Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN

A. Campylobacter jejuni Campylobacter jejuni merupakan pantogen manusia yang terutama menyebabkan enteritis dan kadang-kadang invasi sistemik, terutama pada bayi. Bakteri ini merupakan penyebab diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) yang sama seringnya seperti Salmonella dan Shigella. Taksonomi dari Campylobacter jejuni Kingdom !hylum "lass $rder %amily &enus Spe ies = Ba teria = !roteoba teria = #psilonproteoba teria = "ampyloba terales = "ampyloba tera eae = "ampyloba ter = Campylobacter jejuni

1. Morfologi dan Identifikasi a. Ciri-ciri Organis e Campylobacter jejuni adalah kuman batang &ram-negative, berbentuk koma, Spiral, gastroenteritis atau 'sayap burung amar(. Kuman ini dapat bergerak dengan sebuah )lagel kutub, dan tidak membentuk spora. !ada pemeriksaan mikroskopik tinja menunjukan adanya sejumlah kuman yang melun ur kesana-kemari disertai darah dan netro)il. Tumbuh pada perbenihan selekti) di dalam sungkup lilin. Campylobacter jejuni dieramkan pada suhu *+o", kuman akan tumbuh baik sementara kuman tinja pen ernaan lainnya tunbuh kurang baik pada suhu ini. Bakteri Campylobacter jejuni juga menyebabkan in)eksi aliran darah (bakteremia), terutama pada penderita ken ing manis atau kanker !. Biakan Si)at biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identi)ikasi Campylobacter jejuni . ,iperlukan perbenihan selekti) ,dan pengeraman harus dilakukan dalam atmos)er dengan $+ yang lebih rendah ( -. $+) dan lebih banyak "$+ (/0. "$+). Suatu ara mudah untuk mendapatkan lingkungan pengeraman ini adalah dengan
Mikrobiologi | 1

menempatakan lempeng pada tabung pengeraman anaerob tanpa katalis , dan memberi gas dengan pembangkit gas atau penukaran gas. !engeraman lempeng pertama harus dilakukan pada suhu *+-*1o". 2eskipun Campylobacter jejuni tumbuh baik pada suhu 13-14o", pengeraman pada suhu *+o" akan menghambat pertumbuhan banyak bakteri lainnya yang ada di)eses, sehingga akan memudahkan identi)ikasi Campylobacter jejuni. Beberapa perbenihan selekti) yang banyak digunakan adalah perbenihan Skirro5, yang memakai gabungan vankomisin, polimiksin B, dan trimetoprin6 perbenihan "ampy B7! juga menyertakan se)alotin. Kedua perbenihan tersebut digunakan untuk isolasi Campylobacter jejuni pada suhu *+o"6 jika dieramkan pada suhu 13-14o", perbenihan Skirro5 dapat membantu isolasi Campylobacter lainnya, tetapi perbenihan "ampy B7! tidak , karena banyak Campylobacter peka terhadap se)alotin. Koloni yang terbentuk enderung tidak ber5arna atau abu-abu. Koloni ini berair,meluas atau bulat dan konveks6 kedua tipe koloni dapat mun ul pada sebuah pelat agar. c. "ifat-sifat Pert# !#$an Karena diperlukan perbenihan selekti) dan kondisi pengeraman tertentu untuk pertumbuhan, suatu uji yang singkat diperlukan untuk identi)ikasi. Campylobacter jejuni bersi)at pathogen terhadap manusia bersi)at oksidase dan katalase positi). Campylobacter jejuni tidak mengoksidasi atau meragikan karbohidrat. Sediaan apus yang di5arnai dengan &ram menunjukan mor)ologi yang khas. 8eduksi nitrat, pembentukan hydrogen sul)ida, tes hipurat, dan kepekaan terhadap antimikroba dapat digunakan untuk mengidenti)ikasi spesies lebih lanjut. %. Patogenesis dan Patologi 9n)eksi pada Campylobacter jejuni melalui mulut dari makanan (misalnya susu yang tidak dipasteurisasi), minuman (air terkontaminasi), kontak dengan he5an yang terin)eksi (unggas, anjing, ku ing, domba dan babi), atau dengan )eses he5an melalui makanan yang terkontaminasi seperti daging dan telur ayam yang belum dimasak dengan baik. Kadang-kadang in)eksi dapat menyebar melalui kontak langsung person to person atau he5an yang terin)eksi atau ekskretanya serta aktivitas seksual anal-genital-oral sebagai transmisi. "ampyloba ter jejuni peka terhadap asam lambung, perlu memakan /0* organisme untuk dapat menyebabkan in)eksi. :umlah ini sesuai dengan jumlah yang diperlukan pada in)eksi Salmonella dan Shigella, tetapi lebih sedikit daripada yang diperlukan untuk in)eksi ;ibrio. "ampyloba ter jejuni berkembang biak di usus ke il, menginvasi epitel,
Mikrobiologi | 2

menyebabkan radang yang mengakibatkan mun ulnya sel darah merah dan darah putih pada tinja. Kadang kadang ".jejuni masuk ke dalam aliran darah sehingga timbul gambaran klinik demam enterik. 9nvasi jaringan yang terlokalisasi serta aktivitas toksin menyebabkan timbulnya enteritis (prevalensinya lebih tinggi). ".jejuni dapat menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus dan usus besar. 7da + tipe toksin yang dihasilkan, yaitu ytoto<in dan heat-labileenteroto<in. !erubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ul erative olitis. &. 'a !aran (linik a. 'e)ala klinik !er#*a+ = Keluhan abdominal seperti mulas, nyeri seperti kolik, mual > kurang napsu makan, muntah, demam, nyeri saat buang air besar (tenesmus), kejang perut akut, lesu, sakit kepala, demam antara 14,?-*0@ , malaise, pembesaran hati dan limpa, serta gejala dan tanda dehidrasi = Kadang in)eksi bisa menyerang katup jantung (endokarditis) dan selaput otak dan medulla spinalis (meningitis) = !enyakit enterik akut disertai invasi kepada usus halus dan menyababkan nekrosis berdarah = ,iare hebat> ekplosi) disertai dengan adanya banyak darah, lendir, lekosit pmn (polimor)onuklear) dan kuman pada tinja bila diperiksa se ara mikroskopis . ,apat dika aukan dengan radang usus buntu dan kolitus ulserati) = :ika tidak diobati , +0. penderita mengalami in)eksi berkepanjangan dan sering kambuh B. Salmonella sp Salmonellosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella. !enyakit ini dapat menyerang ungags, he5an mamalia, dan manusia. 7rti penting salmonellosis terutama bagi manusia adalah karena penyakit ini dapat ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan>air yang ter emar salmonella sp. Salmonella memiliki kekerabatan yang dekat dengan bakteri genus Escherichia dan dapat dijumpai hampir di seluruh dunia. Salmonella juga dapat hidup pada tubuh makhluk hidup yang berdarah dingin maupun berdarah panas. Bakteri tersebut dikeluarkan dari saluran pen ernaan he5an atau manusia bersama dengan )eses.

