Anda di halaman 1dari 2

Perubahan iklim mengakibatkan pola hujan menjadi sulit diprediksi, kondisi cuaca ekstrim, intensitas hujan tinggi dengan

periode waktu yang singkat serta musim kemarau yang panjang. Salah satu sektor yang secara langsung terancam terhadap bahaya kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim adalah sektor pesisir dan laut. Manusia dan ekosistem di wilayah pesisir dan laut menghadapi bahaya akibat kenaikan muka air laut yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan yang memberikan dampak pada kegiatan perekonomian di dalamnya. Demikian pula masa depan sektor swasta sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Dalam hal ini, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang senantiasa berubah dengan cepat. Cuaca ekstr e m akan berdampak pada sumber daya alam yang semakin terbatas, perubahan lingkungan secara global yang akan berdampak pada biaya operasi perusahaan, produk untuk pasar, ketersedian bahan baku yang semakin menipis, reputasi bisnis, keuangan, pariwisata, keseha tan dan transportasi. Dalam laporan yang dikeluarkan United Nations Environment Programme (UNEP) yang berjudul GEO -5 fo Bisnis dinyatakan bahwa perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya alam akan menciptakan pola pikir kreatif sektor swasta dalam menghadapi tantangan tersebut. Seperti halnya sektor industri dan sektor tambak garam di wilayah pesisir di Kota Surabaya. Dari penelitian sebelumnya, diperoleh informasi bahwa k edua sektor tersebut harus melakukan berbagai upaya adaptasi yang disebabkan ol eh bencana musiman yaitu banjir rob, antara lain: menghentikan kegiatan produksi untuk sementara waktu pada saat banjir, memindahkan dan menyimpan produk-produknya disebuah gudang, dan sebagainya, yang tentu saja menimbulkan kerugian dan biaya ekstra. Menurut hasil penelitian UNEP, lebih dari 80 persen dari modal yang dibutuhkan untuk mengatasi perubahan iklim dapat berasal dari perusahaan swasta. Hal ini dapat dijadikan peluang investasi ekonomi hijau di sektor keuangan untuk pembangunan hijau, teknolo gi efisiensi energi, transportasi berkelanjutan dan produk rendah karbon dan infrastruktur lainnya. Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan sebuah model pembangunan ekonomi yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis.

Ciri ekonomi hijau yang paling membedakan dari rezim ekonomi lainnya adalah penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan aset. Untuk tinjauan umum tentang kebijakan pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan Ekonomi Hijau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Kajian adaptasi kedua sektor di wilayah pesisir Kota Surabaya menarik untuk dilakukan, mengingat belum adanya penelitian serupa, terutama adaptasi pada sektor industri. Penelitian ini lebih fokus pada prinsip ke -4 dari 15 prinsip Ekonomi Hijau, yaitu pendekatan pencegahan. Dalam prinsip tersebut, ilmu harus digunakan untuk meningkatkan hasil-hasil sosial dan lingkungan, melalui identifikasi risiko terhadap lingkungan. Ketidakpastian ilmiah dampak lingkungan tidak akan menghindari langkah-langkah untuk mencegah degradasi lingkungan. Sebuah 'beban pembuktian' harus berbohong dengan mereka yang mengklaim bahwa tidak akan ada dampak lingkungan yang signifikan. Adapun tujuan dari penelitian ini meliputi: 1. Mengidentifikasi kapasitas sektor ekonomi utama di kawasan pengembangan waterfront city di Kota Surabaya dalam menghadapi banjir pesisir . 2. Mengkaji strategi adaptasi sektor ekonomi terhadap bencana tahunan banjir pesisir di kawasan pengembangan waterfront city kota surabaya. 3. Mengkaji tata ruang kawasan pengembangan waterfront city Kota Surabaya terkait dengan rencana mitigasi dan adaptasi di sektor ekonomi terhadap banjir pesisir. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk mendukung konsep Ekonomi Hijau sebagai upaya pemerintah mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui perencanaan tata ruang secara koheren sehingga siklus hidrologi terjaga agar bahaya banjir dapat dikendalikan dan ketahanan ekosistem terhadap perubahan iklim dapat ditingkatkan sehingga biaya adaptasi perubahan iklim dapat diturunkan. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk mendukung konsep Waterfront City yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Kota Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai