DISINFEKTAN
Desinfektans adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat atau mematikan mikroorganisme, yang digunakan pada benda mati dengan cepat menghasilkan efek letal yang tidak terpulihkan Menurut SNI 06-1872-1990, syarat mutu cairan desinfektans sebagai pembersih lantai dan lainlain adalah koefisien fenol, pH, kelarutan dalam air sadah dan daya memucat sebagai indikator kekuatan desinfektans dalam membasmi mikroorganisme
Pembagian Desinfektansia
Terdiri atas 4 Kelompok: 1. Turunan Aldehid 2. Turunan Klorofor 3. Senyawa Pengoksidasi 4. Turunanan Fenol
1. Turunan Aldehid
contoh : Formaldehida, Paraformaldehida, Glutaraldehida a. Larutan Formaldehida (Formalin): mengandung farmaldehid 37%, efek antibakterinya kerja lambat,digunakan untuk desinfektans ruangan, alat-alat dan pakaian (1:5000), desinfektans tangan. b. Paraformaldehid : formalin yang diuapkan, kegunaannya sama dengan larutan farmaldehid.
c. Glutaraldehid: untuk sterilisasi larutan dan alat2 bedah yang tidak tahan pemanasan. Keuntungan: efek terhadap kulit dan mata rendah, tidak berbau. 2. Turunan klorofor Contoh : Kloroamin T, dikloramin T, Klorin, Halozan dan natrium hipoklorit.
3. Senyawa Pengoksidasi Contoh : - Hidrogen peroksida (H2O2), sebagai antiseptik (pencuci luka, penghilang bau badan 1-3%). - Benzil peroksida (C6H5-COOO-C6H5), melepaskan H2O2 dan as. Benzoat, digunakan untuk antiseptik dan keratolitik untuk pengobatan kukul (acne) bentuk lotio 5-10%. - Karbamid peroksida ((NH2)2CO.H2O2), digunakan sebagai antiseptik pada luka dan telinga.
- Kalium permanganat (KMnO4), dan Natrium perborat (NaBO3) sebagai antiseptik dan desinfektans dengan sifat oksidasinya, untuk pemakaian setempat dalam bentuk larutan dalam air. 4. Turunan Fenol Contoh : Kresol, Klorokresol, Kreosol, Timol dan Klorotimol
MEKANISME KERJA
1. Penginaktifasi Enzim Tertentu Contoh : Turunan aldehida, Amida, Karbanilida, Etilen oksida, Halogen, Senyawa2 Merkuri, dan Senyawa2 amonium kuarterner. 2. Danaturasi Protein Sel Mikroba Contoh : Turunan alkohol, turunan fenol dan senyawa2 amonium kuarterner. 3. Mengubah Permeabilitas Membran Protoplasma Contoh : Turunan amin dan guanidin, turunan fenol dan senyawa2 amonium kuarterner.
4. Integrasi ke dalam DNA Contoh : Zat warna seperti turunan Trifenilmetan (gentian violet); dan turunan Akridin (akrilavin) 5. Pembentukan Khelat Contoh : Beberapa turunan fenol seperti : Heksoklorofen, dan oksikuinolin, membentuk khlet dengan ion Fe dan Cu.
Koefisien fenol
Koefisien fenol adalah kemampuan suatu desinfektans dalam membunuh bakteri dibandingkan dengan fenol Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengenceran tertinggi desinfektans dengan pengenceran tertinggi fenol 5%, dimana pengenceran tersebut dapat mematikan bakteri dalam kontak 10 menit, tetapi tidak mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 5 menit
Penentuan konsentrasi uji pada pengujian koefisien fenol berdasarkan nilai konsentrasi minimal desinfektan yang mampu membunuh bakteri uji. (nilai MIC efektif) Prinsip koefisian fenol yaitu berdasarkan daya bunuh desinfektans dengan daya bunuh fenol baku terhadap bakteri uji yang sama pada situasi dan kondisi yang sama dalam jangka waktu kontak 10 menit dapat membunuh dan tidak membunuh dalam waktu kontak 5 menit
Lanjutan !!!!!
Menurut FDA mikroorganisme yang dipakai pada uji koefisien fenol yaitu galur Salmonella thyposa dan Staphylococcus aureus, tetapi untuk disinfektanyang baru perlu diuji terhadap mikroorganisme yang lebih luas Menurut Asotiotion Organitation American Certificate (AOAC) 1984, mikroorganisme untuk uji koefisien fenol dapat digunakan bakteri-bakteri Pseudomonas aeruginosa, Salmonella tyhposa dan Staphylococcus aureus.
Lanjutan !!!!!
Di Indonesia (SNI 06-1872-1990) bakteri untuk uji koefisien fenol adalah Salmonella tyhposa
Menurut AOAC, 1984, Pada awal dan akhir pengujian koefisien fenol selalu dilakukan uji kemurnin bakteri uji. Pengujian kelarutan bakteri tersebut pada akhir pengujian koefisien fenol dilakukan pada hari ketiga inkubasi pada suhu 37C
SKEMA KERJA
SUSPENSI BAKTERI SAMPEL 0,02 ml 0,02 ml FENOL 5%
30
30
I 5 ml Air steril
MIC
30
30
3 ISTRAHAT
30 I
1:80
30
4 ISTRAHAT
1:90
1:100
4 ISTRAHAT WAKTU KONTAK 5
II 5 ml NB
30
30
30
30
II
30
30
1 ose
1 OSE
3 ISTRAHAT WAKTU KONTAK 10
30
III 5 ml NB
30
30
30
30
III
30
IV 5 ml NB
30
30
30
30
30
30
SEKIAN