Mikrobiologi | 3

Salmonella merupakan suatu genus bakteri enterobakteria gram-negati) berbentuk tongkat dengan diameter 0,4 A /,- Bm, memiliki panjang + A - Bm, tidak menghasilkan spora, utamanya bersi)at motile serta memiliki flagella di seluruh permukaan selnya (peritrichious) yang menyebabkan ti)us, parati)us, dan penyakit )oodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hydrogen sul)ide sulfide yang dapat dengan mudah dideteksi dengan ara menumbuhkannya pada media yang mengandung ferrous sulfate, misalnya media Triple Sugar Iron Agar (TS97) melalui metoda inokulasi stab center. Salmonella yang tumbuh akan ditandai dengan adanya 5arna hitam pada area pertumbuhannya. Salmonella dinamai dari ,aniel #d5ard Salmon, ahli patologi 7merika, 5alaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada ana)ilaksis) yang pertama kali menemukan ba terium tahun /??- pada tubuh babi. Berikut adalah klasi)ikasi dari Bakteri Salmonella C Kerajaan Kelas $rder Keluarga &enus Spe ies C C C C C C Bakteri &amma !roteoba teria #nteroba teriales #nteroba teria eae Salmonella S. enterica

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). !ada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pen ernaan. !enyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. "iri- iri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam 5aktu ?4+ jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. &ejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam ti)us (Typhoid )ever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,yang disebabkan oleh kera unan makanan>intoksikasi.&ejala demam ti)us meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. 9n)eksi Salmonella dapat berakibat )atal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Dal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat di egah dengan men u i tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Mikrobiologi | 4

Bakteri ini juga bersi)at re-emerging foodborne diseases, yaitu penyakit pada manusia yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang ter emar, dimana sebelumnya penyakit tersebut sudah pernah mun ul akan tetapi saat ini menunjukkan tanda-tanda peningkatan kembali. 9n)eksi S. enteritidis pada ayam dapat menyerang semua umur dengan gejala klinis bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai gejala sistemik akut dan gastroenteritis. 9n)eksi S. enteritidis pada petemakan ayam petelur komersial (layer) mengakibatkan penurunan produksi telur, sedangkan pada peternakan pembibitan !rantparent stoc"#!$% mengakibatkan penurunan daya tetas telur dan kenaikan kematian embrio. !enularan S. enteritidis pada ayam dapat terjadi se ara vertikal dari induk sakit ke anak melalui telur (transovarial) dan se ara horiEontal dari ayam sakit ke ayam sehat. 2akanan, minuman, peralatan yang terkontaminasi, )eses, rodensia, insekta, dan lingkungan yang kotor dapat menjadi sumber in)eksi . ,an beberapa negara dilaporkan bah5a bersamaan dengan terjadinya peningkatan in)eksi S. enteritidis pada ayam, telah dilaporkan pula terjadinya peningkatan in)eksi S. enteritidis pada manusia. Keadaan ini diduga disebabkan karena peningkatan konsumsi makanan yang berasal dari ayam, telur, dan produk hasil olahannya yang terkontaminasi bakteri S. enteritidis, dan dimasak tidak sempurna. 9n)eksi S. enteritidis pada manusia merupakan in)eksi yang bersi)at akut, dengan gekala klinis gastroenteritis, demam, diare, keram perut, sakit kepala, mual, dan muntah. ,alam kondisi tertentu, in)eksi S. enteritidis dapat berkembang menjadi in)eksi sistemik sehingga terjadi bakteremia, meningitis, dan endo arditis dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Keadaan ini terutama terjadi pada anak-anak, orang tua dan penderita dengan sistem kekebalan tubuh rendah. Tabel C edia selektif #nt#k *eng#)ian MEDIA "ELE(.I/ #2B agar #F,$ agar "al onella s* GH, agar B&7 ikro!a , koloni s*esifik PEN'AMA.AN (OLONI Koloni 5arna kehijauan dengan bintik hitam ditengah koloni dan kilap logam Koloni 5arna merah dengan kilap logam Koloni translu ent dengan bintik ber5arna kemerahan Koloni dari tidak ber5arna, merah muda hingga merah, dari translusen hingga keruh (opaIue)
Mikrobiologi | 5

MI(-OBA Esc$eric$ia coli

hitam

ditengahnya, dan dikelilingi Eona transparan

"$igella s*

2a "onkey agar

dengan lingkaran merah muda hingga merah. Koloni 5arna merah muda terang, translusent, dengan atau tanpa pinggir koloni bergerigi atau kasar. Koloni basah, ber5arna abu - abu Koloni 5arna hitam mengkilat, dikelilingi daerah keruh (opaIue) Koloni embung, 5arna kuning J 5arna media berubah menjadi jernih

Ca *0lo!acter "ta*$0lococc#s a#re#s

m"",7 B! agar 2S7

Bacill#s cere#s Clostridi# *erfinges 1i!rio c$olerae

2K! agar TS" agar

Koloni merah muda dikelilingi daerah keruh. Koloni ber5arna hitam dengan daerah keruh berukuran +-* mm di sekeliling koloni

T"BS agar

Koloni besar (+A1 mm), halus, kuning, datar (agak pipih), bagian tengah keruh dan disekelilingnya translu ens

1i!rio

T"BS agar L Fa"l Koloni bulat berdiameter +- 1 mm dengan pusat 5arna hijau atau biru Koloni biru hijau , dikelilingi halo (lingkaran) keruh Koloni ber5arna abu-abu hijau dikelilingi halo (lingkaran)

*ara$ae ol0tic#s 1. Listeria 7H$7 agar onoc0togenes !7H"72 agar

Enterococc#s faecalis Entero!acter saka2akii

#ntero o i agar

koloni ke il ber5arna hijau kebiruan

"hromo ult E.sa"a&a"ii

Koloni 5arna hijau toska, atau biru-hijau

". T#HM8 Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak unggas yang bergiEi tinggi dan berman)aat untuk pemenuhan giEi masyarakat. Telur merupakan sumber protein yang mudah diperoleh. !rotein tersebut terdapat di dalam kuning telur dan putih telur .

Mikrobiologi | 6

Telur adalah salah satu sumber protein he5ani yang memilik rasa yang leEat, mudah di erna, dan bergiEi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat diman)aatkan sebagai lauk, bahan pen ampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein /1 ., lemak /+ ., serta vitamin, dan mineral. Filai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti C besi, )os)or, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (-0.) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. 7dapun putih telur yang jumlahnya sekitar 30 . dari seluruh bulatan telur mengandung jenis protein dan sedikit karbohidrat. ,alam telur, protein lebih banyak terdapat pada bagian kuning telur, seperti pada telur ayam yaitu sebanyak /3,1., sedangkan bagian putihnya /0,?.. Semua jenis telur (telur ayam, itik, angsa, penyu dan telur unggas lainnya) mempunyai struktur yang saman. Bagian terbesar dan telur ayam terdiri dan bahan organik yaitu C protein, lemak, karboludrat dan pram mmeral. Kandungan giEi telur ayam dari standard ,irektorat &iEi ,epartemen Kesehatan (/N?/), dapat dilihat pada tabel / diba5ah ini . Tabel . Komposisi Kimia Telur 7yam Komposisi Kimia Kalori (kal) 7ir (gram) !rotein (gram) Hemak (gram) Karbohidrat (gram) Kalsium (mg) !hosphor (mg) ;itamin 7 (S9) Mtuh /3+ 4* /+,? //,0,4 -* /?0 N00 Telur 7yam Segar Kuning telur 13/ *N,* /3,1 1/,N 0,4 /*4 -?3 +000 !utih telur -0 ?4,? /0,? 0 0,? 3 /4 0

/A(.O- 3AN' MEMPEN'A-UHI (ONDI"I .ELUKualitas telur dalam pemasaran dapat diartikan sebagai kondisi dari kerabang lan isi telur, penyimpanan, penanganan dan penentuan kualitas, yang keseluruhannya memerlukan pertimbangan seksama untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen .%aktor-)aktor yang mempengaruhi kondisi bagian kerabang telur, bagian kuning telur dan putih telur anlara lainC a. (ondisi kera!ang tel#r Kerabang telur merupakan bagian teriuar yang membungkus isi telur dan ber)ungsi mengurangi kerusakan )isik maupun biologis, serta dilengkapi dengan poripori kulit yang
Mikrobiologi | 7

berguna untuk pertukaran gas dan dalam dan luar kulit telur. Ste5ard and 7bbott (/N4+), menyatakan tebal kerabang telur berkisar antara 0,11 - 0,1- mm. Tipisnya kulit telur dipengaruhi beberapa )aktor yakni C umur type ayam, Eat-Eat makanan, peristi5a )aal dari organ tubuh, stress dan komponen lapisan kulit telur. Kulit yang tipis relati) berpori lebih banyak dan besar, sehingga memper epat turunnya kualitas telur akibat penguapan dan pembusukan lebih epat . !. (ondisi (#ning .el#r Kuning telur merupakan bagian telur terpenting, karena didalamnya terdapat bahan makanan untuk perkembangan embrio . Telur yang segar kuning telumya terletak ditengah-tengah, bentuknya hula dan 5arnanya kuning sampai jingga Beberapa pendapat mengatakan bah5a makanan berpengamh langsung terhadap 5arm kumng telur (mengandung pigmen kuning) . 7ntara kuning dan putih telur terdapat lapisan tipis yang elastis disebut membaran vitelin dan terdapat halaEa yang be)ungsi menahan posisi kuning telur. Kuning telur memiliki komposisi giEi yang lebih lengkap dibandingkan puith telur, yang terdiri dari air, protein, lemak karbohidrat, vitamin dan mineral. c. (ondisi P#ti$ tel#r 4Al!# in5 !utih telur terdiri *0. berupa bahan padat, yang terdiri dan empat lapisan yaitu C lapisan putih telur tipis, lapisan tebal, lapisan tipis bagian dalam lan lapisan O"halaEi)erousO. Sirait, (/N?3), menyatakan bah5a kekentalan putih telur yang semakin tinggi dapat ditandai dengan tingginya putih telur kental . Dal ini menunjukkan ba5a telur kondisinya masih segar, karena putih telur banyak mengandung air, maka bagian ini lebih mudah epat rusak.

