Anda di halaman 1dari 14

li.lr.-.

W.q

BABII ;.
ASPEKTERMCDII*AMIKA
UNTUK KESETIMBANGAN HETEROGEN
2.1 Pend:inuh.ar.
Aspek terrnodinamika dalam kesetimbangan heterogen untuk menjelaskan proses pemisahan, tergolong kcrrsep baru, dikemukakan pertama

kali oleh Pfan

pada jumal

"Separation Sci:nce"

I,l

(1996). Konsep ini dikembangkan berdasarkan hukum kedua

termodinamika dengan prinsip dasar bahwa proses pcmisahan adalah kerja. dari kajian bab ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara termodina-

mika klasik dengan metode pemisahan yang diklasifikasikan sebagai metode kesetimbangan. Termodinamika

rnenuliskan sistern kesetin!:ang:r:,

ffiiu,"n"

itu

persamaan serta gambar-gambar yang dikemukan dalarn bab

ini

akan

menjadi dasar untuk kajian lebih lanjut. Akan tetapi kesimpulan yang lebih jelas dari
paparan dalam bab

ini

akan diperolehjlka dltarnbah dengan ka.lian-ka.iian yang dipehjari

dalam termodinamika.

2.2 Definisi DrSer Ca::

Pe::e:-3r..

Kasetimbangan secarn umum didefrnisikan sebagai kondisi yang ada bila sifat-

siiit

nraiuoskopis

dan suatu srstem uoaK berubah dengan waktu. Misalnya, bila pengocokan lebih lanjut dari Ogu*l.,

dalam corong

ekstraksi cair-cair, kesetimbangan tercapai

pemisah

tidak

menghasilkan penambahan hasil ekstraksi. Walaupun tidak ada

penambahan hasil ekstraksi, sifat kesetimbangan yang terjadi adalah

Oi*l]

terlarut secara tenrs menems berpindah dari satu fasa ke fasa lainnya. Dalam keadaan
setimbang, laju perubahan pada kedua arah adalah sama.

Secara termodinamik4

t":",i,"U-g""

*pd bilry

lanjut energi bebas G sistem, pada suhu T dan tekanan P yang tetap.

ett
6

.lika

ll

ac=arr-Tls I ............ J -7oc*.r=o) LJ


adalah enthalpi, sedangkan

.L,

- T.S, peruhehan energi bebas untuk prcses iscieri:i3i acsiah

(2.2)

adalah entropi. Dapat disimputkan bahwa perubahan isotermal

energi bebas dari suatu proscs

pada perubahan entalpi dan

lxrr,rln;ua, enifOpi. S*iurn Cle::Iali;nergi A..:;aS dapat dijelaskan pula melalui potensial kimia molal parsial. Pctonsiai

C;;ls il. i.::i; i.-.rt;a-i:r :.-i-ii.1tiin,it,tr.

yang merupakan salah', satu kuantttas

kimia;

di<iciinisilian se'uaEai ia.;u peririrairau kuantiiats eksicnsii

tqbntu. dari suatu sistco" apabila komponcn tcrtentu ditambahkan. secara khusus, porcnDrar z$i i, A, aiaiair i"j., puuildrariG$ qalr tullru srsirrur yailE,

-:---

memiliki sejumlah not i, Frda suhu, tekana-,t dan


dijaga ttap. Ditutiskan sccara maternatis:

jr;@

1,,={#),,.,t
Maka dari itu potensial kimia juga merupakan energi bebas morar parsial,
energi bebas rnolal parsiat
sistem.

(2.3)

d* r*

4.rah

sama dengan perubahan

d. Jurnrah energi ueu[m


(2.4)

oo=Io, S ut) ^N,


suaru Komrxtnen ndalah sama

Daiam hai ini, kesetimbangan tiiciefinisikan sebagai kontiisi ciimana porensiai


dea fasa ?- lrecetimhanolEnvr .lan.t.lihwarrLan

ijmia <iari di setiap fasa. Misalnva. jika A temanisi di antara fasa I


o.ho-,i

Uta.\=1g4x\t

adalah

' od44 t

u!-g!!I, ,n*"

-' *T3-*n *p4 o*I"*,ffi l-a=t+Rrtnp J

Pada keadaaan standar, dimana nilai

e.i)

Pemilihan dan spesifikasi dari keadaan standar harus dirakukan dengan hati-hari untuk menghindari kesalahan, seperti yang dijelaskan dalam sistem GC.

