Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 6
Citra Reza APP Hadi Qudsi Khalida Handayani Liana Puspita Nirmala Kasih Widya Larasaty 1110102000028 1110102000066 1110102000008 1110102000072 1110102000042 11092000016
Hidrofilik Kuat (makin ke kanan Sedang makin menurun ) Ikatan tak jenuh
Lipofilik
Lanjutan
Gugus halogen mempunyai sifat yang khas,walaupun mempunyai efek elektronegatif relatif kuat tetapi bila disubstitusikan pada cincin aromatik akan bersifat lipofilik.substitusi pada rantai alifatik gugus -I,-Br,-Cl akan bersifat lipofilik,sedang gugus F bersifat hidrofilik.
Hubungan koofisien partisi lemak/air (P) terhadap absorpsi obat turunan barbiturat
Lanjutan
Overton kelarutan suatu senyawa organik dlm lemak berhub erat dgn mudah atau tdknya menembus membran sel. Senyawa non polar brsifat mudah larut dlm lemak dan mmpunyai nilai koof. Partisi lemak/air besar sehingga mudah menembus membran sel secara difusi pasif Koofisien partisi berbanding lurus terhdap presentasi absorpsi obat turunan barbiturat
Hub sifat kelarutan dlm lemak dan aktivasi antivirus turunan -tiosmikarbason
Semakin meningkat sifat kelaruutan dalam kloroform dan turunan isatin -tiosmikarbason makin meningkat aktivitas antivirusnnya, oleh karena makin besar kelarutan dalam lemak makin mudah senyawa menembus membran sel virus
Lanjutan
Makin panjang rantai C maka makin bertambahnya molekul yg bersifat non polar sehingga terjadi perubahan fisik, seperti : 1. kenaikkan titik didih 2. kelarutan dalam air berkurang 3. meningkatnya koofisien partisi lemak/air 4. meningkatnya tegangan permukaan dan kekentalan Hal ini meningkatkan aktivasi obat yg akan meningkat sampai kadar maksimum Apabila dinaikkan lagi jumlah atom C nya makan aktivasi akan menurun secara drastis krn makin berkurangnya kelarutan dlm air yg brrti kelarutan dlm cairan luar sel jg berkurang, dmn hal ini sangat berpengaruh terhdp transpor obat ke tempat aksi atau resptor Oleh karena itu, koofisien partisi lemak/air dan kelarutan merupakan sifat penting senyawa seri homolog untuk menghasilkan aktivitas biologis
Hub kelarutan dan aktivasi antibakteri n-alkohol primer trhdp kuman Bacillus typhosus (A) dan Staphylococcus aereus (B)
Lanjutan
1. Seri homolog n-alkohol Seri homolog n-alifatik alkohol primer, pada jumlah atom C1 sampai C7 menunjukkan aktivitas antibakteri thd Bacillus typhosus yang makin meningkat dan mencapai maksimum pd jumlah atom C = 8 Pada jumlah atom C diatas 8 aktivitas menurun secara drastis Terhadap Staphylococcus aureus aktivitasnya mencapai maksimum pada jumlah atom C = 5
Lanjutan
Rantai alkohol yang bercabang: alkohol sekuder dan tersier, mempunyai kelarutan dalam air lebih besar, nilai koef partisi lemak/air lebih rendah dibanding alkohol primer sehingga aktivitas antibakteri lebih kecil. Contoh: Aktivitas n-heksanol dua kali lebih besar daripada heksanol sekunder dan lima kali dari heksanol tersier Adanya ikatan rangkap dapat meningkatkan kelarutan dalam air dan menurunkan aktivitas antibakteri Alkohol dengan BM besar : setil alkohol, praktis tidak larut dalam air sehingga tidak berkhasiat sebagai antibakteri
Lanjutan
Seri homolog 4-nalkilresorsinol Aktivitas antibakteri seri homolog 4-n-alkilresorsinol terhadap Bacillus typhosus mencapai maksimum pada jumlah atom C = 6 sedangkan pada Staphyllococcus aureus pada jumlah atom C = 9 Kesimpulan: ada perbedaan sensitivitas dari senyawa seri homolog terhadap kuman yang berbeda
2.
3. Seri homolog ester asam p-hidroksibenzoat Hubungan perubahan struktur seri homolog ester asam phidroksibenzoat (PHB) dengan nilai koefisien partisi dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
JUST TO KNOW ..