BAB II ME.ODE (E-6A


Metode #nt#k isolasi Ca *0lo!acter+ /. +. 2etode s5ab ( usap ) 2etode 8insing

Media #nt#k Ca *0lo!acter +


Mikrobiologi | 8

/. 2edia agar selekti) "ampyloba ter a. Skirro5Ps 7gar b. m"",7 ('odified Campylobacter Blood-(ree Selecti)e Agar Base) . "B!7 d. Karmali 7gar e. "7T 2edia ). "ampy-B7! +. 2edia pengkaya dalam isolasi amploba ter a. Bu))ered !epton Qater (B!Q5 b. Bolton Broth . Campylobacter Enrichment Broth ("#B) d. Enrichment Broth dari ,oyle dan 8oman Metode #nt#k Salmonella sp+ /. +. 9solasi 9denti)ikasi (uji gula>triple sugar iron)

Media #nt#k Salmonella sp+ /. 2edia enrichment tetrathionate solution broth (TSB) +. 2edia selekti) B&7 1. 2edia selekti) GH,

BAB III PEMBAHA"AN


U)i adan0a !akteri Campylobacter jejuni *ada tel#r 1. ME.ODE I"OLA"I CAMPYLOBACTER

Mikrobiologi | 9

Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi Campylobacter jejuni dari sampel. 2etode-metode ini diran ang dengan memperhatikan kondisi dan prasyarat tumbuhnya Campylobacter. Dal ini dikarenakan bakteri ini sulit untuk diisolasi berkaitan dengan si)atnya yang dapat menjadi sel yang *iable but +on Culturable. Beberapa metode isolasi C. jejuni diantaranya metode isolasi a5al yang dikembangkan oleh Skirro5, metode isolasi yang dikembangkan oleh ,oyle, metode standar isolasi C. jejuni yang dikeluarkan oleh B72 tahun +00/, sampai metode paling mutakhir menggunakan uji berdasarkan ,F7 homolog dan penggunaan $olymerase Chain reaction (!"8) (2 "lure dan Bla kburn, +001). 2etode A metode yang ada merupakan hasil pengembangan dan modi)ikasi metode sebelumnya untuk tujuan tertentu serta disesuaikan dengan jenis sampel yang akan dianalisis. !erbedaan antara metode-metode tersebut terletak pada perbedaan kondisi suhu dan komposisi udara saat inkubasi. Selain itu juga terletak pada perbedaan media pengkaya dan media agar selekti) yang digunakan dalam isolasi. Sampel yang akan diisolasi Campylobacter harus dikondisikan pada suhu rendah dan kondisi vakum agar keberadaan Campylobacter pada sampel tidak mengalami perubahan. Mntuk mengkondisikan suhu rendah sampel dapat dimasukkan kedalam coolbo,. Sampel didalam coolbo, harus dianalisa dan diisolasi Campylobacter jejuni kurang dari * jam setelah sampel tersebut diambil. :ika sampel dikondisikan vakum terlebih dahulu dan kemudian disimpan pada suhu )reeEer, maka analisa dan isolasi Campylobacter jejuni dapat dilakukan pada hari yang berbeda. !ada metode standar isolasi C. jejuni proses isolasi C. jejuni dimulai dengan persiapan sampel. Sebenarnya, ada dua metode dalam persiapan sampel C 1. Metode "7a! 4#sa*5 2etode yang pertama ini adalah metode s5ab (usap). 2etode ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri Campylobacter pada sampel berupa telur. !ada metode ini telur yang telah disiapkan di-s5ab atau diusap menggunakan batang pengusap steril, kemudian batang pengusap ini dimasukkan kedalam larutan bu))er steril atau sejenisnya dan di u i. Harutan hasil pen u ian inilah yang kemudian digunakan untuk tahap selanjutnya pada isolasi Campylobacter. %. Metode -insing
Mikrobiologi | 10

2etode yang kedua ini yaitu metode rinsing, metode ini banyak digunakan untuk menyiapkan sampel berupa telur ayam pada isolasi Campylobacter. !ada metode ini, sampel sebanyak /0 butir telur atau disesuaikan dengan kondisi sampel dimasukkan kedalam plastik steril, kemudian kedalam plastik steril ditambahkan +00 ml 0./. !epton Qater (B!Q). Setelah itu dilakukan proses pembilasan terhadap sampel selama + - 1 menit dengan ara rinsing (digosok-gosok). Selanjutnya, airan bekas pembilasan sampel di)iltrasi (disaring) menggunakan kain saring steril dan dimasukkan kedalam tabung sentri)use +-0 ml untuk dilakukan proses sentri)use. Sentri)use dilakukan selama /menit dengan ke epatan putaran /3.000 < g (?.000 rpm). Setelah proses sentri)use selesai, supernatannya dibuang, sedangkan peletnya disuspensikan kedalam /0 ml 0./. !epton Qater (B!Q). Sebanyak 1ml ampuran pelet kemudian dimasukkan kedalam /00 ml Bolton Broth.Selanjutnya, dilakukan isolasi C. jejuni yang dimulai dengan menambahkan -. darah kuda lisis, dan suplemen antibiotik kedalam Bolton Broth. ,apat juga ditambahkan %B! (Supplement !ro-th (actor) untuk meningkatkan si)at aerotoleran Campylobacter. Setelah itu, dilakukan inkubasi pada suhu 140" selama * jam diba5ah kondisi mikroaero)ilik dan ini merupakan tahapan pra-pengkayaan. Setelah inkubasi selesai, inkubasi dilanjutkan dengan menaikkan suhu inkubasi menjadi *+ 0" dan ini merupakan tahapan pengkayaan. :ika selama inkubasi dilakukan sha"ing pada media Broth, maka inkubasi dilakukan selama +1 A +* jam. :ika tanpa sha"ing, inkubasi dilakukan selama +? A +N jam. Mntuk beberapa jenis Campylobacter inkubasi dilakukan pada suhu *+ 0" selama *? jam dengan sha"ing pada media atau selama -+ jam jika tanpa sha"ing. Setelah inkubasi selama +* A *? jam, dilakukan pengen eran /C/00 (0./ ml kedalam N.N ml 0./. !epton Qater). Kemudian sebanyak / ml dipindahkan se ara aseptis kedalam a5an petri dan dilakukan penuangan dengan media agar isolasi yang telah dipersiapkan. Setelah media agar mengeras, maka dilakukan inkubasi pada suhu *+ 0" selama +* A *? jam diba5ah kondisi mikroaero)ilik. Setelah inkubasi selesai dapat dilakukan pengamatan dan penga5etan kultur terhadap koloni C. jejuni yang tumbuh. !ada metode B72 +00/, analis atau peneliti dapat memilih satu dari tiga metode untuk memberikan kondisi mikroaero)ilik pada media. Ketiga metode itu yaitu menggelembungkan ampuran gas kedalam media, penggoyangan (sha"ing% media agar udara dapat masuk, atau inkubasi pada jar anaerob dengan atmos)ir termodi)ikasi. 2etode yang pertama dapat dilakukan dengan menggunakan sistem penggelembungan (the bubbler system). 2edia (Broth) yang akan dikondisikan mikroaero)ilik dimasukkan
Mikrobiologi | 11

