Anda di halaman 1dari 6

CHAPTER 13 CURRENT LIABILITIES, PROVISIONS, AND CONTINGENCES

Kelompok 7

Nurul Afifah Ocktiandri C. K Rian Adinegoro Rima Rohani Tiara Rahma K

( F0311090 ) ( F0311091 ) ( F0311099 ) ( F0311101 ) ( F0311110 )

Liabilities dapat didefinisikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu untuk menstransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainya dimasa depan sebagai hasil daritransaksi atau kejadian masa lalu. Ada 3 karakteristik kewajiban lancer diantaranya : 1. Merupakan kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer masa depan atau pengguna kas, barang, atau jasa. 2. Merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari 3. Transaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi. Kewajiban lancar ( current liabilities ) adalah kewajiban yang likuiidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancer atau penciptan kewajiban lancer lain. Definisi tersebut telah diterima secara luas karena mengaui siklus operasi dimana siklus operasi mempunyai pengertian periodewaktu yang diperlukan antara akuisisi barang dan jasa yang terlibat dalam proses manufaktur serta realisasi kas akhir yang akan dihasilkan dari penjualan dan penagihan selanjutnya. Beberapa jenis kewajiban lancar : 1. Hutang Usaha Hutang usaha ( account payble ) merupakan saldo yang terhutang kepada pihaklain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang ini muncul karena adanya kesenjangan waktu penerimaan jasa dan pembayarannya. 2. Wesel Bayar Wesel bayar ( notes payble ) adalah janji tertulis untuk membyar sejumlahh uang tertentu dimasa mendatang dan dapat berasaldari dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya. 3. Penerbitan Wesel Dengan Bunga 4. Penerbitan Wesel Tanpa bunga

Wesel tanpabunga tidak secara eksplisit menyatakan suku bunga atas nilai nominal wesel. Akan tetapi, bunga tetap dibebankan.Pda saat jatuh tempo peminjam harus membayar kembali suatu jumlah yang lebih besar dari kas yang diterima pada saat penerbitan. 5. Jatuh Tempo Berjalan Hutang Jangka Panjang Perusahaan tidak mencatat hutang jangka panjangyang akan jatuh tempo saat ini sebagai kewajiban lancar jika akan : a. Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuantersebut yang secara layaktidak ditunjukkan sebagai aktiva lancar. b. Didanai kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan hutang baru c. Dikonversi menjadi modal saam. Dalam situasi ini, penggunaan aktivalancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya tidak terjadi. Oleh karena itu, pengklasifikasian sebagai kewajiban lancar merupakan hal yang tidak tepat. 6. Hutang Deviden Hutang deviden adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dariotorisasi dewan direksi 7. Uang Muka Dan Deposito Pelanggan Kewajiban lancar perusahaan dapat mencangkup deposito kas yang dapat dikembalikan yang dapat diterima dari pelanggan dan karyawan. Perusahaan dapat menerima deposito daripelanggan untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau jasa sebagai jaminan untuk menutup pembayaran kewajiban yang diharapkan pada masa depan. 8. Pendapatan Diterima Di Muka 9. Hutang Pajak Penjualan 10. Hutang Pajak Penghasilan 11. Kewajiban yang Berhubungan dengan Karyawan Jumlah yang terhutang kepada karyawan utukgaji atau upah pada akhir periode akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Adapun pos-posnya : a. Pemotongan gaji karyawan b. Absensi yang dikompensasi c. Bonus

KONTINJENSI

A. KONTINJENSI Kontinjensi adalah serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian kontinjensi untuk perusahaan yang pada akhirnya akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi. B. KEUNTUNGAN KONTINJENSI 1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan sebagainya. 2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak. 3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan. 4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan. C. KERUGIAN KONTINJENSI 1. Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan Penyebab perkara pengadilan harus terjadi pada atau sebelum tanggal laporan keuangan. Berkenaan dengan tuntutan yang belum diajukan dan klaim serta pengenaan yang belum dinyatakan, suatu perusahaan harus menentukan tingkat probabilitas yang dapat diajukan dan probabilitas hasil yang tidak menguntungkan. 2. Biaya Garansi dan Jaminan Jaminan dan garansi memerlukan biaya masa depan, yang seringkali merupakan biaya tambahan yang signifikan dan kewajiban tersebut harus diakui dalam akun jika dapat diesstimasi secara layak. Metode dasar akuntansi untuk biaya jaminan: a) Dasar Kas Biaya jaminan dicatat sebagai beban pada saat dikeluarkan. b) Dasar akrual Biaya jaminan dibebankan ke beban operasi pada tahun berjalan. 3. Premi dan Kupon Premi dan kupon nerupakan biaya yang harus dicatat sebagai beban pada periode penjualan. Biaya premi yang ditawarkan harus dibebankan ke Beban premi, dan kewajiban yang beredar harus dikredit ke akun Estimasi kewajiban untuk premil

4. Kewajiban Lingkungan Pengakuan Akuntansi atas kewajiban penghentian Aktiva a) Kejadian yang membebankan kewajiban Perusahaan berkewajiban secara hukum terhadap biaya-biaya yang terkait dengan penghentian aktiva. b) Pengukuran Perusahaan dapat memakai teknik nilai sekarang untuk mengestimasi nilai wajar. c) Pengakuan dan Alokasi Perusahaan tidak boleh mencatat biaya penghentian aktiva yang dikapitalisasi di akun terpisah karena tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang dapatdikaitkan dengan biaya-biaya ini. Perusahaan dapat memakai metode garis lurus untuk mengalokasikan biaya ARO. 5. Asuransi Sendiri Asuransi sendiri merupakan penanggungan risiko, dan setiap perusahaan yang menanggung risikonya sendiri berada dalam posisi menanggung kerugian.

PROVISI
A. PROVISI Provisi adalah liabilitas yang belum pasti jumlah maupun waktunya. Yang membedakan provisi dengan liabilitas jangka pendek lainnya adalah entitas dapat melakukan estimasi yang handal atas jumlah maupun waktu dari liabilitas.

B. CONTOH PROVISI 1. Garansi Garansi timbul dari peristiwa masa lalu, dan entitas wajib mencatat provisi dengan dasar pengalaman masa lalu yang terkait dengan penjualan produk. 2. Perkara Hukum 3. Kontrak memberatkan

Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biayanya tidak dapat terhindarkan untuk melaksanakan kontrak melebihi manfaat yang diperoleh. Sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan dapat dicatat sebagai provisi. 4. Restrukturisasi Restrukturisasi dapat menimbulkan kewajiban konstruktif. Entitas dapat mencatat provisi atas kewajiban konstruktif yang timbul, jika entitas sudah memiliki rencana formal terkait restrukturisasi yang meliputi: a) Bisnis yang akan di tutup b) Lokasi utama yang akan dipengaruhi c) Pengeluaran yang akan terjadi d) Saat penerapan rencana tersebut e) Lokasi,fungsi, dan perkiraan jumlah tenaga kerja yang diberikan kompensasi atas PHK

Anda mungkin juga menyukai