Cont
Teori ini kemudian dilengkapi dgn teori anastesi sitemik lain (berdasarkan sifat fisik yg lain)
1.
Ukuran molekul -> TEORI WULF-FEATHERSTONE(1957) Beberapa bahan anestetika yg tidak reaktif, dapat menimbulkan efek anastesi sistemik karena ada hubungan mendasar antara sifat mol
Efektifitas obat -> lbh berperan s.fisik : sifat kimia Ex : eter, kloroform, & nitrogen oksida (efek narkosis / anastesi sistemik) Keseimbangan [obat] pada fasa eksternal (cairan luar sel) & biofasa (fasa pd tmpt aksi obt dlm organisme) Aktivitas seny.seri homolog akan meningkat sesuai dgn kenaikan jmlh atom C( kebanyakan) FUHNER :aktivitas sama -> anggota seri homolog yg lbh tinggi memerlukan [] lbh rendah, sesuai deret ukur : 1/31 , 1/32 , 1/33,1/3n Ex.1. Seri homolog obt penekan SSP -> turunan alkohol, keton, amin, ester, uretan dan hidrokarbon. 2. Kadang2 perubahan sifat fisik tertentu dr suatu seri seny.homolog
Nilai log. Sifat2 fisik n-alkohol primer di hub.kan dg jumlah atom C-> linier
1. Kelarutan dlm air (mol 10-6 /l) 2. Kadar toksis terhadap Bacillus typhosus (mol 10-6 /l) 3. Kadar yg dibutuhkan u/ menurunkan tegangan permukaan air menjadi 50 dynes/cm (mol 10-6 /l) 4. Tekanan uap pada 250 C (mmx10-4) 5. Koefisien partisi air/minyak biji kapas ( x10-3)
FERGUSON : Pada keadaan setimbang, kecenderungan obt untuk meninggalkan biofasa & fasa eksternal (aktivitas termodinamik) a/ sama -> tdk perlu menentukan [obt] dlm biofasa
AKTIFITAS TERMODINAMIK
Gas
a= Pt/Ps
a : aktivitas termodinamik Pt : tekanan parsial senyawa dlm larutan, yg diperlukan u/ menimbulkan efek biologis Ps : tekanan uap jenuh senya.
Larutan
a= St/So
St : kadar molar senyawa yg diperklukan u/ menimbulkan efek biologis So : kelarutan senyawa
1-0,01 : seny. Didistribusikan ke seluruh organisme tnp diikat secara tetap dlm sel. Keseimbangan tjd pd fasa eksternal dan biofasa < 0,01 : seny. Terikat pd reseptor tertentu dlm sel organisme . Keseimbangan obat & reseptor terjadi pada sel / didalamnya.(senya. Berstruktur spesifik)
Senyawa
1. 2. 3. 4. 5. Etiluretan Feniluretan Propionitril Valeronitril Vanilin
Struktur kimia bervariasi, tidak berinteraksi dengan reseptor spesifik, dan aktivitas biologisnya tidak secara langsung dipengaruhi oleh struktur kimia tetapi oleh sifat kimia fisika
Contoh senyawa : Obat anastesi sistemik berupa gas atau uap seperti etil klorida, nitrogen oksida, eter, dan kloroform Insektisida yang mudah menguap dan bakterisida tertentu seperti timol, fenol, kresol, n-alkohol, dan resorsinol.
b.
c.
d.
Pada senyawa berstruktur spesifik sedikit perubahan struktur kimia dapat berpengaruh terhadap aktifitas biologisnya. Contoh :
1. Senyawa Kolinergik R => CH3 : Asetilkolin Kolinergik masa kerja pendek NH2 : Karbamikolin Kolinergik masa kerja panjang 2. Turunan feniletilamin R => CH3 : Epinefrin - menaikan tekanan darah CH(CH3)2 : Isoproterenol - menurunkan tekanan darah 3. Obat antikanker turunana pirimidin R => CH3 : Timin - metabolit normal F : 5- Fluorourasil - antimetabolit
Daftar Pustaka
Kimia Medisinal I,Siswandono,Bambang Soekardjo,Surabaya: Airlangga University Press,2008
Pertanyaan
Yeyet : prinsip ferguson?masalah cadangan obat terhadap efek anastesi? Vina: prosesnya /mekanisme kerja hubungan perubahan struktur terhadap aktivitas bilogis obat? Farida: apakah jumlah c juga berpengarh trhadap obat antibiotik?untuk spektrum luas? Erwin: masalah kejenuhan grafik tadi?