E@
bebas standar
anan

2.1 jtgaberlaku bagi perubahan energi

r? q'l
Persamaan 2.8 menggaminrkan hubungan antara sifat dasar termodinamika yaitu energl suatu bcsaran yang menggambarkan keadaan setimbang

sister,

Saru hubungan akhir dikenal sebagai

f*.r.*[n
[tuu4Idlr uarattr tgnattarr

"r.

rrrB

dpldT= Lll /76Y


perubahan suhu

(2.9) P ycttE .ErJdur err

'f

misalnya proses meleleh, menguap;

Kuantitas AV menyatakan perbedaan volum molar antara kedua fasa, sedangkan AIl

',1

l
,*r

.a

r-rlt:f...

,1:,,r.11 i!!n,!r r

ir'

mcnyataksn perubahar cntalpi yang mengikuti."pcrubehrn


suatu zat disebut sebagai diagram fasa, yang

frsr.

Ah

riari pcrsamaan 2.9

akandibahss lebih laniut kcmudian.

Pada proscs penguapa& yaitu proses perubahrn

fasr cair

rrjadi I

fasa gas, nitai

AY sama dengan nilai votum molal parsial dad uap, kareaa volura fasa caimya dapat
diabaikan terfiadap volum uap. Menurut hukum gas idcal
sehingga bila nilai ini disubstitusikan ke persamaan 2.9 akan

volum

mol gas

RTIP,

Persamaan 2.10 disebut sebagai persamaan Clausius-Clapeyron yang banyak digunakan dalam mempelajari sistem cairan-uap.

I 'l' \a(tnntar-6HtRra( L --->

dipcroldt rumusan:

(2.10)

Jika an-dianggap rerap, maka hasii inregrasi persama:rn


.

2,

tu akan menghasiikan

dua persamaan (2.11a dan 2.llb), yang nilainya rerganrung pada batas (limi$
r

nteSrasr nya.

tt N' ^ l^^ -o ----=:/-o\ / ,

L L^hri

r^-\(

(p"\.
i;.;i-:-:

la

^tt

r \

tru /r

2,3RlT:-r-r:..::::.:.:!, uv.Jqrrdsri i

T.I

r \ 'r I
I

2.3R1 T-7f,

.......... (2.llb)

l,:

i r--..

i ::.

r::-::ir::-::!i,:.

:!s::--: i

aL:tJ:I:

-:J

uJi

Judlu:!lt.:i..-.i

pada dua macam suhu T" dan 76. Persamaan Clausius-Clapelron sangat penting sebagai

dasar untuk mempertimbangkan kelayakan proses destilasi dan kromatograli gas-cair. contoh alur dari persamaan
2.
1

Ia

untuk pentana. dapat ditunjukkan pada gambar

2.1. Jika slope dari garis lurusnya adalah

digr:ukun un,uk

*n.

- (L Hl2.i R). malia alur kurva ini dapar . Alur_ku-1y"n_= ,ri.ip ,nruk k.*urogrufi gu.

(GC) dapat dihubungkan dengan parameter retensi.

eia;,r $ iii}.. !!{ !i l '-f,., f 1' ,

il .*
Tcrnpcratur(K)

<a-

:{

fl

313 353 333 313

2% n3

-,

ij

,"ro'1 3.0t

,*I

;:l
3.0 3.2
3.4

1000/TGanlai i;.i vaiasi Tekaran


2J Kesetimbangan Partlsi
Pada cara-cara pemisahan melalui teknik ekstraksi dan komatografi, keadaan setimbang biasanya dinyatakan sebagai koefisien panisi Persamaan Clasius-Clapeyron -dap Fei:iana degga;r Ttrnpcte!-:rt, -Cti;e5oi (MiIIer' 1975 : 34)

iiu" -j:'i

,Ko . Dalam !31-!Ii.-Pgrsamaal termodinamika energi dasar-dasar Z.a Oapat digunakan untuk menyatakan hubungan
2.1

6bas dengan besaran-besaran kesetimbangan lainnya. Persamaan 2.8 dan

(2' I I a dan

2.llb)

dapat digunakan dalam pembahasan lebih lanjut untuk menyatakan ketergan-

tungan votume retensi terhadap suhu pada teknik kromatografi gas.

