Anda di halaman 1dari 61

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan

Normal, 2010.

TESIS

PERBANDINGAN KADAR ASAM FOLAT SERUM MATERNAL
PENDERITA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEHAMILAN
NORMAL





OLEH :
YUSMARDI

PEMBIMBING :
Dr. MAKMUR SITEPU, SpOG-K
Dr. JENIUS L. TOBING, SpOG


DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK & RSUD PIRNGADI MEDAN
MEDAN
2009
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

ABSTRAK
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya penurunan kadar
asam folat pada ibu penderita preeklampsia berat bila dibandingkan dengan
kehamilan normal.
Rancangan Penelitian : Penelitian ini menggunakan studi komparatif
yaitu membandingkan antara kelompok preeklampsia berat (PEB) dan
kehamilan normal dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional).
Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU / RSVP
H. Adam Malik, RSUD Dr. Pirngadi, RS Haji Mina, RS Tembakau Deli,
RSU Sundari, RS Putri Hijau Medan dan Laboratorium Thamrin Medan. Waktu
penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai Juni 2009 atau sampai jumlah
sampel tercapai.
Analisa Statistik : Seluruh data penelitian ini dicatat pada formulir
penelitian. Data diolah dan disusun dalam bentuk tabel distribusi sesuai
tujuan penelitian. Dilakukan uji statistik T-test independent, Chi-square, uji
Exact Fisher dan uji korelasi Pearson's dan Spearman's dengan
menggunakan perangkat SPSS (Statistic Package for Social Science).
Hasil : Rerata karakteristik sampel penelitian pada penderita preeklampsia
berat dan kehamilan normal dengan uji Nest independent di dapatkan
rerata usia ibu pada kelompok preeklampsia berat (30,37 5,53) dan
pada kelompok hamil normal (27,89 4,736), secara statistik tidak ada
perbedaan bermakna pada usia kedua kelompok (p=0,147). Rerata umur
kehamilan kelompok preeklampsia berat (37,42 1,539) dan kelompok
hamil normal (38,32 0,749). Secara statistik terdapat perbedaan
bermakna pada umur kehamilan kedua kelompok (p=0,031). Rerata
tekanan darah sistolik kelompok preeklampsia berat (179,4716,490) dan
kelompok hamil normal (115,26 8,412) secara statistik terdapat
perbedaan bermakna (p=0,001). Demikian juga rerata tekanan darah diastolik
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

kelompok preeklampsia berat (110,53 9,113) dan kelompok kehamilan
normal (75,26 6,118) terdapat perbedan bermakna secara statistik dimana
(p=0,001). Rerata hemoglobin kelompok preeklampsia berat (10,979
1,208) dan kelompok kehamilan normal (11,637 0,874) secara statistik tidak
ditemukan perbedaan bermakna (p= 0,062). Rerata hematokrit kelompok
preeklampsia berat (33,705 3,1564) dan kelompok normal (35,316
1,936) secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0,066).
Proporsi karakteristik sampel penelitian dari APGAR Score menit ke-1
pada kelompok preeklampsia berat sebagian besar APGAR score > 7
(57,1 %) demikian juga untuk kelompok kehamilan normal sebagian besar
untuk APGAR Score > 7 (84,2 %) dengan uji Chi square tidak ditemukan
perbedaan bermakna (p=0,074). Proporsi APGAR score menit ke-5 pada
kelompok preeklampsia berat dan kelompok normal dimana sebagian
besar memiliki APGAR score > 7, yaitu (94,7%) dan (100,0 %) yang
secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0,311). Proporsi berat
badan lahir kelompok preeklampsia berat sebagian besar 2: 2500 gram
(78,9 %) dan kelompok hamil normal sebagian besar juga 2! 2500 gram
(100,0 %) yang secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna
(p=0,105). Proporsi preeklampsia berat sebagian besar tidak anemia (84,2 %)
dan pada kehamilan normal sebagian besar juga tidak anemia (100%) secara
statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0,230). Proporsi paritas
kelompok preeklampsia berat sebagian besar multi paritas (57,9%) dan
kelompok kehamilan normal sebagian besar primi paritas (57,9 %) yang
secara statistik dengan uji chi square ditemukan perbedaan bermakna
(p=0,007).
Rerata kadar asam folat serum pada kelompok preeklampsia berat (7,221
1,87) dan pada hamil normal (12,96 2,65). Dengan menggunakan uji t-test
independent didapat p=0, 001 yang secara statistik terdapat
perbedaan yang bermakna (p <0,05). Walaupun ditemukan perbedaan
bermakna secara statistik, kadar asam folat serum kedua kelompok masih dalam
batas normal.
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Ditemukan adanya korelasi positif antara asam folat serum clan tekanan darah
sistolik pada preeklampsia berat. Dengan menggunakan Korelasi Person's
didapat r=0,225 Dalam hal ini ticlak ada perbedaan yang bermakna
secara statistik (p=0,354). Di temukan juga korelasi positif antara asam
folat serum dengan tekanan darah diastolik, dengan uji Spearman's diperoleh r
= 0,404 yang secara statistik tidak bermakna (p=0,086). Sedangkan
korelasi negatif di dapatkan antara asam folat serum dengan proteinuria,
dengan uji Spearman's diperoleh r=-0,839, yang secara stastistik korelasi
ini bermakna (p=0,001). Penderita yang kadar asam folat serum <8 ng/mI,
beresiko 2,9 kali untuk terjadinya peningkatan tekanan darah diastolik
pada preeklampsia berat dibandingkan dengan kadar asam folat serum >8
ng/mI.
Kesimpulan : Dari 38 ibu hamil yang di periksa terdapat perbedaan kadar asam
folat serum yang bermakna antara antara kelompok preeklampsia berat dengan
kehamilan normal. Walaupun ditemukan perbedaan bermakna secara
statistik, akan tetapi kadar asam folat serum kedua kelompok masih dalam
batas normal. Penderita yang kadar asam folat serum :5 8 ng/ml, beresiko 2,9
kali untuk terjadinya preeklampsia berat.



Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan
Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai
manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan
masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan
sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan
khususnya tentang :

Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia
Berat Dengan Kehamilan Normal.

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,
SpA.K dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof.
dr. Gontar Siregar, SpPD, KGEH, yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di
Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG.K, Ketua Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK-USU Medan; dr. M. Rusda, SpOG, Sekretaris Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. dr. M. Fauzie Sahil, SpOG.K,
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU
Medan; dr. Deri Edianto, SpOG.K, Sekretaris Program Studi Dokter
Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. dr. Djafar
Siddik, SpOG.K, selaku Kepala Bagian Obstetri dan Ginekologi pada saat
saya diterima untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri
dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. dr. Hamonangan Hutapea, SpOG.K;
Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG.K; Prof. dr. R. Haryono Roeshadi,
SpOG.K; Prof. dr. T.M. Hanafiah, SpOG.K; Prof. dr. Budi R. Hadibroto,
SpOG.K; dan Prof. dr. Daulat H. Sibuea, SpOG.K; yang telah bersama-sama
berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di
Departemen Obstetri dan Ginekologi.

3. Prof Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K), selaku Kepala Sub Divisi
Fetomaternal atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan
penelitian tentang :

Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia
Berat Dengan Kehamilan Normal

4. Dr. Makmur Sitepu, SpOG (K) dan Dr. J enius L. Tobing, SpOG selaku
pembimbing, Dr. Herbert Sihite, SpOG, Dr. M. Rusda Harahap, SpOG, dan
Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K) selaku penyanggah dan nara sumber
yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat
berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini
hingga selesai.

5. Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG (K), selaku Bapak Angkat saya selama
menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing
dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam
menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

6. Dr. Hotma Partogi Pasaribu, SpOG, selaku pembimbing mini referat
fetomaternal saya yang berjudul Penggunaan Balon Kateter Sebagai
Tampon Uterus Pada Penatalaksanaan Perdarahan Paska Persalinan .

7. Dr. M. Rhiza Tala, SpOG (K), selaku pembimbing mini referat Fertilitas
Endokrinologi dan Reproduksi saya yang berjudul Evidence Base Genitalia
Prolapsus .

8. Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K), selaku pembimbing mini referat onkologi
saya yang berjudul Mempertahankan Fertilitas Pada Kanker Ginekologi .

9. Drs. Abdul J alil, M.Kes yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk
membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis ini.

10. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU
Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya
sejak awal hingga akhir pendidikan.

11. Sekretaris J enderal Departemen Kesehatan RI, Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, atas ijin yang telah
diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis Obstetri dan Ginekologi di FK-USU Medan.

12. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan
dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen
Obstetri dan Ginekologi.

13. Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi
RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana
untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan
Ginekologi.

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

14. Direktur RS. PTPN II Tembakau Deli, Dr. Sofian Abdul Ilah, SpOG, dan Dr.
Nazaruddin J affar, SpOG (K) beserta staf yang telah memberikan
kesempatan dan sarana untuk bekerja selama bertugas di Rumah Sakit
tersebut.



15. Direktur RS. H. Mina, RS. Putri Hijau dan RSU Sundari Medan dan Kepala
SMF Obstetri dan Ginekologi RS. H. Mina, RS. Putri Hijau dan RSU Sundari
Medan yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan selama bertugas
di Rumah Sakit tersebut.

16. Direktur RSUD Aceh Singkil, beserta staf atas kesempatan kerja dan bantuan
moril dan materil selama saya bertugas di rumah sakit tersebut.

