Anda di halaman 1dari 29

Konstitusi dalam kehidupan bernegara

PENDIDIKAN DOKTER UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

penyusun
1. Yuda Lutfiadi 2. Meida Rarasta 04111401051 04111401054

3. Al Hafizh Utama
4. M. Aulia MOPC 5. Gina Sonia Fensilia Yolanda 6. Tri Indah Soraya 7. Rahnowi Pradesta

04111401058
04111401079 04111401082 04111401084 04111401086

Pengertian negara
1. Negara suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang

secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.

Unsur unsur negara


Unsur unsur negara

Menurut

Konvensi

Montevideo tahun 1933, yang merupakan Konvensi Hukum

Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu :


1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga Negara) atau bangsa (staatvolk). 2. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan. 3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat. 4. Kesanggupan berhubungan dengan Negara-negara lain.

Unsur unsur negara (cont)


Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu Negara harus memenuhi syarat-syarat :

1. Rakyat yang bersatu


2. Daerah atau wilayah 3. Pemerintahan yang berdaulat 4. Pengakuan dari negara lain

Fungsi negara
Fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokanbentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator. b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. c. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan. d. Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan.

Tujuan negara
Secara umum negara mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut : a. Memperluas kekuasaan semata b. Menyelenggarakan ketertiban umum c. Mencapai kesejahteraan umum

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Pembukaan UUD 1945


Tujuan negara kesatuan Republik Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang meluputi : a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

b. Memajukan kesejahteraan umum


c. Mencerdaskan kehidupan bangsa d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial


Tujuan negara kesatuan Republik Indonesia merupakan fungsi negara Indonesia. tersebut di atas sekaligus

Konstitusi dalam kehidupan bernegara

Pengertian konstitusi
Kata Konstitusi berarti pembentukan, berasal dari kata kerja yaitu constituer (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara. Terdapat dua jenis kontitusi, yaitu konstitusi tertulis (Written Constitution) dan konstitusi tidak tertulis (Unwritten Constitution).

Tujuan konstitusi
Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama dengan hukum, namun tujuan dari konstitusi lebih terkait dengan: 1. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-masing. 2. Hubungan antar lembaga negara 3. Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara (rakyat). 4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia 5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman. Semakin banyak pasalpasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak menjamin bahwa konstitusi tersebut baik.

Klasifikasi konstitusi
Dalam buku K.C. Wheare Modern Constitution (1975) mengklasifikasi konstitusi

sebagai berikut:
Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten constitution) Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution) Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not supreme constitution). Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution) Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and Parliamentary Executive Constitution).

Contoh sikap konstitusional


1. Perilaku Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara a. MPR - Mengubah dan menetapkan UUD - Melantik Presiden dan Wakil Presiden

- Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD

b. Presiden dan Kementrian Negara


- Tidak pernah menghianati Negara - Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai Pres dan Wapres

Contoh sikap konstitusional (cont)


c. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD, DPRD

d. Mahkamah Agung (MA)


Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang

e. Mahkamah Konstitusi (MK)


Memutuskan sengketa kewenangan yang diberikan UUD

Memutuskan pembubaran partai politik, perselisihan tentang hasil pemilihan umum

Contoh sikap konstitusional (cont)


2. Perilaku Konstitusional Warga Negara

Tidak main hakim sendiri

SAY NO TO ANARCHISM

Contoh sikap konstitusional (cont)


Mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku, contoh: peraturan lalu lintas

TAATILAH PERATURAN

LALU LINTAS YANG ADA

Contoh sikap konstitusional (cont)


Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau pemungutan suara, tidak dengan money
politic, suap, dan uang tutup mulut

Contoh sikap konstitusional (cont)


Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Adanya keterbukaan dan etika dalam menghadapi suatu permasalahan. Mengembangkan sikap sadar dan rasional. Menjalin persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan, Pelaksanaan pemilihan umum secara transparan, jujur, adil, dan bebas, serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Contoh perilaku inkonstitusional


Berikut adalah contoh perilaku inkonstitusional yang perlu dihindari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara :

Melanggar apa yang menjadi isi Konstitusi atau melanggar aturan dan norma yang telah ditetapkan di dalam konstitusi.
Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok, ataupun untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).

Penyimpangan konstitusi
Bentuk-bentuk penyimpangan Konstitusi yang pernah terjadi di Indonesis adalah sebagai berikut : a) Masa berlakunya UUD 1945 I (Periode 18 Agustus 194527 Desember 1949) Keluarnya maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945 yang mengubah fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat dari pembantu Presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislative Keluarnya maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 yang mengubah sistem presidensial menjadi sistem parlementer.

Penyimpangan konstitusi
Masa berlakunya Konstitusi RIS 1949 (Periode 27 Desember 1949 17 Agustus 1950). Sesuai dengan Konstitusi RIS, sistem pemerintahan yang dianut adalah parlementer yaitu kedudukan parlemen sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintahan. Namun dalam kenyataannya parlemen hanya terbatas hal-hal tertentu saja. Misalnya, kekuasaan presiden hanya sebagai kepala negara, tetapi dalam kenyataannya presiden masih mencampuri urusan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.

Masa berlakunya UUDS 1950 (Periode 17 Agustus 19505 Juli 1959)


Sistem yang dianut adalah sistem pemerintahan parlementer, namun dalam kenyataannya masih bercampurnya kekuasaan pemerintahan dan kepala negara,

Penyimpangan konstitusi
Masa berlakunya UUD 1945 kedua a. Orde lama (Periode 5 Juli 195311 Maret 1966)
Adanya penyimpangan ideologis, yaitu penerapan konsep Nasionalis, Agama dan Komunis (Nasakom) Negara Indonesia masuk dalam salah satu poros kekuasaan dunia yaitu poros MoskwaPeking sehingga bertentangan dengan politik bebas aktif. MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955 dan membentuk DPR-GR tanpa melalui pemilu.

Penyimpangan konstitusi
b. Orde Baru (11 Maret 196621 Mei 1998)

Perubahan kekuasaan yang statis Perekrutan politik yang tertutup Pemilihan umum yang kurang demokratis
Kurangnya jaminan hak asasi manusia

Penyimpangan konstitusi
Peristiwa yang lainnya, yaitu adanya peristiwa-peristiwa politik yang menyebabkan adanya perubahan ketatanegaraan di Indonesia. Selama Orde Lama, ada peritiswa Dekrit Presiden (5 Juli 1959) dan G 30 S / PKI. Berikut adalah akibat keluarnya Dekrit Presiden: 1. Dekrit Presiden menyebabkan adanya perubahan ketatanegaraan. Isi dari Dekrit itu adalah

membubarkan konstituante, kembali kepada UUD 1945, dan tidak berlaku lagi UUDS.
Adanya peristiwa ini, terjadilah proses perubahan ketatanegaraan di Indonesia. Satu sisi, Indonesia kembali ke UUD 1945, tetapi di sisi yang lain, Indonesia memasuki era Demokrasi Terpimpin.

Penyimpangan konstitusi
2. Gerakan 30 September PKI yang menewaskan perwira tinggi Angkatan Darat dan rakyat

tidak berdosa, menyebabkan adanya gejolak politik di Indonesia. Setelah terjadinya pem
berontakan PKI ini, gelombang protes mahasiswa terjadi di seluruh Indonesia. Akhirnya, dalam Sidang Umum MPR tahun 1966 Soekarno diberhentikan dari jabatan presiden dan sekaligus mengangkat Jenderal Soeharto menjadi presiden. Pada saat itulah, Orde Baru dimulai.

Penyimpangan konstitusi
3. Selama kepemimpinan Presiden Soeharto pun ternyata pemerintahan tidak berjalan dengan baik. Sejumlah penyelewengan konstitusi nya terjadi secara tidak langsung. Seperti: Presiden Soeharto menyempitkan ruang gerak politik rakyat Indonesia. Pemerintahan Orde Baru sarat dengan budaya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) sehingga tidak membuka ruang partisipasi publik secara sehat dan kompetitif. Pada zaman Orde Baru, partai politik dan anggota DPR/MPR lebih banyak menjalankan program pemerintah daripada memperjuangkan aspirasi rakyat.

kesimpulan
Konstitusi merupakan pedoman dasar suatu aturan dari suatu negera yang diterapkan dalam Negara tersebut demi tercapainya keteraturan, ketertiban, ketentraman, dan kesejahteraan dalam masyarakat serta tidak terjadi penindakan yang sewenang-wenang terhadap masyarakat suatu Negara oleh pemerintahan ang ada dalam suatu negeara tersebut. Konstitusi juga bersifat menyeluruh kepada semua orang yang ada dalam suatu Negara tanpa terkecuali. Melalui konstitusi juga dibentuklah fondasi dari suatu negeara, kewenang pemerintahan, kewajiban pemerintahan, dan hak-hak setiap warga Negara yang harus diterima.

referensi
Asshiddiqie, Jimly. 2010. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Grafindo Persada. Wheare, K.C. 2010. Konstitusi-konstirusi Modern (Terjemahan). Yogyakarta: Nusamedia. 2012. Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan. Bagian III. Jakarta: Penyusunan Rencana Pembelajaran dan Bahan Ajar, Dirjen Dikti, Kemendiknas.

Thank you

Anda mungkin juga menyukai