? d Panrhohln

E'ocq

2.4.1 Destilasi

Berbagai pembahasan tentang destilasi senantiasa didasarkan pada persamaan

ctu.iu.

c
JWA4 gluprlrA ulEllluMrr udllwd lllldr lEruudlldlr utrarPr

Ct"ffi;"t't""
Pau4 yrvrs

"'1"

l_&rrg.uqPsrr'

AI/,,0, dari suatu cairan dapat diduga dengan menggunakan hukum Trouton's

AH'*=21

fr.l

Dimana

luoo adalah titik cairan dinyatakan dalam derajat Kelvin, IC Jika titik didih

eairan dik-et-ghu!, noakc besuni'a .4.9,* dapal diduga. Kemiiiiau derigari rueuggunakan

suhu didih pada bcrbagai tekanan yang lain (po)r dapat ditemukan.

Conloh:

Titik didih

n-dekana adalah l74oC. Berapa

titik didih

dalam destilasi vakum yang

dilakukan pada tekanan

l0 torr?

langkah Penyelesaian:
- Menetapkan

nilai AIl*o menggunakan persamaan

2. 12:

174"C =447 K

dfi',,e

2i x 441 i( x i

caux. = 9,4 x tur cal

- Menetapkan Ta dengan mengg'-:l:-l-:rn persa:nEan

2.i !b.

------:l-=---:--'--

lopl} 94rlt1/t ! \ | lo9760- 2,3x2 \r"- 447 )


Ta =318 K=45oC

iierdasarkan eicsperimcn, trtik drdih n-dekana pada tkanan

l0 ton

adalah 58'C

I"*bih lanjut, jika dua zat memiliki nilai

AII.*

yang sama, persamaan 2.1I

memiliki tekanan uap pAo dan pso dan titik didih Ie dan Is.

Lr

l--

IOg+=--l - Dd 2,3R --- T, [T^ ) '8


|

P: tn(t

r)

\ ..-\

(2.r3)

Rose, menurunkan persamaan lain yang sangat berguna dalam destilasi dengan cara
menggabungkan hukum Trouton dan
n Clausius-Clapeyron.

P'S ^ ^7'a -Tn


Pg
u -, 'A +ln

(2.14)

'D

Bila 7l > 4, yaitu jika komFri6f,A lebih mudah menguap dibandingkan kompglglr B,
dan karena p1o/pau =

maka diperoleh prsaqraan:

Tetapan adisebut volatilitas relatif komponen A terhadap komponen B

'i*1,#lffiltr**W#,ffiffitr
2.,fI Pcogcniepn
t,,

\
yang cukuP
ecrta melibatkan

Pcngcndrpur rrcnrpakan tcknik

!'rvtwv Pngendapan rd,rrya' metode rv'|rov"-rmclooc pcmisahan l'crrusalru lainnya, suatu prubahan frsa- Tidak scPerti t*,oa"

6-,ti

,.......kesetimbangan melibatkan rcaksi kimia Kondisi


Ksp.
U]nTuk reaksi pengendapan hipotetik:

ai@stikali

L-_-:L^^:rt-^l:L-l'-trrt

keluutan'

alYI+bX:

MJu<,r

(2.16)
I l
'i

Nilai Ksp dinYatakan sebagai

Ksp =

[Ml'[X]b

(2.t1)

2..1.3 llr,rkuia Fase

Hukum fasa diturunkan oleh Gibbs pada uhun I 876


membahas perubahan tasa. Hukum tasa Gibbs aciaiah:

dapat digunakan dalam

- 8=c-b+2
ltrrrtrt

(2. r 8)

dan dimana 6 adalah iumlah fasa, c adalah jumlah komponen

adalah junrtah dari


Juinian

# "6rt-li"*t*""'-a

fasa menggambarkan iasa

y"'8

'"io

dttu"*Y''

komponen adalah jumlah minimum yang

ffi;trh

ir*trffinyarakan

korpotiti 9g,

.-

sistem.