17. Kepala Departemen Patologi Anatomi FK-USU beserta staf, atas
kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di
Departemen tersebut.

18. Ketua Departemen Anastesiologi dan Reanimasi FK USU Medan beserta
staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya
bertugas di departemen tersebut.

19. Bupati Kabupaten Simeulue Drs. Darmaili, Wakil Bupati Kabupaten
Simeulue Drs. Ibnu Aban GT Ulma (Alm), Sekda Kabupaten Simeulue
Drs.Riswan R, Kepala BKD Drs. Astamudin, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Simeulue Dr. H. Taqwallah, M.Kes, dan Ketua DPRD Kabupaten
Simeulue Drs. Azharudin Agur, yang telah memberikan kesempatan tugas
belajar kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis
di Fakultas Kedokteran USU Medan.

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

20. Kepada senior-senior saya, dr. Elida P Sidabutar, SpOG; dr. Fachri Razi A,
SpOG; dr. Ginda H. Siregar, SpOG; dr. Rilie Ritonga, SpOG; dr. Milvan
Hadi, SpOG; dr. Adek N. Dayeng, SpOG; dr. Ade Taufik, SpOG; dr.
Anandya Yuska, SpOG; dr. Samson Chandra, SpOG; dr. Miranda Diza,
SpOG ; dr. Ronny Ajartha, SpOG; dr. Wahyudi, SpOG; dr. Aswin Pranata,
SpOG; dr. Maria Novita P, SpOG; dr. Rachma B Panjaitan, SpOG; dr. David
Leo Ginting, SpOG; dr. Nismah Situmorang, SpOG; dr. Hayu Lestari
Haryono, SpOG; dr. J uni Hardi Tarigan, SpOG; dr. Abdul Hadi, SpOG; dr. T.
R. Iqbal, SpOG; dr. J hon N Tambunan, SpOG; dr. Muara P Lubis, SpOG;
dr. Gotlieb P Sidabutar, SpOG; dr. Tomy, SpOG; dr. Sukhbir Singh, SpOG;
Dr. Simon P Saing, SpOG; dr. Mulda F Situmorang, SpOG; dr. T.M Rizky,
SpOG; terimakasih banyak atas segala bimbingan, bantuan dan
dukungannya yang telah diberikan selama ini.

21. dr. Ferry Simatupang, SpOG; dr. Dessy S Hasibuan, SpOG; dr. Dwi
Faradina, SpOG, dr. Sim Romi, SpOG; dr. Roni P Bangun; dr. Alim Sahid;
dr. Nuraflah, saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan
yang diberikan selama ini serta kebersamaan kita selama pendidikan.

22. Tim jaga yang kompak, dr. Maya Hasmita; dr. Ari Abdurrahman Lubis; dr.
Alfian Z. Siregar; dr. Andri P Aswar; dr. Hendry Adi Saputra; dr. Ulfah W.
Kusumah; dr. Fatin Athifa; dr. Sri Damayana Harahap; dr. Morel Sembiring;
terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, kenangan indah ini akan
saya ingat selamanya.

23. Seluruh teman sejawat PPDS yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
terima kasih atas kebersamaan, dorongan semangat dan doa yang telah
diberikan selama ini.

24. Teman Sejawat, Asisten Ahli, Dokter Muda, Bidan, Paramedis,
karyawan/karyawati, dan pasien-pasien yang telah ikut membantu dan
bekerjasama dengan saya dalam menjalani pendidikan di Departemen
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Obstetri dan Ginekologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik - RSU Dr. Pirngadi
Medan. Terima kasih atas kerjasama dan saling pengertian selama ini.





Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan
kepada kedua Orang Tua Saya yang terkasih, Sidi Yusni dan Mardiani, yang
telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan
penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini.

Kepada yang saya hormati dan sayangi, Bapak dan Ibu Mertua saya, Nasrun dan
Asnani yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan semangat
serta doa kepada saya dalam mengikuti pendidikan, saya ucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya.

Buat Istriku Tercinta, Nina Andriani, tiada kata yang terindah dapat saya
ucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang telah memberikan saya seorang istri yang baik dan pengertian.
Terima kasih atas semua bantuan, pengertian, kesabaran, dorongan semangat
dan doa yang diberikan kepada saya hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.

Buat kedua buah hatiku yang kucintai dan kusayangi; putriku Widya Yustika dan
Salsabila Yusra, yang merupakan inspirasi dan pendorong motivasi serta
pemberi semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan
namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah
banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

Medan, J uli 2009


Dr. Yusmardi

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL Ix
DAFTAR GAMBAR .. X
DAFTAR GRAFIK xi

BAB I PENDAHULUAN. 1
I.1. Latar Belakang Penelitian .. 1
I.2. Perumusan Masalah .. 2
I.3. Hipotesis .. 2
I.4. Tujuan Penelitian 3
a. Tujuan Umum 3
b. Tujuan Khusus .. 3
I.5. Manfaat Penelitian .. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..... 4
II.1. Preeklampsia ............. 4
II.1.1. Etiologi ... 4
II.1.2. Patofisiologi .. 6
II.2. Asam Folat .. 11
II.2.1. Metabolisme Asam Folat 11
II.2.2. Peranan Asam Folat Dalam Kehamilan ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .. 16
III.1. Rancangan Penelitian ... 16
III.2. Bagan Penelitian 16
III.3. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 17
III.4. Populasi Penelitian .... 17
III.5. Kriteria . 18
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

III.5.1. Penerimaan . 18
III.5.2. Penolakan 18
III.6. Bahan dan Cara Penelitian ..................................................... 18
III.6.1. Alat Yang Digunakan . 18
III.6.2. Cara Kerja 19
III.7. Batasan Operasional 19
III.8. Etika Penelitian . 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
IV.1. Karakteristik Subjek Penelitian 22
IV.2. Hasil Pemeriksaan Asam Folat Serum .. 26
IV.3. Pembahasan . 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
V.1. Kesimpulan .. 34
V.2.Saran . 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN 41









Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel
1.
Perbedaan Rerata Karakteristik Sampel Penelitian
Pada Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan
Normal ... 22

Tabel
2.
Perbedaan Proporsi Karakteristik Sampel Penelitian
Pada Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan
Normal 24

Tabel
3.
Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal
Pada Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan
Normal 26

Tabel
4.
Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan
TekananDarah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik Dan
Proteinuria Pada Penderita Preeklampsia Berat
27

Tabel
5.

Koordinat Kurva Asam Folat Serum Maternal Dengan
TekananDarah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik Pada
Penderita Preeklampsia
Berat. 30

Tabel
6.

Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Berdasarkan
Indikator Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita
Preeklampsia
Berat.. 31



Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.
Gambar Metabolisme Asam Folat
.
5
Gambar
2.
Struktur 5-metiltetrahidrofolat

11
Gambar
3.
Absorpsi dan Aktivitas Asam Folat

12
Gambar
4.
Alur Penelitian
..
16











Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan
Proteinuria Pada Penderita Preeklampsia Berat
.. 28

Grafik 2. Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Dengan
Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita
Preeklampsia Berat 29
























Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia, preeklampsia dan eklampsia masih merupakan salah
satu penyebab utama dari tingginya kematian maternal dan perinatal.
Kasus Preeklampsia terjadi sekitar 30 40% menyebabkan kematian ibu
dan 30 50% menyebabkan kematian perinatal.
1

Preeklampsia adalah suatu penyakit unik dengan etiologi yang
sampai saat ini belum diketahui secara pasti yang dapat meningkatkan
komplikasi 5% - 7% kehamilan. Meskipun dengan adanya penelitian
yang ekstensif namun sekarang ini belum ada cara yang efektif dalam
memprediksi atau mencegah penyakit. Plasentasi abnormal tampaknya
memegang peranan dalam patogenesis preeklampsia dan penyebab
terjadinya Intra Uterine Growth Restriction (IUGR).
2

Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan
menunjukkan kecenderungan kenaikan angka kematian ibu pada
penderita preeklampsia. Siregar S (1997) melaporkan angka kematian
perinatal sebesar 8,77% pada penderita preeklampsia berat. Simanjuntak
S (1999) melaporkan angka kematian ibu pada penderita preeklampsia
berat periode waktu 1993-1997 sebesar 5,10%.
3
Tobing S (1995)
melaporkan angka kematian ibu pada preeklampsia periode waktu 1989-
1993 sebesar 2,1%.
4
Girsang ES (2004) melaporkan insiden
preeklampsia berat pada periode waktu 2000-2003 sebesar 5,94%,
eklampsia 1,07% ; angka kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia
sebesar 2,72% dan 9,09%, sedangkan angka kematian perinatal pada
preeklampsia berat sebesar 10,19%.
5
Sibai B dkk (2005) mencatat
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

angka kematian ibu hamil karena preeklampsia di negara-negara
berkembang berkisar 15-20%.
6


Dengan semakin berkembangnya ilmu di bidang biologi molekuler,
saat ini telah dilakukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan asam
folat yang diduga sebagai penyebab terjadinya penyakit-penyakit
insufisiensi uteroplasenta. De Vries dkk melaporkan bahwa 24%
penderita preeklampsia memiliki kadar asam folat yang sangat rendah dan
diiringi kadar homosistein yang tinggi. Dan kadar asam folat yang sangat
rendah serta diiringi kadar homosistein yang tinggi menyebabkan
pembuluh darah lebih sensitif terhadap stress oksidatif.

