Anda di halaman 1dari 5

Lemahnya Perspektif Hak Asasi Manusia dalam Membongkar Hegemoni Kapitalisme Global (* Makalah PP PMKRI, Dipresentasikan Dalam Forum

Internasional Human Right, Social Movement dan Re-development di Hongkong. Pada tanggal 5-8 Maret 2010)
In capitalism production of commodities and services is carried out not to satisfy particular existing needs, but exclusively for sale and profit. That is to say, commodities and services are produced not for their use-values but for their exchange-values. (Ivan Manokha, 2008)

Abstrak Globalisasi merujuk pada kekuasaan yang berpengaruh di dunia. Pasca runtuhnya Uni Sovyet, muncul gelombang pasang kekuatan yang semakin mengglobal, yaitu neoliberalisme yang bersisian dengan gerakan Hak Asasi Manusia (HAM). Paradoksnya gerakan Hak Asasi Manusia tidak serius mengatasi problem structural dari kapitalisme global yang membawa kemudaratan bagi umat manusia yang semakin meluas. Hegemoni kapitalisme global, yang menekankan pada kebebasan individu dan pemisahan antara ranah ekonomi dan politik, menjadi sebab utama mengapa gerakan HAM yang hanya berkutat pada ranah politik dan konvensi semata, sulit untuk menukik ke dalam jantung persoalan. Semakin berkembangnya hegemoni kapitalisme global belum bisa diimbangi oleh pergerakan berperspektif HAM. Pengantar 15 tahun terakhir tampak perkembangan luar biasa dari intervensi internasional atas nama Hak Asasi Manusia. Tahun 1990-an adalah decade intervensi dari kaum humanis yang mendeklarasikan tujuannya untuk mengakhiri pelanggaran hak-hak asasi manusia secara luas. Bersamaan dengan itu, masa 1990-an menjadi saksi serangkaian operasi militer internasional, yang mendapatkan pembenarannya sebagai intervensi untuk menghentikan pelanggaran hak asasi individu yang massif, khususnya hak untuk hidup dan hak bebas dari penyiksaan. Operasi militer internasional itu biasanya merujuk pada intervensi kemanusiaan (Ivan Manokha,2008). Pada masa 1990-an ada semacam kesepakatan umum di kalangan para ahli bahwa perlu ada intervensi kemanusiaan semacam itu. Kita dapat mencontohkan sebagai berikut : PBB mengesahkan operasi militer internasional di Irak Utara (dimotori oleh AS, Inggris, dan Prancis); Operasi di Bosnia-Herzegovina oleh kontingen multinasional PBB; Operasi militer di Timor-Timur dimotori oleh pasukan Australia. Pada tahun 2000-an, perang melawan terorisme di Afghanistan dan Irak melanjutkan kampanye intervensi kemanusiaan atas nama perlindunga n hak-hak asasi manusia. President Amerika Serikat, George W. Bush menyatakan bahwa ini adalah perang untuk mempertahankan hak asasi manusia internasional dan menghukum musuh kebebasan yang tidak menghargai nilai -nilai hak asasi individu (Bush, 2001a). Dekade intervensi kemanusiaan adalah masa di mana meningkatnya penggunaan kekuatan militer untuk melindungi Hak Asasi Manusia diterima oleh masyarakat internasional. Apa yang dapat menjelaskan perkembangan fenomena ini ? Siapa yang diuntungkan dari perkembangan ini ?

Pergeseran Politik Pasca Perang Dingin Berakhirnya perang dingin dan kejatuhan Republik Uni Sovyet, diterima sebagai pembebasan bagi masyarakat di Eropa Barat dan Eropa Tengah, termasuk bekas Republik Uni Sovyet (The Guardian, 1999. Hal.2). Fondasi ideology yang berdiri sepanjang Perang Dingin, yaitu presentasi dunia kapitalis sebagai wakil dunia kebebasan dan pandangan terhadap demokrasi formal dan hak asasi manusia dianggap sebagai sesuatu yang dapat disetarakan dengan keadilan dan emansipasi. Ide ini diusung oleh tokoh-tokoh, khususnya bagi mantan pembangkang , seperti Havel di Republik Ceko, Walesa di Polandia dan Solzhenitzin di Rusia yang memainkan peran penting masyarakat post-komunis. Mereka memainkan peran dalam gerakan menuju demokrasi dan hak asasi manusia formal dengan runtuhnya blok komunis (The Guardian, 1999. Hal 2). Proses ini berlangsung dengan sangat cepat di Negara Eropa Barat dan Tengah, juga di Negara Baltic, sedangkan Negaranegara di yang muncul dari runtuhnya Republik Uni Soviet memakan waktu lebih lama dalam menerapkan kebijakan ini. Meski demikian, semuanya menerapkan kelembagaan yang demokratis dan hak asasi individu, setidaknya dalam tataran formal. Mereka juga akhirnya mengadopsi kebijakan ekonomi kapitalis, pelembagaan kepemilikan swasta, dari alat produksi dan merangsang aktivitas bisnis, kendala structural dihapuskan dan secara prinsip mengakui hak individu (Blasi, Kroumova and Kruse,1997, hal.27) Alinea di atas menggambarkan bahwa gagasan tentang hak asasi manusia, yang telah menjadi arus utama pasca runtuhnya Uni Sovyet, telah memenuhi 2 kriteria. Di satu sisi berhubungan dengan gagasan kebebasan dan keadilan juga terkait dengan pembebasan dari tirani dan penindasan. Di sisi lain ide tentang kebebasan politik individu bersesuaian dengan berjalannya kapitalisme dan berlangsungnya produksi dan akumulasi capital (Ivan Manokha, 2008. Hal 174) Tak dapat dipungkiri, berakhirnya Perang Dingin telah menjadi jembatan emas bagi kapitalisme global untuk menjadi kekuatan dominan dan hegemonic. Gramsci berpendapat bahwa untuk menegakkan hegemoni, kekuatan atau kelas social yang dominan, perlu untuk menciptakan tata moral baru yang mengembangkan nilai nilai yang bersifat universal (Gramsci, 1957. Hal. 5). Nilai-nilai itu bertujuan untuk mencetak perilaku moral dari subyek agar mereka menerima moralitas yang bersesuaian dengan formasi kekuatan hegemonic, khususnya terkait dengan sebuah fondasi ekonomi. Bagi Gramsci nilai moral seharusnya sebangun dengan struktur ekonomi. Gambaran yang paling gamblang dapat kita lihat pada Operasi Mengembalikan Demokrasi di Haiti yang dipimpin oleh pasukan Amerika Serikat. Presiden yang terpilih secara demoratis, Jean Bertrand Aristide digulingkan oleh kekuatan militer pada tanggal 29 September 1991. Letnan Jendral Raul Cedras, yang menggantikan presiden yang dikudeta, melakukan represi politik yang keras. Lebih dari 3.000 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi. Operasi Mengembalikan Demokrasi yang dipimpin Amerika Serikat akhirnya berhasil menggulingkan rezim militer Raul Cedras dan mengembalikan Aristide sebagai presiden Haiti (Financial Times, 1994. Hal 5) Seiring dengan kembalinya Aristide ke tampuk kekuasaan, resolusi di PBB memberikan ruang bebas bagi Amerika Serikat untuk membangun reruntuhan dari negara gagal Haiti. (The Independent, 1994. Hal 7). IMF, Bank Dunia dan

pemerintah Amerika Serikat merancang draft untuk pemulihan ekonomi Haiti. Draft ini menjanjikan bantuan dan dana pinjaman jutaan dolar. Bagaimanapun juga, Haiti tidak akan mendapatkan bantuan dan dana pinjaman kecuali menyetujui privatisasi pasar beras dan refinasi gula Haiti. Bantuan dana ini diikat dengan reformasi ekonomi neoliberal dalam versi yang ekstrem. Pemerintah Aristide tidak mempunyai pilihan lain selain menerima kondisi itu karena membutuhkan paket bantuan dari Amerika dan IMF. Sampai akhir tahun 1994, Haiti telah meminjam dana sebesar 554 juta dolar dari IMF, Bank Dunia dan Inter-American Development Bank (The Guardian, 1994, hal 9)