Hrl ini nreriunjukkan

(seperti reaksi bahwa berbagai hubungan anura komponen

kimia)akanmenjadikannilaicsamadenganjumlahtotalzatdikurangidenganjumlah berbagai reaksi kimia' hubungan di antaranya' Biasanya kita tidak mempertimbangkan
dan

2' seperti jumlah dari komponen haruslah jelas' Untuk kebanyakan contoh c berh4rga

pada destilasi camPuran biner.

'

suatu variabel Iumlah derajat kebebasan, g, adalah junrlah dari kebebasan'

,nr"nrn' dan komposisi atau konsenrasi'


meneiapkan atau menspesitlkllslkan oua Dengan

ol anura uBa v
digunakan nilai tetapan 2

..affinen,

sepeni pada Gambar 2.2, yang menunjukkan

-a

untut.ir. Oleh karena satu komponen, maka jumlah !t, jumiah dcrajer kcircbasan, g berirarga _ 3 b. Bqdasarkan diagram fasa pada Gambar 2.2, makapada titik A yaitu dacralr cair, D berharga 1.3 berharga 2; sehingga ada 2 variabet ,ffi
diagrarn fasa
dan

rnenenukan lokasi tirik A.


Fangan cairan-uap. yang harus spesitik. suhu atau tekanan.

nilai b berharga 2,

i.,r, d;;G;;;.;hi

O" rt,t* d,

satu variabel

l
I I j i

lEs
Tekanan

j
I I

l
i
I

Temperatur

Gambar 2.2 Diagram Fasa Air (Tidak diskalakan)

(Miller, 1975: -

36)

*ily

Sel::::::... i:ira pertimbangkan sistem dua komponen (c berharga 2) seperti diagram fasa unruit campuran benzena dan toluena (Gambar pada 2.3). diagram fasa
iu" korn!9=,
Pa<ia Gambar 2.3a,

seixgai koorcirnaL -nxa Krla aKan memouat dlaqram du

aC4lettjE-;li:nJ --

d i al

urkar lcihldap kcm+csi si air:k;; n<,i.

Seperti parr, Gambar 2.2, titik A berada di daerah cairan pada diagram tersebut dengan harga D = : dan g 4 I 3, = = maka semua diketahui untuk

ry ?), rjan 8 be;r,arga 2. Mai:..


harus

TitiJ<

berada pada garis kesetimbangan uap<airan(D bcrharga

"3,r;,

,-t* ,",-*Iflfl"l_*r,r,,,,

u,,uu,,:.:i::-: alau ii_rlirogliir;i

spesifii unt:j: lokasi B.

Gambar 2.3a adalalr salah satu tipe diagram fasa yang banyak digunakan untuk

mcnjdaskan proses dcstilasi.

Dui Gambar
,

2.3a kita dapet nrclihat bahwa

titik didih

untuk campuran dengan perbandingan mol 50%:50%


(pada tekanan

(l:l)

dari beozcna dan toluena

atm) adalah 92"C, dan uap yang berada dalam kesetimbangan dengan

campuran tersebut tersusun dan 78% mol benzena. Seperti yang diharapkan, uap
mengandung lebih banyak zat yang lebih mudah

menguap.

')

Cambar 2.3b yang dihasilkan dari atur antara tekanan versus komposisi, suhu harus dijaga tetap. Garis putus-putus menunjukkan tekanan uap parsial dari tiap

(2.19) Pn adalah tekanan uap parsial zat

A,

P^o tekanan uap murni zat

A dan Xa adalah fraksi

fraksi mol A menjadi turun, tekanan parsial A juga akan turun. Jika antara komponen A dan

B tidak

ada interaksi, di

larutan ideal yang sepenuhnya mengikuti

hukum Raoult. Garis penuh pada bagian atas menggambarkan batas antara cairan dan .ampuran cxir4p flepgan r-rap merupakan .iumlah da-ri kerllu oaris nrrnrs-nutr]s. Hal ini
menggambarkan hukum Dalton bahwa tekanan toral sama dengan jumlah dari masingrrrasirrg iehanan parsialnya.

ffit,,

Kajian yang berpusat puda icsetimba{igrli uip-edirari


,

n untuk menggambarkan kesetimbangan cairan-padaran yang banyak

digunili?r

untuk menjelaskan proses pemurnian.