Kassab dkk
melaporkan bahwa kadar asam folat yang rendah disertai dengan kadar
homosistein yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi maternal,
proteinuria, kerusakan ginjal, retardasi perkembangan intrauterine dan
peningkatan kematian fetus. Patrick dkk melaporkan adanya penurunan
kadar asam folat dan vitamin B12 menyebabkan konsentrasi homosistein
meningkat pada preeklampsia.
7,8

I.2. Perumusan Masalah

Defisiensi asam folat menyebabkan terjadinya keadaan
hiperhomosisteinemia sehingga terjadi disfungsi endotel. Disfungsi endotel
menyebabkan manifestasi klinik preeklampsia.
9,10
Berdasarkan hal
tersebut peneliti ingin melihat apakah benar terjadi penurunan serum
asam folat pada penderita preeklampsia berat di bandingkan dengan
kehamilan normal?

I.3. Hipotesis
Kadar Asam Folat pada penderita preeklampsia lebih rendah bila
dibandingkan dengan kadar asam folat pada pasien normal.


Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

I.4. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya penurunan
kadar asam folat pada ibu penderita preeklampsia berat bila
dibandingkan dengan kehamilan normal.

b. Tujuan Khusus

1. Melihat hubungan asam folat serum dengan tekanan darah
diastole.
2. Melihat hubungan asam folat serum dengan hasil luaran
janin.
3. Melihat hubungan asam folat serum dengan proteinuria.


I.5. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan preeklampsia.
2. Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat apakah kadar asam folat
serum dapat dipergunakan untuk memprediksi luaran janin pada
penderita preeklampsia berat.
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya untuk
membuktikan bahwa penurunan serum asam folat merupakan
salah satu faktor penyebab preeklampsia.







Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1. Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat adalah suatu keadaan dimana didapat
peningkatan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik 110 mmHg disertai dengan adanya proteinuria + 3 pada
kehamilan lebih dari 20 minggu.
1,2,3,4,5


II.1.1. Etiologi
Penyebab yang pasti dari preeklampsia masih belum diketahui.
Zweflei (1916) dan Chesley (1978) mendiskripsikan preeklampsia
sebagai Disease of theories.
12,13,14

Dari plasenta manusia dapat diketahui kesehatan maupun
penyakit ibu dan embrio-nya yang sedang berkembang. Kelainan pada
pembuluh darah plasenta, seperti pembuluh darah besar dan kecil lainnya
di dalam tubuh manusia, dapat disebabkan akibat dari cacat genetik.
Faktor lingkungan, terutama bahan kimia, infeksi dan nutrisi, adalah faktor
penting yang menentukan kesehatan dan fungsi plasenta. Tidak mungkin
penyakit vaskular plasenta terkait dengan faktor etiologik tunggal saja,
seperti halnya perkembangan serebrovaskular, penyakit vaskular koroner
atau periferal tetap bersifat multifaktor. Kelainan pada plasenta, baik
ditemukan secara langsung sebagai infarksi atau abrupsi atau secara
tidak langsung sebagai keguguran berulang atau preeklampsia, diyakini
timbul dari defisiensi vitamin B
12
dan asam folat, atau dari cacat lainnya di
dalam pathway metabolik methionine-homocysteine.
15,16

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.


Gambar 1. Metabolisme Asam Folat.
2









Keterangan Gambar Metabolisme asam folat :
Terdapat 2 jalur metabolism asam folat yaitu jalur remetilasi dan jalur
transsulfurasi. Jalur remetilasi yaitu 2 jalur biokimia yang bersilangan yaitu satu
jalur menggunakan Vitamin B6 sebagai katalisator dan satu jalur lagi
menggunakan vitamin B12. Homosistein membentuk methionine dengan
menambah 1 gugus methyl sehingga terbentuk Methionine synthase (MTR),
kemudian mengkatalisasi methylasi Homosistein menjadi methionine dengan
menggunakan vitamin B
12
sebagai kofaktor dan 5-methyl-tetrahydrofolat (5-
MTHF) sebagai donor methyl . Methionine synthase reduktase (MTRR)
memegang peranan penting dalam memelihara vitamin B
12
(cobalamine) dalam
bentuk aktif dan karenanya mungkin merupakan faktor penting dalam konsentrasi
Homosistein.
Jalur kedua adalah jalur transsulfurasi. Folat pada mulanya terdekonjugasi dalam
sel dinding usus menjadi bentuk monoglutamat. Ini kemudian direduksi menjadi
dihidrofolat (DHF) dan kemudian menjadi tetrahidrofolat (THF). Kedua enzim ini
memerlukan NADPH (tergantung niasin/B6) sebagai kofaktor. Sering bergabung
dengan piridoksal-5-fosfat untuk mentransfer satu grup hidroksimetil ke THF. Hal
ini membentuk 5,10-metilen-tetrahidrofolat (metilen THF) dan glisin. Molekul ini
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

penting, karena menjadi prekursor 5-metiltetrahidrofolat yang aktif secara
metabolik (5-metil THF, yang terlibat dalam metabolisme homosistein) dan metil-
lidintetrahidrofolat (yang terlibat dalam sintesis purin), dan juga berfungsi
sendirian dalam pembentukan rantai samping timin untuk penyatuannya ke
DNA.
15,16
Sebuah studi menunjukkan wanita anemia menjadi infertil. Dengan
pemberian vitamin B
12
atau folat wanita tersebut mampu menghasilkan
konsepsi. Kelainan reproduksi berat juga terbukti pada tikus yang diberi
diet terkontrol yang defisien vitamin B
12
. Dalam studi awal lainnya,
defisiensi folat dan B
12
dan juga anemia megaloblastik ditemukan lebih
umum pada wanita dengan aborsi berulang, dan juga wanita dengan
perdarahan selama hamil. Defisiensi folat terkait dengan abrupsi plasenta
dan peningkatan hemosistein plasma, suatu indikator kuat atas defisiensi
folat dan B
12
, tampak lebih umum pada wanita dengan abrupsi plasenta
dan preeklampsia berat.
2,17
Salah satu teori yang akhir-akhir ini berkembang menyebutkan
bahwa Infarksi atau abrupsi plasenta, keguguran berulang dan
preeklampsia dianggap terjadi akibat cacat di dalam dasar vaskular
plasenta. Defisiensi vitamin B
12
dan folat, atau kelainan lain di dalam
pathway methionine-homocysteine dituding dalam perkembangan
penyakit plasenta sedemikian.
14,18
Studi yang dilakukan OVID Medline tahun 1966 1999
menyimpulkan bahwa preeklampsia, abrupsi/infarksi plasenta atau
keguguran berkaitan dengan vitamin B
12
, asam folat,
methylentetrahydrofolat reductase dan homocysteine.
19,20

II.1.2. Patofisiologi
Faktor imunologi, genetik dan penyakit pembuluh darah merupakan
penyebab terjadinya invasi trofoblas yang inadekuat terhadap arteri
spiralis sehingga menyebabkan arteri spiralis tidak dapat berdilatasi
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

dengan sempurna. Hal ini mengakibatkan menurunnya aliran darah ke
plasenta dan terjadi hipoksia.
21,22
Keadaan hipoksia ini merupakan sumber
reaksi hiperoksidasi lemak dan prosesnya memerlukan peningkatan
konsumsi oksigen sehingga akan mengganggu metabolisme sel.
23,24

Peroksidasi lemak adalah hasil proses oksidasi lemak tak jenuh yang
menghasilkan hiperoksidasi lemak jenuh. Peroksidasi lemak merupakan
radikal bebas.
15
Pembentukan radikal bebas ini dapat meningkat pada
keadaan maladaptasi imun dengan cara menimbulkan aktifasi neutrofil,
makrofag dan sel T.
14
Sumber radikal bebas dapat juga berasal dari
mitokhondria arteri uterina yang mengalami perubahan struktur.
13

Peningkatan radikal bebas diperberat oleh tingginya asam lemak bebas
dan trigliserida yang mengalami peroksidasi.
15
Apabila keseimbangan
antara peroksidasi lemak dan antioksidan terganggu, dengan peroksidasi
lemak dan oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang
disebut stress oksidatif.
14,16,17
Stress oksidatif dapat mengakibatkan disfungsi dan kerusakan sel
endotel yang selanjutnya diikuti oleh terjadinya reaksi inflamasi. Sel-sel

endotel yang rusak mengakibatkan hambatan produksi faktor
pertumbuhan endotel vaskuler sehingga kemampuan sel-sel endotel untuk
berproliferasi menjadi terganggu.
18
Pada sel-sel endotel yang rusak terjadi
gangguan produk relaksasi pembuluh darah seperti prostasiklin dan nitric
oxide (NO) dan meningkatnya endotelin yang merupakan suatu
vasokonstriktor yang poten sehingga sifat sitoprotektifnya berkurang dan
sel endotel akan menjadi sangat sensitif terhadap agen vasokonstriktor.

Mekanisme kompensasi untuk mengatasi kerusakan ini adalah dengan
terjadinya adhesi dan agregasi trombosit pada tempat kerusakan
tersebut
18,17
. Agregasi tombosit ditunjukkan oleh peningkatan aktifitas
sintesis faktor-faktor prokoagulan dan ikut mengaktifasi faktor-faktor
koagulan dengan pengeluaran zat mitogen yang disebut platelet growth
factor (PGF). PGF mengakibatkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan
serotonin dan sel-sel trombosit. Tromboksan dan serotonin bersifat
vasokonstriktor kuat dan memperberat proses agregasi trombosit dan
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

terbentuknya fibrin. Aktivasi trombosit terlihat dan jumlahnya yang
menurun sampai dibawah 100.000/mm
3
. Kebocoran antar sel endotel
dapat terjadi sehingga cairan keluar dari intravaskuler ke ekstravaskuler.
14,17,18
Peroksidasi lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan
lipoprotein. Peroksidasi lemak ini akan sampai ke semua komponen sel
yang dilewati termasuk sel-sel endotel di luar plasenta dan dengan
mekanisme yang sama merusak sel-sel endotel tersebut sehingga terjadi
gangguan faal hemostasis dan multi organ. Sehingga pada akhirnya
timbul gejala klinis berupa hipertensi dan proteinuria.

Patofisiologi
preeklampsia dibagi atas 2 bagian yaitu: perubahan pada perfusi plasenta
(fase 1) dan sindroma pada ibu (fase 2).
18
Fase 1.
Dijumpai cukup data untuk mendukung teori bahwa plasenta adalah
komponen kunci dari kehamilan yang mengakibatkan terjadinya
preeklampsia. Preeklampsia dapat terjadi tanpa distensi dari uterus dan
tanpa adanya janin. Gangguan kehamilan berupa mola hidatidosa,
kelainan dimana hanya sedikit jaringan janin dan kebanyakan hasil dari
konsepsi hanya berupa trofoblas, dihubungkan dengan peningkatan resiko
dari preeklampsia.
18
Gambaran dari plasenta yang mengakibatkan preeklampsia adalah
berkurangnya perfusi. Berkurangnya perfusi plasenta disebabkan oleh
kelainan pada implantasi dan perubahan vaskuler. Pada kehamilan
normal, arteri spiralis yang memperdarahi plasenta mengalami perubahan
yang sangat hebat, dan arteri muskularis yang kecil pada keadaan tidak
hamil menjadi pembuluh darah yang meregang dengan signifikan yang
telah mengalami kehilangan lapisan otot polos dan lamina elastis dalam.
Modifikasi ini tidak terjadi pada preeklampsia. Didapati adanya beberapa
perubahan superfisial, tetapi tidak pernah melebihi batas desidua dimana
pada kehamilan normal, pembuluh darah yang sudah berubah masuk
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

sampai ke lapisan ketiga dari miometrium. Kebanyakan pembuluh darah
pada wanita dengan preeklampsia tidak mengalami perubahan ini
sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan perfusi plasenta.
Ditemukan lebih banyak pemahaman tentang invasi trofoblas pada
manusia, hubungannya dengan perubahan vaskuler dan abrasi yang
terjadi pada preeklampsia. Sekarang terbukti bahwa interaksi ini termasuk
dengan ekspresi molekul yang terlibat pada invasi sebagai respon
terhadap sinyal maternal dan lingkungan dimana keadaan ini terganggu
pada preeklampsia.
18
Beberapa keadaan medis yang berhubungan dengan penyakit
mikrovaskuler, seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kolagen vaskuler
juga meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, menimbulkan
spekulasi bahwa gangguan perfusi plasenta mungkin merupakan tanda.
Demikian juga dengan keadaan obstetrik yang berhubungan dengan
plasenta yang besar (mola hidatidosa, plasenta hidrofik dan plasenta
dengan kehamilan multipel) semua meningkatkan resiko terjadinya
preeklampsia. Dinyatakan bahwa pada plasenta yang besar ini ditemukan
terjadinya pengurangan relatif dan perfusi plasenta. Perubahan lain dari
arteri spiralis pada preeklampsia, adanya atherosis mengakibatkan
penyempitan dari pembuluh darah desidua, bukti ini merupakan temuan
vaskuler dari penolakan allograft. Penemuan ini mendukung komponen
imunologi dan preeklampsia.
17,18
Fase. 2
Pada wanita dengan preeklampsia, aliran darah ke organ selain
plasenta berkurang dan perdarahan dari nekrosis dapat terjadi. Sebagai
contoh, pada hepar, ditemukan bukti pengurangan perfusi dengan nekrose
sekunder dan perdarahan. Pada jantung, terjadi subendokardial nekrose
yang sama dengan yang terlihat pada syok hipovolemik. Penjelasan untuk
pengurangan perfusi sistemik adalah vasokonstriksi, mikro thrombin dan
pengurangan volume plasma akibat hilangnya cairan dan kompartemen
vaskuler. Vasokonstriksi bukan diakibatkan oleh peningkatan pressor
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

endogen tetapi karena peningkatan sensitivitas terhadap hampir semua
bahan pressor yang beredar. Preeklampsia juga ditandai dengan aktivasi
dari jalur koagulasi. Urutan platelet lebih besar pada preeklampsia, yang
menunjukkan peningkatan perubahan platelet. Indikator dari aktivasi
platelet juga ditemukan.
18
Perfusi pada preeklampsia juga dibatasi oleh pengurangan volume
plasma. Wanita dengan preeklampsia mengalami kehilangan protein yang
banyak dan kompartemen vaskuler, yang diindikasikan dengan
peningkatan angka hilangnya pewarna yang berikatan dengan protein.
Urutan dan keadaan yang merupakan penyebab dan akibat sulit untuk
dipahami pada wanita dengan preeklampsia berat. Kebanyakan informasi
yang berguna ditemukan dari penelitian longitudinal dimana wanita yang
akan mengalami preeklampsia diperiksa sebelum adanya bukti klinis
penyakit. Penelitian ini menunjukkan aktivasi abnormal dari koagulasi dan
pengurangan volume plasma sebelum dijumpai terjadinya preeklampsia
secara klinis. Hampir serupa, beberapa tetapi tidak semua peneliti
menemukan peningkatan sensitivitas terhadap pressor eksogen
berminggu-minggu sebelum manifestasi klinisnya terjadi.
16,17
Spesimen biopsi renal wanita dengan preeklampsia menunjukkan
perubahan yang tidak tampak pada bentuk hipertensi lain. Disebut
glomeruloendotheliosis, lesi mengandung pembesaran dan glomerulus
yang disebabkan oleh hipertrofi sel endotel. Penemuan ini merupakan
salah satu dasar hipotesa yang dinyatakan bertahun-tahun lalu yang
mengarahkan perubahan patofiologi preeklampsia pada target sel endotel.
Sejak saat itu, hipotesa telah diuji dan telah banyak didukung. Sejumlah
tanda aktivasi endotel ditemukan pada sirkulasi darah wanita
preeklampsia berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
gambaran klinis ditemukan. Karena itu, hipertensi nampaknya bukan
merupakan penyebab kerusakan endotel.
18,19

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

II.2. Asam Folat
II.2.1. Metabolisme Asam Folat
Folat berfungsi sebagai donor karbon dalam sintesis serin dari
glisin, secara langsung dalam sintesis basa purin dan pirimidin, secara
tidak langsung dalam sintesis tRNA, dan sebagai donor metil untuk
menghasilkan metilkobalamin yang digunakan untuk remetilasi
homosistein menjadi metionin. Asam folat diet merupakan campuran folat
dalam wujud poliglutamat, yang mudah dihancurkan oleh proses
memasak.
18,20

Dalam tumbuh-tumbuhan, asam folat dibentuk dari cincin hetero-
bisiklik pterida, asam paraaminobenzoat (PABA), dan asam glutamat.
2

Gambar 2. Struktur 5-metiltetrahidrofolat
2









Folat pada mulanya terdekonjugasi dalam sel dinding usus menjadi
bentuk monoglutamat. Ini kemudian direduksi menjadi dihidrofolat dan
kemudian menjadi tetrahidrofolat (THF). Kedua enzim ini memerlukan
NADPH (tergantung niasin) sebagai kofaktor. Serin bergabung dengan
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

piridoksal-5-fosfat untuk mentransfer satu grup hidroksimetil ke THF. Hal
ini membentuk 5,10-metilen-tetrahidrofolat (metilen THF) dan glisin.
Molekul ini penting, karena menjadi prekursor 5-metiltetrahidrofolat yang
aktif secara metabolik (5-metil THF, yang terlibat dalam metabolisme
homosistein) dan metil-lidintetrahidrofolat (yang terlibat dalam sintesis
purin), dan juga berfungsi sendirian dalam pembentukan rantai samping
timin untuk penyatuannya ke DNA.
15,19,20
Gambar 3. Absorpsi dan aktivitas asam folat
2










Hal berikut dapat berkontribusi terhadap defesiensi asam folat:
asupan makanan yang kurang, defek utilisasi seperti pada individu
alkoholik, malabsorbsi, peningkatan kebutuhan pada wanita hamil dan
penderita kanker, interferensi metabolik oleh obat, kehilangan folat dalam
hemodialisis, dan defesiensi enzim atau kofaktor yang diperlukan dalam
pembentukan asam folat aktif.
17,20

