Anda di halaman 1dari 14

Ringkasan Materi Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Landasan, Prinsip, dan Evaluasi Kurikulum


Kegiatan Belajar 2 : Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Prof. Soenarto Msc, PhD

Disusun Oleh: Saras Mareta Ratri Isnan Muladi Saiful Habib Yosafat Yudha Krisnanda Kelas F (11520241040) (11520241049) (11520241053) (11520244005)

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Jurusan Pendidikan Tenik Elektronika

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2013

A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 1. Uraian Materi 2 Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Kurikulum disusun oleh para ahii pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. a. Prinsip-prinsip umum Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum: 1) Prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. - Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. - Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian ataukonsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian 2) Prinsip fleksibilitas kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. 3) Prinsip kontinuitas yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. 4) Prinsip praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. 5) Prinsip efektivitas, Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu: tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian.

b. Prinsip-prinsip khusus Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsipprinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, danpenilaian. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan Khusus). Perumusan tujuan pendidiKan bersumber pada: Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumendokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi

pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan; Survai mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka; Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa; Survai tentang manpower; Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama; Penelitian.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belaja dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar; lsi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan; Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi beiajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Apakah metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran? Apakah metodeiteknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa? Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan bertingkattingkat? Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test? Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif? Berapa banyak butir test perlu disusun? Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid? Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan halhal sebagai berikut: Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test? Apakah digunakan formula quessing? Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak? Skor standar apa yang digunakan? Untuk apakah hasil-hasil test digunakan? yang

c. Pengembang kurikulum Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilrnu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang secara terusmenerus turut terlibat dalarn pengembangan kurikulum adalah: administrator, guru, dan orang tua. Peranan para administrator pendidikan Para administrator pendidikan ini terdiri atas: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum aclalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum. Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum course yang dituntut. Peranan para ahli Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu. Peranan guru Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Peranan orang tua murid Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum. Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum. Perguruan tinggi Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta

penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Masyarakat Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di masyarakat. d. Artikulasi dan hambatan pengembangan kurikulum Artikulasi dalam pendidikan berarti "kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar". Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit. e. Model-model pengembangan kurikulum Sekurang-kurangnya dikenal delapan model pengembangan kurikulum, yaitu: fhe dministrative (line staff) model, the grass roofs model, Beauchamp's sysfem, the demonstration model, Taba's inverted model, Roger's interpersonal relations model, the systematic action research model dan emerging technical model. The administrative model Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi nama model administratif atau line staff karena inisiatif dan gagasan pegembangan datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. The grass roots model Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. lnisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah

Beauchamps system Model pengembangan kurikulum ini, dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima hal di dalam pengembangan suatu kurikulum. Pertama, menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut Kedua, menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ketiga, organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Keempat, implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat. terakhir adalah evaluasi kurikulum. Langkah ini minimal mencakup empat hal, yaitu: (1) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, (2) evaluasi desain kurikulum, (3) evaluasi hasil belajar siswa, (4) evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum

The demonstration model Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah. Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikuium. Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu komponen kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen kurikulum Menurut Smith, Stanley, dan Shores ada dua variasi model demonstrasi ini. Pertama, sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah ditunjuk untuk melaksanakan suatu percobaan tentang pengembangan kurikulum

Bentuk yang kedua, kurang bersifat formal. Beberapa orang guru yang merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada, mencoba mengadakan penelitian dan pengembangan sendiri.

Tabas inverted model Ada lima langkah pengembangan kurikulum model Taba ini: Pertama, mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru. Di dalam unit eksperimen ini diadakan studi yang saksama tentang hubungan antara teori dengan praktik. Langkah kedua, menguji unit eksperimen. Meskipun unit eksperimen ini telah diuji dalam pelaksanaan di kelas eksperimen, tetapi masih harus diuji di kelas-kelas atau tempat lain untuk mengetahui validitas dan kepraktisannya, serta menghimpun data bagi penyempurnaan. Langkah ketiga, mengadakan revisi dan konsolidasi. Dari langkah pengujian diperoleh beberapa data, data tersebut digunakan untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan. Langkah keempat, pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum. Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu masih harus dikaji oleh para ahli kurikulum dan para profesional kurikulum lainnya Langkah kelima, implementasi dan diseminasi, yaitu menerapkan kurikulum baru ini pada daerah atau sekolah-sekolah yang lebih luas.

Rogers interpersonal relations model Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming, developing, changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut. Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers. Pertama, pemilihan target dari sistem pendidikan. Di dalam penentuan target ini satusatunya kriteria yang menjadi pegangan adalah adanya kesediaan dari pejabat pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan kelompok yang intensif. Langkah kedua dalam pengembangan kurikulum model Rogers adalah partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif. Sama seperti

yang dilakukan para pejabat pendidikan, guru juga turut serta dalam kegiatan kelompok. Langkah ketiga, pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran. Langkah keempat, partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok Kegiatan ini dapat dikoordinasi oleh BP3 masing-masing sekolah. The systematic action-research model Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian orang tua, siswa guru, struktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Kurikulum dikembangkan dalam konteks harapan warga masyarakat, para orang tua, tokoh masyarakat, pengusaha, siswa, guru, dan lain-lain, mempunyai pandangan tentang bagaimana pendidikan, bagaimana anak belajar, dan bagaimana peranan kurikulum dalam pendidikan dan pengajaran. Emerging technical models Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model-model kurikulum. Tumbuh kecenderungan-kecenderungan baru yang didasarkan atas hal itu, di antaranya: The Behavioral Analysis Model, menekankan penguasaan perilaku atau kemampuan. Suatu perilaku/kemampuan yang kompleks diuraikan menjadi perilakuperilaku yang sederhana yang tersusun secara hierarkis. the Sysfem Analysis Model berasal dari gerakan efisiensi bisnis. The ComputerBased Model, suatu model pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan computer.

