Anda di halaman 1dari 3

Christina Yanuarti 11 2013 025 ANASTHESI

Mekanisme kerja obat pelumpuh otot depolarisasi dan non depolarisasi : 1) Depolarisasi

Golongan obat yang menimbulkan depolarisasi pelumpuh otot menyerupai asetilkolin (Ach) sehngga akan terikat pada reseptor ACh dan menimbulkan potensial aksi dari otot skeletal karena terbukanya kanal natrium. Namun tidak seperti ACh obat ini tidak langsung dimetabolisme oleh asetilkolin esterase, sehingga konsentrasinya di celah sinap akan menetap lebih lama yang akan menghasilkan pemanjangan depolarisasi dari lempeng pertemuan otot skeletal. Adanya potensial aksi pada lempeng pertemuan otot skeletal ini akan menyebabkan potensial aksi pada membran otot, yang akan membuka kanal sodium dalam waktu tertentu. Setelah tertutup kembali kanal ini tidak dapat terbuka kembali sebelum terjadi repolarisasi dari lempeng motorik, yang disini tidak juga akan terjadi sebelum obat yang menyebabkan depolarisasi meninggalkan reseptor yang didudukinya. Sementara itu setelah kanal sodium di peri junctional tertutup, otot akan kembali pada posisi relaksasi dan akan berlanjut sampai obat golongan ini dihidrolisis oleh enzim pseudo cholinesterase yang terdapat di plasma dan di hati. Umumnya proses ini berlangsung dalam waktu yang singkat sehingga tidak dibutuhkan obatspesifik untuk melawan efek relaksasi dari obat golongan depolarisasi ini. Ciri-ciri kelumpuhan : 2) Ada fasikulasi otot Berpotensi dengan antikoliestrase Kelumpuhan berkurang dengan pemberian obat non-depolarsasi dan asidosis Tidak menunjukkan kelumpuhan yang bertahap paa perangsangan tunggal maupun tetanik. Belum diatasi dengan obat spesifik. Non-depolarisasi

Pelumpuh otot Non-depolarisasi bekerja sebagai kompetitif antagonis. Sebagai contoh pada kondisi dimana berhubungan dengan sedikit reseptor ACh (down regulasi pada myasthenia gravis) menunjukan

resistensi pada relaksan yang depolarisasi sedang sensitivitas meningkan pada pelumpuh otot yang nondepolarisasi. Obat golongan non-depolarisasi terikat juga pada reseptor ACh namun tidak menyebabkan terbukanya kanal natrium sehingga tidak terjadi kontraksi otot skeletal, karena tidak timbul potensial aksi pada lempeng akhir motorik. Obat golongan ini akan menetap pada reseptor ACh (kecuali Atracurium dan Mivacurium) sampai terjadi redistribusi, metabolisme ataupun eliminasi obat ini dari dalam tubuh, dapat juga dengan pemberian obat yang bersifat melawan daya kerja obat ini. Cara melawannya dengan menekan fungsi asetilkolinesterase sehingga meningkatkan konsentrasi ACh, untuk dapat berkompetisi dalam menduduki reseptor ACh dan menghilangkan efek blok yang ditimbulkan oleh obat golongan nondepolarisasi. Plasma terdiri dari : Total air dalam tubuh dibagi menjadi 2 bagian : ekstraseluler dan intraseluler. Cairan ekstraseluler menyusun 1/3 dari total air dalam tubuh dan 2/3 sisanya merupakan cairan intraseluler. Cairan ekstraseluler menyusun 20% dari berat badan total yang terdiri dari plasma ( 5% dari berat badan ) dan cairan interstitial ( 15 % dari berat badan ). Jumlah cairan intraseluler dihitung dengan cara mengurangi total air dalam tubuh dengan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler terdiri dari 40% berat badan total pada masing masing individu dengan proporsi terbesar terdapat pada otot rangka. % berat badan total Plasma 5% Cairan interstitial 15% Volume intraseluler 40 Cairan ekstraseluler seimbang antara kation utama yaitu natrium dan anion utama yaitu klorida dan bikarbonat. Cairan intraseluler terdiri dari kation utama yaitu kalium dan magnesium dan anion utam yaitu fosfat dan protein. Gradien konsentrasi antara bagian bagian cairan diatur oleh pompa ATP Na-K yang terletak di antara membran sel. Komposisi dari plasma dan cairan interstitial agak berbeda pada komposisi ion, dengan perbedaan yang utama dapat terlihat pada komposisi protein yang lebih tinggi pada plasma. Osmolaritas plasma yang ditambahkan dengan protein menyeimbangkan cairan yang melewati endotel kapiler. Walaupun perpindahan ion dan protein antara cairan yang berbeda terbatas, air dapat berdifusi dengan bebas. Air tersebar disemua cairan tubuh sehingga pemberian sejumlah air dapat meningkatkan sedikit volume dari cairan. Bagaimanapun, Natrium merupakan bagian dari cairan ekstraseluler dan karena osmotiknya dan kemampuan elektriknya, sehingga dapat berikatan dengan air. Oleh karena itu cairan yang mengandung natrium didistribusikan melalui cairan ekstraseluler dan ditambahkan pada volume intravaskuler dan interstitial. Ketika cairan yang mengandung natrium yang masuk akan mempengaruhi volume intravaskuler, juga akan memperluas ruang interstitial kurang lebih tiga kali lipat seperti plasma. Fungsi plasma adalah

volume darah kira-kira 6-7% atau sepertigabelas tubuh mempunyai massa jenis 1,050-1,060 dengan PH kira-kira 7,4. Darah mempunyai peranan sebagai berikut : 1. Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi seperti : O2 diangkut dari paru-paru/insang/kulit keseluruh tubuh CO2 diangkut dari jaringan tubuh ke paru-paru/insang/kulit Zat-zat makanan sperti glukosa, asam amino, gliserol, asam lemak diangkut dari usus keseluruh jaringan tubuh Hormon diangkut dari tempat pembentukannya (kelenjar endokrin) dibawa kejaringan tubuh yang memerlukan. 2. Mengatur keseimbangan cairan antara darah dan cairan jaringan 3. Mengatur keseimbangan asam basa (PH) darah 4. Mencegah pendarahan 5. Merupakan alat pertahanan tubuh 6. Mengatur suhu tubuh. Darah mempunyai kemampuan untuk mengatur suhu tubuh karena air yang terdapat dalam plasma darah mempunyai sifat yang sesuai untuk kepentingan tersebut, antara lain : Darah terdiri atas 2 bagian yaitu sel-sel darah dan cairan plasma. Sel-sel darah merupakan bagian darah yang mempunyai bentuk sedangkan plasma darah merupakan bagian cair dari darah. Ada 3 macam sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit). Plasma darah terdiri atas : air 91-92% protein : albumin, globulin, dan fibrinogen garam-garam anorganik antara lain : Cl-, CO3, HCO3, Na+, Ca2+, Mg2+ dan HPo4, NaCl mempunyai konsentrasi paling tinggi karena itu darah rasanya agak asin. Jumlah seluruh bahan anorganik pada manusia kira-kira 0,9%.

substansi organik yang lain selain protein antara lain zat-zat nutrisi, hormon, sisa metabolisme, antibodi

Anda mungkin juga menyukai