Asam folinik (suplemen 5-formilTHF yang tersedia sebagai kalsium
folinat, juga dikenal sebagai kalsium leukovorin) merupakan prekursor
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

terdekat 5,10 metilenTHF dan 5-metilTHF. Asam folinik lebih stabil
daripada asam folat dan memiliki waktu paruh yang lebih lama di dalam
tubuh. Asam folinik juga mudah melewati blood-brain-barrier dan
dibersihkan dengan lambat, dibandingkan dengan asam folat, yang sulit
ditransportasikan ke dalam otak, dan ketika di dalam CNS cepat
dibersihkan.
20,21
II.2.2. Peranan Asam Folat Dalam Kehamilan
Folat sangatlah penting bagi perkembangan fetus. Ketika
diabsorbsi, folat bekerja sebagai kofaktor bagi banyak reaksi selular
penting antara lain transfer unit karbon tunggal: folat juga diperlukan untuk
permbelahan sel karena peranannya dalam sintesis DNA. Folat juga
merupakan substrat untuk berbagai reaksi yang mempengaruhi
metabolisme beberapa asam amino, antara lain jalur transmetilasi dan
transsulfurasi.
21

Interfensi dengan sintesis DNA menghasilkan pembelahan sel yang
abnormal. Sehingga, manifestasi klinis pertama dari defisiensi folat adalah
hipersegmentasi neutrofil, yang kemudian diikuti oleh produksi sel
sumsum megablastik, sel darah merah makrositik dan akhirnya anemia
makrositik.
22,23,24

Fitur sentral perkembangan fetus adalah pembelahan sel yang
menyebar dan terus berlangsung. Sebagai akibat dari peranannya dalam
sintesis asam nukleat, kebutuhan akan folat meningkat selama waktu-
waktu terjadinya pertumbuhan jaringan. Selama kehamilan, proses
tergantung-folat antara lain adalah peningkatan massa sel darah merah,
pembesaran uterus, dan pertumbuhan plasenta dan fetus.
25,26,27

Efek metabolik defisiensi folat adalah peningkatan homosistein.
Peningkatan homosistein plasma moderat hingga berat yang berasal dari
defek genetik dalam produksi enzim sistation -sintase, 5,10-
metilentetrafolat reduktase.
28

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Telah dihipotesiskan bahwa heterozigositas fetal atau maternal
atau homozigositas MTHFR dan bermacam kemungkinan polimorfisme
genetik lain yang mempengaruhi metabolisme folat dapat mempengaruhi
hasil kehamilan yang umum seperti berat badan lahir dan durasi gestasi.
Mutasi heterozigot adalah lebih prevalen (42%) dibanding homozigot (9-
10%). Mutasi heterozigot dapat pula memiliki peningkatan risiko
mempunyai bayi berat badan rendah.
29

Maka, selama gestasi, asupan folat marginal sendiri atau bersama
dengan alel polimorfik gen folat dapat menganggu pertumbuhan dan
replikasi selular pada fetus atau plasenta. Hal ini meningkatkan risiko
aborsi spontan, persalinan sebelum waktunya, atau restriksi pertumbuhan
intrauterin. Asupan folat yang lebih banyak bagi ibu dan fetus, pada
gilirannya dapat mendukung pertumbuhan dan gestasi yang berujung
pada perbaikan berat badan lahir bayi dan meningkatkan durasi
gestasi.
30,31

Telah disimpulkan bahwa asupan diet asam folat yang rendah
meningkatkan risiko kelahiran anak dengan DTN, dan bahwa
suplementasi asam folat perikonsepsi mengurangi kejadian DTN, antara
lain malformasi mayor spina bifida dan anencephali. Konsumsi 400 mcg
asam folat per hari mengurangi risiko kehamilan dengan DTN.
32

Laurence et al mempublikasikan penelitian intervensi mereka
tentang suplementasi asam folat dan efeknya pada rekurensi DTN pada
wanita dengan persalinan sebelumnya dengan DTN. 44 wanita
mengkonsumsi 4 mg asam folat per hari sebelum konsepsi dan selama
kehamilan awal. Tidak terdapat rekurensi DTN pada kelompok
suplementasi penuh ini.
33,34

Medical Research Council Vitamin Study Group menemukan
bahwa suplementasi asam folat prekonsepsi (4 mg/hari) pada 1195 wanita
yang berada pada risiko tinggi kehamilan DTN karena persalinan DTN
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

sebelumnya. Terdapat reduksi 72% pada rekurensi DTN dengan dosis
ini.
35

Asupan folat diet yang tinggi (1 mg/hari) juga telah ditunjukkan
mengurangi kejadian preeklampsia. Cuskelly et al, di Universitas Ulster -
Irlandia, menemukan bahwa menaikkan asupan makanan kaya folat
dalam diet tidak meningkatkan kadar folat sel darah merah secara
bermakna pada 41 wanita yang diuji. Namun asam folat yang diberikan
sebagai suplemen atau ditambahkan ke makanan dapat meningkatkan
kadar folat sel darah merah (p<0.01). Informasi ini menegaskan
pentingnya suplementasi asam folat perikonsepsi, karena bentuk
monoglutamat (asam folat) lebih stabil dan dari hasil penelitian ini,
memiliki bioaviabilitas lebih tinggi daripada bentuk diet (poliglutamat).
35,37

Beberapa obat anti-seizure merupakan antagonis folat, sehingga
dapat meningkatkan risiko DTN. Asam valproat dapat menginhibisi
glutamat formiltransferase, enzim yang bertanggungjawab terhadap
konversi THF menjadi bentuk teroksidasi 5-formil dan 10-formil THF, yang
terlibat dalam sintesis pirimidin. Dalam suatu penelitian tentang
penggunaan obat anti-konvulsif dan malformasi kongenital, suplementasi
asam folat sepenuhnya mencegah kejadian defek kelahiran. Obat lain,
seperti metotreksat, 5-florourasil, sulfasalazin, kontraseptif oral,
difenilhidantoin, trimetoprim, dan pirimetamin dapat menghalangi absorbsi
atau konversi asam folat diet atau suplemen. Sebagai contoh, sulfasalazin
menghambat tiga enzim terpisah yang terlibat dalam konversi folat,
dihidrofolat, MTHFR, dan serin transhidroksimetilase.
35,36

Dalam suatu kelompok 285 wanita hamil, suplementasi
menghasilkan peningkatan berat badan dan skor Apgar bayi, dan
penurunan insidensi retardasi pertumbuhan fetus dan infeksi maternal.
Wanita dengan asupan folat harian yang rendah (<240 g/dl) mengalami
peningkatan risiko yang bermakna (>200%) untuk persalinan prematur
dan berat badan bayi rendah.
37

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Kelompok kehamilan

Pemeriksaan :Tekanan Darah
Proteinuria
Pemeriksaan kadar Serum
Asam Folat
Kelompok kehamilan

Pemeriksaan :Tekanan Darah

Pemeriksaan kadar Serum
Asam Folat
Hasil Luaran : Berat Badan Bayi
APGAR Score
Hasil Luaran : Berat Badan Bayi
APGAR Score
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi komparatif yaitu membandingkan antara
kelompok preeklampsia berat (PEB) dan kehamilan normal dengan
menggunakan desain potong lintang (cross sectional).
III.2. Al ur Penelitian
Kriteria Inkl usi
- Kehamilan normal dan PEB
- Usia Kehamilan 20 minggu
- Semua usia
- Semua paritas
- Bersedia ikut dalam penelitian.
















Gambar 4. Bagan Penelitian

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

III.3. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU /
RSUP H. Adam Malik, RSUD Dr. Pirngadi, RS Haji Mina, RS Tembakau
Deli, RSU Sundari, RS Putri Hijau Medan dan Laboratorium Thamrin
Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai J uni 2009
atau sampai jumlah sampel tercapai.

III.4. Populasi Penelitian
Kelompok ibu penderita preeklampsia berat yang memenuhi kriteria
penerimaan. Kelompok ibu hamil normal adalah wanita hamil dengan
karakteristik yang sama. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus
untuk menguji dua rata-rata yaitu :
(Z +Z) S
2

n
1
=n
2
= 2 = 2
(X
1
X
2
)
= 17 19 Sampel
n =jumlah sampel
=tingkat kemaknaan.
Pada penelitian ini dipakai tingkat kemaknaan sebesar 0,05 dan interval
kepercayaan 95%. Dari tabel ini diperoleh Z=1,96.
S = simpangan baku asam folat = 2,22 (didapat dari penelitian
Rajkovic dkk
tahun 1998).
=1 power penelitian.
Pada penelitian ini dipakai power 90% maka =0,1 Z =1,282.
(X
1
X
2
) =2,5

(1,96 +1,28) x 2,22
2


2,5
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Berdasarkan rumus diatas, besar sampel yang diperlukan adalah 19
pasien pada setiap kelompok

III.5. Kriteria
III.5.1. Penerimaan
a. Hamil tunggal dengan preeklampsia dan kehamilan normotensi.
b. Usia kehamilan 20 minggu tanpa memandang paritas.
c. Tidak Ada riwayat penyakit ginjal, hipertensi, DM, kardiovaskular
dan tiroid.
d. Bersedia ikut dalam penelitian.
III.5.2. Penolakan
a. Kehamilan dengan kelainan kongenital berat

III.6. Bahan Dan Cara Penelitian
Bahan untuk penelitian adalah darah pasien penderita
preeklampsia berat serta darah pasien dengan kehamilan normal yang
memenuhi kriteria penerimaan yang datang ke RSUP H. Adam Malik,
RSUD Dr. Pirngadi, RS Haji Mina, RS Tembakau Deli, RSU Sundari dan
RS Putri Hijau Medan dan memberikan persetujuan tertulis.

