Anda di halaman 1dari 3

Misteri Rumah Tua Seberang Jalan

Bram itulah nama panggilan Bramantio, dia adalah seorang anak indigo. Kelebihannya ia dapatkan ketika ia berusia lima tahun pada saat ia tiba tiba sakit demam tinggi dan sempat koma selama tiga hari di rumah sakit. Setelah sembuh dari penyakit itu, kejadian aneh mulai terjadi pada diri Bram. Ketika ia melewati rumah tua seberang rumahnya itu, ia berkata pada ibunya, Ibu. Ibu lihat tidak, pria yang bajunya lusuh dan kepalanya berdarah ? tanya Bram. Tidak, ibu tidak melihat memangnya dimana ?tanya ibu dengan rasa takut. Itu dekat rumah tua, ibu tidak melihatnya ?tanya Bram dengan takut. Tidak, kamu ngawur sudah ayo kia pulang.kata ibu. Perasaan Ibu Bram menjadi tidak enak, seketika Ibu Bram menarik tangan Bram dengan penuh ketakutan.Tiba tiba Bram berteriak , ibunya pun bertanya Ada apa Bram, kok kamu teriak?tanya ibu dengan khawatir. Ibu..., pria misterius itu mengikuti kita ! kata Bram dengan nada takut. Bram dan ibunya berlari ke rumah dan langsung menutup pintu. Bayangan hantu pria itu mulai menghantui seisi rumah Bram. Ketika Bram masuk ke kamar mandi karena ingin buang air kecil, tiba tiba Bram menemukan secarik kertas kusam bertinta merah bertuliskan maakan aku .... Sosok pria misterius yang ditemuinya di rumah tua itu selintas melewati belakang dirinya. Bram mulai merasa takut, tetapi ia hiraukan kejadian ini. Keesokan paginya, Bram bersiap siap pergi ke sekolah. Hari ini dia berangkat sendiri karena ibunya yang mendadak mendapat kerjaan di kantornya. Setiba di sekolah Bram melihat sesosok pria lusuh itu, tetapi ia menghiraukan pria itu. Ketika ia pergi ke toilet tiba tiba seperti ada yang menarik kakinya hingga ia jatuh dan pingsan.

Lima belas menit kemudian Bram bangun setengah sadar, dan mendapati tulisan di cermin toilet bertuliskan pergilah ke rumah tua, ada hal yang harus aku katakan. Bram pun mengikuti perintah tulisan itu, tatapan mata Bram terlihat kosong seperti terhipnotis. Penjaga sekolah dan guru Bram melihat Bram berjalan ke arah luar sekolah dan ketika dipanggil, Bram melihat dengan tatapan sinis terhadap gurunya. Sampai di rumah tua itu, Bram merasa seperti ada yang mendorongnya hingga terbentur tembok hingga pingsan. Seketika Bram bangun dari pingsannya dan melihat pria misterius itu. Bram memekik kaget dan berkata Jangan ganggu saya, saya tidak tahu apa apakata Bram. Tenaglah anaku Bramkata pria misterius itu. Anakmu, kau bercanda aku bukan anakmu, ayahku menghilang begitu saja dalam kehidupankukata Bram. Aku ayahmu Bram, Maafkan ayah, ayah sudah tidak di dunia ini, sewaktu hari ulang tahunmu, mobil ayah masuk ke jurang pada saat perjalanan ke pesta ulang tahunmu. Maafkan ayah tidak bisa datang ke pesta ulang tahunmukata Pria misterius itu. Seketika itu Bram memeluk pria misterius itu yang ternyata Ayahnya. Suasana yang awalnya seram menjadi harudan tiba tiba pria misterius itu hilang begitu saja di hadapan Bram. Ayah..... ayah dimana, aku kangen ayahkata Bram dengan wajah sedih. Bram menagis sepanjang perjalanan pulang. Sesampainya di rumah Bram bertanya pada ibunya Ibu.. ayah mana bu?kata Baram sambil menangis. Kamu kenapa ayahmu menhilang begitu saja...kata ibu. Ibu bohong, di rumah tua itu aku melihat ayah bu..kata Bram.

Bram.... sebenarnya ayahmu sudah lama meninggal, saat perjalanan ke pesta ulang tahunmu, ayah kecelakaan. Rumah tua seberang itu dahulunya rumah kita. Maafkan ibu tidak memberi tahumu sejak dahulu Suasana pun menjadi haru. Bram memeluk ibunya sambil menagis dan berkata Ibu... besok kita ke makam ayah ya... bu?kata Bram. Iya nak... besok pagi kita ke makam ayahkata ibunya. Paginya Bram pergi ke makam ayahnya bersama ibunya, ia berdoa untuk ayahnya. Terlihat ayah Bram berdiri samping pohon dekat makam sedang tersenyum kepada Bram. Bram merasa senang bisa bertemu ayahnya walau hanya sekejap, akhirnya Bram dan Ibunya pulang dengan hati yang gembira.

Anda mungkin juga menyukai