!!0

P- 760torr

'

uap

t.;
o92 ;e0
B"

.A
80
Cairan

.6

0
Tolucna

0.78

1.0
Benzena

Fraksi Moi Benzcna

tc,

Tempcratur

20oC

90

_-

I
t
1

E{.,

70

60

,
tr c tr

50

/t0 30 20

Tolucna

Fraksi Mol

Benzena
(b)

Benzena

Cambar 2.3 Diagraai Fiisa uniiik Sisi;ai Dua Konipcnen. Cuiiipriian lieiizriia i!:i.r 'l'oluena, (a) diagram imbar, (b) diagram isotermal (Miller,,il97S: 3g)
.t!:,

l2

''.1: I 1

til#

'"' :

25 Penylnpengrndart

Keedaanldeal

contoh yang ogunakan dalam pemtahasan pda bab ini dipilih karcna masingmasing menggambarkan kcadaan ideal yang sepcnuhnya nrengikuti hukum-hutum yang

telah kita bahas. Namun, pada kenyataannya hanya sedikit dari campulan ya,,g
merupakan keadaan tdeal,'

Raoutr Beberapa sistem'ihmpuran yang fre--ni,impang dari hukum Raoult ditunjukkan pada Gambar 2.4, 2.5, dan 2.6. Garis putus-putus pada Gambar
mengga

2.4:]5J.6

tidak diikuti oleh zat-zat yang ada'


terhadap hukum Raoult karena adanya interaksi antar molekul maupun

an antara
ter.ladi Uita

fri['ti-aat

dapat diduga secara kuantitaiif. Penyimpangan positif

gayiTrik

antara A dan B (misalnya antara aseton dan karbon disulfida) lebih

icrlair diLarrdirrgiran arrurai;i anrara A-A riarr B-8, rcdarrgian iaiaarr yarr6 rci:aiii.r,ya, ,:L^-I:--L^.i eniai'a A-- - dan B-B- akan ::1.^ iir-= -^..^ uiii;iiriin ^-r^-^ 6 D t^L:L t...^. -3Y= r^{1.
menghasittan rieviasi negatif. Dtagram t-asa komposisi-suhu untuk iarutan tidak itieai

menunlurkan adanya makislmum atau mrilmum (uamDaf 1.4

offt z)),

yang

:::e::;;a:i:-rai.1:s;, l+*',i-":si:i ;*-;':iis-:b=t- i.e.:a+P niEi'J3ir:.-;:ini: iz:-i':isp. L'1a;;'a tt:ik

I-.,-:l:I-=--r..-.trurrii,d*d
d/,riUrrr,

r.t.-.r.;1"-" !(rrr.i -.-.-!... tralalrr a^irrd.

{=.-:rn-: n:la urr ulnrlt&rr.

laruia. azeoiic,!: dididihka;,

'.;ap;;;r;

pemisahan. Diagram yang sama juga terjadi pada kesetimbangan cairan-padatan.

#--

in,:iniiiil l-.:'n:.,:lirasi yaiits ii.iinij:+pcf.i pa'-ia':-iioi;ri;'a:jlii iilj;l il'ij'jdi I'iJit':

-c-.*u

cairan. Dalam kasus campuran naftalena dan kamfor tidak dapat te$entuk sistem larutan
padatan yang menyatu. Campuran yang demikian ini disebut campuran eutectic. Terdapat

tiga fasa dalam

kesetiqlqgglgrda titik ini yaitu

padatan kamfor, paditan

llftalena dan

lirutancair yangtersusundart42%molnaftalena'Makaharga
Jika
komposisi c

I =4 -3=l'Variabel
ini akan mulai

vang harus spesifik adalah tekanan yang dibuat tetap pada kasus ini.

oaria ,-r2.lr"C dan sisrem akan menqanriuns nadatan kamtbr dan c2'itln cutectic- Kamibr

fian

meleleh oada oemanasan setaniutnva. Mekanisme

ini

banvak disunakan untuk '.

pemumian

uiuu **

Satu hubungan akhir antara cairan dan uapnya juga harus diperhitungkan. Jika

suatu liuutan tidak ideal .mempunyai konsentrasi cukuP encerr


menghasilkan garis

nrrbr"*.-iG'
;"'' ": i i: -"

lurus

hanya ada pada rentang pendek dari komposisi seperti yang


'- '-"'i''r:' -__ '---__o___

*4,r'. . -.:;.-.-

menurut persamaan.
-4

&.. s'
3i,,6.-.

dimana & adalah konstanta yang proporsional (mirip dengan Ifuls.im Ilc::;-;;iici-Joakan

plo pada hukum Raoult).

r.-*-n

ii,ridl, zai teil;uiii

fraki

molnya lebih kecil daripada pelarut. K@nyakanlgutan encer akan rrcngikuti

hukum Henry pada rentang yang terbatas. Penggunaan secara luas dari persamaan Henry
adalah untuk larutan encer gas dalam suatu cairan.

Temperatur 35,2"C

Tekanan

(ton)

Gambar 2.4 Diagram Fasa untuk Sistem Dua Komponen Aseton-CS2


TempeFaw. ee,S
o

[Eorl

Gambar

23

Diagram Fasa untuk Sistem Dua Komponen Aseton-Klordlorm

(Miller, 1975:40)

!5

rr, r;:

r.l

.,.-,-:*r.',Ir".l:.-,,.1.,

.-

1i

ttt
r:i.

rri
o

ril llt
GO

!
E

a F

8_

a5

3t3
20

Naftalm

tD

atlklit .o --36---19*
Froksimd naftalm

Dadatpadat

Gambar 2'6 Diagram Fasa untuk sisiem Dur Kompo,en Nartarena-Kamior

(Miller, t9?5:41) Jika hukum-hukum untuk Iarutan ideai seperti hukum R.aoult <ian iienry
digunakan untuk raruran yang tidak iaeat,

matfu. 1
schingga

pada hukum Raoult harus ditambahkan koefisien akrivitas,


rumusnya menjadi:

Kocfisien Err!r'aKr'rvrlas aktiviras 7didefi nisikan sebagai perbandingan fugasitas,f, /otoelrrusrkan itas,f, terhadap tekanan: tekananr

/aPo= le XoPeo (. ...,........ 5 Lj r=.f/p"

(z.zl)
(2.22)
i

--:--

.........................

F"g-urir"r

dulrh

frr
t"k"n.n yung
t

tekanan parsial efektif. p"du


-

gas idCal. . cqhingql -w.

f - .a. -Aen .w-

"ukop

r.nd

s akan

bersifat sebagai

Koefisien aldvitas juga digunakan datam larutan bedasa. carr yang drnyatakan
scbagai:

/y'="
dimana:

7,

,'!$

larutan encer a sama dengdn c sehingga

TberhargaI

&i4"

f.' ffi',
aa,

l!i!"'

2.6 Rangkuman
Dalam bab ini diielaskan hrrtrnngan antnra ten!!odi!!an!-ks kJasik dengsn mcbdc

pcmisahan yang dikrasifikasikan sebagai

r'tode

kesctimbangan. sccara umum

kesetimbangan didefinisikan sebagai kondisi yang ada, bira sifa-sirat_nrkoskopis dari

sistem tidak berubah dengan waktu, Misarnya, dalam proses ckstrrr.