kedalam plastik rangkap dua. Tujuannya untuk men egah kebo oran media akibat plastik robek saat proses penggoyangan (sha"ing% Kemudian pada bagian luar plastik ditambahkan /0 ml air dengan tujuan untuk mengoptimalkan pindah panas ke media (Broth). Setelah itu, plastik diletakkan kedalam keranjang stainless steel (*-3 plastik>keranjang) dengan memberikan ruang udara pada keranjang. Kemudian letakkan tip pipet / ml kedalam plastik dan ikat dengan kuat. Tipe pipet ini terletak pada tabung yang terhubung dengan kran penggelembung (bubbler). Kran tabung gas kemudian dibuka dan diatur pada tekanan *-3 lb dengan memutar ulir pengatur tekanan. Kondisi ini menyebabkan media didalam kantong plastik dialiri gelembung dengan ke epatan +-1 gelembung per detik. !ada metode kedua dengan penggoyangan media (Broth), media yang akan dikondisikan mikroaero)ilik dimasukkan kedalam plastik, kemudian plastik tersebut diseal menggunakan panas. Salah satu bagian sudut plastik kemudian dipotong dan udara didalam plastik dikeluarkan dengan ara menekan plastik perlahan. Setelah itu, pipet dimasukkan kedalam plastik melalui sudut plastik yang berlubang, dan kran gas dibuka. 8uang diatas media (Broth) dialiri gas, dan setiap periode tertentu udara didalam plastik dikeluarkan. !roses ini diakhiri dengan pemberian gas pada plastik, kemudian dengan epat plastik diseal dengan panas. Setelah itu, plastik dimasukkan kedalam keranjang, dan keranjang dipindahkan kedalam inkubator goyang (sha"er incubator) dengan ke epatan /4--+00 rpm. 2etode ketiga untuk mengkondisikan mikroaero)ilik pada media (Broth) dilakukan dengan sistem jar yang diberi gas. 2enurut B72 (+00/), media (Broth) yang akan dikondisikan mikroaero)ilik ditempatkan pada plastik dengan jumlah Broth setiap plastik tidak boleh lebih dari /+- ml. Kemudian plastik dimasukkan kedalam jar. :ar kemudian dihubungkan dengan kran gas dari tabung melalui pipa. Setelah itu, jar dikondisikan vakum terlebih dahulu, baru diisi ulang dengan ampuran gas sesuai kondisi mikroaero)ilik. Tekanan pada jar setelah kondisi mikroaero)ilik ter apai adalah sebesar -/0 lb. Keunggulan metode ketiga ini adalah media (Broth) juga dapat ditempatkan pada labu erlenmeyer, tidak harus pada plastik seperti pada metode pertama dan kedua dalam pengkondisian mikroaero)ilik. !ada metode ketiga, pengkondisian mikroaero)ilik dalam jar dapat dibantu dengan alat ano<omat. 7no<omat merupakan alat elektronik yang diran ang untuk dapat mengatur komposisi udara yang akan masuk ke jar dari tabung gas. Komposisi udara yang akan dimasukkan ke jar dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Kondisi

Mikrobiologi | 12

mikroaero)ilik dalam jar anaerob dibuat melalui satu siklus yang terbagi kedalam dua )ase6 yaitu )ase evakuasi dan )ase penggantian. !ada )ase evakuasi, oksigen yang ada di dalam jar yang besarnya +/., dikeluarkan hingga kadar oksigen hanya 3.. Mntuk men apai kadar ini, program mikroaero)ilik standar (ano<omat) harus mengeluarkan udara sampai tekanan udaranya +N4 mbar. !ada )ase penggantian, sejumlah udara yang dikeluarkan dari jar, digantikan dengan ampuran gas bebas oksigen yang berasal dari tabung gas. Tekanan udara pada kondisi ini men apai /0*0 mbar. Saat kondisi mikroaero)ilik ter apai, tekanan udara akhir dalam jar anaerob adalah /3+0 mbar. 7no<omat mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi, dengan deviasi kurang dari 0.-.. %. MEDIA A'A- "ELE(.I/ CAMPYLOBACTER 2edia agar untuk isolasi C. jejuni dari bahan pangan di)ormulasikan dari kebutuhan ilmu mikrobiologi klinik. 2edia selekti) ini dikembangkan untuk memulihkan mikroba yang diambil dari penderita radang usus, dan kemudian digunakan untuk mengisolasi C. jejuni dari bahan pangan. Beberapa media selekti) yang banyak digunakan adalah Skirro5 media, m"",7 ('odified Campylobacter Blood-(ree Selecti)e Agar Base), "B!7 (Columbia Blood $reston Agar), media Karmali agar (Campylobacter Agar BaseSuplemen Karmali), "7T ( e)operaEone amphoteri in tei hoplanin), "ampy-B7! dan ButEler media . a. "kirro78s Agar 2erupakan media agar pertama yang dipakai pada metode isolasi C. jejuni yang dikembangkan oleh Skirro5. Skirro5 merupakan peneliti pertama yang banyak meneliti tentang Campylobacter. Banyak hasil penelitiannya yang kemudian dikembangkan untuk mendapatkan media, dan metode isolasi Campylobacter yang lebih e)ekti). Bahan penyusun Skirro5Ps agar adalah pepton dan soy protein base agar yang ditambahkan dengan darah lisis kuda dan van omy in, polymy<in B, serta trimethoprim. Senya5a van omy in dalam media ini ber)ungsi untuk menghambat tumbuhnya bakteri gram positi), polymy<in ber)ungsi sebagai anti)ungal, sedangkan trimethoprim ber)ungsi sebagai papan spektrum saat pengamatan menggunakan spektrum ahaya tertentu. !. CCDA 4Modified Campylobacter Blood !ree Selecti"e A#ar Base5 m"",7 merupakan media selekti) yang dimodi)ikasi dari media "",7 ("har oal "e)operaEone ,eo<y holate agar), yang digunakan untuk isolasi
Mikrobiologi | 13

Campylobacter jejuni, C. coli dan C. laridis (Bridson, /NN?). 2edia m"",7 dibuat berdasarkan )ormulasi dari Bolton et al (/N?*) yang dikembangkan dengan mengganti darah dengan har oal, )errous sul)ate, dan sodium pyruvate. 2edia m"",7 dan media "ampy-B7! memiliki ke epatan pendeteksian yang sama untuk bakteri termo)ilik Campylobacter. !erbedaan antara m"",7 dengan "",7 adalah pada penambahan yeast e<tra t pada media m"",7. 2edia m"",7 atau "",7 lebih akurat jika dibandingkan dengan media ButElerPs agar. "",7 mampu mengisolasi C. jejuni hampir N1,3. sedangkan ButElerPs agar hanya 43,3. saja. "",7 memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi (kesalahannya kurang dari 0,000/). c. CBPA "B!7 atau Columbia Blood $reston Agar merupakan media agar selekti) yang dipersiapkan dari Columbia Base Agar, $reston Campylobacter Selecti)e Supplement dan darah lisis kuda, dapat digunakan untuk isolasi C. jejuni dan C. coli dari manusia, he5an, burung dan spesimen lingkungan. !enambahan suplemen preston (o<oid S80//4) pada media "B!7 ber)ungsi sebagai suplemen pertumbuhan bagi Campylobacter. !enambahan suplemen ini penting bagi sampel yang terkontaminasi banyak mikroba, atau yang sedikit jumlah koloni yang kemungkinan akan diperoleh. Dal ini karena preston mengandung polymy<in B, ri)ampi in, trimethoprim, dan y lohe<amide, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, sedangkan Campylobacter resisten terhadap bahan-bahan kimia tersebut. d. (ar ali Agar 2edia Karmali agar didasarkan pada )ormulasi yang dikembangkan oleh dan direkomendasikan untuk isolasi Campylobacter jejuni dan C. coli dari spesimen klinis. Bentuk mor)ologi C. jejuni pada media ini adalah datar dan menyebar, dengan 5arna abu-abu serta sedikit basah setelah proses inkubasi pada suhu *+ 0" selama *+ jam. :ika pengamatan a5al pada a5an petri dilakukan setelah +* jam inkubasi, maka pengamatan harus dilakukan dengan epat dan segera dilanjutkan kembali inkubasinya. 9nkubasi pada suhu *+ 0" dapat meningkatkan si)at selekti)itas media, dan pertumbuhan bakteri termo)ilik Campylobacter, namun bakteri non-termo)ilik Campylobacter seperti C. fetus subsp. fetus tidak dapat tumbuh. e. CA. Media "7T atau e)operaEone, amphoteri in B, tei hoplanin, merupakan media selekti) untuk isolasi bakteri termo)ilik Campylobacter spp, dan dapat meningkatkan
Mikrobiologi | 14

penanaman bakteri C. upsaliensis dari sampel )eses. 2edia "7T pertama kali dikenalkan oleh 7spinall pada tahun /N11 sebagai media untuk isolasi organisme dari sampel )eses. 2edia "7T mengadung senya5a menghambat pertumbuhan Campylobacter jenis lain . f. Ca *0-BAP 2erupakan media selekti) yang digunakan untuk isolasi dan pertumbuhan Campylobacter. 2edia selekti) ini memiliki karakteristik sebagai berikut C merupakan media agar darah Fo +, sangat selekti) untuk isolasi C. fetus subsp jejuni, mengandung van omy in, ephalothin dan trimethoprim. Senya5a van omy in dalam media ini ber)ungsi untuk menghambat tumbuhnya bakteri gram positi), ephalothin ber)ungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri strepto o i, sedangkan trimethoprim ber)ungsi sebagai papan spektrum saat pengamatan menggunakan spektrum ahaya tertentu. C. jejuni pada media ini tampak nonhemolyti , dan koloninya ber5arna abu-abu. :ika media Skirro5Ps agar, "ampy-B7! dan ButElerPs agar dibandingkan kee)ekti)annya dalam isolasi C. jejuni, maka diketahui bah5a "ampy-B7! merupakan media yang paling sensiti) dan ButElerPs agar merupakan media yang paling selekti). B. MEDIA PEN'(A3A DALAM I"OLA"I CAMPYLOBACTER !ada tahap isolasi C. jejuni terdapat tahap pra pengkayaan dan tahap pengkayaan media. Tahap pra pengkayaan ($re-Enrichment) terkadang dibutuhkan untuk mengkondisikan sampel sebelum dilakukan tahapan isolasi agar mudah dalam isolasi C. jejuni. Sedangkan tahap pengkayaan (Enrichment% media umumnya dilakukan sebelum tahap penggoresan kuadran atau plating pada media agar selekti). Tahap pra pengkayaan dan pengkayaan media dilakukan karena pada bahan pangan, seperti karkas ayam, sebagai sampel utama isolasi C. jejuni umumnya jumlah sel C. jejuni hanya sedikit. 2edia yang paling sering digunakan untuk pra pengkayaan adalah larutan Bu))ered !epton Qater (B!Q) 0./.. sedangkan beberapa media pengkayaan untuk Campylobacter diantaranya adalah Bolton Broth (BB), Campylobacter #nri hment Broth ("#B), #nri hment Broth dari ,oyle dan 8oman dan !reston Broth (!B) (Baylis et al., +000). B#ffered Pe*ton 9ater 4BP95 e)operaEone yang mampu

Mikrobiologi | 15

2erupakan media $re-Enrichment yang umum digunakan untuk isolasi bakteri Salmonella dari sampel bahan pangan. 2edia ini juga dapat menyediakan kondisi yang baik untuk pemulihan sel bakteri akibat tidak tahan terhadap Eat penga5et pada bahan pangan. Banyak bakteri seperti Salmonella yang menjadi sublethal akibat perlakuan Eat penga5et pada bahan pangan. Dasil pengamatan membuktikan bah5a tahap $re-Enrichment menggunakan B!Q suhu 14 0" selama /? jam sebelum dilakukan plating pada Brilliant &reen-Tetrathionate-Bile Broth mampu meningkatkan hasil isolasi Salmonella dari sampel daging yang telah terkontaminasi oleh Eat penga5et buatan (Bridson, /NN?) menemukan )akta bah5a isolasi Salmonella dari sampel telur dapat ditingkatkan dengan melakukan tahap $reEnrichment menggunakan B!Q pada 14 0" selama /? jam dan diikuti dengan inkubasi /0 ml sampel ini pada /00 ml Selenite "ystine Broth selam *? jam. !enggunaan B!Q untuk $re-Enrichment juga dapat meningkatkan sensitivitas Salmonella terhadap pD rendah pada sampel sayuran beku. Dal ini karena B!Q dapat menjaga pD tetap tinggi selama inkubasi selama +* jam, sehingga Salmonella dapat tumbuh dengan baik . Bolton Brot$ Bolton Broth memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positi) dan negati) yang dapat mengganggu pertumbuhan C. jejuni. 2edia Bolton Broth akan mudah mengalami kerusakan jika terpapar oleh ahaya yang berlebihan. Bolton Broth umumnya digunakan sebagai media pengkaya bersama dengan penambahan darah lisis, suplemen preston, !ro-th (actor Supplement (%B!). !enambahan %B! ()errous sul)ate, sodium metabisul)ite, dan sodium pyruvate) pada media pengkaya Bolton Broth bertujuan untuk meningkatkan ketahanan Campylobacter, menjaga bentuk karakteristiknya, pergerakannya, dan meningkatkan viabilitasnya ketika harus disimpan dalam suhu re)rigerator (*0").

Campylobacter Enric$ment Brot$ 4CEB5 2edia pengkaya ini mengandung media bru ella broth yang telah ditambahkan dengan - )luoroura il 11 Bg>ml, trimethoprim 1+ Bg>ml. Senya5a e)operaEone 1+ Bg>ml, dan e)operaEone ber)ungsi untuk menghambat
Mikrobiologi | 16

pertumbuhan Campylobacter jenis lain. Sedangkan senya5a trimethoprim ber)ungsi sebagai papan spektrum saat pengamatan menggunakan spektrum ahaya tertentu. !enambahan Campylobacter #nri hment Broth pada media "ampy-B7! dapat meningkatkan kemampuan isolasi C. jejuni media "ampy-B7! dari sampel )eses sampai 3N. dibandingkan dengan penggoresan langsung pada media "ampy-B7! tanpa pengkayaan dengan Campylobacter enri hment broth terlebih dahulu Enric$ment Brot$ dari Do0le dan -o an 2edia pengkaya ini merupakan media yang dimodi)ikasi dari Brucella Broth, 4. darah kuda lisis, 0.1. sodium su inate, 0.0/. ysteine hydro- hloride, van omy in (/- mg>H), trimethoprim (- mg>H), polymy<in B, dan y lohe<imide (-0 mg>H) dengan penambahan %B! )ilter steril (0.+. )errous sul)ate, 0.0+-. sodium metabisul)ate, 0.0-. sodium pyruvate, 0./. sodium laurylsul)ate, dan 0.04-. agar) (,oyle, /N?N).Enrichment Broth ini diinokulasikan dengan /0 atau +- gram sampel dan diinkubasi dengan agitasi diba5ah kondisi mikroaero)ilik *+ 0" selama /3-/? jam. !ada penelitian ini digunakan dua metode isolasi C. jejuni yaitu metode modi)ikasi 9 dan modi)ikasi 99 B72 +00/. Tahapan A tahapan dalam penelitian ini, meliputi tahap pengambilan sampel karkas ayam, tahap persiapan media isolasi ("B!7 dan m"",7), tahap persiapan sampel, isolasi dan penentuan prevalensi emaran C. jejuni dengan dua metode isolasi modi)ikasi B72 +00/, serta tahap pengidenti)ikasian dan penga5etan isolat C. jejuni. 1. Penga !ilan sa *el karkas a0a $urposi)e sampling merupakan salah satu non probality sample yang tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. !emilihan sampel tidak se ara random dan hasil yang diharapkan merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Teknik purposi)e sampling ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Fasution, +001). Total sampel karkas ayam yang diteliti adalah ?* sampel . !roses pengambilan sampel dilakukan dengan membeli +-0 gram karkas ayam bagian punggung sampai ekor per sampel untuk sampel dari pasar tradisional dan satu paket potongan karkas ayam bagian punggung sampai ekor yang telah dikemas untuk

Mikrobiologi | 17

sampel dari pasar modern (supermarket). Sampel ini kemudian dimasukkan kedalam plastik steril yang telah disiapkan untuk men egah terjadinya kontaminasi mikroba dari lingkungan. Sampel kemudian diba5a menggunakan cool bo, menuju laboratorium untuk dianalisis. Mntuk sampel yang tidak dapat segera dianalisa, maka dilakukan proses pemvakuman untuk menjaga sampel dari kerusakan akibat mikroba. !roses pemvakuman dilakukan dengan memasukkan sampel karkas ayam kedalam plastik khusus vakum yang salah satu ujung plastiknya telah di- seal. Mjung plastik yang lain kemudian diletakkan pada bantalan karet alat pemvakum. Setelah itu, plate logam dari alat pemvakum diturunkan menuju ujung plastik yang berada diatas bantalan karet. !anas plate logam menyebabkan plastik ter-seal. !roses sealing ini, dia5ali dengan pengeluaran udara yang terdapat didalam plastik berisi sampel dengan bantuan penghisap vakum yang berada disekitar bantalan karet. Sehingga, disaat proses sealing selesai kondisi didalam plastik juga telah menjadi vakum. !roses pemvakuman sampel karkasayam memerlukan 5aktu tidak lebih dari - menit %. Persia*an edia isolasi C% jejuni

2edia yang digunakan untuk isolasi bakteri Campylobacter jejuni pada penelitian ini adalah m"",7 ('odified Campylobacter Blood-(ree Selecti)e Agar Base) dan "B!7 (Columbia Blood $reston Agar). ,igunakannya kedua media ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh keberadaan darah lisis untuk isolasi C. jejuni. 2edia m"",7 merupakan media yang tidak memerlukan tambahan darah yang dilisiskan, sedangkan 2edia m"",7 dibuat dengan ara melarutkan ++.4gram m"",7 kedalam -00 mH akuades. Mntuk membantu proses pelarutan media, maka dilakukan pemanasan diatas hot plate sambil dilakukan pengadukan. Selain untuk membantu melarutkan media, proses pemanasan juga dapat meningkatkan optimalisasi pembentukan agar m"",7 (Bridson, /NN?). Setelah media larut dalam akuades, kemudian dilakukan proses sterilisasi media menggunakan otokla) pada suhu /+/ 0" selama /- menit. Setelah itu dilakukan plating pada a5an petri steril. !roses plating dapat dilakukan setelah suhu media turun men apai suhu -00" dengan sebelumnya ditambahkan dengan / vial "",7 sele tive supplement ($<oid S80/--). 2edia "B!7 dibuat dengan ara melarutkan /?.- gram "7B (Columbia Agar Base) kedalam -00 mH akuades. Mntuk membantu proses pelarutan media, dilakukan pemanasan diatas hot plate sambil dilakukan pengadukan. Setelah media larut dalam akuades, kemudian dilakukan proses sterilisasi media menggunakan otokla) pada suhu
Mikrobiologi | 18

/+/ 0" selama /- menit. Setelah itu dilakukan plating pada a5an petri steril. !roses plating dapat dilakukan setelah suhu media turun men apai suhu -0 0" dengan sebelumnya ditambahkan dengan -. darah kuda lisis dan / vial "ampyloba ter Sele tive Supplement !reston ($<oid S80//4) &. Persia*an sa *el: isolasi: dan *enent#an *re;alensi ce aran C% jejuni Sampel karkas ayam yang diambil dari masing-masing pasar, kemudian dianalisis keberadaan C. jejuni nya dengan menggunakan + media isolasi yaitu m"",7 dan "B!7 yang telah disiapkan sebelumnya. Sebelum sampel digunakan, perlu dilakukan persiapan sampel terlebih dahulu untuk mengkondisikan sampel agar dapat diisolasi C. jejuni nya. &.1. Persia*an sa *el !ada metode modi)ikasi 9 B72 +00/ persiapan sampel dilakukan dengan memasukkan /-0 gram bagian karkas ayam kedalam plastik steril yang telah berisi -0 ml Bolton Broth, kemudian dilakukan rinsing (digosok-gosok) selama L + menit. "airan bekas u ian karkas ayam kemudian dimasukkan kedalam botol gelap steril. !ada metode modi)ikasi 99 B72 +00/ persiapan sampel dilakukan dengan memasukkan /-0 gram bagian karkas ayam kedalam plastik steril yang telah berisi -0 ml Bu))ered !epton Qater (B!Q) 0./., kemudian dilakukan rinsing (digosokgosok) selama L + menit. "airan bekas u ian karkas ayam kemudian dimasukkan kedalam -0 ml tabung sentri)use dan dilakukan sentri)use selama +0 menit dengan putaran rotor 4.000 < g (1.-00rpm). Setelah sentri)use selesai akan didapatkan airan supernatan, dan pelet. !elet ini kemudian digunakan dalam tahap isolasi C. jejuni. &.%.Isolasi C% jejuni dan *enent#an *re;alensi ce aran C% jejuni !ada metode modi)ikasi 9 B72 +00/, botol gelap yang berisi airan bekas u ian karkas ayam kemudian ditambahkan dengan -. darah kuda lisis dan 0.+ ml suplemen preston. Botol berisi ampuran media ini kemudian dimasukkan kedalam jar anaerob, dan dilakukan pengkondisian mikroaero)ilik dengan bantuan ano<omat. Setelah itu, dilakukan inkubasi pada suhu 14 0" selama +-1 jam, dan dilanjutkan dengan inkubasi pada suhu *+0" selama *? jam. "airan hasil inkubasi ini kemudian diinokulasikan sebanyak /-+ loop kedalam media agar m"",7 dan
Mikrobiologi | 19

"B!7 menggunakan teknik gores kuadran. 2edia yang telah digores kuadran dengan airan hasil inkubasi kemudian diinkubasi pada suhu *+0" selama *+ jam. Setelah inkubasi selesai akan dapatdiketahui sampel yang positi) C. jejuni dengan ara melakukan pengamatan pada koloni yang tumbuh dan melakukan beberapa uji pengidenti)ikasian C. jejuni. !ada metode modi)ikasi 99 B72 +00/, pelet hasil sentri)use kemudian disuspensikan sebanyak - ml kedalam +0 ml ampuran media (Bolton Broth L -. darah kuda lisis L suplemen preston L %B!). Setelah itu, dilakukan inkubasi pada suhu 14o" selama +-1 jam diba5ah kondisi mikroaero)ilik, dan dilanjutkan pada suhu *+0" selama *? jam juga dengan kondisi yang sama. Kondisi mikroaero)ilik dapat di apai menggunakan bantuan ano<omat dengan sebelumnya memasukkan ampuran media kedalam jar anaerob. "airan hasil inkubasi ini, kemudian diambil /-+ loop untuk digoreskan pada media selekti) m"",7 dan "B!7 yang telah disediakan. !enggoresan dilakukan dengan teknik gores kuadran. Setelah itu, kedua media yang sudah digores, diinkubasi pada suhu *+0" selama *? jam dalam kondisi mikroaero)ilik. Setelah inkubasi akan diketahui ada tidaknya C. jejuni pada sampel karkas ayam dengan ara melakukan pengamatan pada koloni yang tumbuh dan melakukan beberapa uji pengidenti)ikasian C. jejuni <. Pengidentifikasian dan *enga7etan isolat C% jejuni <.1. Pengidentifikasian C% jejuni <.1.1. U)i (atalase Mji katalase dilakukan pada koloni yang diduga C. jejuni. !ada uji katalase, sebanyak /-+ loop koloni yang diduga C. jejuni dipindahkan kedalam gelas preparat. Kemudian kedalam gelas preparat diteteskan larutan D+$+ tepat diatas koloni. Setelah diteteskan larutan D+$+, koloni yang positi) C. jejuni akan kelihatan mun ul gelembung gas ($+) yang menunjukkan bakteri positi) terhadap uji katalase.

<.1.%. Pe7arnaan !akteri !e5arnaan bakteri dilakukan untuk membantu pengamatan terhadap mor)ologi bakteri yang ada pada koloni yang diduga C. jejuni. !e5arnaan dilakukan dengan teknik pe5arnaan sederhana menggunakan pe5arna )u hsin
Mikrobiologi | 20

Riehl. !e5arnaan bakteri dimulai dengan memindahkan /-+ loop koloni yang diduga C. jejuni kedalam gelas preparat yang sebelumnya telah ditetesi dengan /-+ loop akuades steril. Koloni kemudian diratakan, dan ditetesi dengan pe5arna )u hsin Riehl. Setelah itu dilakukan pen u ian terhadap kelebihan pe5arna pada gelas preparat dengan menggunakan akuades steril. Kemudian dilakukan )iksasi, dan preparat siap diamati diba5ah mikroskop ahaya pada perbesaran /000 < dengan sebelumnya ditetesi dengan minyak imersi. Mntuk melihat motilitas bakteri dapat dilakukan dengan menghilangkan tahapan )iksasi, dan menutup gelas preparat dengan ka a penutup. Bakteri C. jejuni akan tampak ber5arna merah dengan pe5arnaan )u hsin Riehl, memilikibentuk spiral, batang bergelombang dan bersi)at motil. <.1.&. U)i API-Campy Sebelum dilakukan penga5etan isolat, perlu dilakukan uji 7!9-Campy untuk memastikan bah5a isolat hasil isolasi merupakan bakteri C. jejuni. !ada uji 7!9-Campy dibutuhkan koloni tunggal dalam jumlah ukup banyak daribakteri yang akan diidenti)ikasi. Mntuk memperbanyak koloni tunggal maka dipindahkan / loop koloni diduga C. jejuni kedalam media m"",7 atau "B!7 dengan teknik goresan langsung. 2edia m"",7 atau "B!7 hasil goresan langsung, kemudian diinkubasi pada suhu *+ 0" selama *? jam. Setelah inkubasi selesai, akan diperoleh koloni tunggal yang ukup banyak untuk digunakan dalam uji 7!9-Campy. Mji 7!9-Campy dimulai dengan pembuatan suspensi bakteri dari koloni tunggal bakteri yang akan diidenti)ikasi. !ada uji 7!9- Campy diperlukan konsentrasi C. jejuni yang ukup banyak yaitu kekeruhan dari suspensi bakteri pada uji yang setara dengan kekeruhan 2 . %arlan Fo.3. Suspensi ini kemudian dipindahkan kedalam mikrotube pada strip-strip 7!9- Campy dan diinkubasi suhu 13o L +o" selama *? jam pada kondisi mikroaero)ilik untuk setengah strip dan kondisi aerob untuk setengah strip yang lainnya. Setelah diinkubasi, kemudian dilakukan uji dengan 7!9-Campy test "it untuk menguatkan dan mengidenti)ikasi bah5a isolat tersebut adalah C. jejuni. <.%. Penga7etan isolat Campylobacter jejuni Koloni yang positi) C. jejuni setelah diuji dengan 7!9-Campy test "it kemudian diperbanyak atau disegarkan dengan menggunakan BD9 Broth. !erbanyakan dilakukan dengan ara memindahkan /-+ loop koloni positi) C. jejuni
Mikrobiologi | 21

kedalam /0 ml BD9 Broth. Setelah itu, dilakukan inkubasi pada suhu *+ 0" diba5ah kondisi mikroaero)ilik. C. jejuni dalam media BD9 Broth setelah inkubasi dapat disimpan pada re)rigerator (suhu sekitar *o") selama 4 hari, atau dibuat penga5etan kultur. !enga5etan isolat C. jejuni dapat dilakukan dengan ara membuat penga5etan kultur yaitu dengan memindahkan sebanyak /,3 ml BD9 Broth hasil inkubasi ke dalam tabung - ml yang berisi manik-manik dan 0,* ml gliserol N?. yang telah disterilkan terlebih dahulu, kemudian isolat C. jejuni tersebut dapat disimpan pada suhu beku (-+0o"). !enga5etan kultur juga dapat dilakukan dengan langsung memindahkan /-+ ose koloni positi) C. jejuni yang berasal dari media m"",7 atau "B!7 kedalam tabung - ml yang berisi manik-manik dan 0,* ml gliserol N?. yang telah disterilkan dan telah ditambahkan 0.* ml %B! atau !ro-th (actor Supplement.

U)i adan0a !akteri Salmonella sp *ada tel#r !enelitian ini menggunakan telur ayam ras sebanyak 40N butir yang diambil dari 1peternakan yang ada di Kabupaten Sleman, Kogyakarta dengan teknik sampling tahapan ganda, proporsional, random sederhana, dan con)enient. ;ariabel data diambil dengan 5a5an ara langsung berdasarkan kuesioner terhadap peternak terpilih berupa pertanyaan pilihan dan terbuka. ,ata prevalensi telur ter emar samonela (!TH8) sebagai variabel dependen (K) dan data independen pada tingkat peternakan (G) adalahC pendidikan kepala kandang (,9K), penga5as kesehatan ternak (!KT), lokasi kandang (H$K), kepadatan kandang (,7T,7F&), pen u ian kandang ("9,&), masa istirahat kandang (9S,&), sanitasi orang (S7F27F), lalu-lintas orang ke dalam kandang (HHTS), pengendalian tikus (,7HKMS), kasus penyakit periode sebelumnya (SH), sumber air minum (B#8FM2), sanitasi air minum (S7FM2), umur ayam (M2M8), )rekuensi pengambilan telur (B9HM8), pembersihan telur setelah pengambilan dari kandang (S9DHM8), adanya emaran pada kloaka ayam (SQ7B). !emeriksaan mikrobiologi dilakukan dengan melakukan isolasi dan identi)ikasi dengan prosedur sebagai berikut. Sampel angkang digerus dan dimasukkan ke dalam media enrichment tetrathionate solution broth (TSB) (/C/0) selama +* jam pada suhu 1--14o". Kuning telur dipisahkan dari putih telurnya dan diko ok kemudian dimasukkan ke dalam media TSB (/C/0) selama +* jam pada suhu 1-14o". Biakan dari media enrichment diambil dan ditanam pada media selekti) B&7 dan GH, selama +* jam pada suhu 1--14o". Koloni Salmonella sp akan ber5arna merah muda pada B&7 dan hitam pada GH,. Koloni yang diduga positi) Salmonella sp. ,iuji
Mikrobiologi | 22

biokimia dengan uji gula (triple sugar iron), dan dinyatakan positi) Salmonella sp apabila TS9 menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri dengan 5arna permukaan agar merah (al"aline), tusukan ber5arna kuning (acid),terbentuk gas, dan dapat terbentuk D+S ataupu tidak. Telur dinyatakan positi) apabila salah satu atau kedua material yang diuji dinyatakan positi) Salmonella sp. 7nalisis data dilakukan dengan program Statisti< versi *.0 (S9#&#H, /NN+). ,ata prevalensi emaran Salmonella sp. pada telur pada tingkat peternak yang merupakan data jujuh, dianalisis dengan Best subset regression, (or-ard step-ise regression, dan un-eight least s.uares linear regression. Sepuluh (/0) dari 40N telur (/,*.) sampel yang berasal dari 1- peternakan rakyat ayam ras petelur di Kabupaten Sleman diketahui positi) te emar Salmonella sp. sedangkan * peternakan (//,*.) tedeteksi positi) Salmonella sp. ,ata kuesioner memperlihatkan in)ormasi sebagai berikutC lokasi perkandangan yang paling banyak digunakan adalah persa5ahan (3?,3.), pengelola atau kepala kandang hampir seluruhnya merupakan tenaga terdidik (N4,/.) dengan rin ian tamat SHT7 14,/., tamat !erguruan Tinggi +?,3., tamat SHT! /*,1. dan tamat S, /4,/.. Separuh jumlah peternak memiliki penga5as kesehatan ternak (-/,*.). !engelolaan peternakan hampir seluruhnya meman)aatkan air tanah sebagai sumber air untuk keperluan peternakan termasuk air minum bagi ternak dan hanya / peternakan meman)aatkan air sungai untuk keperluan peternakannya. !eternakan yang tidak menerapkan sanitasi>sterilisasi air untuk air minum ternak sebanyak +3 peternakan (4*,1.). Sanitasi bagi karya5an dari seluruh peternakan yang menjadi responden ternyata hanya ? peternakan (++,N.) yang menerapkannya, namun demikian pembatasan lalulintas manusia ke dalam lingkungan kandang telah banyak dilakukan yaitu +- peternakan (4/,*.). !ersiapan kandang untuk pemeliharaan periode berikutnya kebanyakan peternak melakukan pen u ian kandang (N/,1.) sedang 1 peternak (?,4.) tidak melakukannya. !engistirahatan kandang sebelum pemeliharaan periode berikutnya dilakukan antara /,- sampai ? minggu dengan persentase terbesar adalah selama * minggu yaitu sebanyak /3 peternak (*-,4.) 5alaupun ada pula yang tidak melakukan pengistirahatan kandang, yaitu + peternak (-,4.). 7yam yang dipelihara seluruhnya ditempatkan dalam kandang baterai dengan kepadatan per sangkar / ekor sebanyak // peternakan (1/,*.), +ekor sebanyak +* peternakan (3?,3.). 8entang umur ayam berkisar dari +0 minggu hingga N3 minggu. Bentuk pakan yang paling banyak digunakan adalah bentuk tepung (mash) sebanyak 11 peternakan (N*,1.) sedang yang menggunakan bentuk pelet hanya terdapat + (dua) peternakan (-,4.), gudang pakan yang dimiliki kebanyakan berdinding tertutup (++ peternakan, 3+,N.). !engendalian tikus (pest
Mikrobiologi | 23

ontrol) hanya dilakukan oleh /+ peternakan(1*,*.). %rekuensi pengambilan telur tiap hari + kali dilakukan +- peternakan (4/,*.) dan yang mengambil / dan 1 kali dilakukan oleh - peternakan (/*,1.). Danya ++ peternakan (3+,N.) yang melakukan pembersihan telur setelah pengambilan telur. !enyakit salmonelosis pada periode sebelumnya hanya terdapat pada 3 peternakan (/4,/.) dan pemberian obat antibiotika selama satu minggu terakhir sebelum pengambilan sampel terjadi pada +4 peternakan (44,/.). !embuangan kotoran kebanyakan tidak diprogramkan +3 peternakan (4*,1.). !revalensi emaran Salmonella sp. !ada tingkat peternak sebesar //,*. dan /,*. pada tingkat telur. Dasil analisis best subset regression untuk menganalisis prevalensi emaran pada telur (!TH8) pada tingkat peternak memiliki nilai 2allo5Ps "p sebesar 0,/ dan 7djusted 8 SIaure sebesar 0,-0?+ yang kemudian diuji linieritasnya dengan metode un5eight least linear regression. 2odel yang dihasilkan adalah sebagai berikutC !TH8 (Ka) = 0,0-/1+ L 0,011/+ ,7HKMS L 0,01/13 SQ7B L0,0/-N3 ,9K* L 0,00NN4 "9,& A 0,0*/-N B9HM8+ A 0,01-+3 B9HM8/ A 0,0+N?/ S7FM2 A 0,0/4?1 ,7T,7F&. Koe)isien regresi model tersebut setelah dianalisis dengan metode Qilk-saphiro>8ankit!lot adalah sebesar 0,N0-+ seperti terlihatpada &ambar /. 2odel yang dihasilkan dengan teknik analisis )or5ard step5ise regression adalah sebagaiberikutC !TH8 (Kb) = A 0,001?1 L 0,0*N?* B9HM81 L 0,01*N4SQ7B. Filai 8 SIuare sebesar 0,1N4- dan 7djusted 8 SIuare sebesar 0,1-N?. Filai ;arian e 9n)lation %a tor (;9%) rendah hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel bebas. Mji linieritas Qilk-sphiro>link plot menghasilkan nilai 0,4/-N (&ambar +). Dasil analisis dengan dua pendekatan tersebut memberikan gambaran asosiasi )a tor-)aktor yang berkontribusi terhadap angka prevalesni emaran Salmonella sp pada telur di tingkat peternakan. 2odel yang lebih dapat diterima karena multikolinearitas yang rendah dan koe)isien regresi yang tinggi (mendekati /).

Mikrobiologi | 24

'a !ar 1. Hinieritas model prevalensi emaran Salmonella sp. pada telur hasil analisis best subset regression (!TH8 Ka)

'a !ar %. Hinieritas model prevalensi emaran Salmonella sp. pada telur hasil analisis for-ard step-ise

Mikrobiologi | 25

BAB I1 (E"IMPULAN
:adi untuk analisa mutu mikrobiologis pada sampel yang akan diisolasi Campylobacter harus dikondisikan pada suhu rendah dan kondisi vakum agar keberadaan Campylobacter pada sampel tidak mengalami perubahan. Mntuk mengkondisikan suhu rendah sampel dapat dimasukkan kedalam coolbo,. Sampel didalam coolbo, harus dianalisa dan diisolasi Campylobacter jejuni kurang dari * jam setelah sampel tersebut diambil. :ika sampel dikondisikan vakum terlebih dahulu dan kemudian disimpan pada suhu )reeEer, maka analisa dan isolasi Campylobacter jejuni dapat dilakukan pada hari yang berbeda. Sedangkan pada analisa mutu mikrobiologis untuk uji Salmonella pada sampel telur dapat dengan melakukan isolasi dan identi)ikasi dengan prosedur sebagai berikut. Sampel angkang digerus dan dimasukkan ke dalam media enrichment tetrathionate solution broth (TSB) (/C/0) selama +* jam pada suhu 1--14 o". Kuning telur dipisahkan dari putih telurnya dan diko ok kemudian dimasukkan ke dalam media TSB (/C/0) selama +* jam pada suhu 1--14o". Biakan dari media enrichment diambil dan ditanam pada media selekti) B&7 dan GH, selama +* jam pada suhu 1--14 o". Koloni Salmonella sp. akan ber5arna merah muda pada B&7 dan hitam pada GH,. Koloni yang diduga positi) Salmonella sp. ,iuji biokimia dengan uji gula (t riple sugar iron), dan dinyatakan positi) Salmonella sp. 7pabila TS9 menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri dengan 5arna permukaan agar merah (al"aline), tusukan ber5arna kuning (acid),terbentuk gas, dan dapat terbentuk D+S ataupu tidak. Telur dinyatakan positi) apabila salah satu atau kedua material yang diuji dinyatakan positi) Salmonella sp.

Mikrobiologi | 26

DA/.A- PU".A(A

:a5etE. # , 2elni k J 7delberg,/NN3, 2i robiologi Kedokteran, edisi +0, +30- +3/, !enerbit Buku Kedokteran #&", :akarta. :ohnson,&., 7., /NN*, 2ikrobiologi dan 9munologi, 4+-41, Binarupa 7ksara, :akarta. Qalsh, ,., /NN4, Kapita Selekta !enyakit dan Terapi, NN-/00, !enerbit Buku Kedokteran #&", "elly . D. Sirait. /N?3 . Telur dan !engolahannya . !usat !enelitian dan !engembangan !eternakan, Bogor ,epartemen Kesehatan, 89. /N?/. ,a)lar Komposisi Bahan 2akanan . ,irektorat &iEi, ,epartemen Kesehatan 89. Bhratara Karya 7ksara, :akarta Sar5ono. B., B.7. 2urtidjo dan 7 . ,aryanto . /N?- . Telur !enga5etan dan 2an)aatnya .Seri 9ndustri Ke il. "etakan 9. !enebar S5adaya, :akarta . Ste5ard, & .%. and : .". 7bbott. /N4+. 2arketing #ggs and !oultry . Third !rinting . %ood and 7gri ultural $rganiEation (%7$), The Mnited Fation. 8ome. Sirait S.!. /NNN. !engaruh lama perendaman dan konsentrasi garam pada proses pembuatan telur asin terhadap karakteristik dari telur asin Cortuni, cortuni, ja)onica). SSkripsiT. %akultas !ertanian Mniversitas !adjadjaran, :atinangor.

Siegel,:., /NN+,Statisti" *ersion /.o 0ser1s 'anual, Analytical Soft-are, st. $aul, 2innesota

Mikrobiologi | 27

Anda mungkin juga menyukai