III.6.1. Alat yang digunakan :
a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Vacutainer 2,5 cc
d. Vacutainer 10 cc
e. Venoject

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

III.6.2. Cara kerja :
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik secara keseluruhan
b. Pemeriksaan obstetrik
c. Pemeriksaan proteinuria
d. Setelah ditegakkan diagnosa, pasien dimasukkan ke kelompok
preeklampsia atau kehamilan normal, darah vena pasien diambil 5
cc.
Sebelum disentrifuge, darah disimpan pada suhu kamar (selama
proses clotting) kemudian segera dipisahkan dalam waktu <1 jam
setelah pengambilan darah didapatkan serum yang diperiksa.
Kemudian sampel dikirim, dilakukan pemeriksaan kadar asam folat
serum darah di Laboratorium Thamrin Medan. Pemeriksaan kadar
asam folat dilakukan dengan metode Ion Capture Reactions Cell
atau chemiluminenescence immunoassay dengan reagen Folic
Acid Diagnostic menggunakan alat Brand Kit atau IMX Immunology
Diagnostic.
Kadar asam folat serum normal adalah 3,1 17,5 ng/mL.


III.7. Batasan Operasional.
1. Kehamilan normal adalah kehamilan tanpa adanya komplikasi.
2. Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan anak yang
viable.
3. Sekundipara adalah adalah seorang wanita yang melahirkan untuk
kedua kalinya
4. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan 1 orang atau lebih
anak yang viable.
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

5. Preeklampsia berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
sistolik 16 0 mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg,
dengan proteinuria + 3
6. APGAR Score adalah nilai yang biasanya diberikan kepada bayi
dua kali: satu kali pada 1 menit setelah bayi dilahirkan, dan 5 menit
setelah bayi dilahirkan. Lima faktor yang digunakan untuk
mengevaluasi bayi adalah :
aktivitas otot dan nada
denyut jantung
grimace respons
warna kulit
pernapasan

7. Berat Badan Lahir adalah berat badan bayi pada saat lahir yang
normalnya berkisar antara 2500-3500 gram
8. Asam folat adalah vitamin B9 atau Folacin, yang berperan selama
periode pembentukan sel dan pertumbuhan sel. Nilai normal asam
folat serum adalah 3,1 17,5 ng/mL
9. Kelainan kongenital adalah merupakan kelainan dalam
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil
konsepsi sel telur.
10. Proteinuria adalah suatu kondisi dimana air seni berisi protein
dalam jumlah yang abnormal.




Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.


III.8. Etika Penelitian
Semua peserta diberikan penjelasan mengenai tujuan dan cara yang
dijalankan pada penelitian ini, penelitian dilakukan setelah terdapat
persetujuan sukarela dari masing-masing peserta dengan
menandatangani surat pernyataan persetujuan (informed concent).
Setiap peserta berhak mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan
terhadapnya. Karena alasan tertentu, peserta boleh menarik diri dari
penelitian.














Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

X SD

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian dikumpulkan dari bulan Februari sampai J uni 2009
atau sampai jumlah sampel tercapai. Setelah dilakukan seleksi pasien
berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi calon sampel, maka diperoleh
jumlah sampel 40 orang. Sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu 19 kasus
preeklampsia berat dan 19 kasus kehamilan normal. Kemudian data
ditabulasi kedalam tabel dan dihitung secara statistik dengan nilai
kemaknaan p<0,05.
IV.1. KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN
Tabel 1. Perbedaan Rerata Karakteristik Sampel Penelitian Pada Penderita
Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal

Karakteristik
Preeklampsia Berat

Kehamilan Normal

P
N


n

Usia Ibu 19 30,37 5,53 19 27,89 4,736 0,147
Umur Kehamilan 19 37,42 1,539 19 38,32 0,749 0,031
(
*
)

Tekanan Darah
Sistolik
19 179,47 16,490 19 115,26 8,412 0,0001
(
*
)

Tekanan Darah
Diastolik
19 110,53 9,113 19 75,26 6,118 0,0001
(
*
)

Hemoglobin 19 10,979 1,208 19 11,637 0,874 0,062
Hematokrit 19 33,705 3,1564 19 35,316 1,936 0,066
Keterangan : a) uji t test independent
X SD
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.



Pada tabel 1 dapat dilihat karakteristik subjek penelitian, rerata usia
ibu pada kelompok preeklampsia berat (30,37 5,53) dibandingkan
dengan kelompok hamil normal (27,89 4,736) dengan uji t test diperoleh
p=0,147, (p>0,05) dengan demikian secara statistik tidak ada perbedaan
bermakna pada usia kedua kelompok penelitian.
Dari tabel diatas juga terlihat perbandingan rerata umur kehamilan
kelompok preeklampsia berat (37,42 1,539) dibandingkan dengan
kelompok hamil normal (38,32 0,749). Dengan uji t test diperoleh p =0,031
(P<0,05) dengan demikian secara statistik terdapat perbedaan bermakna pada
umur kehamilan kedua kelompok.
Perbandingan rerata tekanan darah sistolik kelompok preeklampsia berat
(179,4716,490) dan kelompok hamil normal (115,26 8,412) secara statistik
terdapat perbedaan bermakna p=0,001. Demikian juga rerata tekanan darah
diastolik kelompok preeklampsia berat (110,53 9,113) dan kelompok kehamilan
normal (75,26 6,118) terdapat perbedan bermakna secara statistik dimana
p=0,001.
Karakteristik hemoglobin kelompok preeklampsia berat (10,979
1,208) dibandingkan kelompok kehamilan normal (11,637 0,874) secara
statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna p= 0,062. Dalam hematokrit
kelompok rerata preeklampsia berat (33,705 3,1564) dibandingkan kelompok
normal (35,316 1,936) secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna.
Kassab dkk melaporkan bahwa kadar asam folat yang rendah
disertai dengan kadar homosistein yang tinggi dapat menyebabkan
hipertensi maternal, proteinuria, kerusakan ginjal, retardasi perkembangan
intrauterine dan peningkatan kematian fetus.
38






Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.





Tabel 2. Perbedaan Proporsi Karakteristik Sampel Penelitian Pada
Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal

Karakteristik
Preeklampsia Berat
Kehamilan
Normal P
n (%) n (%)
APGAR Score
menit ke-1
C)


7 8 (42,1) 3 (15,8) 0,074
>7 11 (57,1) 16 (84,2)
APGAR Score
menit ke-5
d)


7 1 (5,3) 0 (0,0) 0,311
>7 18 (94,7) 19 (100,0)
Berat Bayi Lahir
d)

BBL <2500 gr 4(21,1) 0 (0,0) 0,105
BBL 2500 gr 15 (78,9) 19 (100,0)
Anemia
d)

Anemia 3 (15,8) 0 (0,0) 0,230
Tidak Anemia 16 (84,2) 19 (100,0)
Paritas
c)

Primi 4 (21,1) 11 (57,9) 0,007
(
*
)

Secundi 4 (21,1) 6 (31,6)
Multi 11 (57,9) 2 (10,5)
Keterangan : c) uji Chi-square
d) uji Exact Fisher
(*) significant






Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.


Pada tabel 2 memperlihatkan bahwa perbedaan proporsi
karakteristik sampel penelitian. Untuk APGAR Score menit ke-1 pada
kelompok preeklampsia berat sebagian besar APGAR score >7 (57,1 %)
demikian juga untuk kelompok kehamilan normal sebagian besar untuk
APGAR Score > 7 (84,2 %) secara statistik dengan uji Chi square tidak
ditemukan perbedaan bermakna p=0,074.
Untuk APGAR score menit ke-5 kelompok preeklampsia berat dan
kelompok normal dimana sebagian besar memiliki APGAR score >7, yaitu
(94,7%) dan (100,0 %) yang secara statistik tidak ditemukan perbedaan
bermakna p=0,311.
Karakteristik proporsi berat badan lahir kelompok preeklampsia
berat sebagian besar 2500 gram (78,9 %) dibandingkan dengan
kelompok hamil normal sebagian besar juga 2500 gram (100,0 %) yang
secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna p=0,105.
Karakteristik proporsi preeklampsia berat sebagian besar tidak
anemia (84,2 %) sedangkan kehamilan normal sebagian besar juga tidak
anemia (100%) secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna
p=0,230.
Paritas kelompok preeklampsia berat sebagian besar multi paritas
(57,9%) sedangkan kelompok kehamilan normal sebagian besar primi
paritas (57,9 %) yang secara statistik dengan uji chi square ditemukan
perbedaan bermakna p=0,007.




Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

X SD

IV.2. HASIL PEMERIKSAAN ASAM FOLAT SERUM

Tabel 3. Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal Pada
Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal

Variabel
Penelitian
Preeklampsia Berat

Kehamilan Normal

P
n


N

Asam Folat
a)
19 7,221 1,87 19 12,96 2,65 0,001
(*)

Keterangan : a) uji t-tes independent
(*) significant


Pada tabel 3 dijumpai rerata kadar asam folat serum pada
kelompok preeklampsia berat (7,221 1,87) lebih rendah bila
dibandingkan dengan hamil normal (12,96 2,65). Dengan menggunakan
uji t-test independent didapat p=0,001yang secara statistik ditemukan
perbedaan yang bermakna (p <0,05). Walaupun ditemukan perbedaan
bermakna secara statistik, kadar asam folat serum kedua kelompok masih
dalam batas normal.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dimana terjadi
penurunan kadar asam folat serum pada kelompok preeklampsia berat
dibandingkan kelompok kehamilan normal.
38
Ray dkk tahun 1996 1999 menyimpulkan bahwa wanita muda
penderita defisiensi folat rentan terhadap disfungsi endothelial, termasuk
endovaskular plasenta. Wanita hamil dengan konsentrasi folat plasma
lebih kecil dari 5,7 nmol/L mengalami peningkatan 10,4 kali lipat risiko
preeklampsia.
11

X SD
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.