kesetimbanga'rr. terah tercapai-oi1a pengocokan _

cair-cair

tebih lanjut dari corong pemisah tidak

ektraksi. waraupun tidak ada penambahan hasil ekstraksi, sifat kesetimbangan yang terjadi adalah dinamis, dimana zat i_rlarut secara terus menerus berpindah dari satu fasa ke fasa yang lainnya, dan raju perubahan pada kedua arah adarah sama. pada keadaan ini secara tennodinamika pada ?. dan p tetap, tidak ada perubahan energi bebas sistem, atau (AG)p.r = O. Persamaan yang menggambarkan hut*.rng1!.r antara sifar. dasry ter:nedlng::ik:
yaitu energi bebas dengan suatu besaran yang menggambarkan keadaan setimbang
sistem' yaitu koefisien partisi, Kr. persamaan itu dituriskan sebagai

menghasilkan penambahan hasir

ad

= - Rr rn Kp. Di

samping
sebagai:

itu

digunakarr

juga

persarliaari Clausius_Clapeyron, yang ciapat diruiiskan

d(lnP)
at
Persamaan

A,H

-_, fi)'

sangat berguna untuk rncmperajari kesetimbangan sistem cair-uap, misalnya pada destilasi dan komatografi gas cair.
Perubahan-perubahan fasa yang dapat digunakan sebagai dasar pemisahan antara lain dalam proses destirasi (fasa cair-uap), pengendapan (fasa cair-padat). Hukum yang

ini

dipergunakan dalam pembahasan perubahan fasa disebut hukum fasa Gibbs, g = c4*2, dengan g adalah jumlah derajar kebebasan, c merupakan junrrah komponen, dan D adalah

jumlah arau banyaknya fasa. Dari hukum

ini

akan dapat dicari variaber-variabel

eksperimen apa yang harus ditetapkan untuk menggambarkan posisi suatu zat dalam diagram fasa. sarah satu diagran fasa yang ba*yak digu'rak* dzhr:: d-::t!!r:! =r+s.-: adalah diagrann fasa untuk carnpu:an biner, Clnpr:r: b!:er i:1: b!l: ::b:;r:

b::l:h!::l

tak ideal antara lain adarah rarutan yang dapat mencapai kcadaan szootroF yang komposieinya disebut komposisi az.eorrop. campuran azeotrop ini

larutan ideal, maka akan berlaku hukum Raourt, dan bita kondisinya tidak- ideal diperlukan faktor koreksi terhadap penggunaan hukum Raoult. r:rutanrarutan

bira dididihkan maka uapnya nkan

mempunyar xonsentra-sr yang sama c,engan calrannya, dan tak akan terJadl pemrsahan,
Perlu cara-cara khusus untuk

prlakuan campuran azeotrop.

-,tr..

r:,r*

2.7

l.
2.

$stoallatthrn Scri contoh pmscs pemiiuhan yang mcrdasa*an atas prcses


Jelaskanjawaban anda!

kesctimbangan.

Apa arti rumusan (tC)p


kesetimbangan?

.=

0, dan

bagaimana hubungannya dengan proses

3'
I

Diketahui persamaan perubahan energi bebas standar


Menggambarkan hubungan apa persamaan di atas?

Ad = - RT rn Kn.

h,

4. 5.

Turunkan persamaan clausius-ctapeyron, dan apa fungsinya dalam proses


pemisahan?

Diketahui titik didih normal dari n-dekana l74oc. Berapakah titik didihnya

jika dilakukan dengan destrlasi vakum pala tekanan

15 torr? Apa keuntungan

pnggurraan destiiasi vakum irri, berdzaarkan hasii perhituriga[ tersebut?

6. Kesetimbangan
7. 8.

apa yang terlibat dalam proses pengendapan.

Rumuskan

tetapan kesetimbangannya.

Tuliskan pernyataan hukum fasa Gibbs, serta masing-masing notasi.


Pe;hetiltn:: diag:r;a fasa air pada Gambar 2.2" Hitung dengaa menggr:nakan

hukum fasa Gibbs' parameter-parameter eksperimen apa yang harus pasti


untuk menggambarkan posisi titik A dan titik B.

9. Perhatikan

diagram fasa pada gambar 2.4 dan 2.5. Bagaimana kira-kira cara

memperoleh kurva seperti gambar tersebut?


10. Pada diagram fasa gambar

2.6, apa yang dimaksud titik eutektik. Sarankan

suatu cara untuk pemisahan campuran naftalena dan camphor


komposisi eutektik.

jika

pada

}l

l8

'1!

Anda mungkin juga menyukai