Globalisasi dan Hegemoni Global Para pemikir neo-Gramscian menyatakan bahwa yang terjadi saat ini adalah pembentukan tata aturan baru berlandasakan pada persetujuan. Ini adalah peraturan yang dibentuk oleh capital transnasional yang melembagakan berbagai organisasi multilateral di bawah tekanan kepentingan korporasi global. Sekutu mereka di pemerintahan dan di berbagai jaringan menyusun garis panduan kebijakan dan menyebarkan ideologi globalisasi. Ini adalah ideology neoliberalisme yang memberlakukan dominasi kekuatan ekonomi sebagai sesuatu kebutuhan dan menguntungkan Negara-negara. Negara tidak punya peran selain memastikan logika pasar berjalan dengan baik (Cox, 1999. Hal.12). Ada perkembangan bentuk dari paham konstitusional baru, yaitu restrukturisasi hukum Negara dan bentuk politik internasional dalam upaya melembagakan disiplin paham neoliberalisme di tataran kekuatan politik makro. (Gill, 1995, hal.412). Restrukturisasi ini dibarengi dengan kebijakan privatisasi dan de-nasionalisasi perusahaan yang dimiliki Negara. Untuk meningkatkan efisiensi dalam manajemen perusahaan dan meningkatkan keuntungan, pemerintah, sebagai perpanjangan tangan ekonomi kapitalis, memulai penjualan saham perusahaan negara secara massif kepada investor swasta. Efek kombinasi dari privatisasi dan perkembangan pasar financial yang integral dan liberal adalah apa yang disebut oleh para analis sebagai shareholder capitalism, yaitu bentuk kapitalisme di mana peran kunci dari produksi barang dan jasa dimainkan oleh pasar financial (Chesnais, 2001) Oleh karena itu Shareholder capitalism memaksa manajer perusahaan untuk mengadopsi kebijakan yang menggiring pada peningkatan nilai saham. Kebijakan itu meliputi restrukturisasi dan pengurangan biaya. Seringkali ini diterjemahkan dalam kebijakan yang langsung mempengaruhi buruh, seperti reformasi kebijakan upah dan pemotongan kerja, juga merger atau akuisisi dengan perusahaan lain. Pada level internasional, reformasi neoliberal dilembagakan dalam kerangka kerja organisasi seperti IMF, Bank Dunia dan WTO (yang menggantikan GATT pada tahun 1995), beriringan dengan apa yang secara umum disebut sebagai Konsensus Washington, istilah yang diciptakan oleh ekonom Inggris, John Williamson. Istilah itu menunjuk pada seperangkat kebijakan neoliberal, yang termasuk : disiplin fiscal (pembatasan anggaran public dan pemotongan pajak), liberalisasi financial (penghapusan control pada transaksi financial dan pergerakan capital, pengaturan tingkat suku bunga oleh pasar, dan pelepasan tingkat suku bunga pemerintah), liberalisasi perdagangan (pengenduran dan penghapusan hambatan perdagangan