Tabel 4. Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan Tekanan Darah
Sistolik, Tekanan Darah Diastolik Dan Proteinuria Pada
Penderita Preeklampsia Berat

Variabel Yang Dihubungkan N r P
Asam Folat Serum Tekanan Darah Sistolik
e)
19 0,225 0,354

Asam Folat Serum Tekanan Darah Diastolik
f)
19 0,404 0,086
Asam Folat serum Proteinuria
f)
19 -0,839 0,001
(*)


Keterangan : e) Korelasi Pearsons
f) Korelasi Spearmans
(*) significant

Pada tabel 4 ditemukan adanya korelasi positif antara asam folat serum
dan tekanan darah sistolik pada preeklampsia berat. Dengan menggunakan
Korelasi Persons didapat r=0,225 Dalam hal ini tidak ada perbedaan yang
bermakna secara statistik (p=0,354).
Pada tabel di atas di temukan korelasi positif antara asam folat serum
dengan tekanan darah diastolik, dengan uji spearmans diperoleh r =0,404 yang
secara statistik tidak bermakna p=0,086.
Pada tabel di atas ditemukan korelasi negatif antara asam folat serum
dengan proteinuria, dengan uji spearmans diperoleh r= -0,839, yang secara
stastistik korelasi ini bermakna p=0,001.







Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Asam Folat Serum
10 9 8 7 6 5 4 3
P
r
o
t
e
i
n
u
r
i
a
4.2
4.0
3.8
3.6
3.4
3.2
3.0
2.8


Grafik 1. Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan Proteinuria
Pada Penderita Preeklampsia Berat








Dari grafik 1 untuk asam folat serum dan proteinuria didapatkan
korelasi negatif yang bermakna pada pasien preeklampsia berat. Dengan
menggunakan Korelasi Spearmans didapat r = -0,839 dan p=0,0001.
Artinya bahwa semakin rendah kadar asam folat serum maka semakin
tinggi proteinuria pada preeklampsia berat.











Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.



Grafik 2. Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Dengan Tekanan
Darah Diastolik Pada Penderita Preeklampsia Berat.
ROC Curve
Diagonal segments are produced by ties.
1 - Specificity
1.00 .75 .50 .25 0.00
S
e
n
s
i
t
i
v
i
t
y
1.00
.75
.50
.25
0.00













Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.



Tabel 5: Koordinat Kurva Asam Folat Serum Maternal Dengan
Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita Preeklampsia Berat.

CoP =8,00
Sen =0,250
1-spesifitas=0,600



Coordi nates of the Curve
Test Result Variable(s): Asam Folat Serum
3.000 1.000 1.000
4.100 1.000 .933
4.250 .750 .933
4.900 .500 .867
5.800 .250 .867
6.550 .250 .800
7.350 .250 .733
7.800 .250 .667
8.000 .250 .600
8.250 .000 .467
8.450 .000 .400
8.600 .000 .333
8.750 .000 .267
8.850 .000 .200
9.000 .000 .133
9.300 .000 .067
10.500 .000 .000
Positive if
Greater Than
or Equal To
a
Sensitivity 1 - Specificity




Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.





Tabel 6: Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Berdasarkan
Indikator Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita
Preeklampsia Berat

PEB Normal J umlah P
N % N % N % PR

Asam folat 8 ng/ml
Asam folat >8 ng/ml

9
10

23,7
26,3

0
19

0
50,0

9
29

23,7
76,3

P=0,001
PR =2,9
Keterangan : Uji exact fisher

Penderita yang kadar asam folat serum 8 ng/ml, beresiko 2,9 kali untuk
terjadinya peningkatan tekanan darah diastolik pada preeklampsia berat
dibandingkan dengan kadar asam folat serum >8 ng/ml.














Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.





IV.3. PEMBAHASAN

Menurunnya kadar asam folat serum mempunyai arti penting dalam
patogenesis preeklampsia, karena asam folat berperan dalam
metabolisme homosistein. Asam folat bertindak sebagai donor metil dalam
reaksi remetilasi pada metabolisme homosistein, apabila terjadi
kekurangan asam folat maka tidak terjadi perubahan homosistein menjadi
metionin yang mengakibatkan terjadinya keadaan hiperhomosisteinemia.
Homosistein merupakan asam amino yang mengandung sulfur. McCully
adalah orang pertama yang membuktikan hubungan tersebut.
38
Beberapa
bukti eksperimental menunjukkan adanya disfungsi endotel pada keadaan
hiperhomosisteinemia. Walaupun mekanisme yang pasti belum diketahui,
tetapi diduga bahwa kelebihan homosistein tersebut menyebabkan
terjadinya proses otooksidasi yang menghasilkan gugus oksigen reaktif
yaitu superoksida dan hidrogen peroksida, di mana keadaan ini
menyebabkan terjadinya kerusakan endotel.
38
Penelitian yang dilakukan oleh Defina dkk, mendapatkan kadar
asam folat serum wanita hamil dengan preeklampsia berat lebih rendah
(10,63 ng/ml) dibandingkan dengan kadar asam folat wanita hamil normal
(11,37 ng/ml), akan tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna (p>0,05).
Sanchez dkk, mengukur kadar asam folat, vitamin B
12
dan homosistein
pada 125 wanita hamil dengan preeklampsia berat pada trimester III dan
membandingkannya dengan 179 kehamilan normal, ternyata didapatkan
hasil kadar asam folat pada preeklampsia berat berada di bawah kuartil
terendah dengan rasio odds 1,6; rendahnya kadar vitamin B
12
tidak
mempunyai hubungan dengan preeklampsia berat. Hal tersebut
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

membuktikan bahwa asam folat berperan dalam patogenesis
preeklampsia berat.
38



Hubungan antara asam folat dan homosistein telah dibuktikan pula
oleh Patrick dkk, yang membandingkan kadar homosistein dan asam
folat pada wanita preeklampsia dari ras kulit hitam dan kulit putih, dan
diperoleh bahwa pada wanita kulit hitam dengan preeklampsia berat kadar
homosisteinnya lebih tinggi (8,7 mmol/l) dibandingkan dengan kadar
homosistein wanita kulit putih dengan kehamilan normal (7,6 mmol/l), dan
kadar asam folat pada wanita kulit hitam yang preeklampsia berat lebih
rendah (14,1 ng/ml) dibandingkan dengan kadar asam folat wanita kulit
putih dengan kehamilan normal (18,5 ng/ml), juga didapatkan hubungan
yang terbalik antara kadar asam folat dengan homosistein (r=-0,23,
p=0,01).
7
Disfungsi endotel telah diakui sebagai titik sentral munculnya gejala
dan tanda klinik preeklampsia berat, yaitu hipertensi, edema dan
proteinuria. Peningkatan radikal bebas dapat menerangkan sebagian dari
kerusakan tersebut di mana homosistein yang berlebihan dapat
menyebabkan meningkatnya radikal bebas. Nitric oxide (NO) merupakan
salah satu petanda penting pada kerusakan endotel, di mana kadarnya
menurun pada preeklampsia.
7



Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN
1. Karakteristik rerata penderita preeklampsia berat dan kehamilan
normal pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna dalam
tekanan darah sistolik, diastolik dan umur kehamilan (p<0,05).
2. Proporsi karakteristik penderita preeklampsia berat dan kehamilan
normal pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna dalam
paritas, dimana sebagian besar pada preeklampsia berat adalah
multipara.
3. Penderita yang kadar asam folat serum 8 ng/ml, beresiko 2,9 kali
untuk terjadinya preeklampsia berat.








Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.




V.2. SARAN
1. Perlu dilakukan pengawasan antenatal yang baik disertai dengan
pemberian asam folat terhadap ibu yang memiliki predisposisi untuk
terjadinya preeklampsia berat.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar
untuk menentukan cut of point kadar asam folat serum pada pasien
yang menderita Preeklampsia berat.
3. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar asam folat serum maternal pada
penderita yang mengalami preeklampsia berat.










Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.




DAFTAR PUSTAKA

1. Tribowo A, Mosse J C. Pengelolaan Preeklampsia-Eklampsia Periode
J anuari 1998 Desember 2001 di RS Hasan Sadikin Bandung.
Naskah Lengkap PIT XII POGI, Malang 2002.

2. Leeda M et al. Effect of Folic Acid and Vitamin B
6
Suppplementation on
Women with Hyperhomocysteinemia and History of Preeklampsia or
Fetal Growth Restriction. Am J Obstet Gynecol 1998;179:135-9.

3. Simanjuntak J R. Evaluasi Kematian Penderita Preeklampsia Berat di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 1993-1997. Tesis bagian obgin FK
USU RSUP H. Adam Malik/RSUD Dr. Pirngadi Medan. 1999.

4. Tobing S. Tinjauan Kasus PE/E yang dirawat di RSPM tahun 1989 -
1993. Tesis bagian obgin FK USUS RSUP H. Adam Malik/RSUD Dr.
Pirngadi Medan. 1995.

5. Girsang ES. Analisis Tekanan Darah dan Proteinuria sebagai Faktor
Prognosa Kematian Maternal dan Perinatal pada Preeklampsia Berat
dan Eklampsia. Medan : Tesis Bagian OBGYN FK USU : 2004.

6. Sibai B et al. Preeklampsia. Lancet. 2005;26(35): 785-99.

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

7. Wen SW. Chen X-K, RodgerM,et al. Folic Acid Supplementation in
Early Second Trimester and the Risk of Preeklampsia. Am J Obstet
Gynecol 2008; 198:45.el-45.e7

8. Miller AL. Kelly GS. Methionine and Homocysteine Metabolisme and
the Nutritional Prevention of Certain Birth Defect and Complications of
Pregnancy. Alternative Medicine Review 1996; 1 (4): 220-35.

9. Bodinar LM, Tang G, Ness RB, et al. Periconceptional Multivitamin use
Reduces Risk of Preeklampsia. Am J . Epidemiol 2006: 1-6

10. DAnna R, Baviera G, Corrado F, et al. Plasma homcysteine in Early
and Late Pregnancies Complicated with Preeklampsia and Isolated
Intrauterine Growth Restriction. Acta Obstet Gynecol Scand 2004; 83:
155-58

11. Scholl TO, J ohnson WG. Folic Acid: Influence on the Outcome of
Pregnancy. Am J Clin Nutr 2000; 71 (Suppl): 1295s-303s

12. Dekker GA, Sibai BM. Etiologi and Patogenese of Preeklampsia :
Current Copcept. AJ OG. 1998: 1350-75.

13. Cunningham F, Gant NF, Leveno KJ , Gilstrap LC, Hauth J C, Wenstrom
KD. Hipertensive Disorders Pregnancy. Williams Obstetrics 21 th ed.
Prentice Hall International Inc. 2001:567-618.

14. Sibai. Hipertensive State of Pregnancy. Current Obgyn Dissease and
Treatment. 2002 : 380-95.


Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

15. Wu W, et al. Folic Acid Supplementation in Early Second Trimester
and the Risk of Preeklampsia. Am J Obstet Gynecol 2008; 198:45.e1-
45.e7.

16. Sachez SE, Zhang C, Malinow MR, et al. Plasma Folate, Vitamin B
12
,
and Homcyst (e) ine Concentrations in Preeclamptic and Normotensive
Peruvian Women. Am J Epidemiol 2001; 153 (5); 474-80

17. Furness D, et al. One Carbon Metabolism Enzyme Polymorphisms and
Uteroplasnetal Insuficiency. Am J Obstet Gynecol 2008;199-276:e1-
276e8.

18. Blom Hj. Determinants of Plasma Homocysteine. Am J Clin Nutr 1998;
67: 188-9

19. Patrick TE, Power RW, Daftary Ar, et al. Homocysteine and Folic Acid
are Inversely Related in Black Women wiht Preeklampsia.
Hypertension 2004; 43 : 1279-82

20. Kwasniewska A, Tukendorf A, Semezuk M. Serum Antioxidant
Concentrations in Pregnancy Induced Hypertension. Med Sci Monit
1998; 4:3 : 448-52

21. J ayakusuma AAN, Karkata MK, Darmayasa K, et al. Perbandingan
Kadar Asam Folat pada Kehamilan Dengan Preeklampsia dan
Kehamilan Normal. Indones J Obstet Gynecol 2007; 31(2): 61-5

22. Alvarado O. Fellers TJ , Davidson MW. Polarized Folic Acid 2001.
Available at: http://www.olympusmicro.com

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

23. Robbins J .M, Cleves M.A, et al. Randomized Trial of a Physician-
Based Intervention the Increase the Use of Folic Acid Supplements
among Women. Am J Obstet Gynecol, April 2005; 192:04.32-7

24. Lolkje de J ong V.B, et al. Effectiveness of a Free Folic Acid
Supplement Program in Family Planning Clinics. Am J Obstet Gynecol,
J une 2006; 194:06.46-51

25. Indriyanti R.S, et al. Homosistein-Penyakit Vaskular, Kelainan
Neuropsikiatrik dan Kognitif, Neural Tube Defect (NTD), dan Petanda
Tumor. Forum Diagnosticum-Prodia Diagnostic Educational Services,
J anuary 2003;02.20-8

26. Daubner SC, Matthews RG. Purification and Properties of
Methylenetetrahydrofolate Reductase from Pig Liver. J Biol Chem
1982; 257 : 1405.

27. Moghadasian MH, McManus BM, Frohlich J J . Homocysteine and
Coronary Artery Disease. Arch Intern Med 1997;157:2299308.

28. J acques PF, Bostom AG, Williams RR, et al. Relation between Folate
Tatus, a Common Mutation in Methylenetetrahydrofolate Reductase
and Plasma Homocysteine Concentrations. Circulation 1996;93:79.

29. Tucker KL, Selub J , Wilson PW, et al. Dietary Intake Pattern Relates to
Plasma Folate and Homocysteine Concentrations in the Framingham
Heart Study. J Nutr 1996;126:302531.

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

30. Hanafiah TM. Perawatan Antenatal dan Peranan Asam Folat dalam
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Hamil. Indones J Obstet
Gynecol 2008; 32(2): 63-71

31. Powers RW, Evans RW, Majors AK, et al. Plasma Homocysteine
Concentration is Increased in Preeklampsia and is Associated with
Evidence of Endothelial Activation. Am J Obstet Gynecol 1998;
179:160511.

32. Hanafiah TM, Kekurangan Asam Folat Pada Kehamilan, (Folic Acid
Deficiency Anemia of Pregnancy), Acara Klinik Folid Acid, from Vitamin
to Drug, Medan, 2001.

33. Rajkovic A, Mahomed K, Rozen R, et al. Methylenetetrahydrofolate
Reductase 677 C T Polymorphism, P lasma Folate, Vitamin B12
Concentrations, and Risk of Preeklampsia among Black African
Women from Zimbabwe. Mol Genet Metab 2000;69:339.

34. Rajkovic A, Mahomed K, Malinow MR, et al. Plasma Homocyst(e)ine
Concentrations in Eclamptic and Preeclamptic African Women
Postpartum. Obstet Gynecol 1999;94:35560.

35. Dekker GA, de Vries J I, Doelitzsch PM, et al. Underlying Disorders
Associated with Severe Early-Onset Preeklampsia. Am J Obstet
Gynecol 1995; 173:10428.

36. ALARM International, A Program to Reduce Maternal Mortality and
Morbidity, Second Edition, 2001.

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

37. Faradz, Sultana MH, Kandidat Gen Dalam Etiologi Folate Preventable
Neural Tube Defect (Candidate Genes in Aetiology of Folate
Preventable NTD), Simposium Folic Acid, From Vitamin to Drug,
Semarang, April 2001.

38. J ayakusuma A.A.N, Karkata M.K, Perbandingan asam Folat Pada
Kehamilan dengan Preeklampsia Dan Kehamilan Normal. Majalah
Obstetri dan Ginekologi Indonesia Indones J ournal of Obstetrics and
Gynecology. Volume 31; Nomor 2; April 2007; Hal. 61-65

Lampiran I.
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny.
Umur : tahun.

Setelah mendapat penjelasan dan memahami manfaat / resiko dari penelitian
dengan judul :

Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal Penderita Preeklampsia Berat
dan Kehamilan Normal

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Maka dengan sadar saya menyatakan bersedia untuk diikutsertakan dalam
penelitian ini. Bila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan oleh peneliti maka saya
berhak mengundurkan diri dan kepada saya tidak akan dituntut apapun.

Medan, ..................................2009
Yang memberi persetujuan,


( )
FORMULIR DATA SUBJEK PENELITIAN

Usia kehamilan :
Identitas Pasien
Masuk RSHAM/RSPM jam : wib tanggal/bulan/tahun :
No.Medical Record :
Nama peserta : Ny. Nama suami : Tn.
Usia : thn Usia : thn
Pekerjaan : Pekerjaan :
Pendidikan : Pendidikan :
Suku : Suku :
Alamat :
Telp :
Paritas : G
1
P
0
A
0

HPHT : TTP :
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.



Status Present
Sens : Anemis :
Tek. Darah : mmHg Ikterus :
Nadi : x/i Dispnoe :
RR : x/i Cyanose :
Temp :
0
C Oedema :
Status Lokalisata
Kepala :
Leher :
Thorax :

Status Obstetri
Abdomen : TFU : bpx
Tegang : kiri / kanan
Terbawah : , turunnya :
DJ J : x/i , Gerak :


Pemeriksaan Dalam :
VT :

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.



1. Laboratorium : Hb : gr/dl
Pemeriksaan Penunjang
Ht : %
Leukosit : /mm
3
Trombosit : /mm
3
KGD : mg/dl
Serum Asam Folat : ng/ml
2. Hasil USG :


Diagnosa : +KDR ( ) + +AH +

Terapi Yang Diberikan :


Luaran Bayi
J enis kelamin : Laki-laki / Perempuan
Berat badan : gram
Panjang badan : cm
A/S menit 1/5 :
Mekonium stain :
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan
Normal, 2010.

Perawatan NICU : Ya / Tidak

Dipulangkan Tanggal : Jam : wib

Kontrol Luka Di Poli :
RSHAM / RSPM / RSTD / RS Haji / RS Sundari / Rumkit
Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai