= Hambatan pada kaki basis transistor = Arus yang terdapat pada kaki basis transistor = Arus yang terdapat pada kaki kolektor transistor = Sumber Tegangan = Besar arus pada kaki kolektor saat transistor aktif IC saturasi adalah IC pada saat : IC = Vcc / Rc Pada saat saturasi VCE kira-kira hamier mendekati 0 = Tegangan dari basis ke emitor Konstanta Voltage Transistor [0,6 V (Silikon)] , [0,2 V (Germanium)] = Tegangan yang ada antara kaki kolektor dan emitor = Perbandingan kuat arus IC dan IB

2.1.9.

Phototransitor Phototransistor adalah salah satu contoh dari paduan antara Photodioda

dengan sebuah chip silikon. Kombinasi ini disatukan agar supaya mengatasi kesalahan utama pada Photodioda. Prinsip kerja pada phototransistor yakni pada bagian basis berperan sebagai sensor penampang penerima kilatan cahaya dari gelombang pemancar, contohnya seperti infra merah. Phototransistor dapat dipandang sebagai Photodioda yang kekuatan arus listriknya menjadi tegangan basis dari Phototransistor. Phototransistor harus mempunyai pengaruh dalam pengoperasiannya. Karena tegangan yang melebihi batas kapasitas dari phototransistor tersebut dan dalam penyolderan

phototransistor tersebut terlalu panas, maka phototransistor tersebut akan berakibat rusak. Reaksi dari kecepatan phototransistor selalu didominasi oleh kapasitas total dari pertemuan antara kolektor dan basis, dan nilai tidak melebihi dari nilai tahanan. Cara kerja dari phototransistor di sini tidak jauh berbeda dengan cara kerja transistor pada umumnya.

Gambar 2.9. Rangkaian phototransistor

Ketika berkas cahaya infra merah difokuskan ke kaki basis pada Phototransistor dengan intensitas yang cukup. Ini berarti arus dapat mengalir dari sumber tegangan melalui resistor dan kemudian melalui kaki kolektor menuju kaki emitor yang diteruskan menuju ground atau sumber tegangan negatif. Jika berkas cahaya infra merah tidak difokuskan ke kaki basis atau berkas cahaya infra

merah terhalang oleh suatu banda, maka arus tidak dapat mengalir dari kaki kolektor ke kaki emitor Phototransistor atau phototransistor tersebut tidak aktif bekerja.

2.1.10. Relay Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet. Switch ini akan bergerak jika ada arus yang mengalir melalui lilitan. Susunan relay pada kontak : 1.Normally Open 2.Normally Close 3.Change Over : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik. : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik. : Relay ini memiliki kontak tenaga yang akan melepaskan diri dan akan membuat kontak lainnya

Gambar 2.10. Relay terintergrasi pada rangkaian detektor pengaman rumah Pada gambar rangkaian di atas relay terintegrasi dengan transistor dan dioda. Dioda disini diperlukan guna menghubung-singkat tegangan yang Terjadi pada saat saklar dalam keadaan OFF.

Agar relay pada rangkaian di atas dapat aktif kita bisa menggunakan rumus sebagai berikut : VCC I Relay = R Relay

I Relay IB = hFE
Keterangan : IRelay RRelay IB IC hFE

IC hFE = IB

= Arus yang mengalir pada relay = Hambatan yang terdapat pada relay = Arus yang terdapat pada basis transistor = Arus yang terdapat pada kolektor transistor = Perbandingan antara kuat arus pada IC dan IB

2.2.

Bahan Pendukung Lainnya Selain dari komponen-komponen diatas yang telah disebutkan tadi, disini

dibutuhkan juga PCB sebagai dudukan komponen-komponen tersebut serta dibutuhkan juga catu daya sebesar 1.5 9 Volt atau baterai sebagai sumber tegangan. Untuk lebih mudahnya dalam pembuatan detektor pengaman rumah ini, dibuat terlebih dahulu track atau jalur pada PCB kosong. Setelah track tersebut digambar kemudian dimasukkan kedalam larutan FeCl (Ferro Clorid) yang telah dicampurkan dengan air panas. Setelah itu kita bor tempat dudukan komponen, lalu dipasang sesuai gambar rangkaian itu. Setelah semua pemasangan komponen selesai dan telah uji coba aktif atau tidaknya rangkaian tersebut, agar lebih rapi dapat dibuatkan tempat rangkaian itu berupa box.

Anda mungkin juga menyukai