dan tariff), privatisasi perusahaan Negara, deregulasi (penghapusan hambatan kompetisi perdagangan bebas), dan perlindungan hak akan property (hak kekayaan intelektual dan property). Sepanjang 15-20 tahun terakhir, organisasi ini telah memberikan pinjaman bantuan dan pinjaman financial dengan pengkondisian kepada Negara penerima untuk mengadopsi kebijakan ini. Lebih lanjut, kekuatan capital financial ini mengikis kekuatan Negara-bangsa. Jaringan financial global tidak bisa dikontrol oleh Negara bangsa dan terus-menerus mengajukan ancaman kepada ekonomi nasional. Dalam kasus capital industry, pernah ada penarikan modal dari pasar modal nasional yang mengakibatkan rangkaian krisis.Dengan demikian mobilitas capital financial dapat dengan cepat memaksa pemerintah, yang menyimpang dari kebijakan yang cocok dengan pasar, untuk berubah haluan. Lembaga dan investor financial swasta dapat memindahkan modalnya ke tempat lain dari Negara yang kebijakannya tidak sesuai dengan cara pandang capital financial. Dalam kasus Haiti, program penyesuaian structural yang dianjurkan IMF telah membawa bencana besar bagi negeri ini. Pada tahun 1996, IMF mengeluarkan laporan tentang Haiti sebagai Kebijakan yang Gagal, karena telah secara efektif menghancurkan ekonomi petani Haiti, khususnya dalam produksi beras (The Guardian 1996, hal.4). Pada tahun 1996, dampak buruk reformasi ekonomi neoliberal juga diakui oleh Bank Dunia : dua pertiga Negara yang mengandalkan pada lahan pertanian, tidak mungkin dapat bertahan dalam ukuran pasar bebas yang dipaksakan oleh bank (dikutip dari Guardian, 1996, hal.5). Ditambah lagi, Haiti dibanjiri dengan produk impor Amerika Serikat yang murah. Produksi local gulung tikar, melibatkan 10.000 warga pedesaan yang bergantung di sector itu. Haiti membelanjakan setengah dari pendapatan ekspornya untuk mengimpor beras Amerika Serikat (The Guardian 2002, hal.9) Masih Lemahnya Gerakan Hak Asasi Manusia PBB melihat semua jenis Hak Asasi Manusia dan menekankan bahwa HAM adalah konsep yang integral. Sebagaimana yang ditetapkan dalam pernyataan OHCHR, bahwa PBB mendasarkan dirinya pada prinsip bahwa hak asasi manusia adalah universal, tak terpisah, saling bergantung dan saling terkait. Semua hak,-sipil, budaya,ekonomi, politik dan social harus diberi penekanan yang setara dan diangkat dan dilindungi tanpa diskriminasi. Realisasi dari semua hak untuk pria dan wanita harus dipastikan pada kesetaraan (OHCHR). Bagaimanapun juga ini tidak mengarahkan pemikiran kritis terhadap struktur ekonomi yang ada, proses kolonisasi, dan pembagian kerja post-kolonial. Pendekatan PBB tidak mencari mencari jawaban mengapa begitu banyak Negara tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar social ekonomi dari warganya, walaupun PBB focus pada pembangunan dan dana bantuan. (Ivan Manokha, 2008). Sebagai contoh Agenda 21, yang diadopsi dari konferensi PBB di Brazil pada tahun 1992,menetapkan presentase minimum dana bantuan sebesar 0,7 % dari GDP Negara maju tiap tahunnya. Ini adalah ukuran pemecahan masalah yang kecil dampaknya. Walaupun ini punya potensi untuk sekilas membawa perubahan jangka pendek, ini tidak menjawab pertanyaan mengapa ada beberapa Negara yang dominan dan ada mayoritas Negara yang subordinat di dunia. Pembahasan tentang

masalah ini selalu diarahkan pada kegagalan banyak Negara dalam menerapkan panduan ekonomi yang abstrak, yang merugikan Negara-negara miskin.

Daftar Pustaka
Blasi, J., M. Kroumova and D. Kruse (1997) Kremlin Capitalism: The Privatization of the Russian Economy (Ithaca: Cornell University Press). Bush, G. W. (2001a) Proclamation of Human Rights Day & Bill of Rights Office Week, Office of the Press Secretary, 9 December, at: www.whitehouse.gov/ news/releases/2001/12/20011209.html Chesnais, F., G. Dumenil, D. Levy and I. Wallerstein (2001) Une Nouvelle Phase du Capitalisme? (Paris: Syllepse). Cox, R. (1999) Civil Society at the Turn of the Millennium: Prospects for an Alternative World Order, Review of International Studies, 25: 1, hal. 328. Financial Times (1994a) Multinational Police Force in Line for Haiti, 15 July, hal. 5. Guardian, The (1994b) Review of the Year: Alan Rusbridger Weighs up Twelve Months of Stories that Captured the Country, 31 December, hal. 5. Guardian, The (1999d) The Fall of Communism: 10 Years on: What Price for Freedom?, 8 March, hal. 2. Gill, S. (1995) Globalization, Market Civilization, and Disciplinary Neoliberalism, Millennium, 24: 3 Gramsci, A. (1957) The Modern Prince And Other Writings (New York: Lawrence and Wishart). Independent, The (1994) UN Ready to Endorse Haiti Invasion, 30 July, hal. 7. Manokha, I. (2008) Political Economy of Human Rights Enforcement

Anda mungkin juga menyukai