TES FORMATIF
Tes Formatif 1 Soal: 1. Jelaskan tentang landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum. 2. Jelaskan tentan landasan psikologis dalam pengembangan kuikulum. 3. Jelaskan tentang landasan perkembangan sosial budaya dalam pengembangan kurikulum. 4. Jelaskan tentang landasan perkembangan IPTEK dalam pengembangan kurikulum. Jawab: 1. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum berguna sebagai dasar untuk merumuskan interaksi antara pendidik dan terdidik, seperti : apakah yang menjadi tujuan pendidikan, siapa yang berperan sebagai pendidik dan siapa yang berberan sebagai terdidik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses interaksi pendidikan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab dengan jawaban yang mendasar (essensial) yaitu jawaban-jawaban secara filosofis. 2. Landasan psikologis berguna untuk melihat kondisi psikologis para peserta didik. Peserta didik merupakan individu memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh banyak faktor dalam tahap perkembangannya. landasan psikologis diperlukan dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian. 3. Kurikulum merupakan rancangan yang digunakan dalam sistem pendidikan. Pendidikan bertujuan menciptakan generasi muda untuk terjun ke dunia masyarakat. Dengan digunakannya landasan perkembangan sosial-budaya dalam pengembangan kurikulum, diharapkan pendidikan bukan memunculkan manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakat. 4. Kurikulum sebagai acuan pendidikan harus fleksibel terhadap pekembangan zaman, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan IPTEK mempengaruhi pengembangan kurikulum baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung perkembangan IPTEK berpengaruh pada isi atau materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. Sedangkan secara tidak langsung, perkembangan IPTEK menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat

memunculkan masalah-masalah baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan, sedangkan pengetahuan sendiri diperoleh dari proses pendidikan.

Tes Formatif 2 Soal : 1. Jelaskan tentang: beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum. 2. Jelaskan tentang siapa saja yang bertanggung jawab dalam pengembangan kurikulum. 3. Jelaskan tentang model-model pengembangan kurikulum. 4. Jelaskan tentang hambatan-hambatan yang ditemui dalam pengembangan kurikulum

Jawab : 1. Prinsip dalam pengembangan kurikulum : a. Prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Sedangkan relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponenkomponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. b. Prisnip fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. c. Prinsip kontinuitas atau kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. d. Prinsip praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. e. Prinsip efektivitas, Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. 2. Yang bertanggungjawab terhadap perkembangan kurikulum : a. administrator pendidikan, b. ahli pendidikan, c. ahli kurikulum, d. ahli bidang ilrnu pengetahuan, e. guru-guru, dan orang tua murid f. tokoh-tokoh masyarakat. 3. Model-model pengembangan kurikulum:

a. The administrative model Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi nama model administratif atau line staff karena inisiatif dan gagasan pegembangan datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. b. The grass roots model Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. lnisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah c. Beauchamps system Model pengembangan kurikulum ini, dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima hal di dalam pengembangan suatu kurikulum. d. The demonstration model Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah. Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikuium. e. Tabas inverted model Ada lima langkah pengembangan kurikulum model Taba ini: Pertama, mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru. Langkah kedua, menguji unit eksperimen. Langkah ketiga, mengadakan revisi dan konsolidasi. Langkah keempat, pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum. Langkah kelima, implementasi dan diseminasi. f. Rogers interpersonal relations model Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming, developing, changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut. g. The systematic action-research model Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. h. Emerging technical models

Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model-model kurikulum. 4. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam pengembangan kurikulum a. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama kurang waktu. b. Kedua kekurangsesuaian pendapat Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

Tes Formatif 3 Soal : 1. Jelaskan tentang: penilaian kurikulum. 2. Jelaskan tentang evaluasi kurikulum. 3. Sebutkan dan jelaskan masing-masing model-model evaluasi kurikulum.

Jawab : 1. Penilaian kurikulum adalah suatu proses mempertimbangkan kualitas dan efektivitas program kurikulum. Penilaian kurikulum dilakukan terhadap pelaksanaan kurikulum (unsur tertentu atau keseluruhan). 2. Evaluasi kurikulum merupakan penentu kebijaksanaan pendidikan maupun pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasilnya dapat digunakan pada pengembangan kurikulum itu sendiri. Pada tingkat yang sangat informal evaluasi kurikulum berbentuk perkiraan, dugaan atau pendapat tentang perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh program sekolah. Pada tingkat yang lebih formal evaluasi kurikulum meliputi pengumpulan dan pencatatan data, sedangkan pada tingkat yang sangat formal berbentuk pengukuran berbagai bentuk kemajuan ke arah tujuan yang telah ditentukan. 3. Model evaluasi kurikulum a. Evaluasi model penelitian, Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan metode fes psikologis serta eksperimen lapangan. b. Evaluasi model obyektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum dan kurikulum tidak dibandingkan dengan

kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat objektif (tujuan khusus).

c. Model campuran multivariasi, yaitu strategl evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Strategi ini memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dali masing-masing kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai